You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ACARA 2
GEOREFERENCING
Ika Vebrianti 15405241057

A. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengoperasikan software Quantum GIS


2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi georeference

B. Dasar teori

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem berbasis komputer yang

digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografis. Sistem

informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, serta menganalisis


objek-objek dan fenomena- fenomena yang mengetengahkan lokasi geografis sebagai

karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, Sistem

Informasi Geografis merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan

dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu: masukan, keluaran,

manajeman data (penyimpanan dan pemanggilan data), serta analisis dan manipulasi

data (Prahasta, 2007).


Sedangkan menurut Triyono dan Wahyudi (2008), pada dasarnya istilah sistem

informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi,
dan geografis. Dengan demikian pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan
sangat membantu dalam memahami Sistem Informasi Geografis. Dengan melihat

unsur-unsur pokoknya, maka jelas sistem informasi geografis merupakan suatu sistem

yang menekankan pada unsur “informasi geografis”. Fungsi SIG adalah meningkatkan

kemampuan menganalisis informasi spasial secara terpadu untuk perencanaan dan


pengambilan keputusan. SIG dapat memberikan informasi kepada pengambil

keputusan untuk analisis dan penerapan database keruangan.

Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image


yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan
proyeksi tertentu. Pada SIG, ada 2 sistem koordinat, yaitu sistem koordinat geografi
(geographic coordinate system) dan sistem koordinat proyeksi (projected coordinate
system). Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan
digunakan bisa ditandai dengan penggunaan derajat/ degree pada sistem koordinat
geografi dan meter pada sistem koordinat proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan
kekurangan pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat

geografi adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem
koordinat proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa

dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat
menghitung luasan/ panjang pada sistem SIG dan jika perhitungan tersebut dilakukan,

tingkat error yang dihasilkan pun akan tinggi. Sedangkan kekurangan dari sistem

koordinat proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter maka hanya bisa

menganalisis satu kawasan saja (Prasetyo, 2011: 11).

Menurut ( Potabuga, 2010) Georeferencing sangat penting untuk membuat foto

udara dan citra satelit,biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti
menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan dengan

pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat dalam data atau gambar

yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang diinginkan baik

untuk menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini tersedia.

Yang terakhir ini dapat digunakan untuk menganalisis perubahan dalam fitur yang

diteliti selama jangka waktu tertentu.

C. Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
Alat

- Ballpoint untuk menulis pendukung praktikum

- Laptop untuk praktikum

- Peta Merbabu Landuse


Bahan

- Kertas untuk menulis titik koordinat


D. Langkah kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum ini adalah

1. Klik menu raster -> georeference

2. Akan nampak jendela georeference, lalu panggil peta di menu open raster

3. Buka file merbabu di folder lalu tekan open


4. Lalu akan nampak jendela sistem referensi koordinat -> lalu pilih WGS 84 -> tekan
ok

5. Lalu akan nampak peta yang akan di georeference

6. Untuk membuat titik ikat klik pada menu add point


7. Lalu buatlah titik ikat di masing-masing pertemuan koordinat, sehingga muncul
kotak dialog sebagai berikut, lalu tekan Ok

8. Lakukan hal serupa sebanyak 4 kali

9. Setelah selesai memasukan koordinat akan muncul kotak dialog

10. Setelah itu klik tanda segitiga hijau lalu akan muncul kotak dialog sebagai berikut,
transformation type pilih linear, resampling method pilih tetangga terdekat, target
SRS pilih Selected CRS

11. Lalu simpan raster keluaran dengan nama 15405241057_Ika lalu tekan OK
12. Lalu klik kembali di segitiga hijau dan menunggu indikasi kemajuan keberhasilan
georeference

13. Setelah selesai akan ditandai bahwa georefrence telah selesai

14. Lalu klik jendela georeference dan di save

15. Muncul jendela awal Q-GIS dan panggil kembali layer yang telah di georeferensi

pada menu tambhakan layer raster

16. Lalu akan muncul layer yang telah berhasil di georeferensi dan memiliki koordinat

yang sesuai
E. Hasil dan Pembahasan
Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini adalah


Sebelum di georeference

Gambar 1. Sebelum di Georeferencing


Sesudah di georeference muncul koordinat yang sesuai,

Gambar 2. Sesudah di Georeferencing


Pembahasan

Dari hasil yang didapatkan saat praktikum, dapat dilihat pada gambar diatas
menunjukkan bahwa ada perbedaan peta yang ditampilkan sebelum dan setelah di

georeferencing. Karena pada gambar 1 merupakan peta apa adanya yang belum

terkoordinat karena proses georeferencing adalah proses penempatan objek berupa


raster yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat
dan proyeksi tertentu lalu pada gambar 2 didapatkan hasil yang sudah terkoordinat.

Pada salah satu langkah kerja pada gambar yang sebelum dikoordinat, koordinat pada
peta Merbabu ini pada koordinat WGS 84, karena Merbabu ini termasuk dalam belahan
bumi selatan.
Terkait dengan hasil yang nampak setelah di georeferensi terdapat perbedaan

yang nampak dari penglihatan adalah garis astronominya menjadi berbeda. Pada peta
sebelum garis astronomi lebih banyak dan kecil-kecil sedangkan setelah di proses

menjadi koordinat, garis astronominya menjadi lebih besar. Setelah proses georeference
ini peta akan bisa diolah lebih lanjut.

F. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum adalah

1. Terdapat perbedaan peta sebelum dan sesudah di georeferencing

2. Karena adanya proses georeferencing, sebuah peta menjadi memiliki koordinat


yang sesuai dengan penempatannya.

G. Daftar Pustaka

Potabuga. 2010. Automasi Data_1Georeferencing. Klaten: Intan Pariwara.

Prahasta, E. 2007. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung: Informatika.

Prasetyo, Arif. 2011. Modul Dasar ArcGIS 10 : Aplikasi Pengelolaan Sumberdaya Alam.
Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Triyono, J., dan Wahyudi, K. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografi Tingkat
Pencemaran Industri di Kabupaten Gresik. Jurnal Teknologi Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta Vol. 1 No. 1.

You might also like