You are on page 1of 5

Amalan Ketika Datang Panggilan Shalat Jama’ah

Alhamdullillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu Robbunaa wa


yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai berbagai adab menuju masjid ketika menghadiri
shalat jama’ah dan amalan apa saja yang dilakukan sebelum shalat. Semoga bermanfaat.

Tinggalkanlah Berbagai Aktivitas Ketika Datang Panggilan Shalat


Dari Al Aswad, dia berkata bahwa dia menanyakan pada ‘Aisyah mengenai apa saja yang
dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya?
‘Aisyah menjawab,
‫صالة ُ خ ََر َج ِإلَيها‬
َّ ‫ت ال‬ َ ‫ون فِي ِم ْهنَ ِة أ َ ْه ِل ِه – يَ ْعنِى فى ِخ ْد َمةَ أ َ ْه ِل ِه – فَإِذَا َح‬
ِ ‫ض َر‬ ُ ‫َكانَ َي ُك‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya, ketika ada
panggilan shalat jama’ah, beliau bergegas pergi menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)
Itulah yang semestinya dilakukan ketika seseorang mendengar adzan, bukan malah meneruskan
aktivitas hingga iqomah, baru bergegas ke masjid.
Bergegaslah Mendatangi Masjid dan Berusaha Untuk Datang Lebih Awal
Kenapa demikian? Yaitu agar seseorang memperoleh shaf pertama dan agar mendapatkan pahala
karena menunggu shalat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

