You are on page 1of 4

Nama Pengarang : Zulfiqar Ali Memon and Yan Chen Dongbei,

Muhammad Zubair Tauni,


Hashmat Ali
Nama Institusi : University of Finance and Economics, Dalian, China
Zhejiang Gongshang University, Hangzhou, China,
Dongbei University of Finance and Economics, Dalian, China
Nama Jurnal : China Finance Review International, Volume: 8 Issue: 1, 2018

1. Judul Pengaruh tingkat volatilitas arus kas terhadap leverage


perusahaan dan debt maturity structure; studi pada perusahaan
China
2. Latar Belakang China adalah negara berkembang dengan pangsa pasar yang
berpengaruh dan menonjol dalam sistem ekonomi global.
Perekonomiannya sedang dalam proses transisi dari ekonomi
secara terpusat ke ekonomi berorientasi pasar. Pasar modal
Tiongkok secara relatif tergolong baru dan tidak memiliki
kemampuan untuk memenuhi ke butuhan pendanaan atau
pembiayaan kepada perusahaan swasta dan pengusaha, sehingga
lembaga keuangan-lah yang menjadii sumber utama pembiayaan.
Dominasi di pasar modal Cina adalah BUMN/kepemilikan
negara. Dan bank&lem.keu. besar juga sebagian besar milik
negara

Dalam periode kontraksi moneter, akan lebih berkemungkinan


perusahaan milik negara (BUMN) mendapatkan prioritas atas
pembiayaan dari bank, sehingga ketersediaan pembiayaan bank
untuk perusahaan swasta berkurang. Karena pembiayaan jangka
pendek di Tiongkok tersebar luas, berbagai perusahaan swasta
telah kolaps/runtuh sebagai akibat dari kurangnya likuiditas yang
diciptakan karena penolakan bank untuk memperpanjang
pinjaman.

3. Identifikasi Masalah  Sebagian besar perusahaan lebih banyak menggunakan utang-


utang jangka pendek untuk keberlangsungan hidup dan
operasi perusahaan tsb, ini dikarenakan bank lebih
memprioritaskan untuk memberikan pembiayaan kepada
bumn dan kerap menolak memperpanjang pinjaman jk.
pendek kepada perusahaan jika sudah jatuh tempo. Atas hal
tersebut, maka arus kas perusahaan cenderung bersifat volatil
dan hal ini bisa menimbulkan resiko. Ini berdampak pada
bagaimana perusahaan harus bisa merancang dan
memutuskan kebijakan leverage-nya dan juga debt maturity
structure (mengelola berbagai jenis pinjaman yg dimiliki
dengan tingkat periode waktu jatuh tempo yang berbeda-
beda).
 Meskipun ada penjelasan teoritis yang kuat tentang mengapa
VCF pasti akan memengaruhi keputusan pendanaan
perusahaan, literatur empirisnya menunjukkan ketidakpastian
(hasil dan kesimpulan yang berbeda”)

4. Tujuan Penelitian Untuk menyelidiki pengaruh volatilitas arus kas pada tingkat
leverage perusahaan. Penelitian ini juga menganalisis bagaimana
volatilitas arus kas mempengaruhi struktur jatuh tempo utang
(pendanaan) untuk perusahaan yang listed di Cina.
5. Teori Cash Flow Volatility, Leverage, Debt Maturity
6. Hipotesa H1. Hubungan antara leverage dan volatilitas arus kas adalah
negatif.
H2. Perusahaan dengan volatilitas arus kas yang tinggi (rendah)
lebih berkemungkinan untuk menggunakan hutang jangka
pendek (panjang).
H3. Dalam kedua tingkat utang dan jatuh tempo utang, sensitivitas
Perusahaan non-BUMN terhadap volatilitas arus kas lebih
tinggi daripada BUMN.
7. Model atau Persamaan  Model 1 : Untuk menganalisis pengaruh VCF pada leverage
Matematika

 Model 2 : Untuk menganalisis bagaimana VCF memengaruhi


jatuh tempo utang perusahaan

8. Metodologi Penelitian  Dalam menentukan dampak volatilitas arus kas pada leverage,
penulis menggunakan pendekatan/penghitungan Generalized
Linear Model

 Penulis menerapkan Ordered Probit Regression untuk


menganalisis bagaimana volatilitas mempengaruhi struktur
jatuh tempo hutang perusahaan.

