You are on page 1of 6

PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI CV ISTANA KAYU SUKSES

MAKMUR SEMARANG

Hary Utama Kurniawan*, Susatyo Nugroho W.P., ST., MM


Email : hukurniawan@gmail.com

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro


JL Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang 50239

ABSTRAK

Penerapan produksi bersih pada industri kayu dapat mengurangi dampak negatif ke lingkungan. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis penerapan produksi bersih di salah satu industri kayu yaitu pada CV. Istana Kayu
Sukses Makmur Semarang. Metode yang digunakan adalah observasi, perhitungan dengan menggunakan carbon
calculator dan wawancara. Hasil menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa dampak dalam proses pengerjaan.
Pada CV. Istana Kayu Sukses Makmur didapatkan penggunaan listrik perbulan sebesar $925/bulan, penggunaan
bahan bakar $270/bulan dan total penggunaan kayu sebanyak 57,6 ton/bulan. Secara keseluruhan penghematan yang
dilakukan adalah penggunaan chip sisa potongan kayu yang digunakan sebagai bahan bakar untuk pengeringan kayu
yang masih basah. Sehingga chip kayu sisa pemotongan kayu tidak terbuang sia -sia. Chip kayu tersebut juga dapat
dijual kepada perusahaan kecil untuk didaur ulang kembali sehingga menjadi pemasukan buat perusahaan. Pada
penggunaan listrik dapat dilakukan penghematan dengan cara mengganti lampu LED dan menggunakan AC hemat
energi.
Kata Kunci : Industri; lingkungan; kayu, dan produksi bersih

ABSTRACT
Oppurtunity of Clean Production Application in CV. Istana Kayu Sukses Makmur Semarang.
Implementation of production in the wood industry can reduce negative impact on the environment. This study aims
to analyze the net production in one of the wood industry that is on the CV. Wood Palace Success Makmur
Semarang. The method used is observation, calculation by using carbon calculator and interview. The results show
some things in the process of workmanship. At CV. The Wood Palace of Success Makmur obtained monthly
electricity usage of $ 925 / month, fuel usage of $ 270 / month and total wood usage of 57.6 tons / month. Overall
savings made were the use of scrap wood scrap chips used as fuel for wet wood drying. So the remaining wood
chips of wood pieces are not wasted. Wood chips can also be sold to small companies to be recycled to become
revenue for the company. On the use of electricity can be done by usin g LED lights and use energy-efficient air
conditioners.
Keywords: Industry; environment; wood and clean production

