Professional Documents
Culture Documents
net/publication/322024354
CITATIONS READS
0 30
18 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Fakhrurrazi Fakhrurrazi on 10 August 2018.
"Buku Aceh Tidak Hitam Putih memberikan pengetahuan baru kepada saya tentang
potensi apa saja yang bisa kita kembangkan untuk Aceh. Tentu ini amat penting agar
pembangunan berkelanjutan di Aceh dapat dipetakan dengan baik dan dalam
pelaksanaannya senantiasa melibatkan kearifan lokal yang ada di Aceh. Saya
ACEH [tidak]
HITAM PUTIH
merekomendasikan buku ini bagi siapa saja yang ingin mengetahui arah
perkembangan Aceh saat ini. Terimakasih IKAMAPA."
Yunasti Akhzar - Tokoh Masyarakat Aceh di Bogor
15
Selain itu, kumpulan tulisan dari kontributor penulis telah dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu Hitam Putih Ekonomi dan Pembangunan Aceh,
Hitam Putih Potensi Sumber Daya Alam Aceh, dan Hitam Putih Sosial,
Politik, dan Budaya Aceh. Gagasan-gagasan yang disampaikan seperti
menjelaskan kembali kepada pembaca 15 program unggulan dari
Gubernur terpilih periode 2017-2022 pemerintahan Irwandi-Nova, yakni
“Acèh Suejahtera (JKA Plus)”; “Acèh SIAT (Sistem Informasi Aceh
Terpadu”; “Acèh Carδng (Anak Aceh Cerdas)”; “Acèh Energi”; “Acèh
Meugoễ dan Meulaδt (Pertanian dan Perikanan)”; “Acèh Troễ (Pangan
dan Gizi)”; “Acèh Kreatif”; “Acèh Kaya”; “Acèh Peumulia (layanan
pemerintahan)”; ”Acèh Damễ (Aceh Damai)”; “Acèh Meuadab (Islami)”;
“Acèh Teuga (prestasi oleharaga)”; “Acèh Green (Ramah Lingkungan)”;
“Acèh Seuninya (Pemukiman)”; “Acèh Seumeugot (Infrastruktur)”.
16
waktu ke waktu tumbuh semakin besar. Permasalahan ini diperparah
dengan mekanisme bantuan masa rehabilitasi dan rekonstruksi (pasca-
tsunami 2004) yang menyebabkan berkurangnya nilai-nilai sosial dan
gotong royong yang menjadi jatidiri rakyat Aceh selama ratusan tahun. Hal
tersebut dan realitas yang terjadi di Aceh mulai dari pembangunan dan
ekonomi di Aceh, potensi sumber daya alam Aceh, hingga sosial, politik
dan budaya Aceh disampaikan dalam buku ini secara berurutan yang
menggambarkan kondisi Aceh masa lalu, saat ini, serta harapan
masyarakat Aceh yang damai dan sejahtera di masa yang akan datang.
Sebagai diaspora Aceh yang ada di Bogor para penulis dalam buku ini
memberikan gagasan dan ide yang bermanfaat atas isu-isu permasalahan
yang ada saat ini bagi masyarakat maupun pemerintah Aceh. Gagasan
dan ide tersebut dituliskan dalam bahasa yang sederhana namun syarat
makna dan mengambil referensi serta kutipan dari sumber-sumber yang
relevan dengan masyarakat Aceh yang penuh syari’at Islam. Khas
akademisi namun dekat dengan pengalaman praktis yang terjadi di
masyarakat, beberapa tulisan sangat memotivasi dan memacu siapa saja
yang membaca khususnya orang Aceh untuk melanjutkan
17
pembangunannya sendiri, memanfaatkan dan mengelola potensi sumber
daya alam yang berlimpah, menjadikan pertanian dan ekonomi maritim
sebagai sumber peningkatan kesejahteraan, terhapusnya kemiskinan di
Aceh, tumbuhnya industri-industri kreatif serta entrepreneur yang
mendukung industri dan sumber daya lokal, mendukung pemerintah untuk
melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan serta
mengembalikan khittah Aceh sebagai Serambi Mekkah melalui nilai-nilai
keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya, dengan rasa bangga dan hormat saya ucapkan selamat kepada
para penulis IKAMAPA atas penerbitan buku Aceh (Tidak) Hitam Putih ini,
terlebih dikarenakan buku ini adalah karya pertama dari IKAMAPA.
semoga bermanfaat.
18
DAFTAR ISI
Sambutan Buku 7
Fauzi Mustafa, SH.
Prakata Buku 10
Drh. Faisal Jamin, M.Si.
Kata Pengantar 15
Ir. Razali AR, M.Si.
Daftar Isi 19
Prolog 23
H. M. Nasir Jamil, S.Ag., M.Si.
19
8. Iedil Fitri dan Budaya Konsumerisme 66
Yuhdi Fahrimal
20
24. Retorika Kegaduhan 161
Rahmat Fadhil
Epilog 195
Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS.
21
Halaman ini sengaja dikosongkan
22
Prolog
Daerah yang berpotensi untuk maju tentu memiliki sumber daya alam
yang melebihi di atas rata-rata. Aceh yang berada di ujung Pulau
Sumatera, memiliki kelebihan itu. Kesadaran bahwa memiliki sumberdaya
alam yang melimpah tentu berkorelasi dengan sikap keagamaan yang
meyakini bahwa semua itu adalah karunia Allah Swt Yang Maha Pencipta.
Dalam kamus pembangunan, potensi itu merupakan salah satu variabel
dalam membangun Aceh.
Sumber daya alam yang ada di Aceh sangat beragam; seperti kawasan
wisata, hutan, minyak bumi, bahkan gas alam merupakan potensi
kekayaan alam yang patut untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Melalui pemanfaatan yang baik dan massif, sumber daya alam dapat
dikonversikan menjadi kekuatan untuk kemajuan Aceh. Sebab, dari
keuntungan atas pengelolaannya, maka pengembangan infrastruktur,
peningkatan perekonomian masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan
dan kebudayaan bukan lagi sebagai sesuatu hal yang sulit untuk
diwujudkan.
Pemanfaatan akan sumber daya alam yang dimiliki Aceh akan jauh lebih
maksimal manfaatnya apabila diseimbangkan dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Peranan warga dalam pembangunan
Aceh yang memiliki peranan dalam membangun wilayahnya perlu
23
meningkatkan kualitas hingga pada level terbaik dalam pengelolaan
sumber daya alam yang tersedia secara maksimal.
24
gagasan yang dapat disatupadukan dengan potensi lainnya untuk
membangun Aceh.
Dengan buku ini, kita akan melihat bahwa harapan untuk membangun
Aceh yang berkembang dan berkemajuan bukanlah harapan kosong,
melainkan memberikan harapan yang lebih variatif, dan tidak hitam putih
saja, sehingga harapan demi harapan untuk Aceh bangkit dan maju
menjadi lebih membumi dan tidak sulit diwujudkan.
25