9. Sampel Sampel yang diambil terdiri dari semua perusahaan non-keuangan


yang telah menerbitkan saham-A dan terdaftar di Bursa Efek
Shenzhen atau Bursa Efek Shanghai selama periode mulai dari
1997 hingga 2015. Data tahunan terkait diambil dari Database
Riset Keuangan RESSET dan Pasar Saham Tiongkok dan
Database Penelitian Akuntansi.
10. Pengukuran Variabel  Pengukuran VCF
Standar deviasi (5 tahun bergulir) atas EBIT dibagi dengan
total asset perusahaan

 Pengukuran leverage

- Total-Liabilities Book Leverage Ratio


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
BLR_TL =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝐵𝑉

- Total-Debt Book Leverage Ratio


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
BLR_TD =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝐵𝑉

- Long-term Book Leverage Ratio


𝐿𝑜𝑛𝑔−𝑡𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡
BLR_TLD =
𝐿𝑇𝐷 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝐵𝑉

- Total-Liabilities Market Leverage Ratio


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
MLR_TL =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ′ 𝑠 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒

- Total-Debt Market Leverage Ratio


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
MLR_TD =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ′ 𝑠 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒

- Long-term Market Leverage Ratio


𝐿𝑜𝑛𝑔−𝑡𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡
MLR_LTD =
𝐿𝑇𝐷 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ′ 𝑠 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒

 Pengukuran debt maturity


Dalam mengukur debt maturity, penulis menetapkan kategori
tergantung pada penggunaan utang perusahaan pada berbagai
tingkat jatuh tempo utang. Terdiri dari 4 kategori, yaitu:

- Kategori 1, ketika perusahaan tidak menggunakan jenis


utang apa-pun

- Kategori 2, ketika perusahaan hanya memiliki utang


dengan jatuh tempo dibawah 1 tahun

- Kategori 3, jika perusahaan telah menerbitkan utang


dengan jatuh tempo melebihi satu tahun, tetapi belum
menerbitkan surat utang (tanpa jaminan) atau wesel bayar
jangka panjang (yang biasanya memiliki jatuh tempo
lebih dari 10 tahun). Untuk kategori 3, tidak masalah jika
perusahaan memiliki hutang jangka pendek atau tidak.

- Kategori 4, ketika perusahaan memiliki hutang atau


hutang jangka panjang.

-
11. Hasil  Pertama, studi ini menyimpulkan bahwa VCF yang tinggi akan
membawa tingkat leverage ke tingkat yang lebih rendah.

 Kedua, dari analisis sub-sampel BUMN vs non-BUMN


mengungkapkan bahwa hubungan yang terbalik (invers) antara
VCF dengan leverage hanya berlaku untuk perusahaan non-
BUMN. Penjelasannya adalah adanya peluang bagi BUMN untuk
mengalami kesulitan keuangan cukup rendah dan akibatnya
mereka kurang diharapkan untuk menghadapi kebangkrutan.
Oleh karena itu, walaupun memiliki VCF yang tinggi,
perusahaan-perusahaan ini mungkin tidak menemui banyak
kesulitan dalam mendapatkan hutang. Selain itu, perusahaan
BUMN mungkin dapat menerima jumlah utang yang sangat
besar karena memiliki tingkat relasi yang dekat dan
hubungan/pengaruh yang besar terhadap bank milik negara.
Dengan demikian, studi ini menemukan bahwa karena kendala
keuangan yang lebih sedikit, tingkat utang BUMN kurang
sensitif terhadap VCF dibandingkan dengan non-BUMN.

 Ketiga, dengan menggunakan pendekatan yang relatif lebih


baru dan lebih baik dalam menciptakan variabel pada tingkat
jatuh tempo utang secara kategoris membantu untuk lebih
memahami hubungan VCF dengan struktur jatuh tempo utang.
Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa semua perusahaan,
terlepas dari struktur kepemilikan mereka, dengan VCF yang
lebih tinggi akan memilih utang yang jatuh temponya relatif
lebih pendek, menunjukan kembali adanya hubungan
invers/terbalik antara VCF dan jatuh tempo utang.

 Terakhir, dengan menggabungkan semua temuan ini, penelitian


ini berkontribusi pada literatur yang ada dengan menyarankan
bahwa VCF adalah faktor penting dalam menentukan tingkat
leverage dan pilihan jatuh tempo hutang untuk struktur
institusional yang unik dan aneh dari perusahaan Cina.
12. Implikasi
13. Keterbatasan
14. Penelitian Masa Depan
15. Kesimpulan Dari hasil studi ini hal-hal yang dapat disimpulkan adalah bahwa
semakin volatil arus kas perusahaan, maka tingkat leverage
perusahaan tersebut semakin rendah atau berkurang. Lalu,
hubungan invers antara VCF dan leverage tersebut hanya berlaku
untuk perusahaan swasta, tidak berlaku bagi perusahaan BUMN.
Dan terakhir, dapat disimpulkan bahwa semua perusahaan,
terlepas dari struktur kepemilikan mereka, dengan VCF yang lebih
tinggi akan memilih utang yang jatuh temponya relatif lebih
pendek, menunjukan kembali adanya hubungan invers/terbalik
antara VCF dan jatuh tempo utang.
16. Usulan Judul
Penelitian

You might also like