You are on page 1of 70

INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

THE FINANCIAL SERVICES AUTHORITY

LAW NO. 21 OF 2011


State Gazette No. 111 of 2011; Supplement No. 5253
November 22, 2011
Bitext

Translated by: Wishnu Basuki


wbasuki@gmail.com

Updated: August 4, 2015


(As of December 8, 2011)

ANNOTATED

LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA


NUMBER 21 OF 2011
CONCERNING
THE FINANCIAL SERVICES AUTHORITY

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 21 TAHUN 2011
TENTANG
OTORITAS JASA KEUANGAN

Passed by the House of Representatives: October 27, 2011

Table of Contents
Pasal/Article
CHAPTER I: GENERAL PROVISIONS
1

BAB I: KETENTUAN UMUM


BAB II: PEMBENTUKAN, STATUS, DAN TEMPAT
KEDUDUKAN
BAB III: TUJUAN, FUNGSI, TUGAS, DAN
WEWENANG
BAB IV: DEWAN KOMISIONER

Bagian Kesatu: Struktur Dewan Komisioner


Bagian Kedua: Pengangkatan dan
Pemberhentian
Bagian Ketiga: Pergantian Antarwaktu
Bagian Keempat: Tugas dan Wewenang
Bagian Kelima: Larangan
Bagian Keenam: Rapat dan Pengambilan
Keputusan
Bagian Ketujuh: Lain-lain

49
1025
10
1117
1819
2021
2223
24
25

BAB V: ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

2627

BAB VI: PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN


MASYARAKAT
BAB VII: KODE ETIK DAN KERAHASIAAN
INFORMASI

Bagian Kesatu: Kode Etik


Bagian Kedua: Kerahasiaan Informasi

2831
3233
32
33

BAB VIII: RENCANA KERJA DAN ANGGARAN


BAB IX: PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS
BAB X: HUBUNGAN KELEMBAGAAN

Bagian Kesatu: Koordinasi dan Kerja Sama


Bagian Kedua: Protokol Koordinasi
Bagian Ketiga: Hubungan International
BAB XI: PENYIDIKAN
BAB XII: KETENTUAN PIDANA
BAB XIII: KETENTUAN PERALIHAN
BAB XIV: KETENTUAN PENUTUP

23

3437
38
3948
3943
4446
4748
4951
5254
5568
6971

CHAPTER II: ESTABLISHMENT, STATUS, AND


DOMICILE
CHAPTER III: OBJECTIVES, FUNCTIONS,
DUTIES, AND POWERS
CHAPTER IV: THE BOARD OF
COMMISSIONERS

Part One: Structure of the Board of


Commissioners
Part Two: Appointment and Dismissal
Part Three: Recall
Part Four: Duties and Powers
Part Five: Prohibitions
Part Six: Meetings and Decision-Making
Part Seven: Miscellaneous Provisions
CHAPTER V: ORGANIZATIONS AND
PERSONNEL
CHAPTER VI: CONSUMER AND PUBLIC
PROTECTION
CHAPTER VII: CODE OF ETHICS AND
CONFIDENTIALITY OF INFORMATION

Part One: Code of Ethics


Part Two: Confidentiality of Information
CHAPTER VIII: WORKING PLANS AND
BUDGET
CHAPTER IX: REPORTING AND
ACCOUNTABILITY
CHAPTER X: INSTITUTIONAL RELATIONSHIPS

Part One: Coordination and Cooperation


Part Two: Coordination Protocol
Part Three: International Relations
CHAPTER XI: INVESTIGATION
CHAPTER XII: PENAL PROVISIONS
CHAPTER XIII: TRANSITIONAL PROVISIONS
CHAPTER XIV: CONCLUDING PROVISIONS

Translated by: Wishnu Basuki


wbasuki@gmail.com

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 21 TAHUN 2011
TENTANG
OTORITAS JASA KEUANGAN

LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA


NUMBER 21 OF 2011
CONCERNING
THE FINANCIAL SERVICES AUTHORITY

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WITH THE BLESSING OF GOD ALMIGHTY

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,

THE PRESIDENT OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA,

Menimbang:

Considering:

a. bahwa untuk mewujudkan perekonomian a. that in the realization of the sustainable and
stable growth of the national economy, it
nasional yang mampu tumbuh secara
requires that the activities of the financial
berkelanjutan dan stabil, diperlukan kegiatan
services sector can be performed in organized,
di dalam sektor jasa keuangan yang
fair, transparent, and accountable manner, can
terselenggara secara teratur, adil, transparan,
realize the sustainable and stable growth of the
dan akuntabel, serta mampu mewujudkan
financial system as well as can protect the
sistem keuangan yang tumbuh secara
interests of consumers and the public;
berkelanjutan dan stabil, dan mampu
melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana b. that in consideration of point (a), a financial
services
authority
having
integrated,
dimaksud dalam huruf a, diperlukan otoritas
independent, and accountable regulatory and
jasa keuangan yang memiliki fungsi, tugas,
supervisory functions, duties and powers over
dan wewenang pengaturan dan pengawasan
the activities of the financial services sector is
terhadap kegiatan di dalam sektor jasa
indispensible;
keuangan secara terpadu, independen, dan
akuntabel;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana c. that in consideration of point (a) and point (b),
it is necessary to make a Law concerning The
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
Financial Services Authority;
membentuk Undang-Undang tentang Otoritas
Jasa Keuangan;
Mengingat:

Bearing in Mind:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 1. Article 5 section (1), Article 20, and Article 33
of the 1945 Constitution of the Republic of
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 2. Law Number 23 of 1999 concerning Bank
Indonesia (State Gazette of the Republic of
tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara
Indonesia Number 66 of 1999, Supplement to
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66,
State Gazette of the Republic of Indonesia
Tambahan Lembaran Negara Republik
Number 3844), as several times amended, and
Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah
most recently amended by Law Number 6 of
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang2009 concerning Enactment of Government
Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Regulation in Lieu of Law Number 2 of 2008
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
concerning the Second Amendment to Law
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Number 23 of 1999 concerning Bank
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
Translated by: Wishnu Basuki
wbasuki@gmail.com
1

23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia


Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4962);

Indonesia into Law (State Gazette of the


Republic of Indonesia Number 7 of 2009,
Supplement to State Gazette of the Republic of
Indonesia Number 4962);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

With the Joint Consent of


THE HOUSE OF REPRESENTATIVES OF THE
REPUBLIC OF INDONESIA
and
THE PRESIDENT OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA

MEMUTUSKAN:

HAS DECIDED:
To Enact: LAW CONCERNING THE
FINANCIAL SERVICES
AUTHORITY.

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG


OTORITAS JASA KEUANGAN.

PENJELASAN UMUM

GENERAL ILUCIDATION

Dalam rangka mewujudkan perekonomian


nasional yang mampu tumbuh dengan stabil dan
berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang
luas dan seimbang di semua sektor perekonomian,
serta memberikan kesejahteraan secara adil kepada
seluruh
rakyat
Indonesia,
maka
program
pembangunan ekonomi nasional harus dilaksanakan
secara komprehensif dan mampu menggerakkan
kegiatan perekonomian nasional yang memiliki
jangkauan yang luas dan menyentuh ke seluruh sektor
riil dari perekonomian masyarakat Indonesia.
Program pembangunan ekonomi nasional juga harus
dilaksanakan secara transparan dan akuntabel yang
berpedoman pada prinsip demokrasi ekonomi
sebagaimana diamanatkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Untuk mencapai tujuan tersebut, program
pembangunan ekonomi nasional perlu didukung oleh
tata kelola pemerintahan yang baik yang secara terus
menerus melakukan reformasi terhadap setiap
komponen dalam sistem perekonomian nasional.
Salah satu komponen penting dalam sistem
perekonomian nasional dimaksud adalah sistem
keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang
menjalankan fungsi intermediasi bagi berbagai
kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional.