َ ‫ف األ َ َّو ِل ث ُ َّم لَ ْم َي ِجد ُوا إِالَّ أ َ ْن يَ ْست َ ِه ُموا‬


‫ع َل ْي ِه الَ ْستَ َه ُموا‬ ِ ‫ص‬
َّ ‫اء َوال‬ ُ َّ‫لَ ْو َي ْعلَ ُم الن‬
ِ َ‫اس َما فِى النِد‬
“Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin
memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫آخ ُرهَا َوش َُّرهَا أ َ َّولُ َها‬
ِ ‫اء‬
ِ ‫س‬ ِ ُ ‫صف‬
َ ِ‫وف الن‬ ِ ‫الر َجا ِل أ َ َّولُ َها َوش َُّرهَا‬
ُ ‫آخ ُرهَا َو َخي ُْر‬ ِ ‫وف‬ِ ُ ‫صف‬
ُ ‫َخي ُْر‬
“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf pertama, sedangkan yang paling jelek bagi laki-laki
adalah shaf terakhir. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah shaf terakhir, sedangkan yang paling
jelek bagi wanita adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫صالَة ُ ِه‬
ُ ‫ى ت َ ْح ِب‬
ُ ‫سه‬ َّ ‫ت ال‬ َّ ‫فَإِذَا دَ َخ َل ْال َمس ِْجدَ َكانَ فِى ال‬
ِ َ‫صالَةِ َما َكان‬
“Jika seseorang memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu
shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Usahakan Berwudhu (Bersuci) di Rumah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫َت خ‬
ُ‫َط َوتَاه‬ ْ ‫َّللا َكان‬
ِ َّ ‫ض‬ِ ‫ضةً ِم ْن فَ َرا ِئ‬
َ ‫ى فَ ِري‬ ِ ‫َّللا ِل َي ْق‬
َ ‫ض‬ ِ َّ ‫ت‬ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ٍ ‫ط َّه َر ِفى َب ْي ِت ِه ث ُ َّم َمشَى ِإلَى َب ْي‬َ َ‫َم ْن ت‬
ً‫َطيئَةً َواأل ُ ْخ َرى ت َ ْرفَ ُع دَ َر َجة‬
ِ ‫طخ‬ ُّ ‫ِإ ْحدَا ُه َما تَ ُح‬
“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian dia berjalan menuju salah satu rumah Allah untuk
menunaikan kewajiban yang Allah wajibkan, maka satu langkah kakinya akan menghapuskan
kesalahan dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajat.” (HR. Muslim)
Menuju Masjid dengan Berjalan Kaki
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫صالَ ِة‬
‫صدَقَة‬ ْ ‫َو ُك ُّل خ‬
َّ ‫َط َو ٍة تَ ْمشِي َها ِإلَى ال‬
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ع ْنهُ ِب َها‬
‫سيِئَة‬ َ ‫ب لَهُ بِ َها َح‬
َ ‫سنَة َوي ُْم َحى‬ ُ َ ‫صالَةِ يُ ْكت‬
َّ ‫طوهَا إِلَى ال‬ ْ ‫ُك ُّل ُخ‬
ُ ‫ط َوةٍ يَ ْخ‬
“Setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus
kejelekan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)
Apakah perlu memperpendek langkah kaki?
Ada sebagian ulama yang menganjurkan bahwa setiap orang yang hendak ke masjid hendaknya
memperpendek langkah kakinya. Akan tetapi, ini adalah anjuran yang bukan pada tempatnya dan
tidak ada dalilnya sama sekali. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits hanya
mengatakan ‘setiap langkah kaki menuju shalat’ dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mengatakan ‘hendaklah setiap orang memperpendek langkahnya.’ Seandainya perbuatan ini
adalah perkara yang disyari’atkan, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan
menganjurkannya kepada kita. Yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah bukan memanjangkan
atau memendekkan langkah, namun yang dimaksudkan adalah berjalan seperti kebiasaannya.
(Lihat Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin pada
penjelasan hadits no. 26)
Haruslah Tenang, Tidak Perlu Tergesa-gesa Menuju Masjid
Abu Qotadah mengatakan,
: ‫ قَا َل‬، ‫صلَّى‬ َ ‫ فَلَ َّما‬، ‫س ِم َع َج َلبَةَ ِر َجا ٍل‬ َ ‫ص ِلي َم َع الرسول ( صلى هللا عليه وسلم ) إِ ْذ‬ َ ُ‫( َب ْي َن َما ن َْح ُن ن‬
َّ ‫صالة َ فَ َعلَ ْي ُك ْم ِبال‬
‫س ِكينَ ِة‬ َّ ‫ ا ْست َ ْع َج ْلنَا ِإلَى ال‬: ‫( َما شَأْنُ ُك ْم ) ؟ قَالُوا‬
َّ ‫ ( فَال ت َ ْف َعلُوا ِإذَا أَت َ ْيت ُ ُم ال‬: ‫ قَا َل‬، ِ‫صالة‬
) ‫ َو َما فَات َ ُك ْم فَأَتِ ُّموا‬، ‫صلُّوا‬
َ َ‫ فَ َما أَد َْر ْكت ُ ْم ف‬،
“Tatkala kami menunaikan shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu terdengar
suara beberapa orang yang tergesa-gesa. Kemudian setelah selesai shalat beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata, “Ada apa dengan kalian tadi?” Orang-orang yang tadi tergesa-gesa
pun menjawab, “Kami tadi tergesa-gesa untuk shalat.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
