You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN

RANGKAIAN PANEL LISTRIK

Oleh:
Anissa Rosa S.
A1H008019

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Listrik merupakan suatu hal yang seakan harus ada dalam kehidupan
manusia. pada zaman sekarang ini tanpa adanya listrik berbagai kegiatan tidak
dapat dilakukan, misalnya kegiatan berindustri. Sebagian besar kegiatan
berindustri memerlukan listrik untuk dapat mengoperasikan alat atau mesin
industry yang digunakan untuk berproduksi.
Sistem energi listrik adalah keseluruhan dari komponen-komponen listrik
yang saling berhubungan dan berinteraksi dengan tujuna untuk menyalurkan
energi listrik dari sumber listrik sampai pada alat atau mesin produksi. Alat atau
mesin produksi dari sistem ini merupakan komponen-komponen yang dapat
mengkonversikan energi listrik menjadi energi non listrik. Maka dari itu
memerlukan perencanaan dan pertimbangan, karena dengan kurangnya
perencanaan pemasangan suatu instalasi listrik dapat merugikan.

B. Tujuan

1. Mengetahui ramgkaian listrik pada suatu bangunan agroindustri.


2. Dapat menghitung penggunaan beban pada masing-masing ruang.
3. Dapat mengetahui jenis sistem energy pada suatu panel listrik bangunan agro
industry.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian,
kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Tidaklah heran jika sebagian
besar kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia ialah kegiatan
usaha yang berkaitan dengan pertanian (agroindustri). Pengembangan agroindustri
merupakan pilihan yang sangat strategis dan menjadi semakin penting sejalan
dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi baru di luar minyak dan gas.
Pemanfaatan energi listrik memerlukan perencanaan dan pertimbangan,
karena dengan kurangnya perencanaan pemasangan suatu instalasi listrik dapat
merugikan. Besarnya beban yang diperlukan dan beban yang yang akan dipakai
untuk sebuah bangunan akan mempengaruhi besar pendapatannya. Instalasi listrik
sebuah bangunan agroindustri harus memperhatika:
1. Alur atau sistem aliran listrik dalam suatu bangunan.
2. Komponen-komponen listrik yang digunakan.
3. Hantaran dan kebutuhan daya maksimum.
4. Lambang atau simbol dasar dari peralatan atau koponen listrik yang digunakan
sesuai standar yang belaku di Indonesia.
Panel ditribusi listrik adalah tempat menyalurkan energi listrik dari panel
daya atau sumber listrik ke beban baik untuk instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan. Persyaratan panel ditribusi listrik, yaitu:
1. Semua penghantar/ kabel harus disusun.
2. Semua komponen harus dipasang rapi.
3. Semua bagian yang bertegangan harus terlindungi.
4. Semua komponen sudah terpasang kuat.
5. Jika terjadi gangguan tidak meluas.
6. Mudah diperluas / dikembangkan jika diperlukan.
7. Mempunyai keandalan yang tinggi.
Pememilihan PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat
katagori yang dapat dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu :

1. Arus
Arus yang dmaksud disini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB
itu sendiri yang dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah
diperhitungkan sebelumnya, sehingga dalam pemilihan PHB itu perlu
mempertimbangkan besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut. Hal-
hal yang berkaitan dengan arus ini dan perlu dipertimbangkan adalah:

a. Rating arus rel


b. Rating arus saluran masuk
c. Rating arus saluran keluar
d. Rating kemampuan rel dalam menahan arus hubungan singkat
2. Proteksi dan Instalasi

Hal- hal yang perlu dipertimbangkan pada saat pemilihan PHB yang
berkaitan dengan kriteria pengaman dan pemasangannya antara lain :

a. Tingkat pengamanan
b. Metode instalasinya
c. Jumlah muka operasinya
d. Peralatan ukur untuk proteksi
e. Bahan selungkupnya
3. Pemasangan Komponen PHB
Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen
PHB yaitu :

a. Pemasangan tetap (non-withdrawable)


b. Pemasangan yang dapat dipindah-pindah (removable)
c. Pemasangan sisttem laci (withdrawable)
4. Aplikasi

Bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak,


sehingga susah untuk membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja.
Untuk membedakan PHB yang jenisnya sangat bervariasi akan lebih tepat
jika ditinjau dari aplikasinya. Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian
PHB yang lazim ditemui di lapangan :
a. PHB untuk penerangan dan daya
b. PHB untuk unit konsumen
c. PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking)
d. PHB untuk perbaikan faktor daya
e. PHB untuk distribusi di Industri
f. PHB untuk distribusi motor-motor
g. PHB utama
h. PHB untuk distribusi
i. PHB untuk sub distribusi
j. PHB untuk sistem kontrol
5. Bentuk Konstruksi PHB

