You are on page 1of 19

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan teori kemungkinan dan uji X2 dengan tingkat kepercayaan

tertentu akan diperagakan secara sederhana dengan melihat pelemparan uang

logam, dengan harapan praktikan dapat berlatih mengunakannya kembali untuk

hasil persilangan yang sesunguhnya dalam praktikum ini. Pertanian di Indonesia

masih berusaha untuk mengoptimalkan produktivitas dari segala jenis tanaman

yang dibudidayakan. Tanaman budidaya itu akan dipelihara mulai dari hari setelah

tanam hingga pasca panen. Perlakuan tersebut menunjukkan upaya untuk

mendapatkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Tanaman dapat dihasilkan dalam kondisi yang baik jika induknya pun

memiliki sifat yang baik. Individu yang dihasilkan oleh induknya merupakan hasil

dari perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina, yang dapat dilihat dalam

wujud fenotip. Keturunan hasil dari suatu perkawinan tidak bisa dipastikan begitu

saja, melainkan hanya bisa diduga berdasarkan kemungkinan yang ada.

Teori kemungkinan sangatlah penting dalam mempelajari ilmu genetika. Chi

square dimanfaatkan untuk menghilangkan keraguan terhadap hasil percobaan

persilangan apakah kebetulan atau adanya pengaruh dari faktor-faktor lain.

Praktikum teori kemungkinan ini dilakukan agar dapat berlatih menggunakan uji

X2 dan dapat mengaplikasikannya pada hasil persilangan yang sesungguhnya.


B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan berlatih menggunakan uji X2

dan dapat menggunakannya kembali untuk persilangan yang sesungguhnya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah dari tiap-

tiap persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori 9n memungkinkan kita

untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan

tersebut (Crowder, 1986). Kemungkinan peristiwa yang diharapkan ialah

perbandingan antar peristiwa yang diharapkan itu dengan segala peristiwa yang

mungkin terjadi terhadapsuatu objek. Dalam bahasa inggris memungkinkan ialah

probability (Yatim, 2003).

Sifat kejadian yang diamati ialah lemparan jika objek yang diamati adalah

uang logam Rp 100, peristiwanya uang logam Rp 100 itu akan terlentang atau

telungkup dilantai setelah dilemparkan, jumlah yang diamati ada dua yaitu

telentang atau telungkup. Diibaratkan uang Rp 100 yang sisinya bergambar

burung ialah jantan dan yang sisinya berupa angka ialah betina, jika kita

mengharapkan sekali lentingan muncul gambar burung (jantan) maka nilai

kemungkinannya adalah sama. Hal ini dijelaskan bahwa setiap dua kali

pelemparan dua kali pelemparan kesempatan untuk muncul burung (jantan) ialah

sekali. Tapi tidak akan selalu terjadi dalam sekali lentingan akan muncul gambar

burung (jantan) dan sekali lentingan pula muncul gambar (betina). Probabilitas

atau istilah lainnya kemungkinan, kebolehjadian, peluang dan sebagainya

umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dipastikan. Juga

digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui akan

kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Teori


kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Kemungkinan atas

terjadinya suatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara suatu

yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya (Suryo, 1984).

Uji X2 melibatkan penentuan dan nisbah yang diramalkan dan memastikan

berapa dekat data itu cocok dengan nisbah. Uji X2 dibuat dengan memastikan

probabilitas bahwa penyimpangan nisbah yang diamati dari nisbah yang

diramalkan disebabkan oleh kebetulan dan tidak ada faktor lain seperti kondisi

percobaan, pencuplikan yang terbias atau bahkan hipotesis yang salah

(Soenartono, 1988).

