You are on page 1of 7

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN STEM UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS FISIKA DAN


KETERAMPILAN ABAD 21

I Gusti Nyoman Suardika

SMA Negeri 1 Denpasar, Jl. Kamboja No. 4 Denpasar.

E-mail: suardika.ign@gmail.com

Abstract

This study aims to get an overview of the increasing understanding of physics concepts and 21st century skills
after the application of learning with STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) approaches,
in direct current electric circuit units. The study was conducted on grade XII MIA students of SMAN 1 Denpasar
in the academic year 2018/2019, with two classes as the research sample, using cluster random sampling
technique. The research design was one group pretest-posttest design. Data were obtained by calculating
normalized gain, pretest and posttest scores in the data pairs of each sample, then Paired Sample t-test was
carried out to ensure the mean difference. The results showed an increase in the mean pretest and posttest, in the
data pairs understanding of the physical science concept 0.62, the pair of 21st century skills data consisting of
critical thinking 0.34, collaboration 0.35, communication 0.44, creativity and innovation 0.35 and together an
increase in the average of 0.37, all in the medium category. The results of the t-test show the value of sig.
(0.000)<α (0.05), in each pair of data there were significant differences between pretest and posttest.
Conclusion: There is an increase in understanding of 21st century physics and skills concepts after the
implementation of the STEM approach.

Keywords: Understanding of physics science concepts, 21st century skills,


STEM approach.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep sains fisika dan
keterampilan abad 21 setelah diterapkannya pembelajaran berpendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering and Mathematics), pada unit rangkaian listrik arus searah. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII
MIA SMAN 1 Denpasar tahun pelajaran 2018/2019, dengan dua kelas sebagai sampel penelitian, digunakan
teknik cluster random sampling. Desain penelitian adalah one group Pretes-posttest design. Data diperoleh
dengan menghitung gain-skor terrnormalisasi, pretes dan posttest pada pasangan data masing-masing sampel,
selanjutnya dilakukan uji Paired Sampel t-test untuk meyakinkan adanya perbedaan rerata. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan rerata pretes dan posttest, pada pasangan data pemahaman konsep sains
fisika 0,62, pasangan data keterampilan abad 21 ang terdiri dari berpikir kritis 0,34, kolaborasi 0,35, komunikasi
0,44, kreativitas dan inovasi 0,35 dan secara bersama peningkatan rerata total 0,37, semuanya pada katagori
sedang. Hasil uji-t menunjukkan nilai sig.(0,000)<α(0,05), pada masing-masing pasangan data terdapat
perbedaan yang signifikan antara pretes dan posttest. Simpulan penelitian: Terdapat peningkatan pemahaman
konsep sains fisika dan keterampilan abad 21 setelah diterapkannya pembelajaran pendekatan STEM.

Kata Kunci: Pemahaman konsep sains fisika, keterampilan abad 21,


berpendekatan STEM.

Pendahuluan kependidikan lainnya baik melalui Pendidikan


Berbagai upaya telah dilakukan dan Pelatihan, seminar dan kegiatan
pemerintah dalam rangka peningkatan mutu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
pendidikan di Indonesia antara lain: menambah serta peningkatan kualifikasi pendidikan
anggaran pendidikan menjadi 20% dari mereka dan melakukan penyempurnaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kurikulum 1994 menjadi Kurikulum
(APBN),[1] Pengadaan sarana dan prasarana, Berpendekatan Kompetensi (KBK) atau
peningkatan mutu guru dan tenaga Kurikulum 2004 yang kembali mengalami

