You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

INFILTRASI

Oleh: Intan Kusuma Wardani NIM AIH009051

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infiltrasi yaitu proses meresap atau masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah dan merupakan besarnya tebal air yang dapat meresap ke dalam tanah dalam satuan waktu. Infiltrasi adalah sumber utama adanya air tanah, tanpa adanya infiltrasi air hujan ke dalam tanah maka tidak akan ada air di dalam tanah. Besarnya infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/menit atau cm/menit. Laju infiltrasi adalah laju air yang meresap kedalam tanah, yang besarnya dinyatakan dalam mm/menit. Laju infiltrasi ini sangat besar pemgaruhnya di dalam rancangan-rancangan untuk cara pemberian air, periode dan lamanya pemberian air beserta besarnya air yang harus diberikan. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang terjadi pada suatu kondisi tertentu. Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer, simulasi hujan aliran dan analisis hidrograf. Kurva kapasitas merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat. Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal penambahan air ,akan tetapi semakin lama kapasitasnya maka akan mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.

B. Tujuan

1. Melatih mahasiswa agar mengetahui peralatan dan cara kerja pengukur infiltrasi. 2. Melatih mahasiswa agar mengetahui cara pengukuran infiltrasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Infiltrasi yaitu proses meresap atau masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah dan merupakan besarnya tebal air yang dapat meresap ke dalam tanah dalam satuan waktu. Infiltrasi adalah sumber utama adanya air tanah, tanpa adanya infiltrasi air hujan ke dalam tanah maka tidak akan ada air di dalam tanah. Besarnya infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/menit atau cm/menit. Beberarapa batsan istilah yang terkait dengan infiltrasi adalah 1. Kapasitas infiltrasi (infiltration capacity) adalah kecepatan infiltrasi maksimum jika air tersedia. 2. Kecepatan Infiltrasi adalah (infiltration rate) atau infiltrasi nyata adalah infiltrasi yang benar-benar terjadi pada saat itu. 3. Soil moisture deficiency adalah kandungan air yang masih dibutuhkan untuk membawa tanah pada kapasitas lapang. 4. Permaebilitas (permeability) adalah kemampuan tanah untuk melepaskan sejumlah air yang dikandungnya. 5. Porositas (porosity) adalah kemampuan maksimum tanah untuk mengandung air, atau dengan kata lain volume pori yang terdapat dalam suatu tubuh tanah(Ichwan, 2010). Laju infiltrasi adalah laju air yang meresap kedalam tanah, yang besarnya dinyatakan dalam mm/menit. Laju infiltrasi ini sangat besar pemgaruhnya di dalam rancangan-rancangan untuk cara pemberian air, periode dan lamanya pemberian air beserta besarnya air yang harus diberikan (Jhen, 2009). Menurut knaap(1978) untuk mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan tiga cara yakni: Inflow-outflow Analisis data hujan dan hidrograf Double ring inflometer Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan pengukuran infiltrasi dilapangan yaitu ddengan menggunakan double ring inflometer. Double ring infiltometer merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain

pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering dilakukan. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya infiltrasi adalah sifat permukaan tanah, transmisi lapisan tanah, dan pengatusan kapasitas infiltrasi. Faktor sifat permukaan tanah ditentukan oleh kepadatan permukaan tanah dan ada tidaknya tumbuhan. Semakin padat kondisi permukaan tanah, maka tingkat infiltrasi akan semakin kecil hal ini terjadi karena tanah yang padat sulit ditembus oleh air. Sementara itu adanya tumbuhan akan meningkatakan laju infiltrasi karena: a) Akar tanaman dapat menyebabkan struktur tanah menjadi gembur. b) Dapat menghambat baliran air hujan yang jatuh ke tanah, sehingga waktu tinggal air hujan akan lebih lama. c) Pemadatan yang diakibatkan oleh air hujan yang jatuh akan semakin berkurang. d) cara bercocok tanam seperti terassiring dan counter plaughing yang benar, maka dapat memperbesar infiltrasi. e) Namun demikian, setiap jenis dan sifat tumbuhan memiliki tingkat pengaru yang berbeda- beda, sedangkan kerapatan tumbuhan berpengaruh positif terhadap tingkat infiltrasi. Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1993), penggunaan double ring infiltrometer, lingkaran luar digunakan untuk mencegah peresapan keluar dari air dalam lingkaran tengah setelah meresap ke dalam tanah. Ditujukan untuk mengurangi pengaruh rembesan lateral. Oleh karena adanya rembesan lateral, sering menyebabkan hasil pengukuran dari alat ini menjadi tidak mudah untuk diekstrapolasikan ke dalam skala lapangan (Nirmala,2011).