PHB jika ditinjau dari segi bentuk konstruksinya, dapat dibedakan sebagai
berikut :

a. Konstruksi Terbuka
Jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang
aktif atau bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal dan
penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala sisi. Pemasangan PHB
sistem terbuka ini hanya diijinkan pada ruangan yang tertutup dan hanya
operator atau orang yang profesional yang boleh masuk dalam ruangan
tersebut.

b. Konstruksi Semi -Tertutup


PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang
dapat mencegah terjadi kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan
pada PHB. Pengaman ini pada umumnya dipasang pada bagian
sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses
menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka.
PHB jenis ini pula hanya diijinkan dipasang pada ruangan tertutup dan
hanya operator atau orang yang profesional yang boleh masuk ruangan
tersebut.
c. Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya,
sehingga tidak ada akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan
selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup pada setiap sisinya,
maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum
pengoperasian listrik.
d. Konstruksi Kotak (Box)
PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat
logam, baja tuang, dsb. Di dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan
tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering, sakelar kontraktor dsb.

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan

1. Papan sistem rangkaian listrik pada bangunan agroindustri.


2. Alat tulis
3. Mistar
4. kalkulator
B. Cara Kerja

1. Mengamati papan panel listrik.


2. Menghitung panel listrik bangunan agroindustri.
3. Membuat sketsa suatu aliran listrik.
4. Menghitung kebutuhan daya pada panel listrik.
5. Menghitung kebutuhan kuat arus listrik pada bangunan agroindustri.
6. Diketahui: V = 220 volt, R = 10 Ω
V
IA= , PA=V × I
RA
 Daya di masing-masing ruang dengan beban
Ruang A = Pompa = 220 watt
Ruang C = Komputer = 100 watt
Ruang G = Kompor listrik = 150 watt
Ruang H = Mesin pengepres = 250 watt
Ruang I = Kabinet dryer = 160 watt
Ruang J = Mesin penggiling = 100 watt
Ruang L = Silinder = 220 watt
 Rangkaian Paralel:
PB = PC = PD = PE = PF = PM = watt
 Daya tanpa beban = PB + PC + PD + PE + PF + PM + Pparalel + Pseri
 Daya total = daya beban + daya tanpa beban
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

1. Ruang B, Ruang C, Ruang D, Ruang E, Ruang F dan Ruang M


V 220
I = R = 10 = 22 A P = V . I = 220 . 22 = 4840 W

2. PB =V × I B ( X 1 ) =220× 22=4840 watt


1 1 1 1 3
3. = + + =
R p 10 10 10 10

10
Rp= =3.33 Ω
3

V 220
I p= = =66.06 Ampere
R 3.33

V 220
I p= = =11 Ampere
R s 20

4. P = I x V = 11 x 220 = 2420 Ampere


5. Daya tanpa beban = PB + PC + PD + PE + PF + PM + Ppar + Pser

= 4840 + 14533.2 + 2420 + 4840 + 4840+ 4840 + 4840+ 4840

= 45993.2 watt

6. Daya total = daya beban + daya tanpa beban


= 1200 + 45993.2
= 47193.2 watt
7. Daya beban = A + C + G + H + I + J + L

= 220 + 100 + 150 + 250 + 160 + 100 + 220

= 1200 watt

B. Pembahasan
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai
sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan
sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,
merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Dengan
demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industry yang
memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk,
pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.Apabila dilihat
dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang
memproses dan mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan,
kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung dapat
dikonsumsi dan barang atau bahan hasi produksi industri yang digunakan dalam
proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian dan lain-lain.
Agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting karena pada
umumnya mampu menghasilkan nilai tambah dari produk segar hasil pertanian.
Kemajuan teknologi agroindustri dewasa ini bahkan mampu mendorong ke arah
diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan manusia maupun pengguna
lainnya atau meningkatkan pangsa pasar hasil olahan. Oleh sebab itu listrik sangat
diperlukan dalam proses agroindustri.
Sistem energi listrik adalah keseluruhan dari komponen-komponen listrik
yang saling berhubungan dan berinteraksi dengan tujuan untuk menyalurkan
energi listrik dari sumber listrik sampai pada bebannya. Komplek atau
sederhananya suatu sistem listrik tergantung pada kapasitas pembangkit atau
sumber listrik, jumlah beban, penyebaran beban dan gaya terpasang dari
keseluruhan bebannya. Satu sistem listrik mungkin bebannya satu wilayah luas
hanya beberapa bangunan atau hanya suatu mesin atau peralatan saja. Jika suatu
sistem listrik mencakup wilayah yang luas dan bebannya tersebar di berbagai
pelosok dan tempat, maka sistem listrik tersebut terdiri dari pembangkit listrik,
saluran tranmisi, saluran distribusi dan beban bangunan (load building) atau
consumer. Beban terbatas dan hanya untuk kebutuhan lokal pada umumnya tidak
menggunakan saluran tranmisi atau mungkin juga tidak menggunakan saluran
distribusi tetapi menggunakan jaringan saja.
Komplek atau sederhananya suatu sistem listrik tergantung pada kapasitas
pembangkit atau sumber listrik, jumlah beban, penyebaran beban dan gaya
terpasang dari keseluruhan bebannya. Satu sistem listrik mungkin bebannya satu
wilayah luas hanya beberapa bangunan atau hanya suatu mesin atau peralatan
saja. Jika suatu sistem listrik mencakup wilayah yang luas dan bebannya tersebar
di berbagai pelosok dan tempat, maka sistem listrik tersebut terdiri dari
pembangkit listrik, saluran tranmisi, saluran distribusi dan beban bangunan (load
building) atau consumer. Beban terbatas dan hanya untuk kebutuhan lokal pada
umumnya tidak menggunakan saluran tranmisi atau mungkin juga tidak
menggunakan saluran distribusi tetapi menggunakan jaringan saja.
Salah satu contoh penting dalam sistem energy listrik adalah yang
menyangkut konversi energi elektromekanik. Konversi energi ini tejadi dari
bentuk energi mekanik ke bentuk energi listrik dan bentuk energi listrik ke bentuk
energi mekanik. Konversi energi tersebut berlangsung pada sistem energi listrik
melalui mesin yang memopunyai komponen elektromagnetik yang disebut
generator atau motor seperti yang diperlihatkan pada diagaram di bawah ini.

