You are on page 1of 15

ALUR PELAYANAN KEMOTERAPI

1. Rawat Jalan Secara Umum

Resep rawat jalan

Poli Onkologi

Resep dibawa ke Depo


Farmasi

Masukkan data resep

Obat disiapkan oleh petugas


khusus kemoterapi

Beri Etiket

Obat didistribusikan
2. Rawat Inap Secara Umum
Dari poliklinik

Ruang rawat inap


Pasien datang

Dari IGD

Peresepan rawat inap

Resep dibawa ke depo


farmasi

Masukkan data resep

Obat disiapkan oleh


petugas khusus
kemoterapi

Beri etiket

Obat didistribusikan
Persiapan Kemoterapi

1. Sebelum Kemoterapi

 Penyiapan psikologi pasien dan komunikasi dengan pasien dan keluarga


- Melakukan konseling pada pasien dan keluarga
Konseling nya mencakup : Efek samping dari obat kemoterapi, apa dampak kemoterapi
terhadap kualitas hidup : pekerjaa, hobi, hubungan seks, keturunan. Berapa lama
pengobatan berlangsung, berapa siklus dan jarak antar siklus. Berapa biaya dan hasil
pengobatan yang diharapkan.
- Penjelasan dasar/bukti bahwa memang pasien menderita kanker : PA+Ro+Lab
- Stadium : menentukan tujuan terapi
- Apakah ada cara/opsi lain selain dari kemoterapi
- Bila ada, berapa (%) kemungkinan sembuhnya.

 Persiapan fisik pasien


- Hemodinamik baik, suhu normal, tidak diare berlebihan, nilai lab dan echo memenuhi
syarat.
- Penyiapan resep kemoterapi
- Tempat persiapan obat tersentral, jauh dari lalu lintas umum
- Cuci tangan sebelum dan sesudah penanganan obat
- Diukur tinggi badan, berat badan dan luas permukaan tubuh (penentuan dosis)
- Identitas pasien dan status
- Cek perlengkapan obat kemoterapi
- Gunakan sarung tangan sebelum penanganan obat
- Alasi pad penyerap pada meja kerja
- Buka botol/ampul dengan menggunakan kasa steril alkohol pada leher ampul
- Beri label semua obat kemoterapi
- Bersihkan setiap tumpahan segera
- Setelah di oplos -> cek kejernihan/warna , kadaluarsa , volume.
- Selama persiapan obat kemoterapi -> selalu gunakan alat pelindung diri.
2. Saat Kemoterapi
- Evaluasi akses IV
- Flush antar pemberian obat kemoterapi
- Perhatikan urutan pemberian obat kemoterapi
- Pantau saat pemberian kemoterapi.

3. Sesudah Kemoterapi
 Pembuangan sisa obat/peralatan kemoterapi : tempat khusus.
Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
- Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda benda tajam seperti spuit
vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain
tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan berlogo
sitostatika
- Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.
- Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
- Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.

- Cuci tangan.
 Evaluasi Pasien : Status hemodinamik,suhu normal, tidak diare berlebihan, nilai lab dan
echo.
 Dokumentasi
- Catat obat kemoterapi, dosis, rute pemberian, dan waktu
- Catat premedikasi, post medikasi, rehidrasi, cairan infus, dan perlengkapan yang
digunakan untuk kemoterapi
- Catat keluhan pasien tentang ketidaknyamanan dan pengalaman sebelumnya, selama, dan
setelah infus kemoterapi
CONTOH PROTOKOL KEMOTERAPI

PROTOKOL KEMOTERAPI CVP


PROTOKOL Nama : Ny. Vena No.RM Tgl : 20 mei 2017
PEMBERIAN Tgl Lahir :30juni 1988 148265
TINDAKAN Alamat : Jl. TB : 155 cm BB : 60kg
KEMOTERAPI DamaiYogyakarta
Diagnosa : Leukemia limfositik kronik Siklus Ke- 1 𝐵𝐵 𝑥 𝑇𝐵
LPT : √ 3600

60 𝑥 155
:√ = 1.6
3600

1. Kriteria  Limfoma indolen (limfoma folikular, kelas 1,2 atau 3, limfoma


pemberian limfoplasmologis, limfoma zona marjinal atau limfoma yang tidak dapat
diklasifikasikan, kelas 1)
 Stadium lanjut saat diagnosis
 Saat kambuh jika pasien tidak refrakter (respon sebelumnya lebih dari 6
bulan)
 Limfoma limfositik kecil / leukemia limfositik kronis, saat kambuh (catatan:
limfoma limfositik kecil adalah varian CLL, lihat LYFLUDR)

