You are on page 1of 3

ACARA 2

PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON

TUJUAN

1. Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan

menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya .

2. Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi dan

membandingkan hasilnya .

3. Menggambarkan model tajuk cemara atau pinus ,menghitung luas dan

volume tajuk.

ALAT DAN BAHAN

 Caliper

 Pita meter

 Haga ILtimeter

 Christen Hypsometer

 Clinometers

 Beberapa pohon atau poles didepan gedung baru Fakultas Kehutanan UGM

 Tabel statistika ( table t dan table F )

CARA KERJA

1. Mengukur diameter pohon atau poles setinggi dada (dbh) untuk setiap pohon

dengan menggunakan pita meter .

2. Mengulangi pengukuran diameter untuk pohon yang sama dengan

menggunakan caliper

3. Membandingkan hasil pengukuran dengan uji statistic ( Uji t untuk data

berpasangan)
4. Menaksir tinggi pohon yang sama dengan menggunakan Christen

Hypsometer dan Clinometer

5. Membandingkan hasil pengukuran dengan anova searah

6. Mengukur tinggi pohon total ,tinggi pangkal tajuk ,dan tinggi pada lebar

tajuk maksimum

7. Menggambar bentuk luar tajuk

8. Menghitung volume tajuk dengan menggunakan pendekatan volume keruvut

,dan volume kerucut terpancung .

DASAR TEORI

Salah satu dasar dalam pengelolaan sumber daya hutan adalah

mengukur karakteristik individu pohon . Karakteristik individu pohon dapat

menghasilkan informasi kuantitatif mengenai tegakan, Beberapa karakteristik

pohon yang penting dalam pengelolaan sumber daya hutan antara lain

pengukuran diameter setinggi dada (dbh), tinggi pohon dan volume tajuk .

 Diameter

Pengukuran karakteristik individu pohon yang sering dilakukan oleh

rimbawan adalah mengukur diameter setinggi dada. Di Amerika diameter setinggi

dada (diameter at breast height) didefinisikan sebagai diameter rata-rata batang

yang diambil dari titik 4,5 kaki dari permukaan tanah, sedangkan pada Negara-

negara yang menggunakan system meter (metric system) dbh diukur sekitar 1,3

m dari permukaan tanah.PEngukuran diameter secara langsung biasanya

menggunakan alat seperti diameter tape, caliper, atau Bitmore Stick

Orang boleh saja mengukur diameter pada titik sembarang yang

dipilihnya yang dipilihnya pada batang pohon. Namun untuk keperluan

bermanfaat yang berlaku umum, misalnya untuk pembuatan table

volume,penaksiran tinggi, lebar tajuk, tebal kulit, dll . Maka diperlukan diperlukan
tempat pengukuran yang dapat diterima oleh semua orang. Pada waktu dahulu ,

orang menggunakan diameter pada tinggi tonggak , tetapi karena tinggi tonggak

yang diinginkan orang juga beragam maka metode ini ditinggalkan .

Sampailah kemudian pada pengertian setinggi dada (dbh) yang

didefinisikan sebagai diameter yang diukur pada tempat setinggi 4,5 feet dari

permukaan tanah atau 1,3 m untuk system metric. Pada saat tanah

miring,diameter ini diukur 1,3 m dari permukaan tanah ( Brice and Schumacer,

1950)

Dalam pengukuran terhadap diameter pohon selalu diasumsikan bahwa

batang pohon berbentuk silindris. Pengambilan asumsi ini tidak terlalu

mengganggu kalau taraf eksentrisitasnya kecil . Beberapan peralatan dapat dipakai

untuk mengukur diameter pohon. Peralatan yang paling diinginkan akan

ditentukan oleh keadaan dan posisi bagian batang pohon yang akan diukur,derajat

ketelitian pengukuran dan praktisnya alat pengukur ( Setyarso , 1985 ).

You might also like