You are on page 1of 63

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MANAJERIAL

DAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI


DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA BIDANG OTOMOTIF
SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
SMK MUHAMMADIYAH GAMPING

PROPOSAL PENELITIAN

AL FAJRI

2015006007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii
A. Judul Penelitian .................................................................................. 1
B. Bidang Ilmu........................................................................................ 1
C. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
D. Identifikasi Masalah ........................................................................... 11
E. Pembatasan Masalah .......................................................................... 12
F. Rumusan Masalah .............................................................................. 13
G. Tujuan Penelitian ............................................................................... 13
H. Manfaat Penelitian ............................................................................. 14
I. Tinjauan Pustaka dan Pengajuan Hipotesis ....................................... 16
1. Deskripsi Teori............................................................................ 16
a. Minat berwirausaha bidang otomotif ................................... 16
b. Kemampuan manajerial ....................................................... 22
c. Prestasi praktik kerja industri .............................................. 29
d. Hubungan antara kemampuan manajerial dengan minat
berwirausaha bidang otomotif ............................................. 33
e. Hubungan antara prestasi praktik kerja industri dengan
minat berwirausaha bidang otomotif ................................... 34
f. Hubungan antara kemampuan manajerial dan prestasi
praktik kerja industri secara bersama-sama dengan minat
berwirausaha bidang otomotif ............................................. 35
2. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 36
3. Kerangka Pikir ............................................................................ 39
4. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 41
J. Metode Penelitian .............................................................................. 41
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 41
2. Jenis Penelitian............................................................................ 42
3. Variabel Penelitian ...................................................................... 42
4. Paradigma Penelitian .................................................................. 44
5. Populasi dan Sampel ................................................................... 45
6. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 47
7. Instrumen Penelitian ................................................................... 47
8. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 48
9. Teknik Analisis Data................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 56
LAMPIRAN .............................................................................................. 59

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Lulusan program keahlian teknik otomotif
SMK Muhammadiyah Gamping Tahun 2017/2018 ................... 7
Tabel 2. Karakteristik wirausaha .............................................................. 18
Tabel 3. Ciri-ciri wirausaha ...................................................................... 20
Tabel 4. Jadwal penelitian ......................................................................... 42
Tabel 5. Definisi operasional variabel ...................................................... 43
Tabel 6. Kisi-kisi kuesioner instrumen penelitian .................................... 47
Tabel 7. Kisi-kisi dokumentasi prestasi praktik kerja industri.................. 48
Tabel 8. Skor instrumen Likert ................................................................. 48
Tabel 9. Kriteria koefisien reliabilitas....................................................... 51

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Aktivitas manajemen (Mintzberg) ......................................... 8
Gambar 2. Paradigma ganda dengan dua variabel bebas ......................... 45
Gambar 3. Nomogram Harry King .......................................................... 46

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat permohonan ijin observasi.......................................... 60
Lampiran 2. Data lulusan program keahlian teknik otomotif SMK
Muhammadiyah Gamping tahun 2017/2018 ....................... 61
Lampiran 3. Data kegiatan siswa lulusan program keahlian teknik oto-
motif SMK Muhammadiyah Gamping tahun 2017/2018 .... 62
Lampiran 4. Data jumlah siswa program keahlian teknik otomotif SMK
Muhammadiyah Gamping tahun 2018/2019 ....................... 63
Lampiran 5. Kuesioner (angket) minat berwirausaha bidang otomotif.... 64
Lampiran 6. Kuesioner (angket) kemampuan manajerial ........................ 67

vii
A. Judul Penelitian

“Hubungan antara Kemampuan Manajerial dan Prestasi Praktik Kerja

Industri dengan Minat Berwirausaha Bidang Otomotif Siswa Kelas XII

Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping”.

B. Bidang Ilmu

Berdasarkan judul penelitian, bidang ilmu penelitian ini adalah teknik

otomotif.

C. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan

dari kehidupan manusia saat ini. Menurut Ki Hadjar Dewantara (2013: 20)

pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun

maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada

pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-

tingginya. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 adalah “usaha sadar

yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara”. Berdasarkan pengertian tersebut pendidikan bertujuan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat

1
mengembangkan potensi atau kekuatan kodrat dirinya. Namun, dalam

pelaksanaannya pendidikan mendapat banyak permasalahan yang sampai saat

ini belum sepenuhnya teratasi. Permasalahan tersebut salah satunya adalah

mutu dan kualitas masih di bawah dari negara-negara tetangga.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara menyatakan bahwa

pencapaian nilai Programme for Internasional Student Assessment (PISA)

pada 2015 pendidikan Indonesia berada pada posisi 64 dari 72 negara anggota

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) serta

menduduki peringkat 5 di Asia Tenggara (kompas.com). Pernyataan tersebut

memperkuat bahwa mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah.

Dalam hal ini pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu kualitas

pendidikan di Indonesia agar dapat mendukung tercapainya tujuan

pendidikan. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan meningkatkan

anggaran pendidikan.

Berdasarkan e-book Informasi APBN 2018 oleh Direktorat Jendral

Anggaran (2018: 17) bahwa anggaran pendidikan tahun 2017 mencapai

Rp419,8 Triliun dan anggaran pendidikan tahun 2018 mencapai Rp444,1

Triliun artinya terdapat kenaikan anggaran pendidikan sebanyak RP24,3

Triliun. Meningkatnya anggaran pendidikan ini merupakan salah satu

komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan di Indonesia. Kebijakan pemerintah mengenai penggunaan

anggaran pendidikan tersebut salah satunya adalah untuk meningkatkan

akses, distribusi, dan kualitas pendidikan serta memperbaiki kualitas sarana

2
dan prasarana sekolah. Harapannya peningkatan anggaran pendidikan

tersebut juga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Selain mutu dan kualitas pendidikan yang masih rendah, pemerintah juga

dihadapkan dengan masalah penyerapan lulusan pendidikan di dunia kerja

yang tidak dapat sepenuhnya diserap oleh ketersediaan lapangan pekerjaan

yang ada. Dalam hal ini mengakibatkan pengangguran adalah masalah dunia

pendidikan sampai saat ini.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik per Februari 2018 tingkat

pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan mencapai angka 6.871.264 orang. Dari jumlah tersebut lulusan

SMK menyumbang pengangguran sebanyak 1.424.428 orang dan menjadi

salah satu penyumbang terbanyak setelah SMA (bps.go.id). Tingginya angka

pengangguran lulusan SMK dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara

jumlah lulusan SMK dengan ketersediaan lapangan kerja. Berdasarkan

Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017/2018 oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan tercatat jumlah siswa lulusan SMK di Indonesia

tahun 2017/2018 adalah 1.477.252 orang. Jika setiap tahunnya SMK di

Indonesia meluluskan jumlah siswa yang hampir sama maka lapangan

pekerjaan tidak akan cukup untuk menampung lulusan SMK. Selain kendala

lapangan pekerjaan, ketidaksesuaian antara permintaan pasar kerja dengan

kompetensi yang dimiliki lulusan SMK juga menjadi penyebab angka

pengangguran. Kompetensi yang tidak sesuai disebabkan pengelolaan SMK

di tiap daerah berbeda-beda dan tidak meratanya pembangunan sarana dan

3
prasarana di tiap SMK. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Wakil Ketua

Komisi X DPR RI, Sutan Adil Hendra yang menyatakan bahwa terdapat

ketidakseimbangan antara jumlah lulusan SMK dengan permintaan pasar

kerja serta pembangunan SMK di berbagai wilayah tidak diikuti tata kelola

yang baik, seperti laboratorium yang tidak up to date dan kurang mendukung

keahlian yang dibutuhkan dunia kerja (tribunnews.com). Namun tentu saja

pemerintah terus berupaya untuk mengurangi angka pengangguran tersebut.

Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran

ini adalah melalui program revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan melalui

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016 tentang

Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan

Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Revitalisasi

tersebut bertujuan meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya

manusia Indonesia melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Namun tentu saja

hanya dengan program tersebut tidak serta-merta dapat secara signifikan

mengurangi angka pengangguran di Indonesia, tetapi paling tidak dapat

mengurangi angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disebut SMK merupakan

salah satu satuan pendidikan kejuruan yang ada di Indonesia. Dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi disebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta

keterampilan siswa untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

4
lanjut sesuai dengan program kejuruan”. Berdasarkan tujuan tersebut juga

berarti SMK bertujuan mendidik siswa agar menjadi lulusan yang memiliki

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi lulusan

jurusannya sehingga ketika lulus siap terjun ke dunia kerja ataupun

berwirausaha.