1. PENDAHULUAN mengurangi penggunaan bahan mentah dari alam


Indonesia merupakan salah satu penghasil kayu sehingga keadaan hutan terjaga dengan baik. Selain
terbesar di dunia. Namun pemanfaatan kayu oleh kondisi lingkungan yang menurun saat ini, kondisi
industri mebel nasional belum efisien. Peningkatan perekonomian masyarakat juga mencapai kondisi
kebutuhan masyarakat akan barang berbahan dasar yang tidak begitu baik. Hal tersebut dibuktikan
kayu mendorong peningkatan limbah kayu yang dengan meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap
dihasilkan dari proses pengolahan kayu menjadi dollar Amerika menjadi dikisaran Rp.13.000 per satu
barang jadi. Limbah tersebut jika tidak diolah dengan dollar. Kondisi tersebut merupakan nilai terendah
benar dapat mencemari lingkungan sekitar rupiah sejak tahun 1998. Kondisi tersebut diperparah
perusahaan. dengan meningkatnya harga barang-barang
Dalam kondisi lingkungan sekarang ini, kita juga kebutuhan primer masyarakat, seperti harga sembako
sangat perlu mengurangi ketergantungan kepada dan harga BBM (www.dpr.go.id, 2015).
bahan mentah dari alam. Pemerintah dan perusahaan Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
kayu harus memikirkan bagaimana cara untuk peneliti di CV. Istana Kayu Sukses Makmur
Semarang, didapatkan hasil bahwa setiap harinya 3. Jasa
tercipta limbah potongan kayu sebesar 200 ton kayu. Untuk jasa, produksi bersih menitikberatkan
Dari besarnya limbah yang dihasilkan, belum pada upaya penggunaan proses 3R (Reduce,Reuse
ditemukan metode yang baik untuk pengoptimalan dan Recycle) pada seluruh kegiatannya, mulai dari
limbah tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penggunaan bahan baku sampai dengan ke
kajian mengenai alternatif alternatif strategi produksi pembuangan akhir.
yang dapat diterapkan pada industri playwood. Selain Menurut USAID (1997), manfaat yang bisa
itu, dalam rangka meningkatkan produktivitas, diperoleh perusahaan dari pelaksanaan produks
industri plywood juga perlu didorong untuk bersih adalah:
meningkatkan efisiensi dalam rangka mempertinggi 1. Pengurangan biaya operasi, pengolahan dan
daya saing global sehingga sejak awal perlu pembuangan limbah.
dilakukan kajian penerapan prinsip – prinsip eco- 2. Peningkatan mutu produk.
efisiensi atau yang lebih dikenal dengan Teknologi 3. Penghematan bahan baku.
Produksi Bersih sebagai upaya pembangunan industri 4. Peningkatan keselamatan kerja.
yang ramah lingkungan. 5. Perbaikan kesehatan umum dan lingkungan
hidup.
2. TINJAUAN PUSTAKA 6. Penilaian konsumen yang positi.
Produksi bersih (cleaner production) 7. Pengurangan biaya penanganan limbah.
merupakan suatu upaya mencegah dan mengurangi Produksi bersih diperlukan sebagai cara untuk
munculnya dampak lingkungan dari suatu sistem mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan
pengolahan akibat adanya penggunaan bahan -bahan dengan kegiatan pembangunan atau pertumbuhan
berbahaya, kesalahan pada proses pengolahan,serta ekonomi, mencegah terjadinya pencemaran
lemahnya pengendalian proses dan produk. Dampak lingkungan, memelihara dan memperkuatkan
yang dimaksud adalah terjadinya pencemaran pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,
lingkungan serta efisiensi penggunaan bahan baku mendukung prinsipen (ironmental eBuality,
dan energi. mencegah atau memperlambat terjadinya proses
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya
(BAPEDAL) mendefinisikan Produksi Bersih alam melalui penerapan daur ulang limbah dan
sebagai: “Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang memperkuat daya saing produk dipasar internasional
preventive dan diterapkan secara terus menerus pada (Pudjiastuti,1999).
proses produksi, serta daur hidup produk dan jasa Konsep Produksi Bersih memiliki 4 (empat)
untuk meningkatkan eko-efisiensi dengan tujuan prinsip dasar, yaitu:
