Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
A. Latar belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat
harus di upayakan.
Program peningkatan mutu merupakan program yang wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitor,
dievaluasi dan ditindak lanjuti diseluruh jajaran yang ada di Puskesmas, mulai dari Kepala
puskesmas, penanggung jawab pelayanan, dan seluruh karyawan. Oleh karena itu perlu disusun
program peningkatan mutu Puskesmas Rancamanyar yang menjadi acuan dalam pelayanan yang
akan dilaksanakan pada tahun 2018
1. Profil Organisasi
B. Visi Organisasi
c. Misi Puskesmas Srandakan
Terdapat budaya kerja 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan & Santun) dan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat & Rajin) yang diterapkan oleh Karyawan Puskesmas Rancamanyar dalam melayani masyarakat
agar kepercayaan mereka terhadap Puskesmas Rancamanyar tidak pudar.
Slogan merupakan kalimat pendek atau perkataan yang menarik dan mudah diingat untuk
menunjukkan suatu ideologi. Slogan kami adalah:
Motto adalah kalimat yang digunakan sebagai semboyan, pedoman atau prinsip. Motto Puskesmas
Rancamanyar yaitu:
RANCAMANYAR "TERSENYUM"
h. Tata nilai
1) Intergritas
2) Amanah
4) Profesionalisme
5) Kejujuran
6) Kebersamaan
2. Kebijakan mutu
Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan Pusk esmas Srandakain Berkomitmen untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan pelanggan. Kami berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta.
b. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien
1) Kepala puskesmas dan seluruh karyawan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program
mutu yang diselenggarakan di Puskesmas.
2) Perencanaan mutu berupa pemilihan dan penetapan mutu, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh
Wakil Manajemen Mutu
3) Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu yang terkoordinasi dari semua unit kerja
dan unit pelayanan. Pengukuran mutu dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data,
untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu
4) Indikator meliputi indikator manajerial indikator kinerja Upaya Puskesmas, dan indikator klinis,
yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome, dan indikator-indikator Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
5) Upaya-upaya perbaikan mutu melalui standarisasi pelayanan UKM dan UKP yang mengacu pada
pedoman yang ditetapkan
7) Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun
penyelenggaraan Upaya Puskesmas.
8) Manajemen risiko klinis berupa identifikasi, dokumentasi, dan pelaporan serta penanganan kasus
untuk mencegah dan mengelola kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan
potensial cedera dilakukan secara berkesinambungan
a) Sosialisasi dan evaluas perbaikan perilaku petugas yang mencerminkan budava keselamatan dan
perbaikan dilakukan secara berkesinambungan.
c) Membentuk dan menunjuk tim pelasana kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien beserta petugas vang berkewajiban melakukan pemantauan kegiatan
d) Rencana monitoring dan evaluasi program mutu disepakati bersama oleh kepala puskesmas dan
penanggungjawab mutu
e) Infomasi hasil mutu layanan klinis dan keselamatan pasien monitoring dan evaluasi di
sosialisasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pemberi layanan klinis di Puskesmas oleh Kepala
Puskesmas lewat rapat Puskesmas
3. Proses pelayanan (proses bisnis)
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi Pukesmas, yang meliputi :
persyaratan umum system manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,manajemen sumber
daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang
meliputi : upaya Kesehatan IBU dan Anak, UpayaKesehatan Gizi, Upaya Kesehatan Lingkungan,
Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Penanggulangan Penyakit dan Pelayanan Klinis.
d. Klinik Gizi,
e. Klinik Sanitasi,
f. Klinik Psikologi
g. Pelayanan Obat,
h. Laboratorium
i. Fisioterapi,
j. Klinik IMS
k. Pelayanan IVA
a. Puskesmas Pembantu
b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), UKGM
C. Puskesmas keliling
d. P3K,
e. VCT Mobile,
g. Perkesmas,
i. kunjungan rumah
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem manajemen
mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
7. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59/2015 tentang Komisi Akreditasi FKTP
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun meliputi :
Proses penyusunan dokumen dilakukan oleh tim mutu dengan menganalisis kebutuhan masyarakat,
kebutuhan program, kesenjangan/masalah dan hasil-hasil capaian kinerja puskesmas. Dokumen di
susun sesuai dengan pedoman penyusunan dokumen akreditasi puskesmas
2. Pengesahan
Dokumen yang akan di sahkan di teliti oleh Ka Subag TU tentang isi dan tata naskah, bila sudah
benar di beri paraf sebagai wujud pertanggungjawaban. Selanjutnya dokumen di ajukan kepada
kepala puskesmas untuk di tanda tangani. Setelah di tandatangani di cap
3. Penomoran:
Dokumen yang sudah di tanda tangani oleh kepala puskesmas di berikan nomor oleh SubBag lata
Usaha sesuai dengan Peraturan Bupati Bantul No 20 lahun 2010 tentang Pedoman Tata Kearsipan
UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
4. Pemberlakukan
Pemberlakuan dokumen dilakukan sejak tanggal di tetapkan dan berakhir bila ada keputusan yang
baru
5. Distribusi
Dokumen yang akan di herlakukan di gandakan lalu di kirim ke pihak-pihak terkait. Dokumen yang
didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/ pelaksana, terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen
Terkendali, dan menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan
(revisi). Dokumen ini harus ada tanda/stempel TERKENDALI".