To realize the stable and sustainable growth of the


national economy, to create wide job opportunity
equitably distributed in all economic sectors, and to
provide welfare to all of the Indonesian people in a fair
manner, the national economic development program
must be implemented comprehensively by setting the
national economic activity in motion to achieve
extensively and touch on in its entirety the real sector
of the economy of the Indonesian society. The national
economic development program must also be
implemented in a transparent and accountable manner
referring to the economic democracy principle as
mandated by the Pancasila and the 1945 Constitution
of the Republic of Indonesia. To achieve those goals,
the national economic development program requires
support with good governance and implements
continuous reform of every single component within
the national economy system. One of the important
components in the national economy system is the
financial system and the entire financial services
activities that perform the functions of intermediation
of various productive activities within the national
economy.

Fungsi intermediasi yang diselenggarakan oleh


berbagai
lembaga
jasa
keuangan,
dalam
perkembangannya telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam penyediaan dana untuk
pembiayaan pembangunan ekonomi nasional. Oleh
karena itu, Negara senantiasa memberikan perhatian
yang serius terhadap perkembangan kegiatan sektor
jasa keuangan tersebut, dengan mengupayakan
terbentuknya kerangka peraturan dan pengawasan

The functions of intermediation performed by


numerous financial services institutions have in time
contributed significantly enough to the provision of
funds to finance the national economy development.
The State at all times therefore devotes serious
attention to the developments of those financial
services sector activities by exercise of all reasonable
efforts to outline the regulation and supervision of
financial services sector in an integrated and

sektor jasa keuangan


komprehensif.

yang

terintegrasi

dan

comprehensive manner.

Terjadinya proses globalisasi dalam sistem


keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi
informasi dan inovasi finansial telah menciptakan
sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis dan
saling terkait antar-subsektor keuangan baik dalam hal
produk maupun kelembagaan. Di samping itu, adanya
lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan
kepemilikan di berbagai subsektor keuangan
(konglomerasi)
telah
menambah
kompleksitas
transaksi dan interaksi antarlembaga keuangan di
dalam sistem keuangan.

The outbreak of globalization of financial system


and rapid advances in information technology and
financial innovations have contributed to the complex
and dynamic financial system that is interrelated with
financial subsectors in terms of either products or
entities. In addition, the existence of financial services
institutions with ownership attribution in the wide
variety of financial subsectors (conglomeration) has
contributed to the complexity of transactions and
interactions amongst the financial institutions within
the financial system.

Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor


jasa keuangan, yang meliputi tindakan moral hazard,
belum optimalnya perlindungan konsumen jasa
keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem
keuangan
semakin
mendorong
diperlukannya
pembentukan lembaga pengawasan di sektor jasa
keuangan yang terintegrasi.

The mass of cross-sectoral problems in the


financial services sector, including moral hazard
behavior, lack of optimal financial services consumer
protection, and disruptions to the financial system
stability, have progressively urged the need to establish
an integrated financial services supervisory institution.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu


dilakukan penataan kembali struktur pengorganisasian
dari lembaga-lembaga yang melaksanakan tugas
pengaturan dan pengawasan di sektor jasa keuangan
yang mencakup sektor perbankan, pasar modal,
perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan
dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Penataan
dimaksud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme
koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani
permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan
sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas
sistem keuangan. Pengaturan dan pengawasan
terhadap keseluruhan kegiatan jasa keuangan tersebut
harus dilakukan secara lebih terintegrasi.

From the foregoing, it is necessary to reorganize


the structure of organization of institutions that
perform the regulatory and supervisory duties in the
financial services sector covering banking, capital
markets, insurance, pensiun funds, finance institutions
and other financial services institutions.
Such
reorganization is made to enable reaching more
effective mechanism of coordination in dealing with
any arising problems in the financial system to further
assure the achievement of the financial system stability.
Such regulation and supervision of the entire financial
services activities must be conducted in a more
integrated manner.

Selain pertimbangan-pertimbangan terdahulu,


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi UndangUndang, juga mengamanatkan pembentukan lembaga
pengawasan sektor jasa keuangan yang mencakup
perbankan, asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal
ventura dan perusahaan pembiayaan, serta badanbadan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana
masyarakat.
Lembaga pengawasan sektor jasa
keuangan tersebut di atas pada hakikatnya merupakan
lembaga independen dalam menjalankan tugasnya dan
kedudukannya berada di luar pemerintah. Lembaga
ini berkewajiban menyampaikan laporan kepada
Badan Pemeriksa Keuangan dan Dewan Perwakilan
Rakyat.

In addition to the above considerations, Law


Number 23 of 1999 concerning Bank Indonesia, as
several times amended, and most recently amended by
Law Number 6 of 2009 concerning Enactment of
Government Regulation in Lieu of Law Number 2 of
2008 concerning the Second Amendment to Law
Number 23 of 1999 concerning Bank Indonesia into
Law, also mandates the establishment of financial
services supervisory institutions to include banking,
insurance, pension funds, securities, venture capital
and finance companies as well as other bodies that
manage public funds.
Such financial services
supervisory institutions are per se institutions to
perform their duties independently and their position is
non-government.
These institutions must submit
reports to the Supreme Audit Board and the House of
Representatives.

Lembaga pengawasan sektor jasa keuangan dalam


Undang-Undang ini disebut Otoritas Jasa Keuangan.
Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan

The financial services supervisory institution in


this Law is called the Financial Services Authority.
This Law concerning the Financial Services Authority

pada dasarnya memuat ketentuan tentang organisasi


dan tata kelola (governance) dari lembaga yang
memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan
terhadap sektor jasa keuangan. Sedangkan ketentuan
mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan
dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan,
kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan, tingkat
kesehatan dan pengaturan prudensial serta ketentuan
tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain
sebagainya yang menyangkut transaksi jasa keuangan
diatur dalam undang-undang sektoral tersendiri, yaitu
Undang-Undang tentang Perbankan, Pasar Modal,
Usaha Perasuransian, Dana Pensiun, dan peraturan
perundang-undangan lain yang terkait dengan sektor
jasa keuangan lainnya.

contains basically the provisions on the organization


and governance of the institution with powers to
regulate and supervise financial services sector.
Meanwhile, the provisions on the types of financial
services products, the scope and limits of activities of
the financial services institutions, qualifications and
criteria of the financial services institutions, level of
soundness and prudential regulation as well as the
provisions on financial support services sector and
others that involve financial services transactions shall
be governed by separate laws by sector, i.e., the Laws
concerning Banking, Capital Markets, Insurance,
Pension Funds, and other laws and regulations in
connection with other financial services sector.

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan


agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di dalam
sektor jasa keuangan dapat terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat. Dengan tujuan
ini, OJK diharapkan dapat mendukung kepentingan
sektor jasa keuangan nasional sehingga mampu
meningkatkan daya saing nasional. Selain itu, OJK
harus mampu menjaga kepentingan nasional, antara
lain, meliputi sumber daya manusia, pengelolaan,
pengendalian, dan kepemilikan di sektor jasa
keuangan, dengan tetap mempertimbangkan aspek
positif globalisasi.