Tujuan SMK tersebut sangat didukung dengan adanya program

revitalisasi SMK oleh pemerintah. Sehingga diharapkan lulusan SMK

nantinya akan benar-benar siap untuk terjun ke dunia kerja ataupun

berwirausaha dan mengurangi angka pengangguran. Namun, lulusan SMK

seharusnya tidaklah berfokus pada mengisi lapangan pekerjaan yang sudah

ada. Berdasarkan tujuan pendidikan kejuruan perlu digaris bawahi bahwa

pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan siswa untuk hidup mandiri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa lulusan SMK juga disiapkan untuk hidup

mandiri memanfaatkan kecerdasan, pengetahuan, akhlak, dan keterampilan

yang dimilikinya. Hidup mandiri di sini dapat diartikan bahwa lulusan SMK

bisa menciptakan lapangan pekerjaan atau berwirausaha dengan

memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Buchari Alma (2018:

1) “wirausaha bermanfaat untuk menambah daya tampung tenaga kerja,

sehingga dapat mengurangi pengangguran”. Oleh karena itu lulusan SMK

perlu turut serta membantu pemerintah mengurangi pengangguran dengan

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan berwirausaha.

5
Wirausaha menurut Joseph Schumpeter dalam Buchari Alma (2018: 24)

adalah “orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan

memperkenalkan barang atau jasa yang baru, dengan menciptakan organisasi

baru atau mengolah bahan baku baru”. Lebih lanjut Buchari Alma (2018: 24)

menyatakan bahwa wirausaha adalah “orang yang melihat adanya peluang

kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang

tersebut”. Berdasarkan pengertian wirausaha tersebut untuk menjadi

wirausaha banyak hal harus dipersiapkan di antaranya adalah pengetahuan

tentang bagaimana menjadi wirausaha, pengetahuan dunia kerja, dan

keterampilan dalam bidang tertentu yang bisa didapat di SMK. Pengetahuan

tentang bagaimana menjadi wirausaha bisa didapat dalam pelajaran

kewirausahaan. Pengetahuan dan pengalaman dunia kerja bisa didapatkan

ketika praktik kerja industri. Serta keterampilan sesuai bidangnya bisa didapat

dalam pelajaran produktif.

SMK Muhammadiyah Gamping merupakan salah satu SMK yang

mempersiapkan siswanya agar ketika lulus siap terjun ke dunia kerja ataupun

berwirausaha. Hal tersebut dapat dilihat dari mata pelajaran yang diajarkan di

sana seperti mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan yang bertujuan

memberi pengetahuan kepada siswa tentang wirausaha, mata pelajaran

produktif otomotif yang bertujuan memberi pengetahuan dan keterampilan

bidang otomotif, serta juga memberikan pengalaman kerja di dunia industri

bidang otomotif kepada siswa melalui praktik kerja industri. Namun,

meskipun sudah diberi bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

6
tidak serta-merta membuat siswa siap membuka usahanya sendiri atau

berwirausaha. Seperti dapat dilihat pada data berikut ini tentang siswa lulusan

Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping Tahun

2017/2018.

Tabel 1. Lulusan Program Keahlian Teknik Otomotif


SMK Muhammadiyah Gamping
Tahun 2017/2018
NO SETELAH LULUS JUMLAH PERSENTASE
1 Bekerja di industri 42 67,7 %
2 Berwirausaha 5 8,06 %
3 Melanjutkan ke perguruan tinggi 2 3,23 %
4 Belum bekerja 9 14,52 %
5 Belum diketahui 4 6,49 %

Jumlah 62 100%

Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 62 siswa lulusan

program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah Gamping tahun

2017/2018 persentase lulusan yang bekerja di industri tinggi yaitu 67,7 % dari

jumlah lulusan. Namun, persentase lulusan yang berwirausaha masih rendah

8,06 % dan nilai itu pun lebih rendah dari persentase lulusan yang belum

bekerja sebesar 14,52 % dari jumlah lulusan. Berdasarkan nilai persentase

tersebut dapat disimpulkan bahwa lulusan yang berwirausaha masih yang

paling rendah. Hal tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa minat

lulusannya dalam berwirausaha rendah.

Rendahnya minat berwirausaha dapat diakibatkan kurangnya faktor

pendukung untuk berwirausaha. Menurut Buchari Alma (2018: 8) salah satu

7
faktor pendukung untuk berwirausaha adalah faktor personal yaitu

kemampuan dalam manajemen atau kemampuan manajerial. Kemampuan

manajerial diperlukan untuk berwirausaha karena ketika seseorang

berwirausaha dia akan menjadi manajer untuk usahanya tersebut. Menurut

Mintzberg dalam A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 93) menyimpulkan

keterampilan manajer sebagai berikut:

Gambar 1. Aktivitas Manajemen (Mintzberg)

Gambar tersebut menunjukkan keterampilan yang dibutuhkan manajer

setiap tingkatan. Untuk lulusan SMK masuk pada tingkatan LINE atau bawah,

oleh karena itu yang dibutuhkan adalah lebih sedikit keterampilan konseptual

dan lebih banyak keterampilan komunikasi dan teknikal. Keterampilan

manajer ini merupakan bagian dari kemampuan manajerial yang dimiliki

siswa. Kemampuan manajerial bisa didapat oleh siswa melalui pembelajaran

kewirausahaan, organisasi sekolah, maupun pengalaman ketika melaksanakan

praktik kerja industri. Kemampuan manajerial tidak lepas daripada kegiatan

manajemen. Secara umum menurut Noor Fuad (2000: 7) kegiatan manajemen

terdiri dari “merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan

mengendalikan”. Namun, berdasarkan data di atas yang mana persentase

lulusan belum bekerja lebih tinggi dari lulusan yang berwirausaha

8
mengindikasikan siswa lulusan kurang memanfaatkan kemampuan

manajerial yang dimilikinya.

Berdasarkan keterangan di atas kemampuan manajerial atau manajemen

di dalamnya terdapat keterampilan teknikal. Menurut A. Rusdiana dan

Ahmad Ghazin (2014: 94) keterampilan teknikal merupakan kemampuan

melakukan pekerjaan seperti memperbaiki mesin dalam bidang otomotif.

Kemampuan ini bisa didapatkan melalui proses pembelajaran dan

pengalaman kerja di bidang otomotif. SMK Muhammadiyah Gamping

menyelenggarakan Pendidikan Sistem Ganda yaitu kegiatan praktik kerja

industri. Pendidikan sistem ganda yang selanjutnya disebut PSG berdasarkan

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

323/U/1997 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada

Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 2 salah satu tujuannya adalah

menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos

kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. Berdasarkan tujuan

tersebut dapat dilihat bahwa PSG dapat memberikan keterampilan teknikal

yang dibutuhkan untuk berwirausaha. Menurut Buchari Alma (2018: 4) untuk

menunjang minat berwirausaha sangat diperlukan keterampilan teknikal.

Pelaksanaan PSG pada program keahlian teknik otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping akan memberikan siswa pengalaman kerja di

bidang otomotif yang tercatat di sekolah sebagai prestasi praktik kerja

industri. Prestasi ini tentunya akan menumbuhkan minat berwirausaha.

Menurut Buchari Alma (2018: 7-9) pemicu atau dorongan diperlukan untuk

9
menumbuhkan minat berwirausaha. Pemicu atau dorongan tersebut dapat

berupa banyak hal salah satunya adalah prestasi. Jika seorang siswa

mempunyai prestasi kerja ketika melaksanakan praktik kerja industri maka

pada diri siswa tersebut akan tumbuh minat berwirausaha. Prestasi praktik

kerja industri siswa program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping rata-rata sudah di atas nilai kriteria ketuntasan minimum. Namun,

berprestasi dalam praktik kerja industri jika tidak dimanfaatkan secara

maksimal oleh lulusan program keahlian teknik otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping maka akan menjadi sia-sia. Hal ini diperkuat

dengan data tabel 1 bahwa jumlah lulusan yang belum bekerja masih lebih

banyak daripada lulusan yang berwirausaha.

Selain faktor-faktor di atas yang mempengaruhi minat berwirausaha,

terdapat banyak faktor lain di antaranya status ekonomi keluarga, dorongan

teman, lingkungan sekitar (Buchari Alma, 2018: 6-7). Jika melihat dari status

ekonomi orang tua siswa SMK Muhammadiyah Gamping rata-rata dapat

digolongkan ke dalam ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut tentu saja

berpengaruh terhadap minat siswa dalam berwirausaha, karena untuk

memulai suatu usaha diperlukan modal. Tidak adanya modal usaha ini dapat

membuat siswa membatalkan niatnya untuk berwirausaha. Karena tidak

tersedianya lapangan pekerjaan dan ketidakmampuan untuk membuka suatu

usaha karena tidak adanya modal inilah yang menjadi penyebab

bertambahnya angka pengangguran.

10
Berdasarkan keterangan tersebut ada beberapa variabel yang akan

diteliti dalam penelitian ini yaitu minat berwirausaha bidang otomotif,

kemampuan manajerial, dan prestasi praktik kerja industri yang kemudian

dituangkan dalam judul penelitian “Hubungan antara Kemampuan Manajerial

dan Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Bidang

Otomotif Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping”.