Uji Chi square umumnya dikenal sebagai pengujian terhadap keterkaitan

antara dua variabel hasil perhitungan, sehingga dasar pengujian yang digunakan

yaitu selisih dari nilai observasi dengan nilai harapan. Uji Chi square juga sebagai

pengujian untuk melihat hubungan antara dua variabel kualitatif. Ada banyak jenis

Chi square, dari masing-masing pengujian tersebut didasarkan pada asumsi-

asumsi tertentu yang harus dipenuhi oleh data yang akan diujikan. Uji Chi square

berfungsi untuk menguji hubungan atau pengaruh antara dua variabel nominal dan

mengukur hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal yang

lainnya. Karakteristik dari uji Chi square diantaranya adalah (Wijayanto, 2009) :

1. Nilai Chi square selalu positif

2. Ada beberapa distribusi Chi square, yaitu distribusi Chi square dengan DK =

1, 2, 3, dst.

3. Bentuk distribusi Chi square adalah menjulur positif.


Metode Chi square adalah suatu metode yang dapat kita gunakan untuk

membandingkan data percobaan yang kita peroleh dari hasil persilangan yang

diharapkan berdasarkan hipotesis yang teoritis, dengan begitu kita dapat

menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis tersebut. Metode

Chi square bertujuan untuk membuat batasan kemungkinan dan menghitung

terjadinya suatu peristiwa. Chi square juga bertujuan untuk mempelajari metode

kombinasi kemungkinan, menjelaskan penggunaan fungsi binomial dan juga

aplikasinya. Metode Chi square menjelaskan dasar-dasar untuk menerima atau

menolak suatu hipotesis, dan penggunaan Chi square ditujukan untuk menguji

homogenitas (Wijayanto, 2009).

Teori kemungkinan ikut berperan penting dalam ilmu genetika, misalnya

mengenai pemindahan gen-gen dari induk/orang tua/parental ke gamet-gamet,

pembuahan sel telur oleh spermatozoon, bekumpulnya kembali gen-gen di dalam

zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi. Untuk mengevaluasi

suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi

dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dan ketidaksaman demikian

yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan

jumlah peubah (derajad bebas). Uji ini dikennal sebagai uji X2 (Chi square Test)

Metode ci square adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan

data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang

diharpkan berdasarjab hipotesis secara teoritis. Seorang ahli genetika dapat

menentukan satu nilai kemugkinan untuk menguji hipotesis itu dengan cara ini

(Crowder, 1986).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu yang digunakan pada praktikum teori kemungkinan yaitu pada hari

Kamis, 22 November 2018, pukul 15.45 WIB. Tempat yang digunakan pada

praktikum teori kemungkinan yaitu di Laboratorium Pemuliaan Tanaman,

Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum teori kemungkinan adalah mata uang

logam dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan adalah uang logam,

kalkulator, dan alat tulis.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu :

1. Satu keping mata uang logam dilempar keatas, lalu dicatat hasilnya (angka

atau gambar). Pelemparan dilakukan 50x dan 100x. Hasilnya dianalisis

dengan uji X2.

2. Hal yang sama dilakukan untuk kasus 2 keping uang logam yang dilempar

sekaligus serta kasus 3 keping uang logam yang dilempar sekaligus.

3. Semua data dicatat pada lembar pengamatan yang disediakan pada saat

pelaksanaan praktikum, sedangkan hasil analisis dapat ditulis pada lembar

yang tersedia dalam diktat.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Uji X2 pelemparan 1 koin 50x


Karakter yang diamati Σ
A G
O 19 31 50
E 25 25 50
(|O − E| − ½)2 30,25 30,25 60,5
(|O − E|½)2 1,21 1,21 2,42
E
X2 hitung 1,21 1,21 2,42
2
X tabel = 3,84

Kesimpulan : X2 hitung (2, 42) < X2 tabel (3,84), sehingga Ho diterima dan H1

ditolak sehimgga hasil signifikan dan sesuai dengan perbandingan

1 : 1.

Tabel 2. Uji pelemparan satu koin sebanyak 100 kali


Karakteristik
Jumlah
A G
O 49 51 100
E 50 50 100
(|O − E| − ½)2 0,25 0,25 0,5
1
(|O – E| − 2)² 0,005 0,005 0,01
𝐸
X² 0,005 0,005 1,01
X² tabel = 3,84

Kesimpulan : X² hitung (0,01) < X² tabel (3,84) H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga hasil signifikan dan sesuai dengan perbandingan 1 : 1.