The Financial Services Authority is established


with the objectives that the entire activities of the
financial services within the financial services sector
can be performed in organized, fair, transparent, and
accountable manner, can realize the sustainable and
stable growth of the financial system as well as can
protect the interests of consumers and the public. On
these objectives, the Financial Services Authority is
expected to enable support of the interest of the
national financial services sector to enhance the
national competitiveness. Furthermore, the Financial
Services Authority must enable the safeguard of the
national interests including, inter alia, human
resources, management, controls, and ownership in the
financial services sector with due consideration of the
positive aspects of globalization.

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dan dilandasi


dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang
meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan kewajaran (fairness).

The Financial Services Authority is established


and based on the good governance principles that
include independence, accountability, responsibility,
transparency, and fairness.

Secara kelembagaan, Otoritas Jasa Keuangan


berada di luar Pemerintah, yang dimaknai bahwa
Otoritas Jasa Keuangan tidak menjadi bagian dari
kekuasaan Pemerintah. Namun, tidak menutup
kemungkinan
adanya
unsur-unsur
perwakilan
Pemerintah karena pada hakikatnya Otoritas Jasa
Keuangan merupakan otoritas di sektor jasa keuangan
yang memiliki relasi dan keterkaitan yang kuat dengan
otoritas lain, dalam hal ini otoritas fiskal dan moneter.
Oleh karena itu, lembaga ini melibatkan keterwakilan
unsur-unsur dari kedua otoritas tersebut secara Exofficio. Keberadaan Ex-officio ini dimaksudkan dalam
rangka koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi
kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan sektor jasa
keuangan. Keberadaan Ex-officio juga diperlukan
guna memastikan terpeliharanya kepentingan nasional
dalam rangka persaingan global dan kesepakatan
internasional, kebutuhan koordinasi, dan pertukaran
informasi dalam rangka menjaga dan memelihara
stabilitas sistem keuangan.

Institutionally, the Financial Services Authority is


non-government, meaning that the Financial Services
Authority is not made a part of the Government
powers. However, such does not preclude the presence
of the elements of the representatives of the
Government as the Financial Services Authority is per
se an authority within the financial services sector that
has close relation and linkage to other authorities,
which in this case are fiscal and monetary authorities.
This institution accordingly involves the representation
of the elements of both authorities Ex-officio. The
existing Ex-officio aims to maintain coordination,
cooperation, and harmonization in the fiscal, monetary
and financial services sector policy. The existing Exofficio is also necessary to ensure the maintenance of
the national interest in the scope of global competition
and international understandings, the need of
coordination, and information exchange in order to
safeguard and maintain the stability of the financial
system.

Untuk mewujudkan koordinasi, kerja sama, dan


harmonisasi kebijakan yang baik, Otoritas Jasa

To realize the proper coordination, cooperation,


and harmonization in the policy, the Financial Services

Keuangan harus merupakan bagian dari sistem


penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
yang
berinteraksi secara baik dengan lembaga-lembaga
negara dan pemerintahan lainnya dalam mencapai
tujuan dan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang
tercantum dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Authority must be made a part of the government


administration affairs system to interact properly with
other state and government institutions to achieve the
objectives and ideals of the Indonesian independence
as stated in the constitution of the State of the Republic
of Indonesia.

Independensi Otoritas Jasa Keuangan tercermin


dalam kepemimpinan Otoritas Jasa Keuangan. Secara
orang perseorangan, pimpinan Otoritas Jasa
Keuangan memiliki kepastian masa jabatan dan tidak
dapat diberhentikan, kecuali memenuhi alasan yang
secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini. Di
samping itu, untuk mendapatkan pimpinan Otoritas
Jasa Keuangan yang tepat, Undang-Undang ini
mengatur mekanisme seleksi yang transparan,
akuntabel, dan melibatkan partisipasi publik melalui
suatu panitia seleksi yang unsur-unsurnya terdiri atas
Pemerintah, Bank Indonesia, dan masyarakat sektor
jasa keuangan.

The independence of the Financial Services


Authority is reflected in the management of the
Financial Services Authority. The management of the
Financial Services Authority shall serve the definite
term of office and not be dismissed, unless having
reasons as expressly governed by this Law. Further, in
order to enjoy the appropriate management of the
Financial Services Authority, this Law governs the
mechanism of selection, which is transparent,
accountable and involving public participation through
the selection committee with the elements being
comprised of those from the Government, Bank
Indonesia, and the community of the financial services
sector.

Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas dan


wewenangnya berlandaskan kepada asas-asas sebagai
berikut:

The Financial Services Authority shall perform its


duties and powers based on the following principles:

1. asas independensi, yakni independen dalam


pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi,
tugas dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

1. the principle of independence, is the principle of


being independent in the decision-making and the
performance of the functions, duties and powers of
the Financial Services Authority, in due
accordance with the prevailing laws and
regulations.

2. asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara


hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan dan keadilan dalam setiap
kebijakan
penyelenggaraan
Otoritas
Jasa
Keuangan.

2. the principle of legal certainty, is the principle on


which the state under the rule of law sets a higher
value in every policy of implementation of the
Financial Services Authority on the basis of laws
and regulations and justice.

3. asas kepentingan umum, yakni asas yang membela


dan melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum.

3. the principle of public interest, is the principle on


which the interests of consumers and the public are
served and protected and public welfare is
promoted.

4. asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri


terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas
Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan,
serta rahasia negara, termasuk rahasia
sebagaimana
ditetapkan
dalam
peraturan
perundang-undangan;

4. the principle of transparency, is the principle of


receptiveness to the public right to have access to
true, honest, and nondiscriminatory information
concerning the implementation of the Financial
Services Authority, with due regard to the
protection of the fundamental rights of individuals
and groups, as well as the state secret, including
the secret as stated by the laws and regulations;

5. asas
profesionalitas,
yakni
asas
yang
mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas
dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan
tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

5. the principle of professionalism, is the principle


that sets a higher value on expertise in the
performance of duties and powers of the Financial
Services Authority with due reference to the code
of ethics and the provisions of laws and
regulations.

6. asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh

6. the principle of integrity, is the principle that is

pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan


keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan.

committed to the moral value for every measure


and decision made within the implementation of
the Financial Services Authority.

7. asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan


bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari setiap
kegiatan
penyelenggaraan
Otoritas
Jasa
Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik.

7. the principle of accountability, is the principle that


dictates that any activity and result of the
implementation of the Financial Services Authority
must be accounted for publicly.

Sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola dan


asas-asas di atas, Otoritas Jasa Keuangan harus
memiliki struktur dengan prinsip check and
balances. Hal ini diwujudkan dengan melakukan
pemisahan yang jelas antara fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan. Fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan serta pengawasan
dilakukan oleh Dewan Komisioner melalui pembagian
tugas yang jelas demi pencapaian tujuan Otoritas Jasa
Keuangan.
Tugas anggota Dewan Komisioner
meliputi bidang tugas terkait kode etik, pengawasan
internal melalui mekanisme dewan audit, edukasi dan
perlindungan konsumen, serta fungsi, tugas, dan
wewenang pengawasan untuk sektor Perbankan, Pasar
Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Consistent with the above governance and


principles, the Financial Services Authority must have
structure with the check and balance principle. To
make it happen, clear separation of the regulatory and
supervisory functions, duties, and powers must be
made. The regulatory and supervisory functions,
duties, and powers shall be performed by the Board of
Commissioners through clear distribution of tasks to
achieve the objectives of the Financial Services
Authority. The tasks of members of the Board of
Commissioners shall include tasks in connection with
the code of ethics, internal oversights by means of the
mechanism of the audit board, education and consumer
protection, as well as the supervisory functions, duties,
and powers in the sectors of Banking, Capital Markets,
Insurance, Pension Funds, Finance Institutions, and
Other Financial Services Institutions.