mengurangi resiko terhadap manusia dan 1. Prinsip kehati-hatian (precautionary)
lingkungan”. Tanggung jawab yang utuh dari produsen agar
Menurut UNEPP (2003), produksi bersih tidak menimbulkan dampak yang merugikan sekecil
merupakan strategi pengelolahan lingkungan yang apapun.
bersifat pencegahan dan terpadu yang diterapkan 2. Prinsip pencegahan (preventive)
secara terus menerus pada proses produksi, produk Penting untuk memahami siklus hidup produk
dan jasa untuk meminimalkan terjadinya resiko (product life cycle) dari pemilihan bagan baku hingga
terhadap manusia dan lingkungan. Menurut terbentuknya limbah.
Pudjiastuti (1999), produksi bersih diterapkan pada 3. Prinsip demokrasi
unsur-unsur sebagai berikut. Komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam
1. Proses produksi rantai produksi dan konsumsi.
Pada bagian proses produksi, produksi bersih 4. Prinsip holistic
mencakup peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam Pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatan
pemakaian bahan baku, energi dan sumber daya sumber daya lingkungan dan konsumsi sebagai satu
lainnya serta mengganti atau mengurangi penggunaan daur yang tidak dapat dipisahpisahkan.
bahan berbahaya dan beracun sehingga mengurangi Konsep pencegahan pencemaran dengan
jumlah dan toksisitas limbah dan emisi yang penerapan Produksi Bersih dapat diperinci urutan
dikeluarkan. penerapannya atau hirarki pelaksanaan Produksi
2. Produk Bersih seperti di bawah ini:
Pada bagian produk, produksi bersih
menfokuskan pada upaya pengurangan dampak
keseluruhan daur hidup produk, mulai dari bahan
baku sampai pembuangan akhir setelah produk tidak
digunakan.
Strategi penggunaan kembali bahan-bahan yang
terbuang bersama limbah. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar peracunan dan kuantitas limbah
yang ada.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian meliputi pengamatan awal seluruh
proses pembuatan playwood mulai dari bahan baku
sampai produk jadi beserta fasilitas pendukung
(utilities), pengisian daftar periksa (checklist),
pengumpulan data-data pendukung, dan identifikasi
serta pengumpulan data sumberdaya, energi dan
limbah di CV. Istana Kayu Sukses Makmur.
Hasil pengamatan dianalisis dengan metode Good
Gambar 1. Hirarki Pelaksanaan Produksi Housekeeping (Ridayatno, 2008) dan analisis dari
Bersih Pedoman Audit Penerapan Produksi Bersih Plywood
Strategi untuk menghilangkan limbah atau (Ridayatno, 2008) secara kualitatif dan kuantitatif
mengurangi limbah sebelum terjadi (preventive untuk menemukan peluang-peluang perbaikan;
strategy), lebih disukai daripada strategi yang efisiensi bahan baku, air dan energi; pengurangan
berurusan denganpengolahan limbah atau limbah; dan aspek lingkungan serta kinerja organisasi
pembuangan limbah yang telah ditimbulkan perusahaan.
(treatment strategy). Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi berikut ini: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Eliminasi
Strategi ini dimasukkan sebagai metode Analisis Input Output (IO) adalah analisis
pengurangan limbah secara total. Bila perlu tidak mengenai ketergantungan di antara berbagai sektor
mengeluarkan limbah sama sekali (zero discharge). dan aktivitas ekonomi, baik antar sektor produksi
Didalam konsep penerapan Produksi Bersih hal ini (internal) maupun antara sektor produksi daengan
dimasukkan sebagai metode pencegahan pencemaran. sektor konsumsi akhir. Apabila terdapat perubahan
2. Minimisasi Limbah (mengurangi sumber limbah) dalam salah satu, beberapa atau semua komponen
Strategi pengurangan limbah yang terbaik adalah dalam permintaan akhir akan mengakibatkan
strategi yang menjaga agar limbah tidak terbentuk perubahan sektor-sektor yang terkait. Misalnya
pada tahap awal. Pencegahan limbah mungkin terjadi kenaikan permintaan mobil maka akan
