You are on page 1of 6

NASKAH SKENARIO TALK SHOW

MATA FARRAS

“KECINTAAN PEMUDA INDONESIA TERHADAP BUDAYA LOKAL”

(MC Membuka acara talkshow)

MC : “Selamat siang, selamat datang di Mata Farras. Saya Farras Syihab, tuan rumah
acara Mata Farras. Baru-baru ini masyarakat telah dihebohkan oleh salah satu film yang sangat
fenomenal. Ada yang tau itu film apa?”

Para penonton : “Avengers!! Endgame!!”

MC : “Betul sekali, keren-keren banget ya ​superhero​-nya. Kira-kira kalau diadu sama


superhero lokal siapa yang menang ya? Tahu ga siapa aja siapa superhero lokal? Coba mba yang
di depan.”

Penonton 1 : “Superhero lokal? Emm… Gundala, Saras 88 juga ya kalo nggak salah.”

MC : “Mba nonton ga filmnya? Wiro sableng barangkali? Ratingnya lumayan loh itu
di IMDb.”

Penonton 1 : “Tidak semuanya. Wiro Sableng? Hmm… Nggak deh.”

MC : “Kenapa ga nonton superhero lokal mba?”

Penonton 1 : “Menurut saya, superhero luar itu lebih keren dan lebih terkenal daripada
superhero dalam negeri. Orang-orang pun lebih familiar dengan superhero luar daripada
superhero sini. Selain itu, saya merasa kualitas film superhero lokal itu tidak seperti film
superhero luar.”

MC : “Kalo film-film lain juga mba lebih sering nonton film luar atau film lokal?”

Penonton 1 : “Saya lebih sering menonton film luar dibandingkan film lokal.”

MC : “Kalo musik gimana mba? Sukanya genre apa mba?”


Penonton 1 : “Sebenarnya saya kurang suka mendengarkan musik. Namun, biasanya saya
mendengarkan musik dari​ Daft Punk​.”

MC : “Kalo dangdut gimana mba ga suka?”

Penonton 1 : “Nggak suka sama sekali saya. Menurut saya, jenis musik miliknya Daft Punk
lebih enak didengar daripada musik dangdut.”

MC : “Lalu, mba sukanya apa dong sama Indonesia?”

Penonton 1 : “Saya sukanya tarian Indonesia.”

MC : “Kalau dibandingkan dengan tarian kontemporer lebih suka yang mana mba?”

Penonton 1 : “Kontemporer sih hahaha.”

MC : “Yaaa baik, terima kasih boleh kasih tepuk tangan untuk mbanya! Mata Farras
kali ini akan mengangkat tema kecintaan pemuda terhadap budaya lokal.”

(Video)

MC : “Saat ini, mayoritas pemuda di Indonesia cenderung lebih menyukai budaya luar
daripada budaya di negara yang mereka tinggali sendiri. Padahal, di Indonesia terdapat ribuan
budaya yang pantas mereka cintai. Pemuda negara kita menyukai budaya luar, terutama amerika,
jepang, korea, ataupun negara lainnya yang sudah mempunyai peran yang besar di kancah
internasional. Kita sebagai masyarakat pun tidak bisa melarang mereka mengikuti bidang
kesukaannya. Kita sebagai masyarakat harus mendorong para pemuda untuk lebih mencintai
budaya lokal. Oleh karena itu, saya akan mengundang 2 ahli ilmu budaya di Indonesia, langsung
kita sambut saja Carlo dan Piawai.”

(MC mengundang Carlo)

MC : “Ya, selamat datang Bapak Carlo.”

(MC mengulurkan tangan dan mempersilahkan duduk)

(Berdiskusi tentang budaya di Indonesia secara umum)

(MC mengundang narasumber 2)


MC : “Selamat siang Bapak Piawai.”

(MC mengulurkan tangan dan mempersilahkan duduk)

(Berdiskusi 3-arah tentang budaya di Indonesia secara umum)

MC : “Saya mau bertanya pertanyaan mendasar terlebih dahulu. Menurut bapak-bapak


ahli ilmu budaya, sebenarnya apa sih yang disebut dengan “budaya” itu? Apakah budaya hanya
dimiliki oleh segelintir orang, atau seperti apa?”