Berdasarkan latar belakang pemikiran dan aspek


tersebut maka dibentuk Undang-Undang tentang
Otoritas Jasa Keuangan.

Based on the rationales and aspects aforeoutlined,


there is made a Law concerning The Financial
Services Authority.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

CHAPTER I
GENERAL PROVISIONS
Article 1

Dalam Undang-Undang
dengan:

ini

yang

dimaksud In this Law:

Financial
Services
Authority,
1. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya 1. The
hereinafter abbreviated to FSA, means an
disingkat OJK, adalah lembaga yang
institution with independence and freedom
independen dan bebas dari campur tangan
pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
from any interference from other parties and
wewenang
pengaturan,
pengawasan,
with functions, duties, and powers to regulate,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
supervise, examine, and investigate as
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
intended by this Law.
Annotation: The words/phrases and freedom
from any interference from other parties have
been deleted by Decision of the Constitutional
Court No. 25/PUU-XII/2014, August 4, 2015,
as against the 1945 Constitution.

Anotasi: Kata/frase dan bebas dari campur


tangan pihak lain telah dihapus oleh Putusan
Mahkamah Konstitusi No. 25/PUU-XII/2014,
4 Agustus 2015, karena bertentangan dengan
UUD 1945.

2. Dewan Komisioner adalah pimpinan 2. The Board of Commissioners means the top
management of the Financial Services
tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan
Authority of collective and collegial nature.
kolegial.
3. Kepala Eksekutif adalah anggota Dewan 3. Chief Executive means a member of the
Board of Commissioners with duties to lead
Komisioner
yang
bertugas
memimpin
the implementation of supervision of financial
pelaksanaan pengawasan kegiatan jasa
6

keuangan dan melaporkan pelaksanaan


tugasnya kepada Dewan Komisioner.

services
activities
and
report
such
implementation of their duties to the Board of
Commissioners.

4. Lembaga Jasa Keuangan adalah lembaga 4. Financial Services Institution means an


institution engaged in the sectors of Banking,
yang melaksanakan kegiatan di sektor
Capital Markets, Insurance, Pension Funds,
Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana
Finance Institutions, and Other Financial
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga
Services Institutions.
Jasa Keuangan Lainnya.
5. Perbankan adalah segala sesuatu yang 5. Banking means anything that constitutes
banks, including entities, line of business, and
menyangkut
tentang
bank,
mencakup
methods and process under which the banking
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
business activities are performed in a
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
conventional and/or sharia basis as intended by
secara konvensional dan syariah sebagaimana
Law concerning banking and Law concerning
dimaksud dalam Undang-Undang mengenai
sharia banking.
perbankan dan Undang-Undang mengenai
perbankan syariah.
6. Pasar Modal adalah kegiatan yang 6. Capital Markets means activities that
constitute Public Offers and Securities trading,
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Publicly-Held Companies in connection with
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
Securities they issue, and institutions and
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
professionals associated with Securities as
serta lembaga dan profesi yang berkaitan
intended by the law concerning capital
dengan Efek sebagaimana dimaksud dalam
markets.
undang-undang mengenai pasar modal.
7. Perasuransian adalah usaha perasuransian 7. Insurance means insurance business that is
engaged in the insurance business sector, i.e.,
yang bergerak di sektor usaha asuransi, yaitu
financial services business which by pooling
usaha
jasa
keuangan
yang
dengan
public funds through the collection of
menghimpun dana masyarakat melalui
insurance premiums provides protection to the
pengumpulan premi asuransi memberikan
public insurance users against the loss arising
perlindungan kepada anggota masyarakat
from an uncertain event or from the life or
pemakai jasa asuransi terhadap timbulnya
death of a person, reinsurance business, and
kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
insurance support business that provides
pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
brokerage services, insurance loss adjustment
seseorang, usaha reasuransi, dan usaha
and actuarial services, as intended by the law
penunjang
usaha
asuransi
yang
concerning insurance business.
menyelenggarakan
jasa
keperantaraan,
penilaian kerugian asuransi dan jasa aktuaria,
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
mengenai usaha perasuransian.
8. Dana Pensiun adalah badan hukum yang 8. Pension Fund means a legal entity that
manages and implements a program that
mengelola dan menjalankan program yang
promises retirement benefits as intended by the
menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana
law concerning pension funds.
dimaksud dalam undang-undang mengenai
dana pensiun.
9. Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha 9. Finance Institution means an entity engaged
in finance activities through the provision of
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
funds or capital goods as intended by the laws
bentuk penyediaan dana atau barang modal
and regulation concerning finance institutions.
sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan
mengenai
lembaga
pembiayaan.
10. Lembaga Jasa Keuangan Lainnya adalah 10. Other Financial Services Institutions means
pergadaian, lembaga penjaminan, lembaga
pawnshops, deposit insurance institutions, the
7

Indonesia credit export agency, secondary


mortgage companies, and institutions that
provides management of mandatory public
funds, including social security, retirement and
welfare programs, as intended by the laws and
regulations concerning pawnshops, deposit
insurance institutions, the Indonesia credit
export agency, secondary mortgage companies
and management of mandatory public funds,
as well as other financial services institutions
as declared to be supervised by the Financial
Services Authority under the laws and
regulations.

pembiayaan ekspor Indonesia, perusahaan


pembiayaan sekunder perumahan, dan
lembaga yang menyelenggarakan pengelolaan
dana masyarakat yang bersifat wajib, meliputi
penyelenggara program jaminan sosial,
pensiun, dan kesejahteraan, sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai pergadaian, penjaminan,
lembaga pembiayaan ekspor Indonesia,
perusahaan pembiayaan sekunder perumahan,
dan pengelolaan dana masyarakat yang bersifat
wajib, serta lembaga jasa keuangan lain yang
dinyatakan diawasi oleh OJK berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

11. Peraturan OJK adalah peraturan tertulis yang 11. Regulation of the Financial Services
ditetapkan oleh Dewan Komisioner, mengikat
Authority means a written regulation that is
secara umum dan diundangkan dalam
issued by the Board of Commissioners,
Lembaran Negara Republik Indonesia.
generally binding and promulgated in the State
Gazette of the Republic of Indonesia.
12. Peraturan Dewan Komisioner adalah 12. Regulation of the Board of Commissioners
peraturan tertulis yang ditetapkan oleh Dewan
means a written regulation that is issued by the
Komisioner dan mengikat di lingkungan
Board of Commissioners and internally
internal OJK.
binding on the Financial Services Authority.
13. Bank Indonesia adalah Bank Sentral 13. Bank Indonesia means the Central Bank of
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
the Republic of Indonesia as intended by the
dalam
Undang-Undang
Dasar
Negara
1945 Constitution of the Republic of
Republik Indonesia Tahun 1945.
Indonesia.
14. Lembaga Penjamin Simpanan adalah 14. Deposit Insurance Corporation means the
Deposit Insurance Corporation as intended by
Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana
the Law concerning the deposit insurance
dimaksud dalam Undang-Undang mengenai
corporation.
lembaga penjamin simpanan.
15. Konsumen adalah pihak-pihak yang 15. Consumer means a party who sets up a fund
and/or uses the benefit of services available in
menempatkan
dananya
dan/atau
the Financial Services Institutions, inter alia,
memanfaatkan pelayanan yang tersedia di
customers in Banking, investors in Capital
Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah
Markets, policyholders in Insurance, and
pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal,
participants of Pension Funds under the laws
pemegang polis pada Perasuransian, dan
and regulation in the financial services sector.
peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
16. Pemerintah adalah pemerintah Republik 16. Government means the government of the
Indonesia.
Republic of Indonesia.
17. Gubernur Bank Indonesia adalah pemimpin 17. Governor of Bank Indonesia means the
management who serves concurrently as
merangkap anggota Dewan Gubernur Bank
member of the Board of Governors of Bank
Indonesia.
Indonesia.
18. Menteri Keuangan adalah menteri yang 18. Minister of Finance means the minister who
administers the government affairs in the field
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
of finance.
bidang keuangan.
19. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin 19. Chairman of the Board of Commissioners of
8

the Depository Insurance Corporation means


the management who serves concurrently as
member of the Board of Commissioners of the
Depository Insurance Corporation.