Tabel 3. Uji X2 pelemparan dua koin sebanyak 100 kali
Karakter yang diamati
Jumlah
AA AG GG
Obersevasi (O) 10 30 10 50
Harapan (E) 10 30 10 50
(|O – E|)² 0 0 0 0
(|O – E|)² 0 0 0 0
𝐸
X2 0 0 0 0
X²tabel = 3,84
Kesimpulan = x2 hitung ( 0 ) < x2 tabel ( 3, 84 ) Ho diterima dan Hi ditolak

sehingga hasil signifikan dan sesuai dengan perbandingan 1 : 3 :

1.

Tabel 4. Uji X2 pelemparan dua koin sebanyak 100 kali


Karakter yang diamati
Jumlah
AA AG GG
Obersevas (O) 20 59 21 100
Harapan (E) 25 50 25 100
(|O – E|)² 25 81 16 122
(|O – E|)² 1 1,62 0,64 3,26
𝐸
X2 1 1,62 0,64 3,26
X²tabel = 5,99

Kesimpulan = X² hitung (3,26) < X² tabel (5,99) H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga hasil signifikan dan sesuai dengan perbandingan 1:1.

Tabel 5. Pelemparan 3 keping mata uang logam 50x


Karakteristik
Jumlah
AAA AAG AGG GGG
Observasi (O) 8 15 20 7 50
Harapan (E) 6,25 18,5 18,75 6,25 50
(│O − E│)2 3,0625 14,0625 1,5625 0,5625 19,25
2
(│O − E│)
0,49 0,75 0,083 0,9 1,413
𝐸
X2 0,49 0,75 0,083 0,9 1,413
2
X tabel = 7,811
Kesimpulan = X2 hitung (1,413) < X2 tabel ( 7,81), artinya H0 diterima dan H1

ditolak sehingga hasil signifikan dan sesuai dengan perbandingan

1 : 3 : 3 : 1.

Tabel 6. Pelemparan 3 keping mata uang logam 100x


Karakteristik
Jumlah
AAA AAG AGG GGG
Observasi (O) 13 36 37 14 100
Harapan (E) 12,5 37,5 37,5 12,5 100
(│O − E│)2 0,25 2,25 0,25 2,25 5
2
(│O − E│)
0,02 0,06 0,0067 0,18 0,266
𝐸
X2 0,02 0,06 0,0067 0,18 0,266
2
X tabel = 7,811

Kesimpulan = X2 hitung (0,266) < X2 tabel ( 7,81), artinya H0 diterima dan H1

ditolak sehingga hasil signifikan dan sesuai dengan perbandingan

1 : 3 : 3 : 1.

B. Pembahasan

Teori kemungkinan adalah teori yang memprediksikan atau meramalkan

suatu kejadian yang akan terjadi terkait suatu aktivitas yang akan dilakukan atau

dikerjakan. Menurut Campbell (2008), probabilitas atau peluang merupakan

perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan atau perlakuan yang

diberikan. Probabilitas diartikan sebagai suatu nilai yang dipergunakan untuk

mengukur tingkat peluang terjadinya kejadian yang random. Peluang dapat

dibedakan menjadi dua yaitu peluang tunggal dan peluang bersyarat. Peluang

tunggal adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian secara independen,

sedangkan peluang bersyarat adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian jika

kejadian lain terjadi (Parsa, 2013).


Teori kemungkinan atau peluang atau probabilitas, umumnya digunakan

untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Teori kemungkinan

juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui

kebenarannya, dan diduga berdasarkan prinsip teori kemungkinan yang ada.

Sehubungan dengan itu, teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari

ilmu genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan adalah sama

dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan tersebut terhadap

keseluruhannya (Suryo, 1984).