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka

dibuatlah beberapa identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Mutu dan kualitas pendidikan Indonesia masih rendah jika dibandingkan

dengan negara tetangga.

2. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia berdasarkan pendidikan

tertinggi yang ditamatkan per Februari 2018 cukup tinggi yaitu 6.871.264

orang.

3. Jumlah pengangguran terbuka lulusan SMK per Februari 2018 masih

menjadi salah satu penyumbang terbanyak pengangguran di Indonesia

yaitu 1.424.428 orang.

4. Terdapat ketidakseimbangan antara jumlah lulusan sekolah dengan

ketersediaan lapangan kerja di dunia industri.

5. Masih kurangnya pemerataan fasilitas pendidikan kejuruan di tiap daerah

yang menyebabkan apa yang di ajarkan di sekolah tertinggal atau tidak

sesuai dari apa yang dibutuhkan dunia industri.

11
6. Lulusan program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping Tahun 2017/2018 yang belum bekerja masih lebih banyak dari

yang berwirausaha.

7. Minat berwirausaha lulusan program keahlian teknik otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping Tahun 2017/2018 masih rendah.

8. Lulusan program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping Tahun 2017/2018 belum memanfaatkan secara maksimal

kemampuan manajerial yang dimilikinya.

9. Lulusan program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping Tahun 2017/2018 belum memanfaatkan secara maksimal

prestasi praktik kerja industri yang dimilikinya.

10. Status ekonomi orang tua menengah ke bawah dapat membuat minat

berwirausaha berkurang karena tidak adanya modal.

E. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah disebutkan pada identifikasi masalah,

peneliti ingin membatasi masalah ini pada kemampuan manajerial, prestasi

praktik kerja industri, dan minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas

XII Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping agar

penelitian ini tidak terlalu meluas.

12
F. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka dibuatlah beberapa

rumusan masalah yaitu:

1. Seberapa besar hubungan antara kemampuan manajerial dengan minat

berwirausaha bidang otomotif siswa kelas XII Program

KeahlianOtomotif SMK Muhammadiyah Gamping?

2. Seberapa besar hubungan antara prestasi praktik kerja industri dengan

minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas XII Program Keahlian

Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping?

3. Seberapa besar hubungan antara kemampuan manajerial dan prestasi

praktik kerja industri secara bersama-sama dengan minat berwirausaha

bidang otomotif siswa kelas XII Program Keahlian Otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping?

G. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan

penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan

manajerial dengan minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas XII

Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara prestasi praktik kerja

industri dengan minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas XII

Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.

13
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan

manajerial dan prestasi praktik kerja industri secara bersama-sama

dengan minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas XII Program

Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.

H. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara kemampuan manajerial

dan prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha bidang otomotif

siswa kelas XI Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah dapat

diperoleh beberapa manfaat baik secara teoritis maupun praktis, antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam

menjawab permasalahan lulusan SMK yang terjadi dalam memenuhi

tuntutan dunia kerja terutama dalam menunjang proses pembelajaran

untuk meningkatkan minat berwirausaha pada lulusan SMK agar dapat

menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan hubungan antara kemampuan manajerial dan prestasi

praktik kerja industri dengan minat berwirausaha bidang otomotif bagi

siswa kelas XII Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping.

14
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan tentang

pentingnya kemampuan manajerial dan prestasi praktik kerja industri

untuk menumbuhkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan

sebagai bekal untuk bekerja setelah lulus dari SMK serta

menumbuhkan minat siswa dalam berwirausaha.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lulusan

SMK Muhammadiyah Gamping. Dengan ditemukan hubungan

kemampuan manajerial dan prestasi praktik kerja industri dengan

minat berwirausaha bidang otomotif, maka dapat dijadikan referensi

pihak sekolah untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap

tempat praktik kerja industri siswa untuk menunjang prestasi dan

pengalaman siswa dalam praktik kerja industri serta dapat

menumbuhkan kemampuan manajerial dasar sehingga dapat menjadi

bekal siswa berwirausaha.

c. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah

dalam suatu penelitian.

15
I. Tinjauan Pustaka dan Pengajuan Hipotesis

1. Deskripsi Teori

a. Minat Berwirausaha Bidang Otomotif

Minat berwirausaha bidang otomotif terdiri dari tiga kata

utama yaitu: minat, wirausaha, dan otomotif. Menurut KBBI online

minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Sejalan dengan itu menurut Hilgard dalam Slameto (2010: 57) minat

adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan merasa

senang melakukan kegiatan tertentu. Lebih lanjut menurut Slameto

(2010: 180) minat adalah rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Muhibbin Syah (2018: 33)

menyebutkan bahwa minat adalah kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Berdasarkan

beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan hati yang merasa lebih tertarik dan senang terhadap

suatu hal atau kegiatan tanpa adanya paksaan. Kegiatan tersebut

salah satunya adalah berwirausaha.

Berwirausaha merupakan kata kerja yang menunjukkan

kegiatan wirausaha. Wirausaha menurut Joseph Schumpeter dalam

Buchari Alma (2018: 24) adalah “orang yang mendobrak sistem

ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang atau jasa yang

baru, dengan menciptakan organisasi baru atau mengolah bahan

baku baru”. Lebih lanjut Buchari Alma (2018: 24) menyebutkan

16
bahwa wirausaha adalah “orang yang melihat adanya peluang

kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan

peluang tersebut”. Sejalan dengan itu Mulyadi Nitisusastro (2012: )

berpendapat bahwa wirausaha adalah kegiatan seseorang dalam

mengorganisasikan, mengoperasikan, dan memperhitungkan risiko

untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba. Menurut R. W.

Suparyanto (2013: 5) wirausaha adalah kegiatan di mana seseorang

senantiasa mencari peluang dan memanfaatkannya untuk

menghasilkan sesuatu yang menghasilkan nilai/laba. Berdasarkan

pengertian tersebut berarti berwirausaha adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang untuk mendobrak perekonomian

memanfaatkan peluang yang ada, baik dengan barang baru atau jasa

yang baru ataupun mengoptimalkan barang atau jasa yang sudah ada.

Karena berwirausaha tidaklah selalu harus menciptakan barang

ataupun jasa baru, Namun berwirausaha juga adalah bagaimana

seseorang dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan barang

dan keterampilan yang dimilikinya. Berbicara mengenai

keterampilan, banyak bidang keterampilan yang dapat dimiliki oleh

seseorang salah satunya keterampilan bidang otomotif.

Menurut KBBI Online, otomotif berhubungan dengan sesuatu

yang berputar dengan sendirinya (seperti motor dan sebagainya).

Dari sana dapat diartikan bahwa otomotif berkaitan dengan mesin

atau motor. Sejalan dengan itu Sofan Amri dan Yayan (2011: 2)

17
menyebutkan bahwa otomotif adalah hal yang berkaitan tentang

kendaraan bermotor seperti mobil ataupun motor. Otomotif meliputi

perencanaan (product atau design), pengembangan (development),

produksi (manufacturing), dan perawatan (maintenance).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa otomotif

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kendaraan bermotor

seperti mendesain, mengembangkan, memproduksi, dan merawat

mobil atau motor.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa minat berwirausaha bidang otomotif adalah kecenderungan

hati seseorang untuk mendobrak perekonomian memanfaatkan

peluang berkaitan dengan mendesain, mengembangkan,

memproduksi, dan merawat mobil atau motor tanpa adanya paksaan.