Simpanan adalah pemimpin merangkap


anggota Dewan Komisioner
Lembaga
Penjamin Simpanan.

20. Ex-officio adalah jabatan seseorang pada 20. Ex-officio means an office of a person in a
certain institution because of his/her duties and
lembaga
tertentu
karena
tugas
dan
powers in another institution.
kewenangannya pada lembaga lain.
21. Komite Etik adalah organ pendukung 21. Ethics Committee means a supporting organ
Dewan Komisioner yang bertugas mengawasi
of the Board of Commissioners with duties to
kepatuhan Dewan Komisioner, pejabat dan
supervise the compliance of the Board of
pegawai OJK terhadap kode etik.
Commissioners, officials and employees of the
Financial Services Authority with the code of
ethics.
22. Dewan Audit adalah organ pendukung 22. Audit Board means a supporting organ of
the Board of Commissioners with duties to
Dewan Komisioner yang bertugas melakukan
evaluate the performance of duties of the
evaluasi atas pelaksanaan tugas OJK serta
Financial Services Authority and to prepare
menyusun standar audit dan manajemen risiko
the audit standard and risk management of the
OJK.
Financial Services Authority.
23. Panitia Seleksi adalah panitia yang
oleh Presiden yang bertugas untuk
dan menetapkan calon anggota
Komisioner untuk disampaikan
Presiden.

dibentuk 23. Selection Committee means a committee


that is formed by the President with duties to
memilih
select and determine candidate members of the
Dewan
Board of Commissioners for presentation to
kepada
the President.

24. Setiap Orang adalah orang perseorangan 24. Any Person means any individual or any
atau korporasi.
corporation.
25. Forum
Koordinasi
Stabilitas
Sistem 25. Financial System Stability Coordinating
Forum means a coordinating forum that is
Keuangan adalah forum koordinasi yang
formed to safeguard the financial system
dibentuk untuk menjaga stabilitas sistem
stability with members including the Minister
keuangan yang anggotanya terdiri atas Menteri
of Finance in capacity as Coordinator, serving
Keuangan selaku Koordinator merangkap
concurrently as member, the Governor of Bank
anggota, Gubernur Bank Indonesia selaku
Indonesia in capacity as member, the
anggota, Ketua Dewan Komisioner Lembaga
Chairman of the Board of Commissioners of
Penjamin Simpanan selaku anggota, dan Ketua
the Depository Insurance Corporation in
Dewan Komisioner OJK selaku anggota.
capacity as member, and the Chairman of the
Financial Services Authority in capacity as
member.
Penjelasan Pasal 1: Cukup jelas

Elucidation of Article 1: Sufficiently clear

BAB II
PEMBENTUKAN, STATUS, DAN TEMPAT
KEDUDUKAN
Pasal 2

CHAPTER II
ESTABLISHMENT, STATUS, AND
DOMICILE
Article 2

(1) Dengan Undang-Undang ini dibentuk OJK.

(1) There is established by this Law a Financial


Services Authority.

(2) OJK adalah lembaga yang independen dalam (2) The Financial Services Authority shall be an
independent agency which in the performance
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
of its duties and powers is free from the
dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk
interference of any other party, except for
hal-hal yang secara tegas diatur dalam
9

Undang-Undang ini.

matters that are expressly governed by this


Law.

Penjelasan Pasal 2: Cukup jelas

Elucidation of Article 2: Sufficiently clear

Pasal 3

Article 3

(1) OJK berkedudukan di ibukota


Kesatuan Republik Indonesia.

Negara (1) The Financial Services Authority shall be


domiciled in the capital city of the Unitary
State of the Republic of Indonesia.

(2) OJK dapat mempunyai kantor di dalam dan di (2) The Financial Services Authority may have as
necessary an office(s) within and outside the
luar wilayah Negara Kesatuan Republik
territory of the Unitary State of the Republic of
Indonesia yang dibentuk sesuai dengan
Indonesia.
kebutuhan.
Penjelasan Pasal 3: Cukup jelas

Elucidation of Article 3: Sufficiently clear

BAB III
TUJUAN, FUNGSI, TUGAS, DAN
WEWENANG
Pasal 4

CHAPTER III
OBJECTIVES, FUNCTIONS, DUTIES, AND
POWERS
Article 4

OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan The Financial Services Authority is established
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
with the objectives that the entire activities of the
financial services sector:
Penjelasan Pasal 4:
Dengan tujuan ini, OJK diharapkan dapat mendukung
kepentingan sektar jasa keuangan nasional sehingga
mampu meningkatkan daya saing nasional. Selain itu,
OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional,
antara lain meliputi sumber daya manusia,
pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor
jasa keuangan, dengan tetap mempertimbangkan aspek
positif globalisasi.

Elucidation of Article 4:
On these objectives, the Financial Services Authority is
expected to enable support of the interest of the
national financial services sector that can enhance the
national competitiveness. Furthermore, the Financial
Services Authority must enable the safeguard of the
national interests including, inter alia, human
resources, management, controls, and ownership in the
financial services sector with due consideration of the
positive aspects of globalization.

a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, a. can be performed in organized,


dan akuntabel;
transparent, and accountable manner;
Penjelasan Pasal 4 (a): Cukup jelas

fair,

Elucidation of Article 4 (a): Sufficiently clear

b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang b. can realize the sustainable and stable growth of
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
the financial system; and
Penjelasan Pasal 4 (b): Cukup jelas

Elucidation of Article 4 (b): Sufficiently clear

c. mampu melindungi kepentingan Konsumen c. can protect the interests of Consumers and the
dan masyarakat.
public.
Penjelasan Pasal 4 (c):
Yang dimaksud dengan melindungi kepentingan
Konsumen dan masyarakat termasuk perlindungan
terhadap pelanggaran dan kejahatan di sektor
keuangan seperti manipulasi dan berbagai bentuk
penggelapan dalam kegiatan jasa keuangan.

Elucidation of Article 4 (c):


To protect the interests of Consumers and the public
includes the protection from any violation and criminal
offenses in the financial sector, such as manipulation
and various evasions in the financial services
activities.

Pasal 5

Article 5
10

OJK
berfungsi
menyelenggarakan
sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.

The Financial Services Authority shall have the


functions to implement the integrated regulatory
and supervisory system for the entire activities of
the financial services sector.