(Para ahli menjawab pertanyaan 1)


Ahli 1 : “Budaya menurut saya ya, adalah suatu identitas bangsa.”

Ahli 2 : “Budaya itu kan hasil cipta, karsa dan rasa manusia. Jadi budaya itulah yang
mencerminkan suatu masyarakat yang tinggal pada daerah tersebut.”

MC : “Kita tinggal di Indonesia, seharusnya budaya sendiri lebih mudah untuk


tersebar dibandingkan budaya luar. Mengapa budaya luar lebih populer dibanding budaya
sendiri?”

(Para ahli menjawab pertanyaan 3)


Ahli 1 : “Mungkin karena pemikiran orang indonesia lebih menganggap budaya luar itu
lebih modern dibanding budayanya sendiri, dan ketika mereka menganut budaya tersebut, status
sosial mereka naik. Dan mungkin karena budaya Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh
modernisasi dan perkembangan teknologi, sedangkan budaya di luar sangar fleksibel, mengikuti
perkembangan global.”

Ahli 2 : “Mau menambahkan, terutama kehidupan di ibukota itu sudah banyak yang
mengikuti kehidupan di luar negeri, sehingga karena faktor lingkungan juga berpengaruh kepada
pemikiran orang yang tinggal di lingkungan tersebut. Sebagai contoh ya bisa kita lihat jika ada
konser penyanyi lokal dan penyanyi internasional, bisa dilihat antusiasme yang jauh berbeda
antara keduanya, dimana para pemuda Indonesia sampai rela berebut tiket untuk menonton
pertunjukan tersebut.”

MC : “Lingkungan berarti ya kata kuncinya. Globalisasi pun rupanya sangat


mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap budaya.”
MC : “Nah, peran pemuda sangat besar untuk perkembangan negeri kita ini.
Sebenarnya seberapa penting para pemuda ini untuk mencintai budayanya sendiri? Coba pertama
saya ingin mendengar pendapat dari salah satu pemuda di sini. Mba yang yang di sana iya.
Bagaimana pendapat mba?”

Penonton 2 : “Menurut saya, tidak ada salahnya untuk menerima budaya dari luar, asalkan
budayanya yang baik-baik. Melestarikan dan mencintai budaya sendiri tetaplah penting, namun
zaman sekarang sangatlah sulit untuk tidak menerima budaya dari luar. Jika budaya dari luar
tidak kita hiraukan, bisa saja kita ketinggalan dengan masyarakat di luar sana.”

MC : “Memang pentingnya melestarikan budaya sendiri itu apa?”

Penonton 2 : “Menurut saya itu penting untuk menjaga identitas dan kebanggan negara.”

MC : “Baik terima kasih, boleh kasih tepuk tangan!”

MC : “Kalo menurut pandangan ahli bagaimana? Memang apa pentingnya


melestarikan budaya sendiri?”

Ahli 1 : “Menurut saya, melestarikan budaya Indonesia merupakan tanggung jawab dari
seluruh rakyat Indonesia tidak terkecuali para pemuda dan pemudi, karena seperti yang saya
bilang tadi, menjaga identitas dan kebanggan negara berarti ikut mema​jukan negara kita ke arah
yang lebih baik..”

Ahli 2 : “Hmm… seperti yang tadi dikatakan Carlo, budaya itu sendiri kan identitas
bangsa, melestarikan budaya berarti menjaga identitas bangsa karena budaya adalah bagian dari
jati diri bang​sa peninggalan leluhur yang harus dijaga dengan baik. Menjaga budaya berarti ikut
mema​jukan Indonesia ke arah yang lebih baik.”

MC : “Selama ini juga budaya yang rasanya terus mengalami pelunturan itu di bidang
seni. Menurut kalian selain budaya yg bersifat wujud, menurut anda budaya di indonesia apa saja
yang perlu dilestarikan?”

(Para ahli menjawab pertanyaan 4)


Ahli 1 : “Memang benar, budaya tidak hanya saja berwujud sebagai suatu seni namun
kebiasaan juga. Dimana suatu kebiasaan yang unik bisa menjadi stereotip bagi suatu negara.
Nah, salah satu kebiasaan yang saya suka dari Indonesia yaitu budaya mengantri. Memang
terlihat simpel namun budaya mengantri memiliki makna dan dampak yang baik bagi negara
Indonesia. Budaya mengantri ini sangat perlu dilestarikan dan diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.”