III.

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Double ring infiltrometer 2. Ember/jerigen 3. Pengukur tinggi muka air 4. Stopwatch

B. Prosedur Kerja

1. Pilih daerah yang memiliki untuk diukur 2. Catat tentang a. bekas perlakuan b. berbongkah, berkerak atau retak 3. Tabung infiltrometer dipasang tegak lurus permukaan tanah dengan kedalaman 10 cm. Dalam pemasangan ini diusahakan jangan sampai merusak kondisi permukaan tanah. 4. Silinder pelindung dipasang dengan kedalaman 5 cm. 5. Bagian luar (bagian pelindung) dengan air sampai setinggi 10 cm dan dipertahankan mempunyai kedalaman tetap selama pengukuran. 6. Bagian silinder pengukur diisi dengan air, cara pengisian harus hati-hati jangan sampai merusak lapisan permukaan tanah. Isi silinder pengukuran sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki. 7. Jam pada waktu pengukuran dicatat. 8. Penurunan air dengan interval tertentu (lihat tabel pengamatan infiltrasi) diawasi. Pengamatan dilakukan sampai infiltrasi hampir konstan. 9. Air ditambahkan sampai 10 cm bila air dalam silinder turun.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Cara kerja double ring infiltrometer yaitu lingkaran luar digunakan untuk mencegah peresapan keluar dari air dalam lingkaran tengah setelah meresap ke dalam tanah. Ditujukan untuk mengurangi pengaruh rembesan lateral. Oleh karena adanya rembesan lateral, sering menyebabkan hasil pengukuran dari alat ini menjadi tidak mudah untuk diekstrapolasikan ke dalam skala lapangan. 2. Pengukuran infiltrasi tanah menggunakan double ring infiltrometer yaitu alat dipasang tegak lurus pada permukaan tanah yang datar dengan kedalaman 10 cm dan menjaga agar tanah didalam silinder tidak rusak, kemudian isi bagian silinder luar dengan air setinggi 10 cm kemudian catat banyaknya air yang masuk kedalam tanah dalam 5, 10, 15 dan 20 menit.

B.

Saran

Praktikum yang dilaksanakan sudah sesuai dengan modul, pada saat memasukan double ring infiltrometer terdapat kesuliatan sebaiknya disediakan palu dan kayu balok yang lebih memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, Nirmala. 2011. Pengukuran Infiltrasi Menggunakan Ring Infiltrometer. http://nirmalablogs/pengukuran-infiltrasi-menggunakan-ringinfiltrometer.com. Diakses Tanggal 3 Oktober 2011 jam 21.00 Mather, J.R, 1984.Water Resources:Distribution, Use, and Management.New York:John Wiley & Sons. Nuryanti, 2009.Hidrologi Tanah.http://www.membuatblog.web.id/2010/02/ hidrologi-tanah.html. Diakses tanggal 28 September 2011 jam 08.00. Panjaitan Sumitro, 2011.Pengukuran Infiltrasi. http://mitra-pelajar-computer. bolgspot.com/pengukuran-infiltrasi.html. Diakses tanggal 28 September 2011 jam 08.15. Robbert Kenedy F,2011.Sipil Infiltrasi.http://sipil-inside.blogspot.com/2009/10/ infiltrasi.html. Diakses tanggal 28 september 2011 jam 08.15. Syahru. 1999. Analisis Infiltrasi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi

You might also like