Dokumen yang didistribusikan untuk kcbutuhan ckstcrnal atau atas permintaan pihak di luar FKTP
digunakan untuk keperluan insidentil, tidak dapat digunakan scbagai acuan dalam melaksanakan
pekerjaan dan memiliki tanda/stempel "TIDAK TERKENDALI"
6. Penyimpanan
Dokumen di simpan oleh subbag kearsipan dan dikelompokan sesuai dengan level dokumen seperti
kebijakan, pedoman, SOP, dan rekaman kegiatan. Di susun sesuai dengan daftar urutan elemen
penilaian akreditasi puskesmas
7. Pencarian kenbali
Pengambilan dokumen dilakukan olch subbag kcarsipan untuk memudahkan pencarian dengan
menggunakan daftar urutan elemen penilaian akreditasi puskesmas
Di karenakan telah ada dokumen baru sehingga dokumen lama di ambil dan beri stempel/cap
kadaluwarso. Selanjutnya dokumen di masukan ke arsip inaktif untuk disimpan atau di usulkan
pemusnahan.
C. Pengendalian rekaman
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya, penanggung
jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan Puskesmas bertanggung jawab untuk Inenerapkan
seluruh persyaralan yang ada pada manual mutu ini.
Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas dilakukan dengan berfokus pada pelanggan. Pelanggan
dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, perencanaan penyelenggaraan
upaya Puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak
lanjut pelayanan.
C. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pelanggan,
memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukarn penyempurnaan yang berkelanjutan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu
pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal yang meliputi
indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya Puskesmas. Perencanaan
disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan,
serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan
keselamatan pasien berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
Pedoman ni menjelaskan tanggung jawab dan wewenang dalam penerapan Sistem Manajemen
Mutu di Puskesmas
1. Kepala Puskesmas
a. Mengesahkan Struktur Organisasi, mengangkat Ketua Tim Mutu dan menyediakan sumber daya
yang diperlukan.
b. Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan ke pelaksana dan pihak
terkait
c. Melaporkan secara berkala kepada kepala puskesmas tentang hasil kegiatan mutu pelayanan
3. Penanggungjawab UKM
d. Melaporkan secara berkala kepada Wakil Manajemen Mutu tentang hasil kegiatan UKM
d. Melaporkan secara berkala kepada Wakil Manajemen Mutu tentang hasil kegiatan pelayanan
klinis
5. Seluruh karyawan
Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas
2. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu dan Kinerja pelayanan
G. Komunikasi internal
Agar pelaksanaan pelayanan dapat mencapai tujuan mutu yang di tetapkan diperlukan komunikasi
yang baik antara pimpinan puskesmas , ketua tim mutu puskesmas dan semua karyawan. untuk itu
perlu ditetapkan mekanisme untuk menjalin komunikasi internal yaitu melalui : lokmin bulanan
puskesmas,beriving pagi/siang, pertemuan, pesawat telephone, Whatsup, email,
A. Umum
2. Umpan balik pelanggan (Keluhan pelanggan dan hasil pengukuran kepuasan pelanggan)
C. Luaran tinjauan
Pedoman ini menerangkan pemastian tentang sumber daya manusia yang kompeten dalam
menerapkan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas, penyediaan sumber daya manusia
mengoptimalkan tenaga PNS, PTT, Honor daerah, BLUD, Wiyata bakti, outsourcing
B.Proses rekrutmern
a. PNS
Puskesmas membuat alaisis jabatan lalu mengusulkan ke pemerintah daerah melalui dinas
kesehatan
b. PTT:
Puskesmas menerima tenaga PTT dari pemerintah untuk alokasi Dokter Umum/Gigi dan bidan PTT
sejumlah desa di wilayah Kecamatan Srandakan
c. Honor daerah:
Puskesmas mengusulkan ke pemerintah daerah melalui dinas kesehatan sesuai dengan analisis
kebutuhan di puskesmas
d. BLUD:
Puskesmas mengusulkan kepada dinas kesehatan kabupaten sesuai dengananalisis kebutuhan di
puskesmas
e. Wiyata bakti:
Puskesmas menerima dan menyeleksi sendiri tenaga wiyata bakti sesuai dengarn analisis kebutuhan
tenaga di puskesmas
f. Outsourcing:
Puskesmas menerima tawaran dari pihak penyedia jasa dan melakukan proses seleksi oleh
puskesmas sendiri
2. Proses kredensial
Proses yang menjamin bahwa pelayanan yang di berikan oleh petugas kesehatan adalah sesuai
dengan kompetensinya. Sebagai bukti petugas yang berkompeten adalah tenaga tersebut
mempunya STR atau sertifikat yang masih berlaku.