Penjelasan Pasal 5: Cukup jelas

Elucidation of Article 5: Sufficiently clear

Pasal 6

Article 6

(1) OJK melaksanakan tugas pengaturan dan (1) The Financial Services Authority shall perform
pengawasan terhadap:
regulatory and supervisory duties over:
a. kegiatan jasa
Perbankan;

keuangan

di

sektor

a. financial services activities in the Banking


sector;

b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar


Modal; dan

b. financial services activities in the Capital


Market sector; and

c. kegiatan jasa keuangan di sektor


Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya.

c. financial services activities in the sectors


of Insurance, Pension Funds, Finance
Institutions and Other Financial Services
Institutions.

Penjelasan Pasal 6: Cukup jelas

Elucidation of Article 6: Sufficiently clear

Pasal 7

Article 7

Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan


pengawasan di sektor Perbankan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, OJK mempunyai
wewenang:

To perform the regulatory and supervisory duties


in the Banking sector as intended by Article 6
point (a), the Financial Services Authority shall
have the powers:

a. pengaturan dan pengawasan


kelembagaan bank yang meliputi:

mengenai a. to regulate and supervise bank entities that


includes:

1. perizinan
untuk
pendirian
bank,
pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan
dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank, serta
pencabutan izin usaha bank; dan

1. licensing for establishment of banks,


opening banks, the articles of association,
working plans, ownership, management
and human resources, bank mergers,
consolidations and acquisitions, as well as
revocation of bank licenses; and

2. kegiatan usaha bank, antara lain sumber


dana, penyediaan dana, produk hibridasi,
dan aktivitas di bidang jasa;

2. the activities of bank business, inter alia,


fund sources, provision of funds,
hybridization products, and activities in the
field of services;

b. pengaturan dan pengawasan


kesehatan bank yang meliputi:

mengenai b. to regulate and supervise bank soundness that


includes:

1. likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas


aset, rasio kecukupan modal minimum,
batas maksimum pemberian kredit, rasio
pinjaman
terhadap
simpanan,
dan
pencadangan bank;

1. liquidity, rentability, solvability, asset


quality, minimum capital adequacy ratio,
legal lending limits, loan-to-deposit ratio,
and bank reserves;

2. laporan bank yang terkait


kesehatan dan kinerja bank;

2. bank reports concerning bank soundness


and performance;

dengan

3. sistem informasi debitur;

3. debtor information system;

4. pengujian kredit (credit testing); dan

4. credit testing; and


11

5. standar akuntansi bank;

5. bank accounting standards;

c. pengaturan dan pengawasan mengenai aspek c. to regulate and supervise prudential aspects
kehati-hatian bank, meliputi:
that include:
1. manajemen risiko;

1. risk management;

2. tata kelola bank;

2. bank governance;

3. prinsip mengenal nasabah


pencucian uang; dan

dan

anti

3. know your customer and anti-money


laundering principles; and

4. pencegahan pembiayaan terorisme dan


kejahatan perbankan; dan

4. prevention of terrorism financing and


banking criminal offenses; and

d. pemeriksaan bank.

d. bank examination.

Penjelasan Pasal 7:
Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan,
kesehatan, aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan bank
merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan
microprudential yang menjadi tugas dan wewenang
OJK. Adapun lingkup pengaturan dan pengawasan
macroprudential, yakni pengaturan dan pengawasan
selain hal yang diatur dalam pasal ini, merupakan
tugas dan wewenang Bank Indonesia. Dalam rangka
pengaturan dan pengawasan macroprudential, OJK
membantu Bank Indonesia untuk melakukan himbauan
moral (moral suasion) kepada Perbankan.

Elucidation of Article7:
Regulation and supervision of entities, soundness,
prudential aspects and bank examination shall be
within the scope of microprudential regulation and
supervision which constitute the duties and powers of
the Financial Services Authority.
The scope of
microprudential regulation and supervision, i.e., the
regulation and supervision other than governed by this
article, shall be the duties and powers of Bank
Indonesia. In terms of the microprudential regulation
and supervision, the Financial Services Authority shall
assist Bank Indonesia in exerting moral suasion upon
Banking.

Pasal 8

Article 8

Untuk
melaksanakan
tugas
pengaturan To perform the regulatory duties as intended by
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK Article 6, the Financial Services Authority shall
mempunyai wewenang:
have the powers to:
a. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang- a. issue ancillary regulations to this Law;
Undang ini;
Penjelasan Pasal 8 (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 8 (a): Sufficiently clear

b. menetapkan peraturan perundang-undangan di b. issue laws and regulations in the financial


sektor jasa keuangan;
services sector;
Penjelasan Pasal 8 (b):
Yang dimaksud dengan peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan adalah peraturan
perundang-undangan mengenai Lembaga Jasa
Keuangan dan pihak yang melakukan kegiatan di
sektor jasa keuangan.

Elucidation of Article 8 (b):


Laws and regulations in the financial services sector
means the laws and regulations concerning Financial
Services Institutions and parties engaged in the
financial services sector activities;

c. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

c. issue regulations and decisions of the Financial


Services Authority;

Penjelasan Pasal 8 (c): Cukup jelas

Elucidation of Article 8 (c): Sufficiently clear

d. menetapkan peraturan mengenai pengawasan d. issue regulations concerning supervision in the


di sektor jasa keuangan;
financial services sector;
Penjelasan Pasal 8 (d): Cukup jelas

Elucidation of Article 8 (d): Sufficiently clear

e. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan e. issue policy on the implementation of the


tugas OJK;
duties of the Financial Services Authority;
Penjelasan Pasal 8 (e): Cukup jelas

Elucidation of Article 8 (e): Sufficiently clear

12

f. menetapkan peraturan mengenai tata cara f. issue regulations concerning procedures for
issuing written orders against Financial
penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Services Institutions and certain parties;
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
Penjelasan Pasal 8 (f):
Yang dimaksud dengan perintah tertulis adalah
perintah secara tertulis untuk melaksanakan atau tidak
melaksanakan kegiatan tertentu guna memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan dan/atau mencegah dan mengurangi
kerugian Konsumen, masyarakat, dan sektor jasa
keuangan.

Elucidation of Article 8 (f):


Written order means a written order to perform or
not to perform certain activities in compliance with the
provisions of laws and regulations in the financial
services sector and/or to prevent and reduce the loss of
Consumers, the public, and the financial services
sector.

Perintah tertulis diberikan antara lain untuk


mengganti pengurus atau pihak tertentu di Lembaga
Jasa Keuangan, menghentikan, membatasi, atau
memperbaiki kegiatan usaha atau transaksi,
menghentikan atau mengubah perjanjian antara
Lembaga Jasa Keuangan dengan pihak lain yang
diduga merugikan Konsumen, masyarakat, dan sektor
jasa keuangan, serta menyampaikan informasi,
dokumen, dan/atau laporan tertentu kepada OJK.

A written order shall be issued to, inter alia, replace


the management or certain parties in the Financial
Services Institutions, to cease, limit, or improve the
business activities or transactions, to terminate or
amend agreements between Financial Services
Institutions and other parties suspected of harming the
Consumers, the public, and the financial services
sector, as well as to submit certain information,
documents, and/or reports to the Financial Services
Authority.

g. menetapkan peraturan mengenai tata cara g. issue regulations concerning procedures for
penetapan pengelola statuter pada Lembaga
determination of statutory managers in
Jasa Keuangan;
Financial Services Institutions;
Penjelasan Pasal 8 (g):
Yang dimaksud dengan pengelola statuter adalah
orang perseorangan atau badan hukum yang
ditetapkan OJK untuk melaksanakan kewenangan
OJK.

Elucidation of Article 8 (g):


Statutory manager means an individual or legal
entity that is confirmed by the Financial Services
Authority to exercise the powers of the Financial
Services Authority.