Minat berwirausaha bidang otomotif merupakan ketertarikan

seseorang untuk berwirausaha memanfaatkan kemampuan bidang

otomotif yang dimilikinya. Seseorang yang mempunyai minat

berwirausaha tentunya mempunyai karakteristik wirausaha dalam

dirinya. Adapun karakteristik wirausaha dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 2. Karakteristik wirausaha


No Pendapat Karakteristik
1 Mulyadi Nitisusastro 1. Kemauan kuat
(2012: 29-33) 2. percaya diri
3. Fokus pada sasaran
4. Pekerja keras
5. Berani mengambil risiko
6. Berani memikul tanggung

18
No Pendapat Karakteristik
jawab
7. Inovatif.
2 Leonardus Saiman 1. Kemauan kuat untuk berkarya
(2012: 50) 2. Semangat mandiri
3. Mampu membuat keputusan
yang tepat
4. Berani mengambil risiko
5. Kreatif
6. Inovatif
7. Tekun
8. Teliti
9. Produktif
10. Berkarya dengan semangat.
3 Angelita (R. W. 1. Berani menanggung risiko
Suparyanto, 2013: 12) yang dipertimbangkan
2. bersungguh-sungguh
3. Gigih dan bekerja keras
4. Bersemangat
5. Mampu memanfaatkan
masukan
6. Bertanggung jawab
7. Percaya diri
8. Berpengetahuan
9. Mampu meyakinkan orang lain
10. Memiliki kemampuan
manajerial
11. Inovatif
12. Berorientasi pada tujuan.
4 Suryana (2017: 29-35) 1. Motif berprestasi tinggi
2. Perspektif ke depan
3. Kreativitas tinggi
4. Perilaku inovasi tinggi
5. Berkomitmen terhadap
pekerjaan
6. Tanggung jawab
7. Kemandirian
8. Berani menghadapi risiko
9. Selalu mencari peluang
5 Buchari Alma (2018: 1. Disiplin tinggi
45) 2. Berorientasi pada tujuan
3. Optimis
4. Sopan
5. Tekun dan tabah
6. Tekad dan kerja keras

19
No Pendapat Karakteristik
7. Mencari peluang baru
8. Berambisi
9. Senang menghadapi risiko

Kemudian Suryana (2017: 39-45) merangkum karakteristik

tersebut menjadi ciri wirausaha yaitu: 1) percaya diri, 2) berorientasi

pada tugas dan hasil, 3) keberanian menghadapi risiko, 4)

berorientasi ke masa depan, 5) kepemimpinan, dan 6) keorisinalan

(kreatif dan inovatif). Sejalan dengan itu Buchari Alma (2018: 53-

55) juga menyebutkan ciri wirausaha yaitu: 1) percaya diri, 2)

berorientasi pada tugas dan hasil, 3) pengambil risiko, 4)

kepemimpinan, 5) keorisinalan, dan 6) berorientasi ke masa depan.

Dari keenam ciri wirausaha tersebut dengan karakteristik wirausaha

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Ciri-ciri wirausaha


Suryana (2017: 39-45) dan Buchari Alma (2018: 53-55)
No Ciri-ciri Karakteristik
1 Percaya diri 1. Berkemauan kuat
2. Optimis
3. Mandiri
4. Tenang
5. Kepribadian mantap.
2 Berorientasi pada tugas dan hasil 1. Mengutamakan
prestasi
2. Berorientasi pada
keberhasilan
3. Tekun dan tabah
4. Tekad kerja keras
5. Semangat
6. Motivasi kuat
7. Inisiatif
3 Pengambil risiko 1. Keberanian
mengambil risiko

20
No Ciri-ciri Karakteristik
2. Penuh perhitungan
yang matang
3. Menyukai tantangan
4 Kepemimpinan 1. Mampu memimpin
2. Senang bergaul
3. Menanggapi saran
dan kritik
4. Tanggung jawab
5 Keorisinalan 1. Kreatif
2. Inovatif
3. Serba bisa
6 Berorientasi ke masa depan 1. Pandangan ke masa
depan
2. Berusaha
3. Visi, misi, dan tujuan
jelas

Berdasarkan pengertian minat berwirausaha bidang otomotif

serta ciri-ciri dan karakteristik wirausaha yang telah disebutkan di

atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua ciri-ciri dan karakteristik

wirausaha tersebut dimiliki oleh siswa yang memiliki minat

berwirausaha bidang otomotif. Hal tersebut karena minat

berwirausaha adalah kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk

berwirausaha. Sehingga minat berwirausaha bidang otomotif secara

umum dapat diketahui melalui karakteristik percaya diri, keberanian

mengambil risiko, menyukai tantangan, kreatif, kerja keras,

berpandangan ke masa depan, kepemimpinan, dan kemandirian yang

tentu saja semua itu berkenaan dengan bidang otomotif.

Munculnya minat berwirausaha bidang otomotif pada diri

seseorang tentunya dipicu karena kemampuan ataupun keterampilan

21
yang dimilikinya. Hal ini diperkuat oleh Buchari Alma (2018: 4)

yang menyebutkan semakin banyak keterampilan yang dimiliki

seseorang maka akan semakin tinggi minat berwirausahanya.

Kemampuan tersebut di antaranya adalah kemampuan manajerial.

Kemampuan manajerial atau kemampuan dalam manajemen

menurut Buchari Alma (2018: 6) juga merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan dalam berwirausaha.

b. Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial menurut Sondang P. Siagian (2007:

32) merupakan kemampuan seorang dalam mengelola sumber daya

yang ada dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang

telah ditetapkan. Lebih lanjut menurut A. Rusdiana dan Ahmad

Ghazin (2014: 48) kemampuan manajerial adalah kemampuan

seorang dalam melaksanakan fungsi manajemen. Sejalan dengan itu

Handoko (2012: 23) menyebutkan kemampuan manajerial adalah

kemampuan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen

dalam organisasi sesuai dengan lingkungan organisasi. Adapun

fungsi manajemen menurut Noor Fuad (2000: 7) tidak lepas dari

kegiatan merencanakan (planning), mengorganisir (organizing),

melaksanakan (actuating), dan mengendalikan (controlling). Lebih

lanjut menurut Sondang P. Siagian (2007: 33) fungsi manajemen

meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pengendalian, dan penilaian. Sejalan dengan itu menurut A.

22
Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 48) manajemen meliputi fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan atau pengendalian (controlling).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan manajerial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan

mengendalikan untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah

ditetapkan. Adapun dalam proses manajemen selalu diawali kegiatan

perencanaan kemudian mengorganisir sumber daya yang ada untuk

kemudian melaksanakan organisasi untuk melaksanakan rencana

tersebut yang kemudian melakukan pengawasan terhadap kesesuaian

apa yang dilakukan dengan apa yang rencanakan.

Perencanaan (planning) menurut Noor Fuad (2000: 7)

merupakan kegiatan merencanakan sasaran yang akan dicapai dan

garis besar langkah untuk mencapai sasaran tersebut. Lebih lanjut

menurut Sondang P. Siagian (2007: 36) menyebutkan bahwa

perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan

dengan perhitungan yang matang tentang apa yang akan dikerjakan

untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pendapat A.

Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 135) bahwa perencanaan adalah

kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara

untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa perencanaan (planning) adalah kegiatan

23
pengambilan keputusan secara matang dalam menentukan suatu

tujuan yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapai tujuan

tersebut.

Untuk menentukan tujuan dan cara mencapainya tentunya

harus diawali dengan menjawab pertanyaan apa, di mana, bilamana,

bagaimana, siap, dan mengapa (Sondang P. Siagian, 2007: 37-38).

Sejalan dengan itu A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 136)

untuk memutuskan tujuan dan cara mencapainya perlu memberi

jawaban atas pertanyaan 5W+1H. Jika dikaitkan dengan wirausaha

konsep ini berkaitan dengan:

1) Usaha apa yang harus dibuka atau dijalankan?

2) Mengapa usaha tersebut harus dibuka atau dijalankan?

3) Di mana usaha tersebut akan dibuka atau dijalankan?

4) Kapan usaha tersebut akan dibuka atau dijalankan?

5) Siapa yang akan membuka atau menjalankan usaha tersebut?

6) Bagaimana cara membuka atau menjalankan usaha tersebut?

Terjawabnya enam pertanyaan tersebut dengan jawaban yang

paling meyakinkan tentunya akan menghasilkan perencanaan yang

baik, karena keenam pertanyaan tersebut merupakan unsur utama

dari sebuah perencanaan. Hal ini diperkuat dengan pendapat

Sondang P. Siagian (2007: 38) bahwa terjawabnya pertanyaan

5W+1h akan berakibat tersusunnya rencana yang baik. Setelah

tersusun rencana yang baik maka untuk melaksanakannya diperlukan

24
pengorganisasian. Karena menurut A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin

(2014: 146) perencanaan akan menunjukkan cara bagaimana

mengorganisir sumber daya yang ada untuk mencapai efektivitas

yang tinggi.

Pengorganisasian (organizing) merupakan kegiatan

mengorganisir sumber daya yang ada (Noor Fuad, 2000:7). Menurut

Sondang P. Siagian (2007: 60) pengorganisasian adalah

pengelompokan sumber daya yang ada lengkap dengan tugas,

wewenang, dan tanggung jawab sehingga terbentuk organisasi yang

dapat digerakkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Lebih lanjut A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 151)

menyebutkan bahwa pengorganisasian adalah proses penyusunan

struktur organisasi sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian adalah kegiatan penentuan tugas, wewenang, dan

tanggung jawab ke dalam sebuah organisasi dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan.

Pengorganisasian menghasilkan organisasi. Menurut Sondang

P. Siagian (2007: 60) “organisasi merupakan alat yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan”. Lebih lanjut A.

Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 152) menyebutkan “organisasi

terdiri dari tiga unsur yaitu orang-orang, kerja sama, dan tujuan yang

25
ingin dicapai”. Kemudian unsur tersebut di jabarkan lebih rinci

menjadi ciri-ciri organisasi.