- Melakukan analisis dan anjuran terhadap kepemilikan STR atau sertifikat yang akan habis masa
berlakunya untuk melakukan perpanjangan
- Melakukan On The Job Training (OJT) terhadap petugas lain yang akanmelakukan tindakan tertentu
C. Infrastruk tur
Kepala puskesmas membentuk tim untuk Pengelolaan infrastruktur puskesmas Tim pengelolaan
infrastruktur membuat daftar inventaris barang, membuat jadwal pemeliharaan, membuat dokumen
bukti pemeliharaan, monitoring dan melaporkan secara berkala kepada kepala puskesmas
D. Lingkungan kerja
Dalam hal pengendalian polusi dan penghijauan puskesmas menambah tanaman perindang dan
tanaman obat keluarga serta pemeriksaan kualitas sumber air bersih masvarakat sekitar puskesmas
Untuk menjaga kebersihan puskesmas mengangkat tenaga kebersihan dan melakukan kerjasama
dengan pihak perusahaan/instansi penyedia jasa layanankebersihan
VI. Penyelenggaraan pelayanan
Perencanaan UKM dimulai dengan melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat dan hasil capaian
program. Hasil pengumpulan identifikasi kebutuhan masyarakat dan has capaian program dilakukan
analisis dan disusun prioritas masalah. Dari hasil penentuan prioritas masalah disusun rencana
kegiatan. Rencana kegiatan dari pelaksana program dikompilasi oleh Tim Perencanaan Program
Puskesmas dan disusun sebagai Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Rencana Usulan Kegiatan mendapat
pengesahan dari Kepala Puskesmas Rancamanyar untuk kemudian menjadi Rencana Pelaksanaan
Kegiatan(RPK).
RPK disosialisasikan dan dilakukan pembahasan konsultatif kepada Lintas Sektor dan kader
kesehatan untuk mendapatkan umpan balik berupa perbaikan kegiatan. Umpan balik dari lintas
sektor dan kader dilakukan pembahasan dalam forum lintas program. Dari hasil pembahasan umpan
balik disusun rencana perbaikan program
Penanggung jawab UKM Puskesmas memastikan pelaksanaan kegiatan tepat waktu dan tepat
sasaran dengan menyusun jadwal kegiatan bulanan dan melakukan monitoring pelaksanaan
kegiatan. Pelaksana kegiatan melakukan scsialisasi dengan cara menyampaikan informasi kegiatan
kepada sasaran.
Penyampaian informasi dilakukan dengan cara menempelkan jadwal kegiatan UKM di papan
informasi Puskesmas, selain itu bisa dilakukan melalui leaflet, undangan, SMS, telepon, website
Puskesmas, dan akun facebook Puskesmas Srandakan
c. Pengukuran kinerja
a. Penetapan sasaran
Pelaksana program menetapkan sasaran kegiatan berdasarkan kerangka acuan kegiatan program
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Evaluasi kegiatan
4. Penyelenggaraan UKM:
2) Dapat mengakses kegiatan program yang dilak sanakan oleh Puskesmas melalui berbagai media
dan cara yang ditetapkan oleh Puskesmas.
3) Memberikan usulan, masukan, kritik, dan saran kepada Puskesmas mengenai program yang
dilaksanakan pada dirinya, keluarga, dan lingkungannya
1) Penangung jawab UKM melakukan identifikasi risiko terhadap lingkungan dan masyarakat akibat
pelaksanaan kegiatan UKM
2) Pelaksana program melakukan analisis dan merencanakan upaya pencegahan dan minimalisasi
risiko
3) Penanggung jawab UKM dan pelaksana melakukan evaluasi terhadap upaya pencegahan dan
minimalisasi risiko.
4) Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat risiko dalam pelaksanaan kegiatan, dilakukan
minimalisasi akibat risiko dan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota
a. Umum
1) Kepuasan sasaran
2) Audit internal
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventi f
Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu jika diperlukarn penanganan oleh
tim kesehatan antarprofesi disusun dengan tujuan yang jelas terkoordinasi, dan melibatkan pasien/
keluarga. Rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan memperhatikan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan tata nilai budaya pasien. Pasien/ keluarga diberi peluang
untuk bekerjasama dalam menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Pada kondisi
tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan tim kesehatan. Rencana layanan terpadu
meliputi : tujuan layanan yang akan diberikan, pendidikan kesehatan pada pasien dan/atau keluarga
pasien, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan digunakan, dan kejelasan tanggung jawab tiap
anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan
a. Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas dipertimbangkan dan diinformasikan pada saat
pendaftaran
c. Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan diperoleh
d. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang membutuhkan
persetujuan tindakan medik
e. Pasien/ keluarga pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana rujukan.
f. Pasien/ keluarga pasien memperoleh penjelasan yang memadai tentang tindak lanjut layanan saat
pemulangan atau saat dirujuk ke sarana kesehatan yang lain.
a. Proses pembelian
Dilakukan proses pembelian barang sesuai prosedur belanja barang yang ditetapkan
Dilakukan proses verifikasi barang yang dibeli sesuai prosedur oleh petugas pembelian dan petugas
penerima barang
Pengelola menjamin bahwa penyelenggaraan oleh pihak ketiga memenuhi standar yang berlaku.
Terdapat dokumen kontrak yang jelas dengan pihak ketiga dan pengelola dengan spesifikasi
pekerjaan yang jelas dan memenuhi standar yang berlaku, dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
menaati peraturan perundangan yang berlaku. Kinerja pihak ketiga dimonitor dan dievaluasi untuk
menilai kesesuaian terhadap kontrak/perjanjian kerjasama
Pelaksanaan layanan dipandu oleh kebijakan, prosedur, dan peraturan yang berlaku. Pedoman
pelayanan dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan lavanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
Hasil pemantauan pelaksanaan layanan digunakan untuk menyesuaikan rencana layanan. Penilaian
dilakukan dengan pengukuran dan analisis terhadap indikator-indikator klinis yang ditetapkan
Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas dipertimbangkan dan diinformasikan pada saat
pendaftaran. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien
selama pelaksanaan layanan
Terdapat kebijakan tentang penerapan manajemen risiko klinis, panduan manajemen risiko klinis,
bukti identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko pelayanan klinis
Disusun indikator kinerja klinis, penilaian pencapaian target, evaluasiberkala dan tindak lanjut oleh
Tim Mutu
Sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan, dan dievaluasi dengan tepat menggunakan
instrumen-instrumen yang efektif.
Dilakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), Kondisi Potensial Cedera (KPC), maupun Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan, dievaluasi berkala dan
dilakukan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
1) Umum
Pengelola Puskesmas memimpin koordinasi kegiatan peningkatan mutu Puskesmas dalam proses
evaluasi dan tindak lanjut penyempurnaan
a) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan diukur melalui survei kepuasan pelanggan secara berkala dan dilakukan
evaluasi serta tindak lanjut
b) Audit internal
Audit internal dilakukan secara berkala setiap 6 bulan oleh Tim Audit Internal, dikoordinas ikan oleh
Tim Mutu dan dilaporkan dalam rapat Tinjauan Manajemen
lanjut perbaika
d) Pemantauan dan pen gukuran hasil layanan Dilakukan pemantauan dan pengukuran hasil layanan
sesuai indikator yang ditetapkan secara berkala setiap 3 bulan oleh Tim Mutu, dievaluasi, dan
direncanakan tindak lanjut perbaikan.
Dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut terhadap hasil yang tidak sesuai target indikator kinerja
klinis, dan evaluasi terhadap tindak lanjut yang sudah dilakukarn
4) Analisis data
Analisis data hasil pengukuran indikator klinis dilakukan oleh Tim Mutu setelah unit layanan
memberikan laporan berkala tentang capaian target layanannya
5) Peningkatan berkelanjutan
Program peningkatan mutu kinerja klinis dilakukan berkesinambungan dan kontinvu melalui evaluasi
oleh Tim Mutu
6) Tindakan korektif
Disusun prosedur tindakan korektif sebagai upaya perbaikan terhadap capaian hasil kegiatan yang
tidak sesuai.
7) Tindakan preventif
Disusun prosedur tindakan preventif untuk mencegah adanya kegiatan yang menghambat
terlaksananya kegiatan dan pencapaian hasil optimal
VII. Penutup