Sistem Sistem Sistem


Pembangkit transmisi dan beban
Listrik distribusi

Gambar 1. Skema sistem energy listrik


1. Sistem Pembangkit Listrik : mengkonversi energi mekanik atau lainnya
menjadi energi listrik.
2. Sistem Transmisi dan distribusi : menylurkan energi listrik dari system
pembangkit ke sistem beton.
3. Sistem Beban : mengkonversi energi listrik menjadi bentuk energi lain,
contoh: energi mekanik, panas, dan cahaya.
Sistem energy listrik dapat dibagi menjadi 6, yaitu:
1. Sistem arus searah, dua hantaran.
2. Sistem arus searah, tiga hantaran.
3. Sistem arus bolak-balik fasa satu, dua hantaran.
4. Sistem arus bolak-balik fasa satu, tiga hantaran.
5. Sistem arus bolak-balik fasa tiga, empat hantaran.
6. Sistem arus bolak-balik fasa tiga, tiga hantaran.

Berikut merupakan penjelasan mengenai sitem arus listrik:


1. Sistem arus searah, dua hantaran
Sistem ini terdiri dari dua hantaran yang berasal dari sumber listrik arus
searah. Hantaran yang digunakan dalam sistem ini dikenal sebagai hantaran
positif dan hantaran nol. Hantaran nol atau netral diberi tanda negative (-).
2. Sistem arus searah, tiga hantaran
Sistem arus searah ini memakai tiga hantaran. Hantaran yang ketiga
disebut hantaran tengah atau netral. Sumber listriknya terdiri dari dua
generator shut yang disatukan secara kopel dalam hubungan deret. Sistem ini
dilengkapi dengan regulator untuk kesetimbangan voltase listriknya.