Ahli 2 : “Kalau yang saya alami selama saya hidup di indonesia dan sempat hidup di
london selama beberapa tahun, yang paling saya rasakan perbedaan antara lingkungan di sini dan
di luar sana adalah budaya sopan santun, dimana di Indonesia saya merasa sangat dihormati oleh
orang-orang yang lebih muda dari saya. Disana semua orang seperti dianggap sama, seperti satu
strata semua.”

MC : “Wah luar biasa ternyata ada juga ya budaya negeri kita yang membanggakan.
Nah, lalu bagaimana kita sebagai orang yang mencintai budaya sendiri, agar mengajak atau
membuat para pemuda Indonesia lebih bangga atau mencintai budaya sendiri?”

Ahli 1 : “Menurut saya, melihat rasa cinta pemuda terhadap budaya Indonesia sekarang,
tugas tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, tapi kita bisa secara perlahan membuat para
muda-mudi peka terhadap budaya sendiri, kemudian mungkin mereka lama-kelamaan akan
menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal.”

Ahli 2 : “Senada dengan yang dikatakan Carlo, sebagai tambahan kita tidak perlu
menutup diri dari budaya luar. Pelajari budaya mereka, ambil positifnya, dan implementasikan
terhadap budaya kita. Selain itu, kita juga harus mengikuti perkembangan, jika kita hanya stuck
dengan budaya tradisional saja, kita tidak akan bisa bersaing di pasar internasional. Akan lebih
baik jika menggabungkan elemen pop dengan budaya kita. Manfaatkan sosial media sebagai alat
promosi bagi budaya.”

MC : “Perjuangannya tidak mudah dan panjang ya tampaknya. Namun, bukan berarti


mustahil kan mas.”

MC : “Pertanyaan terakhir. Menghadapi permasalahan budaya seperti ini, Apa peran


Pancasila, sebagai ideologi negara kita, dalam menghadapi semua ini?”

Ahli 2 : “Pancasila harus mampu mempengaruhi kehidupan budaya bangsa indonesia.


Kebudayaan dan pancasila sebenarnya bisa dikatakan sebagai satu kesatuan karena kebudayaan
haruslah berlandaskan pancasila karena didalam pancasila tersebut sudah memenuhi semua dasar
aspek kebudayaan.”

Ahli 1 : “Menurut saya, pancasila itu sendiri adalah kebudayaan Indonesia. Mengapa?
Karena pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia, pancasila itu adalah jiwa dan
kepribadian Indonesia, pancasila adalah falsafah dasar negara Indonesia. Nah, dasar negara
Indonesia yaitu pancasila hendaknya mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang
mempunyai rasa cinta yang mutlak terhadap Indonesia dan juga seperti sila ketiga dan motto
negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika dapat mempersatukan seluruh budaya yang ada di
Indonesia karena Indonesia itu satu yaitu anda, anda, dan kita semua.”

MC : “Luar biasa, boleh kasih tepuk tangan untuk para tamu!”

MC : “Kita sebagai rakyat Indonesia sudah selayaknya mencintai dan bangga dengan
budaya sendiri. Budaya yang telah lahir dari nenek moyang kita, tumbuh orisinil dari tanah air
kita, dan mengalir sampai ke darah kita. Untuk menutup acara Mata Farras kali ini, seniman
literatur kebanggan bangsa kita, ​Mamat​, akan membacakan sebuah puisi.”

Puisi :

Permata Indonesia

Indonesia kaya akan budaya


Ribuan pulau disana, sebanyak itu pula budayanya
Namun harta itu telah hilang
Silih berganti oleh budaya luar

Dimanakah jati diri Indonesia?


Akankah jati diri itu kembali lagi?
Tapi sayangnya semua itu hanya mimpi
Bangkit, bangkit lah Indonesia

Puluhan tahun mereka menebas senjata


Untuk menggapai kemerdekaan negeri
Bertaruh nyawa untuk kemakmuran
Di atas sana mereka melihat kita
Menyenangi budaya luar

Wahai pemuda-pemudi Indonesia


Hargailah permata di Indonesia
Sakit akal jika kalian malu
Untuk menyatakan
Kebudayaan adalah permata
Dan agungkanlah permata itu

You might also like