0
revisi menjadi Kuikulum Tingkat Satuan mendapat perhatian. Pada hal, penilaian harus
Pendidikan (KTSP) bahkan dikembangkan lagi mencakup ketiga aspek tersebut. Hal ini sesuai
menjadi kurikulum 2013 yang merupakan dengan apa yang dikatakan Dantes, et al.,
implementasi keterampilan abad 21. Saat ini pengukuran dan penilaian prestasi
Namun demikian, semua usaha tersebut siswa sebagian besar bertumpu pada aspek
nampaknya belum membuahkan hasil yang kognitif saja, di semua jenjang, dari
optimal. Berbagai indikator menunjukkan penilaian di kelas sampai ke penilaian
bahwa mutu pendidikan, terlebih lagi dalam tingkat nasional. Di samping itu, tes yang
pemahaman konsep dalam pembelajaran sains digunakan bertumpu pada satu jenis soal
fisika masih belum meningkat secara (tes objektif). Ini terbukti berakibat sangat
signifikan. Isu yang mengemuka dewasa ini fatal, yaitu guru dalam mengelola
bahwa adanya kesenjangan antara sekolah pembelajaran hanya berorientasi pada
dengan kehidupan nyata di masyarakat, apa bagaimana prestasi siswanya akan dinilai
yang dipelajari siswa di sekolah merupakan hal nanti, sehingga guru tidak merasa perlu
lain yang terjadi di masyarakat, sehingga untuk mengikuti berbagai inovasi
disinyalir sekolah semakin menjauhkan siswa pembelajaran dan lebih baik mengajak
dengan dunia nyata dimana ia hidup dan siswanya berlatih menjawab berbagai
bermasyarakat. Pendekatan pembelajaran fisika bentuk soal.[2]
selama ini cenderung masih banyak yang Mata pelajaran fisika adalah salah satu
didominasi oleh guru (teacher centered mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat
approach), guru menjadi sumber dan pemberi mengembangkan kemampuan berpikir analisis
informasi utama, siswa hanya menerima induktif dan deduktif dalam menyelesaikan
pengetahuan yang diberikan guru tanpa melalui masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
pengolahan potensi yang ada. Guru lebih sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
mendahulukan ketercapaian target kurikulum dengan menggunakan matematika dalam
dan hasil akhir (nilai UN). Guru belum merasa mengembangkan pengetahuan, keterampilan
mengajar kalau belum memberi penjelasan serta sikap. Dalam mempelajari sains fisika,
yang detail kepada siswa, guru masih siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
menganggap siswa datang ke sekolah bagaikan menguasai konsep-konsep fisika. Pemahaman
“kertas kosong” yang belum memiliki konsep sains fisika adalah kemampuan siswa
pengetahuan sesuai yang akan diajarkan. dalam memahami makna pembelajaran sains
Metode pembelajaran cenderung fisika dan mengaplikasikannya dalam
menekankan penyampaian informasi yang kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep
bersumber dari buku teks, referensi atau sains fisika dapat dilihat dari pemahaman sains
pengalaman pribadi dengan menggunakan fisika sebagai: batang tubuh pengetahuan,
metode ceramah, demonstrasi, diskusi dan sebagai cara untuk menyelidiki, sebagai cara
laporan studi. Metode pembelajaran ditekankan berpikir, serta interaksi sains, teknologi dan
pada what to learn dengan metode menghafal masyarakat. Namun pembelajaran fisika yang
dan bukan how to learn sebagaimana dituntut dikembangkan oleh kebanyakan guru sering
oleh paradigma modern pendidikan. tidak menyiapkan siswa untuk terlibat dalam
Pelaksanaan pembelajaran mengutamakan agar upaya penggunaan dan pengembangan pola
siswa memiliki pengetahuan dan bukan mencari berpikir dasar menuju pada pola berpikir tingkat
dan mengakses atau memfungsikan tinggi sesuai yang diharapkan pada kurikulum
pengetahuan dan pengalaman belajarnya. 2013 yang dikembangkan dewasa ini. Hal ini
Pembelajaran menekankan pada mengejar merupakan salah satu faktor rendahnya
target pencapaian kurikulum yang telah pemahaman konsep sains fisika bagi siswa.
ditentukan oleh pemerintah, guna tercapainya Guru hanya mentransfer pengetahuannya saja
target nilai ujian nasional. Guru cenderung tanpa memikirkan apakah peserta didik sudah
lebih banyak memberi latihan soal-soal memahami konsep yang disampaikan atau
daripada penanaman konsep. Dengan belum.
demikian, keberhasilan siswa dalam proses Kurikulum 2013 merupakan
pembelajaran cenderung dinilai dari aspek implementasi keterampilan pendidikan Abad 21
pengetahuan (kognitif) semata, sedangkan yang mengintegrasikan antara kecakapan
penilaian aspek keterampilan proses pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta
(psikomotor) dan sikap (afektif) kurang pemahaman terhadap teknologi informasi dan