Organisasi memiliki ciri-ciri berikut: (a) adanya


sekelompok orang yang dapat dikenal dan saling
mengenal; (b) adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi
satu sama lain saling berkaitan (interdependensi part)
yang merupakan kesatuan kegiatan; (c) tiap-tiap orang
memberi sumbangan atau kontribusinya berupa
pemikiran, tenaga, dan lain-lain; (d) adanya kewenangan,
koordinasi, dan pengawasan; (e) adanya tujuan yang
ingin dicapai (A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin, 2014:
152-153).

Oleh karena itu sangat perlu bagi seorang wirausaha

mempunyai kemampuan pengorganisasian yang baik, sehingga dapat

mendukung jalannya usaha dan mencapai apa yang telah

direncanakan. Namun dengan perencanaan yang matang dan baik

serta pengorganisasian yang tepat belum menjamin organisasi

bergerak ke arah tujuan yang tepat, oleh sebab itu diperlukan fungsi

pelaksanaan yaitu pembimbingan dan pengarahan dari pimpinan dan

kemauan bekerja pada orang-orangnya (Soekarno 1984 dalam A.

Rusdiana dan Ahmad Ghazin, 2014: 189).

Pelaksanaan menurut Noor Fuad (2000: 7) merupakan upaya

melaksanakan sumber daya yang ada sesuai dengan tujuan yang

telah dibuat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Sejalan dengan

pendapat Sondang P. Siagian (2007: 95) bahwa pelaksanaan adalah

“semua usaha, cara, teknik, dan metode yang digunakan untuk

mendorong para anggota organisasi mau dan ikhlas bekerja dengan

26
sebaik mungkin untuk mencapai tujuan organisasi dengan efisien,

efektif, dan ekonomis”. Lebih lanjut A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin

(2014: 191) menyebutkan pelaksanaan adalah “kegiatan manajemen

untuk melaksanakan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan...” berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah

segala upaya yang dilakukan untuk melaksanakan diri sendiri

maupun orang lain agar mau bekerja untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Fungsi pelaksanaan menjadi fungsi yang sangat penting dalam

manajemen, karena dengan adanya pelaksanaan maka apa yang telah

direncanakan dan diorganisir dapat dilaksanakan. Namun fungsi

pelaksanaan juga menjadi yang paling sulit karena tidaklah mudah

melaksanakan orang lain. Diperlukan jiwa kepemimpinan untuk

dapat melaksanakan orang lain (A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin,

2014: 190). Sehingga diharapkan dengan adanya jiwa kepemimpinan

tersebut seseorang dapat melaksanakan kegiatan pelaksanaan. Jiwa

kepemimpinan ini diperlukan karena dalam kegiatan pelaksanaan

dibutuhkan dorongan, pimpinan, dan perintah atau pengarahan.

Dorongan diperlukan untuk menimbulkan kemauan bekerja dengan

baik yaitu dengan memberi rangsangan yang baik; pimpinan

diperlukan untuk memberi bimbingan ataupun sebagai contoh

teladan; dan perintah atau pengarahan diperlukan untuk memberikan

27
pengarahan dengan petunjuk yang benar, jelas, dan tepat sehingga

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (A. Rusdiana dan

Ahmad Ghazin, 2014: 192). Selain dari kegiatan di atas diperlukan

suatu pengawasan untuk memastikan apa yang telah digerakkan atau

dilaksanakan benar-benar sesuai dengan apa yang telah

direncanakan.

Pengawasan menurut Sondang P. Siagian (2007: 125)

merupakan “proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi

guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan

sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya”. Lebih

lanjut A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 209) menyebutkan

bahwa pengawasan adalah “tindakan atau proses kegiatan untuk

mengontrol dan menilai kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan

rencana yang telah ditentukan”. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah kegiatan mengontrol

kesesuaian antara pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan

dan mengendalikan pelaksanaan agar selalu sesuai dengan rencana.

Berdasarkan pengertian pengawasan dapat diketahui bahwa

fungsi utama pengawasan yaitu mengontrol dan mengendalikan.

Lebih lanjut A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 211-222)

menyebutkan.

Fungsi pokok pengawasan diantaranya: (1) Mencegah


terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan; (2)
Memperbaiki berbagai penyimpangan dan kesalahan

28
yang terjadi; (3) Mempertebal rasa tanggung jawab
terhadap karyawan atau para pekerja dalam melakukan
tugas yang dibebankan; (4) Mendinamisasikan organisasi
serta semua kegiatan manajemen lainnya.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan manajerial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial. Sehingga kemampuan

manajerial seseorang dapat diukur melalui keterampilan

merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa salah satu bagian dari

kemampuan manajerial adalah keterampilan melaksanakan.

Keterampilan melaksanakan merupakan terampilkan untuk

menjalankan usaha dengan memanfaatkan keterampilan-

keterampilan yang dimiliki, salah satunya adalah keterampilan

bidang otomotif. Keterampilan bidang otomotif bisa didapat melalui

pendidikan SMK ataupun pelatihan-pelatihan. Keterampilan bidang

otomotif di SMK diperoleh salah satunya melalui praktik kerja

industri, yang kemudian dinyatakan dengan prestasi praktik kerja

industri.

c. Prestasi Praktik Kerja Industri

Prestasi dalam KBBI Online berarti hasil yang telah dicapai

(dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Menurut

Muhibbin Syah (2014: 148) prestasi adalah nilai perubahan tingkah

laku (cipta, rasa, dan karsa) akibat pengalaman dan proses belajar.

29
Sejalan dengan itu menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102)

prestasi adalah hasil belajar yang merupakan penekanan dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang, sedangkan indikasinya dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun

keterampilan motorik. Lebih lanjut Witherington (2003:155)

menyebutkan prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui

usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas

kecakapan dalam situasi tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah nilai hasil yang

diperoleh melalui proses pengalaman atau pembelajaran yang

meliputi perubahan perilaku, keterampilan berpikir, maupun

keterampilan motorik.

Praktik kerja industri merupakan nama lain dari pendidikan

sistem ganda. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah

Kejuruan Pasal 1 menyebutkan:

“Pendidikan sistem ganda selanjutnya disebut PSG


adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis
dan sinkron program pendidikan di sekolah menengah
kejuruan dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui bekerja langsung pada pekerjaan
sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”.

30
Lebih lanjut menurut Oemar Hamalik (2007: 21) praktik kerja

industri atau on job training adalah model pembelajaran dengan

pelatihan yang bertujuan memberikan kecakapan yang diperlukan

pekerjaan berdasarkan pekerjaan tersebut. Berdasarkan keterangan

tersebut dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri adalah

pembelajaran untuk mengaplikasikan pembelajaran di sekolah ke

dunia industri dan meningkatkan kemampuan siswa agar sesuai

dengan yang dibutuhkan dunia industri. Oleh karena itu prestasi

praktik kerja industri dapat diartikan sebagai nilai hasil perubahan

perilaku, keterampilan berpikir, dan keterampilan motorik yang

diperoleh melalui proses pengelaman dan belajar langsung di dunia

industri.

Pengertian di atas kemudian diperkuat dengan tujuan PSG

berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 2

yaitu:

1) Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan


kejuruan melalui peran serta institusi pasangan;
2) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja;
3) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang menjadi bekal dasar
pengembangan dirinya secara berkelanjutan;
4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap
pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan; dan

31
5) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan
menengah kejuruan melalui pendayagunaan sumber
daya pendidikan yang ada di dunia kerja.

Berdasarkan tujuan PSG di atas terdapat satu tujuan yang

terkait dengan judul penelitian yaitu PSG bertujuan menghasilkan

tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja

yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. Pengetahuan,

keterampilan, dan etos kerja berkaitan dengan dunia kerja tentunya

diperlukan siswa untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha.

Oleh sebab itu, maka sangat pentinglah bagi siswa untuk berprestasi

pada praktik kerja industri.

Prestasi praktik kerja industri meliputi ranah afektif, kognitif

dan psikomotor (Muhibbin Syah, 2014: 148-150). Diperkuat dengan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 23 tahun

2016 tentang standar penilaian pendidikan pasal 3 yang menyatakan

penilaian meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kemudian pada pasal 10 menyebutkan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yang harus di capai oleh siswa ditetapkan melalui rapat

dewan pendidik. Lebih lanjut pada pasal 12 disebutkan bahwa

penilaian tersebut menggunakan skala 0-100 dan deskripsi.

