Professional Documents
Culture Documents
PARIWISATA ALAM
ACARA I
PENILAIAN POTENSI ATRAKSI WISATA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ADO ODTWA (DITJEN PHKA,2002) DAN METODE BUREAU OF LAND
MANAGEMENT (1986) YANG DIMODIFIKASI
Oleh:
Nama : Yohan Dini Eka K.
NIM : 16/393989/KT/08226
Shift : Kamis 13.00
Co-Ass : Dzaky Yustadhia
I. TUJUAN
Mampu mempraktekkan penilaian potensi atraksi wisata alam dengan
menggunakan metode ado odtwa (ditjen phka,2002) dan metode bureau of land
management (1986) yang dimodifikasi untuk diterapkan di ekosistem tertentu.
II. ABSTRAK
Penilaian potensi atraksi wisata alam dapat dilakukan dengan menggunakan
metode ADO ODTWA (Ditjen PHKA, 2002) dan Metode Bureau of Land
Management (2002) yang dimodifikasi. Penilaian dengan menggunakan kedua
metode tersebut dilakukan dengan sistem skoring. Tujuan dari praktikum ini adalah
mempraktekkan penilaian potensi atraksi wisata alam dengan menggunakan Metode
ADO ODTWA (Ditjen PHKA, 2002) dan Metode Bureau of Land Management
(2002) yang dimodifikasi untuk diterapkan di ekosistem tertentu. Penilaian dilakukan
pada enam lokasi berbeda di lingkungan Universitas Gadjah Mada yaitu bukit wisdom
park, sungai wisdom park, taman lampion, taman wisdom park, rumah-rumahan adat,
dan ampi teater. Pada metode ADO-ODTWA yang memiliki skor tertinggi adalah
bukit dengan potensi daya tarik tinggi dan skor terendah adalah sungai potensi daya
tarik rendah. Sedangkan pada metode BLM yang memiliki skor tertinggi adalah taman
lampion yang termasuk dalam kualitas lanskap tinggi dan skor terendah adalah sungai
yang termasuk dalam kualitas lanskap rendah.
Kata kunci : ODTW, BLM, atraksi
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu
tujuan tersebut.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut.
4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
Ada beberapa metode untuk melakukan penilaian terhadap objek daya tarik
wisata dan lanskapnya, diantaranya adalah metode ADO ODTWA dan metode
Bureau Land of Management. Metode dari Bureau Lands of Managements, yang
merupakan metode penilaian lanskap untuk potensi visual yang didasarkan pada
titik pusat perhatian dengan parameter-parameter meliputi : bentuk lahan, vegetasi,
air, warna, pemandangan, kelangkaan, dan modifikasi struktural. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari jurnal, buku-buku, prosiding dan laporan hasil skripsi dan
penelitian sebelumnya (Rusita dkk., 2016).
Pada pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003. Komponen yang dicatat
dan dinilai adalah: 1. Jenis flora dan fauna yang dijumpai di sekitar objek wisata. 2.
Daya tarik meliputi keunikan, variasi kegiatan, sumberdaya alam yang menonjol,
kebersihan lokasi, keamanan, kenyamanan. 3. Aksesibilitas meliputi kondisi jalan,
jarak, tipe jalan dan waktu tempuh dari kota. 4. Akomodasi meliputi jumlah
akomodasi. 5. Sarana dan prasarana penunjang yang ada dalam radius 5 km dari
lokasi wisata, meliputi kantor pos, jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik,
jaringan air minum, rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, toko
cinderamata dan lain-lain. Objek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian
dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah
Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai
dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Jumlah nilai
untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat dihitung dengan rumus: S = N x B Ket:
S = skor/nilai suatu kriteria N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = bobot
nilai Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu kriteria
apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. Nisa dkk (2016)
menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh indeks
kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai
berikut: - Tingkat kelayakan > 66,6%: layak dikembangkan - Tingkat kelayakan
33,3% - 66,6%: belum layak dikembangkan - Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak
layak dikembangkan.
IV. ALAT BAHAN
Alat:
1. Kamera Handphone
2. Alat tulis
Bahan:
1. Berbagai objek di Wisdom Park UGM
2. Tallysheet ADO ODTWA (ditjen PHKA, 2002) dan metode Bureau of Land
Management (1986)
V. CARA KERJA
Buat uraian tentang Kompilasi data dengan Penilaian dilakukan pada titik
nilai potensi yang menggunakan skor dengan yang dianggap representatif
diperoleh dan prospek pola seperti tabel acuan dengan tabel ADO ODTWA dan
pengembangannya. ODTWA dan BLM BLM serta buat sketsanya.