Pengelola statuter melaksanakan kewenangan OJK,


antara lain, untuk memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan,
mencegah dan mengurangi kerugian Konsumen,
masyarakat, dan sektor jasa keuangan, dan/atau
pemberantasan kejahatan keuangan yang dilakukan
pihak tertentu di sektor jasa keuangan.

A statutory manager shall exercise the powers of the


Financial Services Authority, to, inter alia, comply
with the provisions of laws and regulations in the
financial services sector, to prevent and reduce the loss
of Consumers, the public, and the financial services
sector, and/or to eradicate financial criminal offenses
that are committed by certain parties in the financial
services sector.

Langkah yang dilakukan pengelola statuter antara lain


melalui penyelamatan kelangsungan usaha Lembaga
Jasa Keuangan tertentu, pengambilalihan seluruh
wewenang dan fungsi manajemen Lembaga Jasa
Keuangan oleh pengelola statuter, pembatalan atau
pengakhiran perjanjian, serta pengalihan portofolio
kekayaan atau usaha dari Lembaga Jasa Keuangan.

Measures to be taken by the statutory manager shall


be, inter alia, the safeguard of the ongoing business of
certain Financial Services Institutions, takeover of all
of the powers and functions of the management of
Financial Services Institutions by the statutory
manager, cancellation or termination of agreements,
transfer of asset or business portfolio of Financial
Services Institutions.

h. menetapkan
struktur
organisasi
dan h. establish the structure of organization and
infrastruktur, serta mengelola, memelihara,
infrastructure, as well as manage, maintain,
dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
and administer the assets and liabilities; and
dan
Penjelasan Pasal 8 (h): Cukup jelas

Elucidation of Article 8 (h): Sufficiently clear

i. menetapkan peraturan mengenai tata cara i. issue regulations concerning procedures for
imposition of sanctions under the provisions of
pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
laws and regulations in financial services
peraturan perundang-undangan di sektor jasa
13

sector.

keuangan.
Penjelasan Pasal 8 (i): Cukup jelas

Elucidation of Article 8 (i): Sufficiently clear

Pasal 9

Article 9

Untuk
melaksanakan
tugas
pengawasan To perform the supervisory duties as intended by
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK Article 6, the Financial Services Authority shall
mempunyai wewenang:
have the powers to:
a. menetapkan
kebijakan
operasional a. establish operating policies concerning
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
supervision of financial services activities;
Penjelasan Pasal 9 (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 9 (a): Sufficiently clear

b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan b. supervise the implementation of the


yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif.
supervisory duties performed by the Chief
Executive.
Penjelasan Pasal 9 (b):
Pengawasan Dewan Komisioner terhadap pelaksanaan
tugas Kepala Eksekutif ditujukan untuk mengevaluasi
dan memperbaiki kinerja dari Kepala Eksekutif.
Pengawasan tersebut tidak dimaksudkan untuk
memberi kewenangan kepada Dewan Komisioner
untuk mengintervensi atau turut campur terhadap
pelaksanaan tugas dan wewenang setiap Kepala
Eksekutif.

Elucidation of Article 9 (b):


Supervision by the Board of Commissioners against the
implementation of the duties of the Chief Executive
aims to evaluate and improve the performance of the
Chief Executive. No supervision is intended to confer
powers upon the Board of Commissioners to intervene
or interfere in the implementation of any duty and
power of the Chief Executive.

c. melakukan
pengawasan,
pemeriksaan, c. make supervision, examination, investigation,
Consumer protection, and other acts of
penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
Financial Services Institutions, financial
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
services providers and/or supporting business
Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
as intended by the laws and regulations in the
kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
financial services sector;
dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan;
Penjelasan Pasal 9 (c): Cukup jelas

Elucidation of Article 9 (c): Sufficiently clear

d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga d. issue written orders to Financial Services
Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
Institutions and/or certain parties;
Penjelasan Pasal 9 (d): Cukup jelas

e. melakukan penunjukan pengelola statuter;

Elucidation of Article 9 (d): Sufficiently clear

e. appoint statutory managers;

Penjelasan Pasal 9 (e): Cukup jelas

f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;

Elucidation of Article 9 (e): Sufficiently clear

f. determine
managers;

Penjelasan Pasal 9 (f): Cukup jelas

the

engagement

of

statutory

Elucidation of Article 9 (f): Sufficiently clear

g. menetapkan sanksi administratif terhadap g. impose administrative sanctions on parties


having committed a violation of the laws and
pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
regulations in the financial services sector; and
peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan; dan
Penjelasan Pasal 9 (g): Cukup jelas

h. memberikan dan/atau mencabut:

Elucidation of Article 9 (g): Sufficiently clear

h. issue and/or revoke:

1. izin usaha;

1. business licenses;

2. izin orang perseorangan;

2. individual licenses;

14

3. efektifnya pernyataan pendaftaran;

3. effective date of registration statements;

4. surat tanda terdaftar;

4. certificates of registration;

5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;

5. business approvals;

6. pengesahan;

6. validation;

7. persetujuan atau penetapan pembubaran;


dan

7. approvals or orders for dissolution; and

8. penetapan lain,

8. other orders,

sebagaimana dimaksud dalam peraturan


perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

as intended by the laws and regulations in the


financial services sector.

Penjelasan Pasal 9 (h): Cukup jelas

Elucidation of Article 9 (h): Sufficiently clear

BAB IV
DEWAN KOMISIONER
Bagian Kesatu
Struktur Dewan Komisioner
Pasal 10

CHAPTER IV
THE BOARD OF COMMISSIONERS
Part One
Structure of the Board of Commissioners
Article 10

(1) OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner.

(1) The Financial Services Authority shall be


managed by the Board of Commissioners.

Penjelasan Pasal 10 Ayat (1):


Dewan Komisioner merupakan pimpinan tertinggi
OJK. Dalam rangka pelaksanaan kerja sama dengan
otoritas lembaga pengawas lembaga jasa keuangan di
negara lain serta organisasi internasional dan
lembaga internasional lainnya di sektor jasa
keuangan, anggota Dewan Komisioner bertindak
sebagai pejabat yang mewakili negara.

Elucidation of Article 10 Section (1):


The Board of Commissioners shall be the top
management of the Financial Services Authority. A
member of the Board of Commissioners shall act as the
official that represents the state in the scope of
cooperation with the financial services supervisory
authorities/institutions of other countries as well as
other international organizations and international
institutions in the financial services sector.

(2) Dewan Komisioner sebagaimana dimaksud (2) The Board of Commissioners as intended by
pada ayat (1) bersifat kolektif dan kolegial.
section (1) shall be of collective and collegial
nature.
Penjelasan Pasal 10 (2):
Yang dimaksud dengan bersifat kolektif adalah
bahwa setiap pengambilan keputusan Dewan
Komisioner diputuskan secara bersama-sama oleh
anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 10 (2):


Of collective nature means that any decision by the
Board of Commissioners shall be collectively made by
the members of the Board of Commissioners.

Yang dimaksud dengan bersifat kolegial adalah


bahwa setiap pengambilan keputusan Dewan
Komisioner berdasarkan musyawarah untuk mufakat
dengan berasaskan kesetaraan dan kekeluargaan di
antara anggota Dewan Komisioner.

Of collegial nature means that any decision made by


the Board of Commissioners shall be on the basis of
deliberation to reach a consensus with the equality and
family principles amongst the members of the Board of
Commissioners.