2
komunikasi (TIK).[3] Kecakapan tersebut dapat hari, diyakini bahwa pembelajaran fisika
dikembangkan melalui berbagai model berpendekatan STEM dapat meningkatkan
pembelajaran berpendekatan aktivitas yang kemampuan siswa dalam pemahaman konsep-
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan unit konsep sains fisika, berpikir kritis, kreatif dan
pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang inovatif dalam memecahkan masalah,
dikembangkan saat ini adalah pembelajaran berkolaborasi dan berkomunikasi yang
berpendekatan STEM (Science, Technology, merupakan implementasi dari keterampilan
Engineering and Mathematics), yaitu abad 21.
pembelajaran interdisiplin antara Sains, Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
Teknologi, Teknik, dan Matematika, untuk dirumuskan masalah: Bagaimanakah
mengembangkan kreatifitas siswa melalui peningkatan pemahaman konsep sains fisika
proses pemecahan masalah dalam kehidupan dan keterampilan abad 21 setelah diterapkannya
sehari-hari. Pada pembelajaran STEM siswa pembelajaran berpendekatan STEM pada unit
diharapkan memiliki keterampilan belajar dan rangkaian listrik arus searah. Tujuan penelitian
berinovasi yang meliputi: berpikir kritis, ini adalah untuk mendapatkan gambaran
memecahkan masalah, kreatif dan inovatif, tentang peningkatan pemahaman konsep sains
serta mampu berkolaborasi dan berkomunikasi, fisika dan keterampilan abad 21 setelah
terampil menggunakan media teknologi diterapkannya pembelajaran berpendekatan
informasi dan komunikasi (TIK).[4] Mengingat STEM dengan model Project Base Learning
bahwa pemahaman konsep sains fisika (PjBL) pada unit rangkaian listrik arus searah.
merupakan kemampuan siswa dalam Dari uraian di atas dapat disusun suatu
memahami makna pembelajaran dan kerangka berpikir sebagai berikut.
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

Pembelajaran
Konvensional

Rendahnya pemahaman Rendahnya keterampilan Pembelajaran didesain


konsep sains fisika berpikir kritis, kreatif/ hanya untuk menempuh
inovatif, berkolaborasi Ujian Nasional saja
dan berkomunikasi

Pembelajaran
Berpendekatan STEM-
PjBL

Meningkatkan pemahaman Konsep Sains


Fisika, keterampilan berpikir kritis,
kreatif/inovatif, berkolaborasi dan
berkomunikasi

Gambar 1. Kerangka Berpikir Pembelajaran Berpendekatan STEM

Atas dasar permasalahan dan kerangka fisika dan keterampilan abad 21 setelah
berpikir diatas pada kesempatan ini dilakukan diterapkannya pembelajaran berpendekatan
pemecahan masalah melalui penelitian dengan STEM pada unit rangkaian listrik arus searah.
judul “Penerapan Pembelajaran Berpendekatan
STEM untuk meningkatkan pemahaman konsep Metoda Penelitian
sains fisika dan keterampilan abad 21.” Penelitian ini menggunakan metode
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah: Quasi Experiment dengan desain penelitian
Terdapat peningkatan pemahaman konsep sains menggunakan One group Pretes-posttest