Metode Chi square merupakan salah satu jenis uji komparatif non

parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana skala data kedua variabel

adalah nominal. Nilai Chi square selalu positif, ada beberapa distribusi Chi

square yaitu distribusi Chi square dengan DK = 1, 2, 3, dst. Bentuk distribusi Chi

square yaitu menjulur positif. Uji Chi square digunakan pada teori kemungkinan

karena menghasilkan kesimpulan dari hipotesis yang lebih valid, terutama untuk

data dengan unsur yang lebih banyak (Santoso, 2003).

Metode Chi square adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan

data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang

diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Seorang ahli genetika dapat

menentukan satu nilai kemugkinan untuk menguji hipotesis itu dengan cara ini.

Uji Chi-Square digunakan untuk menentukan karakter karena individu yang

terbentuk melalui persilangan yang dapat dilihat dari fenotipnya pada dasarnya

merupakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pertemuan gamet jantan


dan betina sehingga keturunan dari suatu persilangan dapat diduga berdasarkan

peluang yang ada (Santoso, 2010).

Metode selain Chi square, kita dapat menggunakan metode liliefors.

Liliefors digunakan untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi

normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian

normalitas tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris pakar statistik,

data yang lebih dari 30 angka (n > 30), maka dapat diasumsikan berdistribusi

normal. Uji statistik normalitas sebaiknya digunakan untuk mendapat kepastian

data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak (Pratama, 2013).

Dasar uji Chi square adalah membandingkan perbedaan frekuensi yang

diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika harga dari Chi square sama

atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu

(dari tabel X2). Uji Chi square dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya

hubungan antara dua variabel, homogenitas antarsub kelompok dan untuk bentuk

distribusi. Syarat dalam melakukan uji Chi square :

1. Sampel dipilih secara acak;

2. Semua pengamatan dilakukan dengan independen;

3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel-sel dengan

frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel;

4. Besar sampel sebaiknya > 40

(Firlana, 2017).

Penggunaan uji Chi square-kuadrat, disarankan :


a. Bila n > 40 gunakan X2 dengan koreksi kontinuitas a rumus untuk tabel

kontingensi 2x2.

b. Bila 20 ≤ n ≤ 40, uji Chi square-kuadrat dengan rumus Yate’s Correction

boleh digunakan bila semua frekuensi diharapkan = 5 atau lebih. Pakailah Uji

Fisher apabila frekuensi yang diharapkan < 5.

Syarat uji Chi square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari

5, maksiaml 20% dari jumlah sel. Uji alternatif akan dilakukan jika syarat tidak

terpenuhi. Uji alternatif yang digunakan yaitu uji Fisher, uji Kolmogorov-Smirnov

dan penggabungan sel (Dahlan, 2012).

Teori kemungkinan ikut berperan penting dalam ilmu genetika tumbuhan,

misalnya mengenai perbandingan gen-gen dari induk atau orang tua atau parental

ke dalam gamet-gamet. Pembuahan sel telur oleh spermatozoa dan gen-gen

didalam zigot berkumpul kembali sehingga dapat terjadi berbagai macam

kombinasi (Yatim, 2003).

Berhubung dengan itu perlu dikenal beberapa hokum probabilitas yang

diperlukan dalam ilmu genetika yaitu:

a. Peluang atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan

perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang

ada. Singkatnya: K(x) = Dengan K = peluang K(x) = beasrnya peluang

untuk mendapat (x) x = peristiwa yang diharapkan y = peristiwa yang tidak

diharapkan.
b. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri

sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk

masing-masing peristiwa itu. Singkatnya: K(x+y) = K(x) x K(y).

c. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah

sama dengan jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa

itu. Singkatnya: K(x atau y) = K(x) + K(y). jalan yang lebih mudah dapat

ditempuh untuk mencari peluang, yaitu dengan menggunakan rumus

binomium. (a + b)n, dengan a dan b = kejadian/ peristiwa terpisah n =

banyaknya percobaan rumus binomium hanya dapat digunakan untuk

menghitung peluang yang masih dalam rencana. Hasil yang tidak sesuai

dengan yang kita harapkan seringkali ada. (Suryo, 1984).