Sesuai dengan penyataan di atas, SMK Muhammadiyah

Gamping menggunakan skala penilaian 0-100 untuk semua mata

pelajaran dengan nilai KKM 75 (sumber: Kurikulum SMK

Muhammadiyah Gamping). Oleh sebab itu, prestasi praktik kerja

32
industri dinyatakan dengan nilai dengan skala 0-100 dengan nilai

KKM 75, yang berarti semakin tinggi nilai di atas KKM maka

semakin baik prestasi praktik kerja industrinya dan semakin rendah

nilai di bawah KKM maka semakin buruk prestasi praktik kerja

industrinya. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan

bahwa prestasi praktik kerja industri menunjukkan nilai sikap,

pengetahuan, keterampilan yang diperoleh siswa melalui praktek

kerja industri yang diberikan oleh guru pembimbing dan industri

yang bersangkutan.

d. Hubungan antara Kemampuan Manajerial dengan Minat

Berwirausaha Bidang Otomotif

Menurut A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin (2014: 48)

kemampuan manajerial adalah kemampuan seorang dalam

melaksanakan fungsi manajemen. Lebih lanjut A. Rusdiana dan

Ahmad Ghazin (2014: 48) menyebutkan manajemen meliputi fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan atau pengendalian (controlling).

Berdasarkan keterangan tersebut kemampuan manajerial

berhubungan dengan minat berwirausaha, karena orang yang

mempunyai minat berwirausaha pastinya mempunyai rencana-

rencana untuk menjalankan sebuah usaha. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Buchari Alma (2018: 53-55) bahwa sifat seorang

wirausaha di antaranya adalah percaya diri, berorientasi pada tugas

33
dan hasil, berani mengambil risiko, kepemimpinan, mempunyai ide

sendiri dan kemampuan untuk melaksanakannya, dan berorientasi ke

depan. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa seorang

wirausaha itu harus berani mengambil risiko, membuat rencana

usaha, mengambil keputusan, menjalankan rencananya, dan

memimpin jalannya usahanya.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara kemampuan manajerial dengan minat

berwirausaha bidang otomotif. Hubungan tersebut ada karena

seorang wirausaha itu berwirausaha bidang otomotif pasti diawali

dari minatnya dalam berwirausaha. Kemudian dengan kemampuan

manajerial yang dimiliki dia mampu membaca peluang dan membuat

rencana usaha hingga kemudian dapat menjalankan rencananya

tersebut menjadi sebuah usaha.

e. Hubungan antara Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat

Berwirausaha Bidang Otomotif

Prestasi praktik kerja industri menunjukkan nilai aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang didapat oleh siswa ketika

praktik kerja industri salah satunya di bidang otomotif. Selain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan praktik kerja industri juga bertujuan

untuk menumbuhkan etos kerja. hal ini disebutkan dalam tujuan PSG

berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan

34
Pendidikan Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 2

yang menyatakan PSG bertujuan menghasilkan tamatan yang

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai

dengan tuntutan lapangan kerja. Etos kerja menurut KBBI Online

semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau

suatu kelompok. Semangat kerja merupakan bagian dari sifat

wirausaha menurut Marbun (Buchari Alma. 2018: 52). Berdasarkan

keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha

bidang otomotif. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Buchari

Alma (2018: 4) yang menyatakan semakin banyak keterampilan

yang dimiliki seseorang maka akan semakin tinggi minat

berwirausahanya.

f. Hubungan antara Kemampuan Manajerial dan Prestasi Praktik Kerja

Industri Secara Bersama-sama dengan Minat Berwirausaha Bidang

Otomotif

Kemampuan manajerial meliputi keterampilan manajerial.

Mintzberg menyebutkan keterampilan manajerial meliputi

keterampilan konseptual, keterampilan komunikasi, dan

keterampilan teknis (A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin, 2014: 93).

Berdasarkan keterangan di atas salah satu keterampilan manajerial

adalah keterampilan teknis. Robert L. Katz dalam A. Rusdiana dan

Ahmad Ghazin (2014: 93-94) menjelaskan bahwa keterampilan

35
teknis adalah keterampilan untuk menjalankan usaha tersebut seperti

dapat mengoperasikan komputer, memperbaiki mesin, akuntansi, dan

lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan bidang otomotif

merupakan bagian dari keterampilan teknis.

Keterampilan bidang otomotif salah satunya diperoleh melalui

praktik kerja industri. Keterampilan ini kemudian dinyatakan dengan

nilai prestasi untuk menunjukkan pencapaian yang diperoleh siswa

atau untuk menunjukkan nilai keterampilan tersebut. Kemudian

Buchari Alma (2018: 4) menyatakan semakin banyak keterampilan

yang dimiliki seseorang maka akan semakin tinggi minat

berwirausahanya. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara kemampuan manajerial dan prestasi

praktik kerja industri secara bersama-sama dengan minat

berwirausaha bidang otomotif.

2. Kajian Penelitian yang Relevan

Selain daripada itu sebuah penelitian tentunya harus mempunyai

referensi dari penelitian-penelitian yang serupa atau relevan. Penelitian

yang relevan tersebut dijadikan sebagai pedoman pembuatan kerangka

pikir. Hal tersebut berguna untuk menambah, mengembangkan, ataupun

memperbaiki penelitian yang sudah ada. Berikut ini beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian saat ini:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Rasmulia Sembiring dengan judul

“Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Managerial Terhadap Kinerja

36
Usaha Kecil dan Menengah di Kota Medan”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa [1] motivasi mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kinerja UKM. Taraf signifikan yang digunakan adalah 5%

dengan hasil t hitung (6,297) > t tabel (1,646) dan [2] kemampuan

manajerial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan hasil t hitung

(5,849) > t tabel (1,646). Kerelevanan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan terdapat pada variabel penelitian

yaitu kemampuan managerial atau manajerial. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah angket.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Cici Afriani yang berjudul

“Hubungan Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat

Berwirausaha Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Otomotif

di Sekolah Menengah Kejuruan Masmur Pekanbaru”. Hasil

penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha. Taraf

signifikan yang digunakan adalah 5% dengan hasil r hitung (0,761) >

r tabel (0,232). Kerelevanan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan terdapat pada variabel penelitian yaitu prestasi

praktik dan minat berwirausaha. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik

analisis data yang digunakan adalah korelasi products moment.

37
c. Penelitian yang dilakukan Andri Setiyawan yang berjudul

“Hubungan antara Prestasi Kewirausahaan dan Prestasi Praktik Kerja

Industri dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Pragram

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Sawit Boyolali

Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan [1]

terdapat hubungan yang negatifkan signifikan antara prestasi

kewirauhaan dengan minat berwirausaha. Taraf signifikan yang

digunakan adalah 5% dengan hasil yaitu r hitung (-0,267) < r tabel

(0,195), [2] terdapat hubungan positif yang signifikan antara prestasi

praktik kerja industri dengan minat berwirausaha. Taraf signifikan

yang digunakan adalah 5% dengan hasil yaitu r hitung (0,225) > r

tabel (0,195), dan [3] terdapat hubungan positif yang signifikan

antara prestasi kewirausahaan dan prestasi praktik kerja industri

dengan minat berwirausaha. Taraf signifikan yang digunakan adalah

5% dengan hasil yaitu r hitung (0,334) > r tabel (0,195). Kerelevanan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat pada

variabel penelitian yaitu prestasi praktik dan minat berwirausaha.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji

korelasi parsial dan uji regresi ganda.

38
3. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan yang telah

disebutkan di atas maka dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut.

a. Hubungan antara Kemampuan Manajerial dengan Minat

Berwirausaha Bidang Otomotif

Minat berwirausaha bidang otomotif seseorang dapat

ditunjukkan dengan keterampilannya dalam membuat ide-ide atau

rencana-rencana usaha bidang otomotif. Hal tersebut menunjukkan

bahwa minat berwirausaha bidang otomotif dipengaruhi oleh

kemampuan manajerial. Karena kemampuan merupakan

keterampilan seseorang dalam merencana, mengorganisir,

melaksanakan, dan mengawasi. Sehingga seseorang yang

mempunyai kemampuan manajerial yang baik maka minatnya dalam

berwirausaha akan meningkat. Oleh sebab itu, berdasarkan

keterangan tersebut terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara kemampuan manajerial dengan minat berwirausaha bidang

otomotif.

b. Hubungan antara Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat

Berwirausaha Bidang Otomotif

Minat berwirausaha pada diri seseorang muncul karena orang

tersebut mempunyai keterampilan bidang usaha yang diminatinya.

Keterampilan tersebut salah satunya keterampilan otomotif yang

dapat diperoleh melalui proses pembelajaran, pelatihan, ataupun

39
pengalaman kerja. Kemudian baik buruknya keterampilan tersebut

dinyatakan dalam bentuk prestasi. Prestasi praktik kerja industri

termasuk prestasi yang menunjukkan keterampilan seseorang.