Test yang  Baseline (diperlukan sebelum perawatan pertama): CBC dan diff, platelet,
perlu bilirubin, AST, ALT
dilakukan  Baseline (diperlukan, namun hasilnya tidak harus tersedia untuk dilanjutkan
dengan pengobatan pertama; hasilnya harus diperiksa sebelum melanjutkan
siklus 2): LDH, HBsAg, HbcoreAb
 Sebelum setiap pengobatan: CBC dan diff, platelet
2. Dosis Obat Dosis BCCA Administration Guideline
Cyclophosphamide 750mg/m² IV dalam 100 sampai 250 mL * NS
lebih dari 20 menit sampai 1 jam
(750*1,6 = 1200 * Gunakan 250 mL untuk dosis lebih
mg) dari 1000 mg pada canula
Vincristine 1.4mg/m² ± IV di 50 mL NS selama 15 menit
(max 2mg) pada canula
lansia=1 mg
(1,4*1,6 = 2,24
menjadi 2 mg)
Prednisolone 40mg/m² PO setiap hari di pagi hari dengan
(max 100mg) makanan x 5 hari berturut-turut
(40*1,6 = 64 mg)
 Rencana perawatan terdiri dari beberapa (sampai 8) siklus kemoterapi. Setiap
siklus berlangsung 3 minggu (21 hari). Untuk setiap siklus akan memiliki obat
kemoterapi, ditambah obat yang disebut prednison yang diambil sebagai pil
per oral.
 Siklus perawatan pertama akan lebih dari 2 hari. Hari 1 akan sekitar 90 menit.
Keesokan harinya (Hari 2) menghabiskan sekitar 5 jam di ruang perawatan.
Setiap siklus selanjutnya akan sekitar 3 jam. kemungkinan obat pada obat
diberikan pada Hari 1 atau mungkin menerima obat ini pada dua hari terpisah
(Hari 1 dan 2). obat oral, prednison, diminum setiap hari selama lima hari
pertama setiap siklus.
 Sehari sebelum setiap perawatan kemo yang dijadwalkan, pasien akan
menjalani tes darah dan janji dengan perawat dan / atau dokter untuk menilai
toleransi perawatan.
3. Pre- Untuk CVP:
medikasi Ondansetron 8 mg PO pra-kemoterapi
Dexamethasone 12 mg PO pra-kemoterapi

4. Jumlah  Setiap 21 hari


Siklus  Hingga 6 - 8 siklus.
5. Modifikasi  Vincristin :
Dosis Jika pasien mengeluh adanya konstipasi atau kehilangan sensoris yang
signifikan pada jari dan / atau jari kaki,Diskusikan pengurangan dosis yang
mungkin dengan Konsultan sebelum pemberian.
 Jika terjadi sepsis neutropenik, pertimbangkan penggunaan antibiotik
profilaksis dan / atau dukungan G-CSF pada siklus berikutnya.
Dosis
Modifikasi

Dosis dengan toksisitas

6. Efek Efek samping yang sering terjadi Efek Samping yang jarang, tapi
samping mungkin begitu berat atau
mengancam jiwa
✓ Alopecia ✓ ↑ hormon antidiuretik
✓ Mual dan muntah ✓ ↑ LFTs
✓ Myelosupresi ± infeksi dan perdarahan ✓ Tromboembolisme
(mungkin parah) ✓ Diare
✓ Sembelit ✓ Gagal jantung
✓ Anorexia ✓ Sindrom uremik hemolitik
✓ Neuropati perifer ✓ Nephrotoxicity
✓ Efek steroid (penambahan berat badan, ✓ Pankreatitis
miopati, katarak, hiperglikemia, iritasi ✓ Pneumonitis
lambung, insomnia, perubahan mood,
✓ Perforasi GI
osteoporosis)
✓ Sindroma lisis tumor
7 Pencegahan 1. Neutropenia: Demam atau bukti infeksi lainnya harus segera dinilai dan
ditangani secara agresif.
2. Ekstravasasi: vinCRIStine menyebabkan nyeri dan nekrosis jaringan jika
ekstravasasi. Lihat Pedoman Ekstensi BCCA.
3. Hipersensitivitas: Lihat Pedoman Hipersensitivitas BCCA.

8. Supportive  Jika HBsAg atau HBcoreAb positif, mulailah lamiVUDine 100 mg / hari PO
terapi selama kemoterapi dan forsix beberapa bulan sesudahnya.
 Allopurinol 300mg sekali sehari untuk 1 atau 2 terapi pertama sementara ada
penyakit besar. Kurangi dosis sampai 100mg jika GFR <10ml / min.
 Semua pasien harus menerima profilaksis Pneumocystis jirovecii di seluruh
pengobatan:
Co-trimoxazole 480mg sekali setiap hari. Dalam kasus alergi terhadap
kotrimoksazol, pertimbangkan dapson 100mg setiap hari.
 Aciclovir 400mg bd.
 Omeprazol 20mg sekali sehari selama 5 hari (yaitu bersamaan dengan
prednisolon)
 GCSF 300 mikrogram sekali sehari dengan suntikan subkutan pada hari ke 7,
9, 11& 13 jika ≥ 65 tahun atau jika mengalami sepsis neutropenik dengan
siklus kemoterapi sebelumnya