Teori peluang digunakan oleh para ahli genetika dalam menentukan suatu

nilai kemungkinan. Misalnya, pada pelemparan sekeping uang logam, seseorang

mengharapkan untuk mendapatkan gambar setengah kali dan huruf setengah kali.

Peluang bagi gambar dan huruf adalah setengah, namun jika uang tersebut dilempar

beberapa kali, misalnya 4 kali, maka kemungkinan kita mendapatkan gambar tiga

kali dan angka hanya sekali dapat terjadi. Teori peluang dalam bidang genetika

tumbuhan dapat digunakan untuk menentukan berapa peluang suatu tanaman dapat

menghasilkan keturunan yang memiliki sifat A, sifat B, atau sifat C. Sehingga

ilmuan dapat memperoleh verietas unggul atau memperoleh hasil tanaman sesuai

keinginan atau kebutuhan. Menurut Sobrizal dan Isma (2006) teori peluang dapat

digunakan dalam genetika tumbuhan untuk menentukan potensi hasil yang dapat
diperoleh apabila kita menyilangkan suatu tanaman yang memiliki satu atau lebih

sifat beda.

Hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

adanya keberhasilan dalam pengujian teori kemungkinan. Pengujian dilakukan

dengan pelemparan mata uang kemudian diuji menggunakan rumus Chi Square

atau uji x2. Hal ini menunjukan bahwa uji x2 memiliki peran atau fungsi untuk

menguji apakah rasio fenotipe hasil percobaan sesuai dengan rasio fenotipe

teoritis. Pelemparan dilakukan dengan homogen yang berfungsi memberikan

peluang yang sama terhadap angka maupun gambar dalam masing-masing

karakteristik yang diamati.

Hasil percobaan 1 , uji 1 keping koin yaitu perbandingan A : G = 1 : 1. Data

dari hasil pelemparan 50 kali berturut-turut adalah 19 dan 31. X2 tabel 3,84 dan X2

hitung diperoleh sebesar 2,42. Setelah dianalisis dengan Chi square X2 tabel > X2

hitung, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa percobaan signifikan atau sesuai

dengan teori perbandingan 1:1.

Hasil percobaan 2 , uji 1 keping koin yaitu perbandingan A : G = 1 : 1. Data

dari hasil pelemparan 100 kali berturut-turut adalah 49 dan 51. X2 tabel 5,99 dan

X2 hitung diperoleh sebesar 0,01. Setelah dianalisis dengan Chi square X2 tabel >

X2 hitung, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa percobaan signifikan atau

sesuai dengan teori perbandingan 1:1.

Hasil percobaan 3, dengan uji 2 keping koin yaitu perbandingan AA : AG :

GG = 1 : 2 : 1. Diperoleh data AA, AG, , dan GG dengan pelemparan 50 kali

berturut-turut adalah 10, 30, dan 10. Diketahui X2 tabel 5,99 dan X2 hitung 0.
Setelah dianalisis dengan Chi square X2 tabel > X2 hitung sehingga hasil yang

diperoleh ialah signifikan atau sesuai dengan teori perbandingan 1 : 3 : 1.

Hasil percobaan 4, dengan uji 2 keping koin yaitu perbandingan AA : AG :

GG = 1 : 2 : 1. Diperoleh data AA, AG, , dan GG dengan pelemparan 100 kali

berturut-turut adalah 20, 59, dan 21. Diketahui X2 tabel 5,99 dan X2 hitung 3,26.

Setelah dianalisis dengan Chi square X2 tabel > X2 hitung sehingga hasil yang

diperoleh ialah signifikan atau sesuai dengan teori perbandingan 1 : 2 : 1.