Sehingga semakin baik prestasi praktik kerja industri seseorang,

maka minat berwirausaha orang tersebut akan meningkat. Oleh

sebab itu, berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan positif yang signifikan antara prestasi praktik

kerja industri dengan minat berwirausaha bidang otomotif.

c. Hubungan antara Kemampuan Manajerial dan Prestasi Praktik Kerja

Industri dengan Minat Berwirausaha Bidang Otomotif

Minat berwirausaha bidang otomotif memerlukan kemampuan

manajerial dan keterampilan bidang otomotif yang baik sehingga

nantinya usaha bidang otomotifnya dapat berjalan sesuai apa yang

direncanakan. Selain itu juga banyaknya keterampilan yang dimiliki

seseorang akan meningkatkan minat berwirausaha pada seseorang

tersebut. Hal itu berarti semakin baik kemampuan manajerial dan

prestasi praktik kerja industri, maka minat dalam berwirausahanya

akan meningkat. Oleh sebab itu, berdasarkan keterangan di atas

dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan

antara kemampuan manajerial dan prestasi praktik kerja industri

dengan minat berwirausaha bidang otomotif.

40
4. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dibuat di atas dapat diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut.

a. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan

manajerial dengan minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas

XII program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping.

b. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara prestasi praktik

kerja industri dengan minat berwirausaha bidang otomotif siswa

kelas XII program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping.

c. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan

manajerial dan prestasi praktik kerja industri secara bersama-sama

dengan minat berwirausaha bidang otomotif siswa kelas XII program

keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.

J. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di:

1) Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Gamping

2) Alamat : Jl. Wates km. 6 Depok, Ambarketawang,

Gamping, Sleman, D. I. Yogyakarta.

3) Email : smkmuhammadiyahgamping@ymail.com

41
4) Website : smkmuhammadiyahgamping.sch.id

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 4. Jadwal penelitian


Bulan
Kegiatan
12 1 2 3 4
Observasi awal
Penyusunan proposal
Penyusunan instrumen
Validasi instrumen
Penelitian
Pengolahan data
Penyusunan Skripsi

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional karena penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan manajerial

dan prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha bidang

otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping.

3. Variabel Penelitian

a. Jumlah dan Jenis Variabel

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu kemampuan

manajerial, prestasi praktik kerja industri, dan minat berwirausaha

bidang otomotif. Ketiga variabel tersebut terdiri dari dua jenis

variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

42
1) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (Sugiyono, 2016: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas adalah kemampuan manajerial (X1) dan prestasi

praktik kerja industri (X2).

2) Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2016: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah minat berwirausaha bidang otomotif (Y).

b. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan deskripsi teori mengenai variabel penelitian di

BAB II maka dapat disimpulkan definisi operasional variabel

sebagai berikut:

Tabel 5. Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Indikator
Kemampuan seseorang Keterampilan:
dalam merencanakan, merencanakan,
mengorganisir, mengorganisir,
Kemampuan
melaksanakan, dan melaksanakan, dan
manajerial
mengawasi untuk mengawasi
(X1)
mencapai suatu tujuan
atau sasaran yang telah
ditetapkan
Nilai hasil perubahan Akumulasi:
Prestasi
perilaku, keterampilan nilai sikap,
praktik kerja
berpikir, dan pengetahuan, dan
industri (X2)
keterampilan motorik keterampilan

43
Variabel Definisi Indikator
yang diperoleh melalui (nilai rapor praktik
proses pengalaman dan kerja industri)
belajar langsung di dunia
industri
Kecenderungan hati Percaya diri,
seseorang untuk kreatif,
mendongkrak kerja keras,
perekonomian keberanian
Minat memanfaatkan peluang mengambil risiko,
berwirausaha berkaitan dengan menyukai tantangan,
bidang mendesain, kepemimpinan, dan
otomotif (Y) mengembangkan, berpandangan ke masa
memproduksi, dan depan
merawat mobil atau
motor tanpa adanya
paksaan

4. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,

jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan

digunakan (Sugiyono, 2016: 66). Berdasarkan hal ini maka bentuk

paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma ganda

dengan dua variabel independen (bebas). Adapun bentuk paradigma

penelitian sebagai berikut.

44
Gambar 2. Paradigma ganda dengan dua variabel bebas
(Sugiyono, 2016: 68)

Keterangan:

X1 = Kemampuan manajerial

X2 = Prestasi praktik kerja industri

Y = Minat berwirausaha bidang otomotif

r1 = Korelasi sederhana X1 dengan Y

r2 = Korelasi sederhana X2 dengan Y

R = Korelasi ganda antara X1 dan X2 secara bersama-sama

dengan Y

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi generalisasi yang terdiri

atas: obyek/ subyek yang meliputi kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2016; 117). Dalam penelitian ini yang

45
menjadi populasi adalah siswa kelas XII program keahlian teknik

otomotif SMK Muhammadiyah Gamping yang berjumlah 67 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki populasi (Sugiyono, 2016: 118). Teknik sampling yang

digunakan adalah simple random sampling. Menentukan ukuran

sampel menggunakan Nomogram Harry King.

Gambar 3. Nomogram Harry King (Sugiyono, 2016: 129)

Berdasarkan Nomogram Harry King di atas dengan jumlah

Populasi 67 siswa dan taraf kepercayaan sampel terhadap populasi

95% atau tingkat kesalahan 5%, maka diperoleh 0,79 x 67 x 1,195 =

63,25. Jadi dari jumlah populasi 67 siswa diambil 63 siswa sebagai

sampel.

46
6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Kuesioner (angket) dan Dokumentasi.

a. Kuesioner (angket) dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajerial dan minat berwirausaha bidang otomotif

siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif SMK

Muhammadiyah Gamping.

b. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data akumulasi prestasi praktik kerja industri (nilai rapor) siswa

kelas XII program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah

Gamping.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel

yang akan diukur. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini terdapat tiga

instrumen penelitian karena ada tiga variabel penelitian. Adapun kisi-kisi

instrumen sebagai berikut.

Tabel 6. Kisi-kisi Kuesioner Instrumen Penelitian


Variabel Indikator No. Item Jumlah
Kemampuan Keterampilan 1, 2, 3, 4, 5, 6
manajerial merencanakan
Keterampilan 7, 8, 9, 10, 11, 12
mengorganisir
Keterampilan 13, 14, 15, 16, 17, 18
30
melaksanakan
Keterampilan 19, 20, 21, 22, 23, 24
mengawasi

47
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Minat Percaya diri 1, 2, 3, 4, 5
berwirausaha Kreatif 6, 7, 8, 9, 10
bidang Kerja keras 11, 12, 13, 14
otomotif Keberanian 15, 16, 17
mengambil risiko 30
Menyukai tantangan 18, 19, 20
Kepemimpinan 21, 22, 23, 24, 25
Berpandangan ke 26, 27, 28, 29, 30
masa depan

Tabel 7. Kisi-kisi Dokumentasi Prestasi Praktik Kerja Industri


Variabel Indikator Skala Nilai
Prestasi praktik kerja industri Nilai rapor 0 - 100

Kemudian skala ukuran yang digunakan untuk instrumen penelitian

khusus variabel kemampuan manajerial dan minat berwirausaha bidang

otomotif menggunakan skala Likert dalam bentuk pernyataan dengan

empat alternatif pilihan jawaban sebagai berikut:

Tabel 8. Skor Instrumen Likert


(Sugiyono, 2016: 135)
Jawaban Pernyataan Skor
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-Kadang (KK) 2
Tidak Pernah (TP) 1

8. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik uji

coba terpakai. Uji coba terpakai yaitu ketika data hasil uji coba

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Data yang di ambil berasal

dari butir-butir yang valid. Jadi, uji coba akan dilakukan langsung pada

sampel penelitian (Sutrisno Hadi, 2004: 97). Kegiatan yang termasuk di

48
dalam uji coba instrumen adalah pengujian validitas instrumen (meliputi:

validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct

validity)) dan pengujian reliabilitas instrumen.

a. Pengujian Validitas Instrumen

Instrumen yang valid artinya instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2016: 173). Oleh sebab itu, pengujian validitas instrumen diperlukan

untuk mengetahui kevalidan instrumen tersebut sehingga data yang

didapat dengan instrumen tersebut juga valid. Pengujian validitas

instrumen dalam penelitian ini meliputi validitas konstruksi

(construct validity) dan validitas isi (content validity).

1) Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan

pendapat dari ahli (judgment expert). Hal ini berarti setelah

instrumen di konstruksi atau dibuat berdasarkan indikator yang

akan diukur berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2016: 177). Kemudian

setelah selesai konsultasi dengan ahli dilanjutkan dengan uji

coba instrumen. Instrumen tersebut diuji coba pada sampel dari

mana populasi diambil. Setelah data didapat dan di tabulasi

untuk menguji validitas isi (content validity).