3
design.[5] atau pretes postes kelompok jumlah populasi 402 siswa. Sampel dalam
eksperimen sebagai berikut. penelitian ini dipilih dengan teknik cluster
Tabel 1. Desain Penelitian one group pretest- random sampling, yaitu teknik memilih
posttest design. sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit
yang kecil. Kemudian
Eksperimen T1 X T2 beberapa kluster kemudian dipilih secara acak
sebagai wakil dari populasi. Namun pemilihan
T1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum sampel pada penelitian ini tidak dilakukan
diberikan perlakuan. pengacakan individu, karena peneliti tidak
X : Perlakuan (treatment) diberikan berwenang mengubah kelas (rombongan
kepada siswa dengan menerapkan belajar) yang telah terbentuk sebelumnya.
STEM-PBjL. Rombel terpilih adalah kelas XII-MIA-4, dan
T2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah kelas XII-MIA-7, yang masing-masing anggota
diberikan perlakuan. rombelnya 37 siswa. Jadi jumlah individu
Pemberian pretest dan posttest pada penelitian sampel adalah 74 siswa.
ini dimaksudkan untuk mengetahui Data diperoleh melalui pretes dan
peningkatan: keterampilan berpikir kritis, posttest tentang 1) pemahaman konsep sains
keterampilan berkolaborasi, keterampilan fisika, 2) keterampilan berpikir kritis, 3)
komunikasi, dan hasil belajar fisika siswa. keterampilan berkolaborasi, 4) keterampilan
Populasi target pada penelitian ini adalah siswa berkomunikasi, dan 5) berpikir kreatif dan
SMA Negeri 1 Denpasar, yang terdiri dari 36 Inovasi. Besarnya peningkatan score dihitung
(tiga puluh enam) rombel, dengan populasi dengan rumus gain ternormalisasi (normalized
terjangkau dipilih kelas XII MIA, dengan gain) dari Hake (1999), yaitu :

Posttestscore  Pretest
N  Gain 
Maximum Possible Score  PretestScore

Uji statistik yang digunakan adalah Uji terdapat perbedaan yang signifikan antara
Paired Sampel T-Test. Pemilihan uji statistik ini pretes dan posttest pemahaman konsep
dilakukan karena data berasal dari sampel yang sains fisika, dan keterampilan abad 21.
sama namun mempunyai dua data yang berbeda
dan berpasangan. Dasar pengambilan keputusan Hasil dan Analisis Hasil
adalah sebagai berikut: N-Gain pemahaman konsep sains fisika,
1) Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, pada keterampilan abad 21 yang terdiri dari
masing-masing pasangan data, maka keterampilan berpikir kritis, keterampilan
terdapat perbedaan yang signifikan antara berkolaborasi, keterampilan berkomunikasi,
pretes dan posttest pemahaman konsep berpikir kreatif dan Inovasi diperoleh sebagai
sains fisika, keterampilan abad 21. berikut.
2) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05, pada
masing-masing pasangan data, maka tidak

Tabel 2. N-Gain pemahaman konsep sains fisika dan keterampilan abad 21

No. Variabel yang diteliti Mean Mean N-Gain Katagori


Pre Post Score
tes Test
1. Pemahaman Konsep Sains Fisika 20.62 69.91 0.62 Sedang
2. Keterampilan Abad 21:
a. Berpikir Kritis (bobot 20%) 8.90 12.69 0.34 Sedang
b. Kolaborasi/kerjasama (bobot 30%) 13.15 19.00 0.35 Sedang
c. Komunikasi /Presentasi (bobot 25%) 10.47 16.92 0.44 Sedang
d. Berpikir kreatif dan Inovasi (bobot 25%) 10.59 15.60 0.35 Sedang
3. Keterampilan Abad 21 secara bersama 43.08 64.19 0.37 Sedang

4
Tabel 2 diatas digambarkan histogramnya sebagai berikut.

Gambar 2. Histogram Pretest dan Posttest Pemahaman Konsep Sains Fisika dan Keterampilan
Abad 21