memerlukan beberapa perubahan penting terhadap mengakibatkan peningkatan permintaan bahan baku
proses. mobil (baja, ban, karet, plastik dan sebagainya) di
3. Daur Ulang sektor hulu dan (bensin, olie, jasa bengkel, dsb) di
Jika timbulnya limbah tidak dapat dihindarkan sektor hilir. Perubahan pada sektor hulu dan hilir ini
dalam suatu proses, maka strategi-strategi untuk akan mengakibatkan perubahan pada sektor-sektor
meminimkan limbah tersebut sampai batas tertinggi yang terkait dengannya baik langsung maupun tidak
yang mungkin dilakukan harus dicari, seperti langsung, termasuk perubahan permintaan input
misalnya daur ulang (recycle) dan/atau penggunaan primer (tenaga kerja) dan income masyarakat.
kembali (re-use). Jika limbah tidak dapat dicegah, Pengamatan dilakukan terhadap penggunaan semua
pengolahan limbah dapat dilakukan. sumber daya dan energy pada setiap tahapan proses
4. Pengendalian Pencemaran produksi di CV Istana Kayu Sukses Makmur dan
Strategi yang terpaksa dilakukan mengingat pada fasilitas pendukungnya. Data merupakan nilai rata-
proses perancangan produksi perusahaan belum rata per bulan (diolah dari data primer CV Istana
mengantisipasi adanya teknologi baru yang sudah Kayu Sukses Makmur).
bebas terjadinya limbah. Base Layer, Dengan bahan dasar dari kayu
5. Pengolahan dan Pembuangan gelondongan, pabrik engineered wood floor akan
Strategi terakhir yang perlu dipertimbangkan mulai mengupas atau membelah log tersebut menjadi
adalah metoda-metoda pembuangan altematif. vinir, mirip dengan proses pembuatan papan buatan.
Pembuangan limbah yang tepat merupakan Pekerjaan yang sangat penting pada langkah ini
suatumkomponen penting dari keseluruhan program adalah pengeringan vinir sebelum dilapis menjadi
manajemen lingkungan; tetapi, ini adalah teknik yang lapisan dasar engineered flooring. Lembaran-
paling tidak efektif. lembaran vinir tersebut disusun berjajar di atas meja
6. Remediasi kerja mesin pengering yang bergerak menuju ruang
oven mesin tersebut. Dengan kecepatan tertentu, vinir dan yang terakhir adalah jenis kayu keruing yang
tersebut sudah kering ketika keluar dari oven pada juga dapat digunakan sebagai material pembuatan
ujung mesin yang lain. Karena vinir tipis dan dengan decking. Rata-rata bahan baku per bulan yang masuk
kelembaban udara di Indonesia yang rata-rata bisa mencapai 57.6 ton atau 72 m3 kayu.
mencapai 70-85% maka diperlukan sebuah ruangan 3. Energy listrik yang biasa digunakan untuk proses
besar untuk menyimpan vinir yang kering tersebut produksi, penerangan dan beberapa alat pendukung
sebelum dilapis menjadi base layer. lainnya yaitu sebesar 154.000 Volt Ampere per bulan
Ruangan itu biasa disebut 'Conditioning Room' dengan biaya mencapai Rp.12.488.247.-
dengan suhu dan kelembaban yang stabil dan gerakan 4. Bahan bakar minyak yang digunakan dalam
udara yang kecil juga sehingga vinir tidak berubah mendukung proses produksi adalah bahan bakar solar
bentuk. Setelah disimpan minimal 24 jam di dalam yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar forklift.
'conditioning room' vinir baru diproses selanjutnya di Biaya perbulan yang harus dikeluarkan perusahaan
ruang pelapisan. yait sebesar Rp. 3.000.000.-
Pressing, Lembaran-lembaran vinir disusun untuk 5. Adapun alur produksi yang dilakukan dalam
mendapatkan lebar dan panjang tertentu lalu diolesi proses produksi untuk menghasilkan output berupa
lem khusus dan dilakukan pengepresan dengan mesin beam, FJL board, garden product, flooring T&G
press dingin atau hotpress, tergantung jenis lem dan Solid dan Decking Antislip yaitu sebagai berikut:
jenis flooring yang sedang diproduksi. Lapisan akhir  Proses flooring E2E
bisa dilakukan bersamaan atau secara terpisah.  Bahan baku masuk (Kayu gergajian / papan
Setelah lem mengering, lembaran-lembaran dibelah pendek)
dan dipotong menjadi ukuran lebar dan panjang yang  Proses bongkar dari truck, biasa 1 tronton isi +/-
