You are on page 1of 3

DAMPAK PENURUNAN FUNGSI PENGELIHATAN

MOBILITAS TERHADAP LOW VISION

Low Vision menurut Badan Kesehatan Dunia adalah turunnya fungsi penglihatan
seseorang secara permanen dan tidak dapat diperbaiki dengan bantuan kacamata/ alat
bantu optik standar. Pasien dengan low vision mengalami penurunan penglihatan yang
bervariasi, mulai kurang dari 30% sampai hanya mampu melihat cahaya dan/atau
disertai dengan lapangan pandang yang sempit. Kondisi ini tidak menghalangi penderita
low vision untuk dapat beraktivitas, namun tentu saja diperlukan metode alat bantu
melihat yang tepat untuk memaksimalkan fungsi penglihatan yang masih bisa
dipertahankan.

Ciri-ciri penyandang Low Vision adalah :

 Pada bayi ditemukan tidak berespon terhadap cahaya, benda dengan kontras
rendah, tidak bereaksi bila diajak tersenyum
 Bola mata bergerak-gerak tidak teratur
 Memicingkan mata bila terkena sinar matahari
 Kadang-kadang menabrak benda / obyek yang ada didepannnya karena kontras
rendah
 Kesulitan mengidentifikasi wajah seseorang atau meniru gerakan orang lain
(senam)

Untuk mengatasi berbagai hambatan yang dialami pengidap Low Vision, perlu
dilakukan Assesmen Low Vision baik secara klinis maupun fungsional, yakni untuk :

 Menentukan penglihatan terbaik dengan kaca mata/kaca pembesar untuk jarak


dekat dan teleskop untuk jarak jauh atau dengan alat bantu eletronik
 Menentukan alat bantu non optik yang dibutuhkan seperti pencahayaan, kepekaan
kontras dan posisi melihat
 Menentukan media belajar yang dibutuhkan seperti huruf teks yang diperbesar,
Braille atau kombinasi
 Latihan penggunaan alat bantu penglihatan
 Latihan penglihatan efektif pada bayi, pra sekolah dan usia sekolah.
 Evaluasi latihan dan follow up secara berkala
Gejala Klinis

Gangguan Low Vision umumnya berpotensi mengganggu aktifitas sehar-hari


penderitanya. Beberapa tanda yang dapat dijumpai antara lain penderita mengalami
kesulitan dalam melakukan aktifitas semisal membaca,menulis,berbelanja,menonton
televise,mengemudikan kendaraan dan mengenali wajah orang lain.

Keluhan-keluhan pada penderita Low Vision ini umumnya disebabkan oleh adanya
gangguan-gangguan berikut;

a. Gangguan pengelihatan jarak jauh


b. Gangguan pengelihatan jarak dekat
c. Gangguan pengelihatan jarak jauh dan dekat sekaligus
d. Night blindness
e. Lapang pandang terbatas

Penyebab Low Vision


Low Vision dapat diakibatkan oleh berbagai kelainan yang mempengaruhi mata dan
sistim penglihatan. Cacat bawaan, kecelakaan, penyakit tertentu, atau ketuaan,semuanya
dapat mengakibatkan cacat penglihatan.
Penyebab yang lebih umum adalah kerusakan pada retina, yaitu jaringan peka cahaya
dibelakang mata. Namun, kerusakan penglihatan dapat juga disebabkan oleh situasi-
situasi seperti :
 Katarak
 Degenerasi Makula
 Retinopati Diabetika
 Glaukoma
 Luka pada kornea
 Terlepasnya retina

Kelainan-kelainan lain dapat juga menyebabkan Low Vision. Hal ini meliputi
RETROLENTAL FIBROPLASIA (kelainan pada retina yang dapat terjadi pada
bayi-bayi yang lahir prematur akibat tingginya kadar oksigen di inkubator), stroke,
degenerasi saraf seperti Multipel Sklerosis, luka pada mata atau otak, dan kelainan-
kelainan yang diturunkan seperti Retinitis Pigmentosa (kerusakan retina yang
menyebabkan hilangnya penglihatan tepi secara progresif atau terus-menerus).
Dampak Low Vision

Dampak yang di timbulkan low vision yaitu;

 Kegiatan keseharian terganggu karena visus tajam pengelihatan kurang


dari 6/18 atau lapang pandang 10 derajat dan tidak lebih dari 20 derajat
sehingga pengelihatan terbatas
 Pada usia sekolah maka menggunakan alat bantu untuk penyandang low
vision
 Penderita akan sulit melihat pada malam hari
 Hanya dapat membaca huruf berukuran besar
 Menulis dan membaca dalam jarak dekat
 Terlihat tidak menatap lurus ke depan ketika memandang sesuatu
 Memicingkan mata atau mengerutkan dahi ketika melihat di bawah
cahaya yg terang

You might also like