Hasil penelitian menunjukkan terdapat dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai


peningkatan rerata pretes dan posttest pada peran dan tanggungjawab; bekerja secara
pasangan data pemahaman konsewp sains fisika produktif dengan yang lain; menempatkan
0,62, pasangan data keterampilan abad 21 ang empati pada tempatnya; menghormati
terdiri dari berpikir kritis 0,34, kolaborasi 0,35, perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan
komunikasi 0,44, kreativitas dan inovasi 0,35 tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara
dan secara bersama peningkatan rerata total pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan
0,37, semuanya pada katagori sedang, setelah masyarakat; menetapkan dan mencapai standar
diterapkan pembelajaran berpendekatan STEM dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan
(Sciences, Technology, Engineering and orang lain.
Mathematics). Pada keterampilan berkomunikasi, siswa
Peningkatan kemampuan ini belum sudah menunjukkan kemampuannya dalam
begitu tinggi karena pembelajaran menciptakan komunikasi yang efektif dalam
berpendekatan STEM relative baru dilakukan berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan
pada siswa yang dipilih sebagai sampel. Namun multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan
patut dihargai karena walau mereka dihadapkan menggunakan kemampuannya untuk
pada pendekatan pembelajaran yang relative mengutarakan idei-denya, baik itu pada saat
baru, mereka sudah dapat menunjukkan berdiskusi dengan temantemannya maupun
peningkatan pada masing-masing aspek yang ketika menyelesaikan masalah yang diberikan
diteliti diantaranya: oleh pendidik.
Pada keterampilan berpikir kritis, siswa Pada keterampilan kreativitas dan inovasi
sudah berusaha untukmemberikan penalaran (Creativity and Innovation) siswa sudah sedikit
yang masuk akal dalam memahami dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
membuat pilihan yang rumit; memahami melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
interkoneksi antara sistem. Siswa juga sudah gagasan baru kepada yang lain; bersikap
menggunakan kemampuan yang dimilikinya terbuka dan responsif terhadap perspektif baru
untuk berusaha menyelesaikan permasalahan dan berbeda.
yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik Keterampilan-keterampilan abad 21
juga memiliki kemampuan untuk menyusun, diatas belum dapat ditunjukkan maupun
mengungkapkan, menganalisa, dan dilakukan siswa sepenuhnya, karena
menyelesaikan masalah. pendekatan pembelajaran yang dilakukan baru
Pada keterampilan kolaborasi untuk pertamakalinya sehingga siswa sedikit
(kerjasama), siswa sudah menunjukkan canggung dalam mengekpresikan kemampuan
kemampuannya dalam kerjasama berkelompok yang dimilikinya. Namun dengan seringnya

4
dilakukan pembelajaran berpendekatan STEM sains fisika khususnya pada unit rangkaian arus
ini, peneliti berkeyakinan bahwa keterampilan searah sehingga mencapai n-gain skor 0,62
abad 21 tersebut akan makin melekat pada pada katagori sedang.
siswa. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki Pemahaman konsep sains fisika dengan
pada keterampilan abad 21 di atas mendukung uji Paired Sampel T-Test dengan SPSS 23.0
terjadinya peningkatan pemahaman konsep adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil uji Paired Sampel T-Test pemahaman konsep sains fisika

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
PRETES -
-49.284 11.289 1.312 -51.899 -46.668 -37.555 73 0.000
POSTTEST

Keterampilan abad 21 dengan uji Paired Sampel T-Test dengan SPSS 23.0 adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil uji Paired Sampel T-Test keterampilan abad 21.