4 Keutuhan SDA :
a. Batuan √ √ √ √ √ √
b. Flora √ √ √ √ √ √
c. Fauna √ √ √ √ √ √ 30 30 30 30 30 30
d. Ekosistem √ √ √ √ √ √
e. Kualitas √ √ √ √ √ √
5 Kepekaan SDA :
a. Batuan √ √ √ √ √ √
b. Flora √ √ √ √ √ √
c. Fauna √ √ √ √ √ √ 30 30 30 25 25 20
d. Erosi √ √ √ - - -
e. Ekosistem √ √ √ √ √ -
8 Kerawanan kawasan :
a. Tidak ada perambahan √ - √ √ √ √
b. Tidak ada kebakaran √ √ √ √ √ √
c. Tidak ada pencurian √ √ √ √ √ √ 20 20 25 25 25 25
d. Tidak ada gangguan terhadap - - √ √ √ √
flora/fauna
e. Tidak ada masukknya - √ - - - -
flora/fauna eksotik
Jumlah skor 20 16 19 18 19 19
5 5 5 5 0 5
Kesimpulan :
Lokasi 1. Bukit wisdom park : skor 205 potensi daya tariknya tinggi
Lokasi 2. Sungai wisdom park : skor 165 potensi daya tariknya sedang
Lokasi 3. Taman wisdom park : skor 195 potensi daya tariknya tinggi
Lokasi 4. Taman Lampion : skor 185 potensi daya tariknya sedang
Lokasi 5. Rumah2 adat : skor 190 potensi daya tariknya tinggi
Lokasi 6. Ampi teater : skor 195 potensi daya tariknya tinggi
TABEL PENGAMATAN POTENSI VISUAL LANSKAP DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BLM (1986; UPDATED AT 2012)
Unsur 1 2 3 4 5 6
a Bentuk lahan 3 1 1 3 1 1
b Vegetasi 3 1 1 5 5 5
c Air 3 3 3 5 3 3
d Warna 3 1 3 5 1 1
e Pemandangan sekitar 0 0 3 3 0 3
f Kelangkaan 3 1 1 3 3 1
g Modifikasi struktural 0 2 2 2 2 2
Jumlah 15 9 14 26 15 19
Keterangan :
Lokasi 1 : Bukit wisdom park skor 15 : kelas B (kualitas sedang)
Lokasi 2 : Sungai wisdom park skor 9 : kelas C (kualitas rendah)
Lokasi 3 : Taman wisdom park skor 14 : kelas B (kualitas sedang)
Lokasi 4 : Taman lampion skor 26 : kelas A (kualitas tinggi)
Lokasi 5 : Rumah2 adat skor 15 : kelas B (kualitas sedang)
Lokasi 6 : Ampi teater skor 19 : kelas A (kualitas tinggi)
VII. PEMBAHASAN
Wisata alam merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik alam dengan memanfaatkan
potensi sumberdaya alam, baik itu alami maupun budidaya. ODTW adalah segala
sesuatu baik berupa bentukan dan/atau aktivitas dan fasilitas yang saling
berhubungan dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga dapat menarik minat
wisatawan atau pengunjung untuk mengunjungi suatu daerah/tempat tertentu.
Sebagai produk yang dijual di pasar wisata, ODTW harus memiliki tiga komponen
utama yaitu atraksi dari destinasi, fasilitas di destinasi dan juga aksesibilitas dari
destinasi. Aksesbilitas diartikan sebagai infrastruktur dan modal transportasi
menuju lokasi obyek wisata. Amenitas merupakan infrastruktur yang tidak
langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian dari kebutuhan
wisatawan. atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang
yang mengunjungi suatu daerah wisata, misalnya keindahan alam, hasil
kebudayaan suatu bangsa, tatacara hidup suatu masyarakat, adat istiadat suatu
bangsa, fertival tradisional dan upacara kenegaraan
VIII. KESIMPULAN
Rahayuningsih, T., Muntasib, E. H., & Prasetyo, L. B. 2016. Nature based tourism
resources assessment using geographic information system (GIS): case study
in Bogor. Procedia Environmental Sciences, 33, 365-375.
Rusita, R., Walimbo, R., Sari, Y., & Yanti, M. 2016. Studi Potensi Objek Dan Daya
Tarik Wisata Alam Air Terjun Wiyono Di Taman Hutan Raya Wan Abdul
Rahman, Provinsi Lampung. Infoteknik, 17(2), 165-186.
Nisa, K., Fauzi, H., & Abrani, A. 2016. Persepsi Wisatawan Dan Masyarakat
Terhadap Wisata Alam Di Areal Hutan Pendidikan Unlam Mandiangin,
Kalimantan Selatan Visitor and Resident Perception About Nature Tourism
Development in Mandiangin Education Forest, South Kalimantan. Jurnal
Hutan Tropis, 2(2), 119-126.
Soekapijo, R.S. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta. Gramedia.
Yoeti, aka A. 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, Angkasa.
X. LAMPIRAN
Layout :
1. Lokasi 1 : Bukit wisdom park