9. Daftar  BCCA Protocol Summary for Treatment of Advanced Indolent Lymphoma


Pustaka using Cyclophosphamide, vinCRIStine, predniSONE
 CCO Formulary 2013, for CVP regimen
 NHS South East London cancer network for CVP
PERSONALIA

 Telah mendapat pelatihan dan sertifikat mengenai Teknik Penanganan Sediaan


Sitostatika yang diselenggarakan oleh Tim Farmasi Klinik

Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)

 Baju pelindung: lengan panjang, tidak tembus air


 Sarung tangan: double
- Bahan latex atau nitrile, bebas bedak
- Dipakai selama persiapan, pemberian, hingga pembuangan obat sitotoksik
 Kacamata pelindung
 Masker respiratori/surgical mask dan di-double
 Alas kaki

TEKNIK PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA

1. Penyiapan
Sebelum menjalankan proses pencampuran obat suntik, perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR
(benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian)
2) Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch, tgl
kadaluarsa), serta melengkapi form permintaan.
3) Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak
lengkap.
4) Menghitung kesesuaian dosis.
5) Memilih jenis pelarut yang sesuai.
6) Menghitung volume pelarut yang digunakan.
7) Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang
perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan
tanggal kadaluarsa campuran.
8) Membuat label pengiriman terdiri dari: nama pasien, nomer rekam medis, ruang
perawatan, jumlah paket.
9) Melengkapi dokumen pencampuran (contoh form pencampuran dibuku 1: Pedoman
Dasar Dispensing Sediaan Steril)
10) Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan
pencampuran kedalam ruang steril melalui pass box.

2. Pencampuran
a. Proses pencampuran sediaan sitostatika
1) Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP (lampiran 3)
2) Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP
3) Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.
4) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR TETAP
5) Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.
6) Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.
7) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.
8) Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.
9) Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja BSC.
10) Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
11) Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan
sitostatika
12) Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat yang
harus terlindung cahaya.
13) Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan khusus.
14) Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah
untuk pengiriman.
15) Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui pass
box.
16) Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap (lampiran 4)

3. Cara Pemberian
Cara pemberiaan sediaan sitostatika sama dengan cara pemberiaan obat suntik kecuali
intramuskular

4. Penanganan tumpahan dan kecelakan kerja


a. Penanganan tumpahan
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan petugas tersebut atau
meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan chemotherapy spill kit yang
terdiri dari:
1) Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril
a) Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.
b) Beri tanda peringatan di sekitar area.
c) Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
d) Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat seperti
sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.
e) Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong tersebut.
f) Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong tersebut.
g) Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
h) Bilas dengan aquadest.
i) Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
j) Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama.
k) Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
l) Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan
dalam kantong kedua.
m) Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung khusus untuk
dimusnahkan dengan incenerator.
n) Cuci tangan.
2) Membersihkan tumpahan di dalam BSC
a) Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk
tumpahan serbuk.
b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan baru.
c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas
kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.
d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas dengan
aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada buangan.
e) Ulangi pencucian 3 x.
f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
g) Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.
h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir
untuk dimusnahkan dengan inscenerator.
i) Cuci tangan.
3) Penanganan kecelakaan kerja
1) Dekontaminasi akibat kontak dengan bagian tubuh: Kontak dengan kulit:
a) Tanggalkan sarung tangan.
b) Bilas kulit dengan air hangat.
c) Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.
d) Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi dengan larutan
Chlorin 5 % dan bilas dengan air hangat.
e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f) Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g) Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan.
2) Kontak dengan mata
a) Minta pertolongan.
b) Tanggalkan sarung tangan.
c) Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air hangat selama 5
menit.
d) Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan larutan NaCl
0,9%.
e) Aliri mata dengan larutan pencuci mata.
f) Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.
g) Catat jenis obat yang tumpah.
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
3) Tertusuk jarum
a) Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk menghisap
obat yang mungkin terinjeksi.
b) Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
c) Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat dalam
jaringan yang tertusuk.
d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat.
e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
f) Tanggalkan semua APD.
g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
j) Segera konsultasikan ke dokter.

5. Pengelolaan limbah sitostatika


Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitoatatika (seperti: bekas
ampul,vial, spuit, needle,dll) harus dilakukan sedemikian rupa hingga tidak
menimbulkan bahaya pencemaran terhadap lingkungan. Langkah – langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk bendabenda tajam seperti
spuit vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk
limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu)
dan berlogo sitostatika
c. Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.
d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
f. Cuci tangan.

Lampiran 3

PROTAP DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI

PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT

a. Mempersiapkan bahan yang terdiri dari


a) Alkohol swab
b) Alkohol 70 % dalam botol spray
c) Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarut dengan
menyemprotkan alcohol 70 %
b. Mempersiapkan alat yang terdiri dari
a) Mensterilkan alas untuk sitostatika
b) Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
c) Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki
d) Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
e) Jarum
f) Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/
disposal dengan menyemprotkan alkohol 70 %

DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, D. K. R. (2009). Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan
Sitostatika. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.

You might also like