benar, setelah itu proses finishing baru dilakukan. 20 m3 invoice
Finishing, Rata-rata metode finishing yang digunakan  Proses sticking dan KD, kapasitas 1 chamber
untuk engineered flooring adalah tipe roller coater biasa untuk 1 container +/-20 m3 invoice
atau curtain coater yang menggunakan bahan  Proses bongkar sticking KD setelah +/- 10 hari
finishing jenis UV (Ultraviolet) yang bersifat tahan  Proses crosscut
gores dan cepat kering. Konfigurasi mesin ini sangat  Proses rip, untuk meluruskan satu sisi kayu
panjang dengan meja kerja rolling.
 Proses moulding, membentuk E2E
Setelah diamplas dasar hingga halus, benda kerja
 Proses QC
memasuki mesin pertama yang akan melapisi dengan
bahan dasar finishing. Pada saat benda kerja tersebut  Proses Packing
keluar dari mesin ini sudah bisa langsung diamplas  Proses Stuffing, muat dalam container
sebagai persiapan untuk lapisan selanjutnya. Pada  Proses FJL untuk middle core flooring
line mesin finishing untuk lapisan kedua, lokasi kerja  Sisa potongan E2E biasa kami kumpulkan
lebih tertutup dan terlindungi dari kotoran ataupun paling pendek 10 cm
debu. Ketika benda kerja keluar dari mesin ini bisa  Proses crosscut untuk bahan tengah yang akan
langsung dipacking, tentunya setelah dicek oleh QC dilaminating, untuk dipotong ke ukuran 9,5 cm,
pabrik. Dibandingkan dengan pabrik furniture biasa disusun sepanjang permintaan order laminating,
yang membuat kursi atau meja, proses pembuatan biasanya sampai panjang 50 cm dan 90 cm.
engineered flooring lebih sederhana namun  Proses crosscut untuk bahan pinggiran yang
diperlukan mesin dan teknologi yang lebih baik. akan dilaminating, biasa panjang 50 dan 90 cm
Lebih banyak proses mesin (hingga 80%) daripada  Proses laminating menggunakan mesin HF
proses manual. Kecepatan produksinya pun sangat  Proses bandsaw, untuk membelah kayu menjadi
tinggi karena hampir semuanya dikerjakan dengan tebal 12 mm
mesin.  Proses sanding untuk menghaluskan permukaan
Secara lengkap dapat dilihat dari bagan aliran dan membuat tebal menjadi 10,5 mm
penggunaan sumber daya dan energy serta bahan  Proses QC (Quality Control)
penolong lainnya dalam setiap tahapan proses produk  Proses packing
sebagai berikut.  Proses stuffing, muat dalam container
1. Masuknya bahan baku  Proses laminate batch joint untuk beam
2. Input bahan baku yang masuk yaitu berupa kayu  Sisa potongan kayu keras (bangkirai / keruing /
gergajian atau papan pendek. Jenis kayu yang biasa
matoa) haluskan dan ratakan ketebalan nya
diguakan yaitu kayu mahoni untuk material
dengan mesin moulding
pembuatan flooring e2e, teak flooring, dan laminate
 Proses cutting untuk membuat siku kanan kiri
for middle core of flooring. Kemudian terdapat jenis
dari ujung2 kayu
kayu bangkirai untuk material pembuatan decking
 Proses laminating batch joint dengan model bata Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya,
supaya posisi lem kuat dan tidak lepas walaupan dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
tidak menggunakan finger joint 1. Berdasarkan hasil analisis daftar periksa
 Proses bandsaw, membelah ke ukuran yang diketahui beberapa kelemahan dari sudut pandang
diinginkan GHK (Good Housekeeping), diantaranya yang
 Proses potong, dijadikan sesuai ukuran yang menonjol adalah pengolahan limbah air limbah dan
diinginkan pengelolaan limbah padat. Sehingga konsep cleaner
 Proses moulding production berpeluang besar untuk diterapkan di CV.
 Proses QC Istana Sukses Makmur.
 Proses packing 2. Berdasarkan analisis telaah potensi GHK
dan analisis rencana tindak, diketahui beberapa
 Proses stuffing
langkah perbaikan yang berpotensi dari sisi
 Limbah padat yang dihasilkan dalam perbulan,
penghematan dan kemudahan pelaksanaan, yaitu
yang merupakan sisa-sisa hasil dari pemotongan
dengan meningkatkan pengawasan dan kemampuan