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the t df Sig. (2-tailed)
Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pretes -
-21.243 9.19471 1.06886 -23.374 -19.113 -19.875 73 0.000
Posttest

Hasil uji-t menunjukkan nilai sig.(0,000) Berpikir Kritis 0,34, Kolaborasi/kerjasama 0,35,
< 0,05, pada masing-masing pasangan data, Komunikasi /Presentasi 0,44, Berpikir kreatif
maka terdapat perbedaan yang signifikan antara dan Inovasi 0,35 dan secara bersama
pretes dan posttest pemahaman konsep sains keterampilan abad 21=0,37. Semuanya dalam
fisika, keterampilan abad 21. Sesuai hipotesis katagori sedang. Uji paired sampel t-test,
yang diajukan maka Ho diterima, disimpulkan: menunjukkan nilai sig.(0,000) < 0,05, pada
Terdapat peningkatan pemahaman konsep sains masing-masing pasangan data, maka terdapat
fisika dan keterampilan abad 21 setelah perbedaan yang signifikan antara pretes dan
diterapkannya pembelajaran berpendekatan posttest pemahaman konsep sains fisika dan
STEM pada unit rangkaian listrik arus searah. terdapat perbedaan yang signifikan antara pretes
Hasil ini diperoleh berkat kerja keras dan posttest penguasaan keterampilan abad 21
peneliti yang didukung oleh berbagai pihak bagi siswa. Berdasarkan rumusan masalah,
yang terkait. Terlepas dari segala kekurangan tujuan penelitian, analisis data, dan pembahasan
hasil penelitian ini baik dari mulai perencanaan, maka dapat dibuat simpulan: Terdapat
pelaksanaan dan pelaporannya, peneliti merasa peningkatan pemahaman konsep sains fisika
bangga dapat melakukan inovasi dalam dan keterampilan abad 21 setelah diterapkannya
pelaksanaan pembelajaran. pembelajaran berpendekatan STEM pada unit
rangkaian listrik arus searah.

Simpulan Ucapan Terima Kasih


Hasil analisis data dengan statistik Puji syukur penulis panjatkan karena atas
deskriptif menunjukkan adanya peningkatan berkat dan rahmat Tuhan Yang Mahaesa maka
pemahaman konsep sains fisika 0,62. saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini
Keterampilan abad 21 yang terdiri dari: tepat waktu. Penelitian “Penerapan

5
Pembelajaran Berpendekatan STEM untuk 5) Semua pihak yang tidak dapat saya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains sebutkan satu-persatu yang telah
Fisika dan Keterampilan Abad 21.” Laporan membantu secara langsung maupun tidak
penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan langsung dalam penyelesaian Disertasi
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada ini.
kesempatan ini saya mengucapkan banyak- Kiranya laporan penelitian ini dapat
banyak terima kasih kepada: memberikan sumbangan keilmuan kepada
1) Dr. Indrawati, Direktur SEAQIS. pendidik umumnya dan khususnya pada guru-
2) Dr. Sediono Abdullah, Kepala P4TK IPA guru fisika di SMA/MA dalam penerapan
Bandung. pembelajaran berpendekatan STEM. Saya
3) Panitia penyelenggara pelaksanaan sangat menyadari akan isi laporan penelitian ini
penelitian. masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
4) Kepala SMA Negeri 1 Denpasar, yang dan saran yang konstruktif sangat saya
telah memberi izin dan memfasilitasi harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.
pelaksanaan penelitian ini.

Daftar Pustaka

[1] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3.
[2] Nyoman Dantes, et al. 2004. “Pengembangan Perangkat Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Kurikulum Berpendekatan Kompetensi /KBK Rumpun Pelajaran Sains,” Laporan Penelitian
Hibah Pascasarjana, IKIP Negeri Singaraja, h. 2.
[3] Pemerintah Republik Indonesia, 2017. Panduan Implementasi Keterampilan Abad 21 Kurikulum
2013 di SMA, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., h.1.
[4] Juniaty Winarni, dkk. 2016. “STEM: Apa, Mengapa dan Bagaimana.” Pros. Semnas Pend. IPA
Pascasarjana Universitas Negeri Malang., Vol.1., h. 976.
[5] Creswell, John W. 1994. Research Design Qualitative and Quantitative Approach. New Delhi:
Sage Publications.

You might also like