Hasil percobaan 5, dengan uji 3 keping koin dengan perbandingan 1 : 3 : 3 :

1. Diperoleh data AAA : AAG : AGG : GGG. Pelemparan dilakukan 50 kali

diperoleh data X2 tabel 7,81 dan X2 hitung 1,413 dengan karakteristik yang

didapat yaitu 8 AAA, 15 AGA, 20 AGG, dan 7 GGG. Setelah dianalisis dengan

uji Chi square X2 tabel > X2 hitung. Hasilnya yaitu signifikan (sesuai dengan

perbandingan).

Hasil percobaan 6, dengan uji 3 keping koin dengan perbandingan 1 : 3 : 3 :

1. Diperoleh data AAA : AAG : AGG : GGG. Dengan pelemparan 100 kali

diperoleh data X2 tabel 7,81 dan X2 hitung 0,2667 dengan karakteristik yang

didapat yaitu 13 AAA, 36 AGA, 37 AGG, dan 14 GGG. Setelah dianalisis

dengan uji Chi square X2 tabel > X2 hitung. Hasilnya yaitu signifikan (sesuai

dengan perbandingan).

Hasil pengujian tersebut seperti yang telah dijelaskan Supranto (2005) bahwa

nilai kemungkinan 5% merupakan garis batas antara menerima dan menolak

hipotesis yang ada. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan

dari nisbah harapan tidak nyata (tidak signifian). Data X2 hitung jika lebih kecil dari
X2 tabel (X2 tabel > X2 hitung) maka data diterima dan data pengamatan sesuai

dengan model atau teori (significant). Data ditolak apabila X2 tabel > X2 hitung dan

data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori.


V. SIMPULAN

Simpulan dari praktikum ini bahwa uji X2 dapat digunakan untuk

mengetahui suatu persilangan yang dilakukan apakah hasilnya signifikan dan

sesuai atau tidak dengan perbandingan Hukum Mendel, sehingga dapat diterapkan

pada persilangan yang sesungguhnya. Selain itu, hasil percobaan pelemparan satu

uang koin, dua uang koin, dan tiga uang koin pada pelemparan 50x atau 100x

adalah signifikan atau sesuai dengan perbandingan Mendel. Hal ini menunjukan

bahwa praktikan sudah mengetahui dan berlatih menggunakan uji Chi square

dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2008. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Crowder, LV.1986. Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia. UGM-Press,


Yogyakarta.

Dahlan, S. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Salemba


Medika, Jakarta.

Firlana, F. 2017. Analisa Mudah dengan PSPP. Guepedia, Bogor.

Parsa, I M. 2013. Kajian pendekatan teori probabilitas untuk pemetaan lahan


sawah berbasis perubahan penutup lahan citra landsat multi waktu
(studi kasus daerah tanggamus, lampung). Jurnal Penginderaan Jauh.
10 (2): 113-121.

Pratama, I. 2013. Uji Normalitas Menggunakan Metode Lilliefors. (on-line)


http://statistikapendidikan.com/wp-content/uploads/2013/10/Uji-
Normalitas-Data-Icksan-Pratama.pdf. Diakses tanggal 29 November
2018.

Santoso, S. 2003. SPSS Statistik Multivariat. PT. Elex Media Komputindo,


Jakarta.

Santoso, S. 2010. Statistik Nonparametrik. PT Flex Media Komputindo,Jakarta.

Sobrizal dan Isma. 2016. Peluang mutasi induksi pada upaya pemecahan
hambatan peningkatan produksi padi. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan
Radiasi. 1(2):50-65.

Soenartono. 1988. Genetika. Erlangga, Jakarta.

Supranto, J. 2005. Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga, Jakarta.

Suryo. 1984. Genetika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Suryo. 2001. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta.

Wijayanto, A. 2009. Uji Chi-Square. http://eprints.undip.ac.id/6796/1/CHI


SQUARE-KUADRAT.pdf. (on-line). 28 November 2014.

Yatim, W. 2003. Genetika. Tarsito, Bandung.


LAMPIRAN

Lampiran I Dokumentasi Kegiatan Acara II

Gambar 1. Tiga koin yang digunakan saat praktikum

Gambar 2. Pelemparan koin.

Gambar 3. Hasil pelemparan koin.

You might also like