You are on page 1of 7

RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

2 macam rangkaian logika : 1. Rangkaian logika kombinasional Rangkaian yang outputnya bergantung pada keadaan nilai input pada saat itu saja. Piranti kombinasional : Rangkaian gerbang OR-ANDNOT, decoder, adder-subtractor dan multiplexer. 2. Rangkaian logika sekuensial Outputnya tidak bergantung pada nilai input saat itu, tetapi juga input-input sebelumnya. Karena itu dikatakan mempunyai karakteristik memori. Piranti sekuensial : Flip-flop, register dan counter. Berdasarkan waktu sinyal, dapat dibedakan menjadi : Rangkaian sekuensial sinkron Operasinya disinkronkan dengan pulsa waktu yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa yang merupakan masukan bagi rangkaian. Sehingga keluaran akan berubah hanya setiap adanya masukan pulsa waktu, meskipun inputnya tidak berubah. Rangkaian sekuensial asinkron : Operasinya hanya bergantung pada input, dan dapat dipengaruhi setiap waktu.

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

1/15

REGISTER Fungsi : sebagai memori sementara untuk penggeseran data ke kiri atau ke kanan. Dibangun dari kumpulan flip-flop, banyaknya flip-flop menentukan panjang register dan juga panjang kata biner yang dapat disimpan di dalam register. Register seri Contoh : Register seri geser ke kanan 4 bit

Diagram logika : A
Data seri D FF1 > CK Masukan CLR o Clear Clock CLR o Q D FF2 > CK

Indikator keluaran data paralel B C D


Q D FF3 > CK CLR o Q D FF4 > CK CLR o Q

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

2/15

Register Paralel Contoh : Register paralel geser ke kanan yang beresirkulasi 4 bit.
Diagram logika :
Indikator keluaran data paralel

D C

B A
Data Paralel J Masukan FF1 o> CK K CLR o Clock Clear Q o PS Q J FF2 o> CK K CLR o Q o PS Q J FF3 o> CK K CLR o Q o PS Q J FF4 o> CK K CLR o Q o PS Q

COUNTER (PENCACAH) Merupakan rangkaian logika pengurut yang membutuhkan karakteristik memori dan sangat ditentukan oleh pewaktu. Disusun dari sejumlah flip-flop.

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

3/15

Karakteristik utamanya : 1. Jumlah hitungan maksimum (modulus pencacah) 2. Menghitung ke atas (up counter) atau ke bawah (down counter). 3. Operasi sinkron (serempak, pencacah paralel) atau asinkron (seri, pencacah gelombang). Contoh : Pencacah gelombang 4 bit (modulo16), menghitung ke atas.
Diagram logika : A D
1 J Q 1 J FF2 o>CK 1 K 1 Q 1 J FF3 o>CK K 1 Q 1 J FF4 o>CK K Q

Keluaran biner B C

Masukan FF1 detak o>CK 1 K

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

4/15

Tabel kebenaran : urutan pencacahan


Hitungan desimal 8-an D 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Hitungan biner 4-an C 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 2-an B 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1-an A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

5/15

Contoh : Pencacah paralel 3 bit (modulo 8) mencacah dengan urutan naik.

Diagram logika :
o oA

B
1 o J Q o J FF2 o>CK K Q o J FF3 o>CK K ran biner Q C B FF1 Keluao>CK K Clock

Tabel kebenaran : urutan pencacahan


Hitungan desimal 4-an C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 0 0 0 1 1 1 1 0 Hitungan biner 2-an B 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1-an A 0 1 0 1 0 1 0 1 0
6/15

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

Organisasi Komputer - Perancangan Logika

7/15

You might also like