kayu yaitu sebesar 12 ton atau 15 m3 kayu.
operator dan memeriksa/memperbaiki proses
Limbah cair yang dihasilkan berupa sisa-sisa
produksi, sehingga meningkatkan efisiensi
penggunaan lem pada proses produksi
penggunaan kayu.
pembuatan produk laminate batch joint untuk
3. Berdasarkan analisis dampak lingkungan,
beam.
diketahui bahwa hampir semua langkah perbaikan
 Berdasarkan perhitungan carbon calculator V3.0 memberikan pengaruh positif bagi lingkungan.
diperoleh bahwa perusahaan CV Istana Kayu
Berpotensi memberikan penurunan konsumsi bahan
Sukses Makmur menghasilkan output karbon
baku dan energi terutama energi listrik.
CO2 sebesar 10.4 ton perbulan. Jumlah karbon Peluang penghematan, penurunan konsumsi
tersebut diperoleh dari total electricity sebesar
bahan baku, penurunan kuantitas limbah, dan
5.8 ton dan Fuel Use sebesar 4.6 ton.
peningkatan aspek kinerja organisasi yang dapat
Pada CV. Istana Kayu Sukses Makmur yang dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip produksi
kami teliti ditemukan bahwa untuk penggunaan
bersih perlu menjadi pertimbangan bagi pihak CV.
listrik perbulan sebesar $925/bulan. Untuk biaya
Istana Kayu Sukses Makmur untuk melakukan kajian
bahan bakar, total keseluruhan perbulannya adalah lebih lanjut sehingga dapat segera diimplementasikan
$270. Sedangkan untuk total kayu yang gunakan
dan pencapaian tersebut dapat sesungguhnya
sebanyak 57,6 ton/bulan. Secara keseluruhan
diwujudkan bahkan dapat dilakukan secara terus
penghematan yang dilakukan adalah penggunaan menerus.
chip sisa potongan kayu digunakan sebagai bahan
Kemampuan (skill) karyawan perlu
bakar untuk pegeringan kayu yang masih basah.
ditingkatkan terkait dengan kemampuan teknis
Sehingga chip kayu sisa pemotongan kayu tidak pekerjaan dan penambahan tentang pencegahan dan
terbuang sia-sia. Dan juga memberikan dampak
penanganan limbah yang tepat termasuk pengenalan
penghematan untuk biaya bahan bakar pengeringan
terhadap prinsip-prinsip produksi bersih.
kayu. Chip-chip kayu sisa pemotongan tersebut juga Perspektif pihak CV. Istana Kayu Sukses
dapat dijual kepada perusahaan kayu kecil untuk
Makmur terhadap limbah perlu terus ditingkatkan
didaur ulang kembali. Sehingga chip kayu sisa
hingga dicapai perspektif limbah sebagai issue moral
pemotongan tersebut dapat menjadi pemasukan bagi yaitu limbah dikaitkan dengan keberlanjutan
perusahaan. Dari penggunaan listrik kita dapat
ketersediaan sumber daya alam (hutan) untuk
lakukan penghematan dengan cara mengganti lampu
generasi mendatang. Pendekatan yang dapat
dengan LED, menggunakan AC yang hemat energi. dilakukan adalah sustainable development yaitu
Semua langkah perbaikan, dapat meningkatkan
dengan mencegah timbulnya limbah (up the pipe),
motivasi dan kesadaran karyawan terutama terhadap
salah satu metode aplikasi yang dapat dilakukan
efesiensi dan resiko kesehatan dan kecelakaan kerja, adalah melalui penerapan produksi bersih.
tanggung jawab semua level karyawan dapat
dideskrepsikan dan dilaksanakan dengan baik dalam
penerapan langkah-langkah perbaikan tersebut dan
proses komunikasi antara karyawan dengan karyawan
dan dengan staf serta manajemen akan berjalan baik
terutama keterbukaan karyawan dan manajemen
untuk melaksanakan langkah-langkah perbaikan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Bratsida, L. 1997. Konsep Penerapan Produk Berdih.


Jakarta
Huhtala, A., 2000, promoting clearning production
investment in developing countries: Issues
and Possible Strategies, UNEP.
Padjiastuti, L. 1999. Produksi Bersih. Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ridayatno. (2008). Pedoman Audit Penerapan
Produksi Bersih Plywood.
USAID.1997.Panduin Pengintegrasian Produksi
Bersih kedalam Penyusunan Program
Kegiatan Pembangunan Depperindag.
Jakarta. Depperindag.
(2015). Retrieved from www.dpr.go.id.

You might also like