berkata, “Janganlah kalian lakukan seperti itu. Jika kalian mendatangi shalat, bersikap
tenanglah. Jika kalian mendapati imam shalat, maka ikutilah. Sedangkan apa yang luput dari
kalian, sempurnakanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َف َما أَد َْر ْكت ُ ْم‬، ‫عوا‬ ِ َ‫س ِكينَ ِة َو ْال َوق‬
ُ ‫ َوال تُس ِْر‬، ‫ار‬ َّ ‫علَ ْي ُك ْم بِال‬ َّ ‫شوا إِلَى ال‬
َ ‫ َو‬، ِ‫صالة‬ ْ َ‫ ف‬، َ‫س ِم ْعت ُ ُم اإلقَا َمة‬
ُ ‫ام‬ َ ‫إِذَا‬
‫ َو َما فَات َ ُك ْم فَأ َ ِت ُّموا‬، ‫صلُّوا‬
َ َ‫ف‬
“Jika kalian mendengar adzan, berjalanlah menuju shalat, bersikap tenang dan khusyu’lah,
janganlah tergesa-gesa. Jika kalian mendapati imam shalat, maka shalatlah. Sedangkan apa yang
luput dari kalian, sempurnakanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bacalah Dzikir Ketika Berjalan Ke Masjid dan Ketika Masuk Masjid
Ketika keluar rumah, hendaklah setiap muslim membaca do’a: Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa
hawla wa laa quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada
daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya).
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ ‫َّللا الَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوة َ ِإالَّ ِب‬
‫اّللِ قَا َل « يُقَا ُل ِحي َن ِئ ٍذ‬ َ ُ‫َّللا ت َ َو َّك ْلت‬
ِ َّ ‫ع َلى‬ َّ ‫ِإذَا خ ََر َج‬
ِ َّ ‫الر ُج ُل ِم ْن َب ْي ِت ِه فَقَا َل ِبس ِْم‬
‫ى‬ َ ‫ِى َو ُك ِف‬َ ‫ْف لَ َك ِب َر ُج ٍل قَ ْد ُهد‬ َ ‫طان آخ َُر َكي‬ َ ‫ش ْي‬
َ ُ‫ين فَيَقُو ُل لَه‬
ُ ‫اط‬ ِ َ‫شي‬ َّ ‫يت فَتَتَنَ َّحى لَهُ ال‬ َ ِ‫يت َو ُوق‬ َ ‫ِيت َو ُك ِف‬
َ ‫ُهد‬
.» ‫ى‬َ ِ‫َو ُوق‬
“Jika seseorang keluar dari rumah, lalu dia mengucapkan “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa
hawla wa laa quwwata illa billah” (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada
daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu: “Engkau akan diberi petunjuk,
dicukupkan, dijaga, dan setan pun akan menyingkir darinya”. Setan yang lain akan mengatakan:
“Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk,
kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih)
Kemudian ketika perjalanan menuju masjid, hendaklah membaca do’a:
‫ص ِرى‬ َ َ‫اجعَ ْل فِى ب‬ ً ُ‫س ْم ِعى ن‬
ْ ‫ورا َو‬ َ ‫اج َع ْل فِى‬
ْ ‫ورا َو‬ ً ُ‫سانِى ن‬ َ ‫اجعَ ْل فِى ِل‬
ْ ‫ورا َو‬ ً ُ‫اجعَ ْل ِفى قَ ْلبِى ن‬
ْ ‫اللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ورا اللَّ ُه َّم َوأَع‬
‫ْظ ْم ِلى‬ ً ُ‫ورا َو ِم ْن تَ ْح ِتى ن‬
ً ُ‫اج َع ْل ِم ْن فَ ْوقِى ن‬
ْ ‫ورا َو‬ً ُ‫امى ن‬ ً ُ‫اج َع ْل خ َْل ِفى ن‬
ِ ‫ورا َوأ َ َم‬ ْ ‫ورا َو‬ً ُ‫ن‬
‫ورا‬ ً ُ‫ن‬
“ALLAHUMMAJ’AL FII QOLBIY NUURON, WAJ’AL FII LISAANIY NUURON, WAJ’AL
FII SAM’IY NUURON, WAJ’AL FII BASHORIY NUURON, WAJ’AL KHOLFIY NUURON,
WA AMAMAAMIY NUURON, WAJ’AL MIN FAWQIY NUURON WA MIN TAHTII
NUURON. ALLAHUMMA A’ZHIM LII NUURON.” [Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku,
lisanku, pendengaranku, penglihatanku, di belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku.
Ya Allah berikanlah aku cahaya]” (HR. Abu Daud, no. 1353. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa hadits ini shahih)
Ketika masuk masjid, ucapkanlah do’a: Allahummaftah lii abwaaba rohmatik (Ya Allah,
bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu).
Dari Abu Usaid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َو ِإذَا خ ََر َج فَ ْليَقُ ِل اللَّ ُه َّم ِإنِى أَسْأَلُ َك ِم ْن‬.‫اب َر ْح َمتِ َك‬
َ ‫ِإذَا دَ َخ َل أ َ َحدُ ُك ُم ْال َمس ِْجدَ فَ ْليَقُ ِل اللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح ِلى أَب َْو‬
ْ َ‫ف‬
‫ض ِل َك‬
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki masjid, ucapkanlah: Allahummaftah lii abwaaba
rohmatik (Ya Allah, bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu). Dan jika keluar dari masjid,
ucapkanlah: Allahummaftah lii abwaaba min fadhlik (Ya Allah, bukakanlah padaku pintu
kemuliaan-Mu).” (HR. Muslim)
Doa masuk masjid yang lebih utama :