49
2) Validitas Isi (Content Validity)

Untuk menguji validitas isi yaitu butir-butir instrumen,

maka setelah instrumen dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya

diuji cobakan, dan dianalisis dengan analisis faktor (butir)

(Sugiyono, 2016: 183). Adapun analisis faktor dalam penelitian

ini dibantu dengan menggunakan software SPSS 19. Langkah uji

validitas isi sebagi berikut:

a) Merumuskan hipotesis

Ho: Butir soal tidak valid

Ha: Butir soal valid

b) Menentukan signifikansi (sig.) = 5% atau 0,05

c) Menentukan kriteria pengujian (Duwi Priyatno, 2012: 120)

Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.

Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.

Atau

Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima.

Jika r hitung ≥ r tabel, maka Ho ditolak.

d) Membuat kesimpulan

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2016: 173). Untuk menguji reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini menggunakan internal consistency

50
dengan teknik belah dua (split halt) yang dianalisis dengan rumus

Spearman Brown pada software SPSS 19.

Ketentuan:

Tabel 9. Kriteria Koefisien Reliabilitas


(Sugiyono, 2016: 257)
Keterangan
Nilai
Reliabilitas
ri < 0,199 Sangat rendah
0,20 ≤ ri < 0,40 Rendah
0,40 ≤ ri < 0,60 Sedang
0,60 ≤ ri < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ ri < 1,00 Sangat tinggi

9. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan dilakukan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data terkumpul. Adapun kegiatan dalam analisis

data adalah mengelompokkan data sesuai variabel, mentabulasi data

berdasarkan variabel, menyajikan data tiap variabel, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,

2016: 207). Oleh sebab itu diperlukan teknik analisis data.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

statistik. Adapun statistik yang digunakan adalah statistik parametris.

Statistik parametris ini kemudian dipakai untuk menguji hipotesis.

Hipotesis dalam penelitian ini termasuk hipotesis asosiatif (hubungan)

dengan bentuk data interval atau ratio. Untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 19. Namun, sebelum

51
melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan pengujian prasyarat

analisis yaitu uji normalitas data.

a. Pengujian Normalitas Data.

Sebelum melakukan uji hipotesis terhadap data penelitian,

terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas data. Uji ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang didapat memenuhi

syarat untuk dianalisis dengan statistik parametris. Uji normalitas

data dalam penelitian ini menggunakan bantuan metode One Sampel

Kolmogorov-Smirnov pada software SPSS 19.

1) Merumuskan hipotesis (Duwi Priyatno, 2012: 40)

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

2) Menentukan signifikansi (sig) = 5% atau 0,05

3) Menentukan kriteria pengujian

Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.

Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.

4) Membuat kesimpulan

b. Pengujian Hipotesis

1) Pengujian hipotesis pertama menggunakan bantuan analisis

korelasi pada software SPSS 19

a) Menentukan hipotesis

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara

kemampuan manajerial dengan minat berwirausaha bidang

52
otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif

SMK Muhammadiyah Gamping.

Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

kemampuan manajerial dengan minat berwirausaha bidang

otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif

SMK Muhammadiyah Gamping.

b) Menentukan signifikansi (sig) = 5% atau 0,05

c) Menentukan kriteria pengujian

Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.

Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. (Duwi Priyatno,

2012: 63)

atau

Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima.

Jika r hitung ≥ r tabel, maka Ho ditolak. (Sugiyono, 2016:

258)

d) Membuat kesimpulan

2) Pengujian hipotesis kedua menggunakan bantuan analisis

korelasi pada software SPSS 19

a) Menentukan hipotesis

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara

prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha

bidang otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik

otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.

53
Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha

bidang otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik

otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.

b) Menentukan signifikansi (sig) = 5% atau 0,05

c) Menentukan kriteria pengujian

Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.

Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. (Duwi Priyatno,

2012: 63)

atau

Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima.

Jika r hitung ≥ r tabel, maka Ho ditolak. (Sugiyono, 2016:

258)

d) Membuat kesimpulan

3) Pengujian hipotesis ketiga menggunakan bantuan tabel model

summary pada analisis regresi di software SPSS 19

a) Menentukan hipotesis

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara

kemampuan manajerial dan prestasi praktik kerja industri

secara bersama-sama dengan minat berwirausaha bidang

otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif

SMK Muhammadiyah Gamping.

54
Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

kemampuan manajerial dan prestasi praktik kerja industri

secara bersama-sama dengan minat berwirausaha bidang

otomotif siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif

SMK Muhammadiyah Gamping.

b) Menentukan signifikansi (sig) = 5% atau 0,05

c) Menentukan kriteria pengujian.

Jika sig. F change > 0,05, maka Ho diterima.

Jika sig. F change < 0,05, maka Ho ditolak.

atau

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima.

Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak. (Sugiyono, 2016:

267)

d) Membuat kesimpulan.

55
DAFTAR PUSTAKA

A. Rusdiana dan Ahmad Ghazin. 2014. Asas-Asas Manajemen Berwawasan


Global. Bandung: Pustaka Setia.

Andri Setiyawan, dkk. 2014. “Hubungan antara Prestasi Kewirausahaan dan


Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII
SMK Negeri 1Sawit Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014,” Laporan
Penelitian, tidak diterbitkan. Surakarta: FKIP Universitas Sebelah Maret.
Tersedia:
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptm/article/download/8202/5962 (16
Januari 2019).

Badan Pusat Statistik. 2019. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan


Tertinggi yang Ditamatkan 1986-2018. Badan Pusat Statistik (Online).
Tersedia: https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16/972/pengangguran-
terbuka-menurut-pendidikan-tertinggi-yang-ditamatkan-1986---2018.html
(14 Januari 2019).

Buchari Alma. 2018. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:


Alfabeta.

Cici Afriani. 2012. “Hubungan Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat
Berwirausaha Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Otomotif di
Sekolah Menengah Kejuruan Masmur Pekanbaru,” Skripsi, tidak
diterbitkan. Pekanbaru: FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Tersedia:
http://repository.uin-suska.ac.id/8181/1/2012_2012379.pdf (16 Januari
2019).

Dekan FKIP UST. 2015. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: FKIP
UST.

Direkoran Penyusunan APBN dan Direktorat Jendral Anggaran. 2018. Informasi


APBN 2018 Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan. Tersedia:
https://www.kemenkeu.go.id/media/6888/informasi-apbn-2018.pdf (4
Januari 2019).

Duwi Priyatno. 2012. Belajar Cepat Ilah Data Statistik dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset.

Gordon, Jack. 2011. Pfeiffer’r Classic Activities for Develoving New Managers
(Terjemah Benyamin Molan). Jakarta: PT Indeks. Buku asli diterbitkan
tahun 2005.

56
KBBI Online. 2019. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Tersedia:
http://www.kbbi.web.id.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ikhtisar Data Pendidikan &


Kebudayaan 2017/2018. Tersedia:
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_4B619F17-97F5-4B93-
BB0B-7F83B5512B0B_.pdf (4 Januari 2019).

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


323/U/1997 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada
Sekolah Menengah Kejuruan.

Ki Hadjar Dewantara. 2013. Ki Hadjar Dewantara: Pemikiran, Konsepsi,


Keteladanan, Sikap Merdeka (Buku I Pendidikan). Yogyakarta: UST-Press.

Kompas. 2018. Komnas HAM Catat 4 Kondisi Darurat Pendidikan Indonesia.


Kompas.com (Online). Tersedia:
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/02/12581141/komnas-ham-catat-
4-kondisi-darurat-pendidikan-indonesia (4 Januari 2019).

Leonardus Saiman. 2012. Kewirausahaan Teori, Praktik,dan Kasus-Kasus.


Jakarta: Salemba Empat.

M. Ngalim Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi Nitisusastro. 2012. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil.


Bandung: Alfabeta.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noor Fuad. 2000. Dasar-Dasar Ketrampilan Manajerial. Jakarta: Creative Idea


Communication.

Oemar Hamalik. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan


Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 23 Tahun 2016 Tentang


Standar Penilaian Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar


Isi.

57
R. W. Suparyanto. 2013. Kewirausahaan Konsep dan Realita pada Usaha Kesil.
Bandung: Alfabeta.

Rasmulia Sembiring. 2016. “Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Managerial


terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah di Kota Medan,” Jurnal
SULTANIST (Vol. 4 Nomor 1). Hlm. 65-70. Tersedia:
http://jurnal.stiesultanagung.ac.id/index.php/S/article/download/194/179 (16
Januari 2019).

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sofan Amri dan Yayan. 2011. Dasar-Dasar Otomotif untuk SMK. Jakarta:
Prestasi Pustaka.

Sondang P. Siagian. 2007. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2017. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan


Fakultas Psikologi UGM.

T. Hani Handoko. 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: BPFE.

Tribunnews. 2018. Tingginya Tingkat Pengangguran Lulusan SMK


Dipertanyakan. Tribunnews.com (Online). Tersedia:
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/11/13/tingginya-tingkat-
engangguran-lulusan-smk-dipertanyakan (14 Januari 2019).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

58

You might also like