-
+
G

Gambar 2. Skema arus searah, tiga hantaran

3. Sistem arus bolak-balik fasa satu, dua hantaran


Sumber listrik sistem ini berasala dari akumulator ataudari lilitan sekunder
suatu transformer pada sub stasiun distribusi. Satu sisi ini dari lilitan sekunder
transformer selalu dihubungkan dengan tanah dan hantaran yang dihubungkan
dengan sistem ini disebut hantaran netral. Hantaran yang dihubungkan dengan
sisi lain dari lilitan sekunder disebut hantaran fasa (+). Sistem fasa satu, dua
hantaran digunakan untuk lampu penerangan dan alat-alat rumah tangga, alat-
alat atau mesin-mesin kapasitas kecil sampai sedang atau biasa disebut mesin-
mesin yang digerakkan motor fasa satu.
4. Sistem arus bolak-balik fasa satu, tiga hantaran
Penyaluran listrik dari bagian sekunder suatu transformer dalam bagian
jaringan listrik. Pada transformer dibuat tep tengah dan kemudian tep tengah
ini dibumikan (dihubungkan dengan tanah). Hantaran ketiga yang
dihubungkan pada tep tengah ini kemudiam menjadi hantaran netral atau biasa
disebut hantaran negative. Hantaran bagian luar adalah hantaran fasa dan bias
disebut hantaran positif.
Unutk hubungan pda beban dipakai salah satu dari dua hantarn fasa ini.
Jadi untuk beban lampu penerangan, alat-alat listrik atau mesin-mesin yang
digerakkan motor fasa satu dipakai satu hamtaran fasa (+) dan satu hantaran
netral.
5. Sistem arus bolak-balik fasa tiga, empat hantaran
Sistem ini digunakan untuk distribusi listrik umum. Sumbr listriknya adalah
generator arus bolak-balik (alternator) fasa tiga yang dihubungkan secara
bintang (star connected). Hubungan bintang dari lilitan-lilitan dalam alternator
dibuat rangkaian dengan tiga hantaran fasa dan satu hantaran netral. Tiga
hantaran fasa sistem ini digunakan untuk jaringan listrik sistem fasa tiga atau
untuk bangunan dan mesin-mesin yang memerlukan sistem fasa tiga. Salah
satu dari tiga hantaran fasa dan dengan satu hantaran netral atau negative
dibuat menjadi sistem fasa satu baik untuk jaringannlistrik fasa satu atau unuk
bangunan, mesin-mesin atau peralatan listrikyang memerlukan listrik fasa
satu.
6. Sistem arus bolak-balik fasa tiga, tiga hantaran
Sistem ini hanya digunakan untuk jaringannlistrikyang membutuhkan
pelayanan fasa tiga. Dipakai untuk melayani mesin-mesin kapasitas besar di
dalam industry dan bengkel-bengkel.
Sumber listrik fasa tiga dengan tiga hantaran ini adalah alternator yang
dihubungkansecara delta atau segi tiga (delta connected).bebannya antara lain
mein-mesin yang digerakkan dengan motor fasa tiga atau pmanas listrik, las
listrik fasa tiga dan sebagainya.
Panel ditribusi listrik adalah tempat menyalurkan energi listrik dari panel
daya atau sumber listrik ke beban baik untuk instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan.

Gambar 3. Panel distribusi listrik


Perhitungan beban total dari bangunan agroindustri
Ruang B, Ruang C, Ruang D, Ruang E, Ruang F dan Ruang M
V 220
I= R = 10 = 22 A P = V . I = 220 . 22 = 4840 W
1. PB =V × I B ( X 1 ) =220× 22=4840 watt
1 1 1 1 3
= + + =
R p 10 10 10 10
10
Rp= =3.33 Ω
3
V 220
2. I p= = =66.06 Ampere
R 3.33
V 220
3. I p= = =11 Ampere
R s 20
4. P = I x V = 11 x 220 = 2420 Ampere
5. Daya tanpa beban = PB + PC + PD + PE + PF + PM + Ppar + Pser
= 4840 + 14533.2 + 2420 + 4840 + 4840+ 4840 + 4840+ 4840
= 45993.2 watt
6. Daya total = daya beban + daya tanpa beban
= 1200 + 45993.2
= 47193.2 watt
7. Daya beban = A + C + G + H + I + J + L
= 220 + 100 + 150 + 250 + 160 + 100 + 220
= 1200 watt

Perbedaan antara rangkaian seri dan rangkaian parallel, yaitu:


1. Rangkaian seri besar arus listriknya sama besar, tapi besar tegangannya
berbeda2 tergantung besar hambatan pada rangkaian tersebut.
2. Rangkaian paralel, besar tegangan adalah sama untuk masing hambatan yg
terpasang, tapi arusnya berbeda tergantung besar hambatan yang terpasang.
3. Rangkaian seri, total hambatan tinggal dijumlah, bila rangkaian paralel,
jumlah hambatan adalah 1/Rt = (1/R1)+(1/R2)+…
4. Jumlah total hambatan pada rangkaian seri, lebih besar dari rangkaian paralel.
5. Total daya yang diserap rangkaian seri biasanya lebih besar dibanding
rangkaian paralel.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulam

1. Rangkaian seri pada panel listrik yang di amati menghasilakn daya yang lebih
besar, sedangkan rangkaian paralel menghasilkan daya yang lebih kecil.
2. Total daya (P) yang diperlukan pada Agroindustri Tepung Ikan sebesar
47193.2 watt. P tanpa beban sebesar 45993.2 watt, sedangkan P saat ada
beban 1200 watt.
3. Sistem listrik yang digunakan pada Agroindustri Tepung Ikan menggunakan
arus bolak-balik fasa satu, dua hantaran.

B. Saran

1. Materi praktikum sebaiknya disampaikan dengan jelas.


2. Pengalokasian waktu dan pembagian kerja sebaiknya diatur lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anynomous. 2009. Media Pembelajaran Flash Panel Distribusi Listrik (on line).
http://jim5art.blogspot.com/ diakse pada tanggal 19 Oktober 2010.

Kamarudin,A,dkk. 1989. Energi dan Listrik Pertanian. JICA. IPB. Bogor


Neidle, Michael. 1999. Teknologi Instalasi Listrik. ERLANGGA. Jakarta .
Setiawan, E dan Harten, P.Van. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat 3. Anggota
IKAPI. Bandung.

You might also like