Tentang Do’a masuk masjid di atas dan keutamannya

Janganlah Menyela-nyela Jari-Jemari


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ و شبك بين‬: ‫إذا توضأ أحدكم في بيته ثم أتى المسجد كان في صالة حتى يرجع فال يقل هكذا‬
‫أصابعه‬
“Jika salah seorang di antara kalian berwudhu di rumahnya, kemudian mendatangi masjid, maka
dia sudah teranggap berada dalam shalat sampai dia kembali. Oleh karena itu janganlah lakukan
seperti ini: Menyela-nyela jari-jemari.” (HR. Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih)

Kerjakanlah Shalat Tahiyyatul Masjid, Jangan Langsung Duduk


Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ي َر ْك َعتَي ِْن‬ ْ ‫إذَا دَ َخ َل أ َ َحدُ ُك ْم ْال َمس ِْجدَ فَ َال َي ْج ِل‬
َ ُ‫س َحتَّى ي‬
َ ‫ص ِل‬
“Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, maka janganlah dia duduk sampai dia
mengerjakan shalat sunnah dua raka’at (shalat sunnah tahiyatul masjid).” (HR. Bukhari)

Janganlah Mengerjakan Shalat Sunnah Ketika Iqomah


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫صالَة َ ِإالَّ ْال َم ْكتُو َبة‬
َ َ‫صالَة ُ فَال‬ ِ ‫ِإذَا أُقِي َم‬
َّ ‫ت ال‬
“Apabila dikumandangkan iqomah, maka tidak ada shalat lagi selain shalat wajib.” (HR. Muslim)

Jangan Keluar dari Masjid Setelah Adzan


Abdurrahman bin Harmalah mengatakan, ”Seorang laki-laki datang menemui Sa’id bin Al
Musayyib untuk menitipkan sesuatu karena mau berangkat haji dan umroh. Lalu Sa’id mengatakan
kepadanya, ”Janganlah pergi, hendaklah kamu shalat terlebih dahulu karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫الر ْج َعةَ ِإلَى ْال َمس ِْج ِد‬
َّ ُ ‫اء ِمنَ ْال َمس ِْج ِد ِإالَّ ُمنَافِق ِإالَّ َر ُجل أ َ ْخ َر َجتْهُ َحا َجتُهُ َو ُه َو ي ُِريد‬
ِ َ‫الَ َي ْخ ُر ُج َب ْعدَ النِد‬
“Tidaklah keluar dari masjid setelah adzan kecuali orang munafik atau orang yang ada keperluan
dan ingin kembali lagi ke masjid.”
Lalu orang ini mengatakan,”(Tetapi) teman-temanku sedang menunggu di Al Harroh.” Lalu dia
keluar (dari masjid). Belum lagi Sa’id menyayangkan kepergiannya, tiba-tiba dikabarkan orang ini
telah jatuh dari kendaraanya sehingga pahanya patah.”
Hadits ini terdapat dalam Sunan Ad Darimi pada Bab ‘Disegerakannya hukuman di dunia bagi
orang yang meremehkan perkataan Nabi dan tidak mengagungkannya’.
Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

Jangan Berdiri Ketika Iqomah Sampai Imam Berdiri


Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫صالَة ُ فَالَ تَقُو ُموا َحتَّى ت َ َر ْونِى‬ ِ ‫إِذَا أُقِي َم‬
َّ ‫ت ال‬
“Jika iqomah sudah dikumandangkan, maka janganlah kalian berdiri sampai kalian melihatku
berdiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad


wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

You might also like