(3) Dewan Komisioner mempunyai 9 (sembilan) (3) The Board of Commissioners shall be
comprised of nine (9) members as confirmed
orang anggota yang ditetapkan dengan
by Decision of the President.
Keputusan Presiden.
Penjelasan Pasal 10 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 10 (3): Sufficiently clear

(4) Susunan Dewan Komisioner sebagaimana (4) The composition of the Board of
dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:
Commissioners as intended by section (3) shall
include:
a. seorang Ketua merangkap anggota;

a. a Chairman, serving concurrently as


member;
15

Penjelasan Pasal 10 (4) (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 10 (4) (a): Sufficiently clear

b. seorang Waki1 Ketua sebagai Ketua


Komite Etik merangkap anggota;

b. a Vice Chairman, as the Chairman of the


Ethics Committee, serving concurrently as
member;

Penjelasan Pasal 10 (4) (b): Cukup jelas

Elucidation of Article 10 (4) (b): Sufficiently clear

c. seorang Kepala Eksekutif Pengawas


Perbankan merangkap anggota;

c. a Chief Executive of Banking Supervision,


serving concurrently as member;

Penjelasan 10 (4) (c):


Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin
tugas pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di
sektor Perbankan.

Elucidation of Article 10 (4) (c):


The Chief Executive of Banking Supervision shall
manage the supervisory duties against financial
services activities in the Banking sector.

d. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar


Modal merangkap anggota;

d. a Chief Executive of Capital Market


Supervision, serving concurrently as
member;

Penjelasan Pasal 10 (4) (d):


Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin
tugas pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal.

Elucidation of Article 10 (4) (d):


The Chief Executive of Capital Market Supervision
shall manage the supervisory duties against financial
services activities in the Capital Market sector.

e. seorang Kepala Eksekutif Pengawas


Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya merangkap anggota;

e. a Chief Executive of Insurance, Pension


Fund, Finance Institution, and Other
Financial Services Institution Supervision,
serving concurrently as member;

Penjelasan Pasal 10 (4) (e):


Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya memimpin tugas pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan.
dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Elucidation of Article 10 (4) (e):


The Chief Executive of Insurance, Pension Fund,
Finance Institution, and Other Financial Services
Institution Supervision shall manage the supervisory
duties against financial services activities in the
sectors of Insurance, Pension Fund, Finance
Institution, and Other Financial Services Institution.

f. seorang Ketua Dewan Audit merangkap


anggota;

f. a Chairman of the Audit Board, serving


concurrently as member;

Penjelasan Pasal 10 (4) (f): Cukup jelas

Elucidation of Article 10 (4) (f): Sufficiently clear

g. seorang anggota yang membidangi edukasi


dan perlindungan Konsumen;
Penjelasan Pasal 10 (4) (g): Cukup jelas

g. a member in charge of education and


Consumer protection;
Elucidation of Article 10 (4) (g): Sufficiently clear

h. seorang anggota Ex-officio dari Bank


Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan
Penjelasan Pasal 10 (4) (h): Cukup jelas

h. an Ex-officio member of Bank Indonesia


who is a member of the Board of
Governors of Bank Indonesia; and
Elucidation of Article 10 (4) (h): Sufficiently clear

i. seorang
anggota
Ex-officio
dari
Kementerian Keuangan yang merupakan
pejabat setingkat eselon I Kementerian
Keuangan.
Penjelasan Pasal 10 (4) (i): Cukup jelas

i. an Ex-officio member of the Ministry of


Finance who is an official of comparable
rank to the echelon I of the Ministry of
Finance.
Elucidation of Article 10 (4) (i): Sufficiently clear

(5) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana (5) A members of the Board of Commissioners as
intended by section (4) shall enjoy equal
dimaksud pada ayat (4) memiliki hak suara
voting rights.
yang sama.
Penjelasan Pasal 10 (5):

Elucidation of Article 10 (5):

16

Setiap anggota Dewan Komisioner memiliki hak untuk


memberikan
pendapat
dalam
setiap
proses
pengambilan keputusan Dewan Komisioner, dan
memiliki hak suara pada saat keputusan ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak.

Any member of the Board of Commissioners shall have


the right to express opinions in any decision-making
process by the Board of Commissioners and shall have
voting rights for any decision made by majority vote.

Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 11

Part Two
Appointment and Dismissal
Article 11

(1) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana (1) Members of the Board of Commissioners as
intended by Article l0 section (4) point (a)
dimaksud dalam Pasal l0 ayat (4) huruf a
through point (g) shall be elected by the House
sampai dengan huruf g dipilih oleh Dewan
of Representatives upon the nomination of
Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota
candidate members by the President.
yang diusulkan oleh Presiden.
Penjelasan Pasal 11 (1):
Dalam penyampaian calon anggota Dewan
Komisioner kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Presiden menyampaikan nama-nama calon Dewan
Komisioner.

Elucidation of Article 11 (1):


To present the candidate members of the Board of
Commissioners to the House of Representatives, the
President shall present the names of the candidate
members of the Board of Commissioners to the House
of Representatives.

Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat


adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

The House of Representatives means the


instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

(2) Pemilihan dan penentuan calon anggota (2) The selection and determination of candidate
members of the Board of Commissioners for
Dewan Komisioner untuk diusulkan kepada
nomination to the President as intended by
Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
section (1) shall be made by the Selection
dilaksanakan oleh Panitia Seleksi yang
Committee that is formed by Decision of the
dibentuk dengan Keputusan Presiden:
President:
a. paling singkat 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan anggota Dewan
Komisioner; atau

a. within six (6) months prior to the


expiration of the term of office of the
member of the Board of Commissioners;
or

b. paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal


kekosongan jabatan atau penetapan
pemberhentian anggota Dewan Komisioner
karena alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h,
huruf i, dan/atau huruf j.

b. within two (2) months of the vacancy of


the position or the order of dismissal of the
member of the Board of Commissioners
due to reasons as intended by Article 17
section (1) point (a), point (b), point (d),
point (e), point (f), point (g), point (h),
point (i), and/or point (j).

Penjelasan Pasal 11 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 11 (2): Sufficiently clear

(3) Panitia Seleksi sebagaimana dimaksud pada (3) The Selection Committee as intended by
section (2) shall have nine (9) members
ayat (2) beranggotakan 9 (sembilan) orang
including the elements from the Government,
yang terdiri atas unsur Pemerintah, Bank
Bank Indonesia, and the public.
Indonesia, dan masyarakat.
Penjelasan Pasal 11 (3):
Yang dimaksud dengan unsur masyarakat adalah
akademisi di sektor jasa keuangan, masyarakat
industri Perbankan, industri Pasar Modal, dan/atau
Industri Keuangan Non-Bank yang meliputi
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,

Elucidation of Article 11 (3):


The elements from the public means academics in
the finance services sector, communities of Banking
industry, Capital Market industry, and/or Non-Bank
Financial Industry that include Insurance, Pension
Funds, Finance Institutions, and Other Financial

17

dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Services Institutions.

(4) Panitia Seleksi mengumumkan penerimaan (4) The Selection Committee shall announce the
calon
anggota
Dewan
Komisioner
enrollment of candidate members of the Board
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
of Commissioners as intended by section (1) to
masyarakat paling lama 5 (lima) hari kerja
the public within five (5) working days of the
setelah
ditetapkannya
Panitia
Seleksi
formation of the Selection Committee as
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
intended by section (2).
Penjelasan Pasal 11 (4):
Di samping mengumumkan penerimaan calon anggota
Dewan Komisioner, Panitia Seleksi secara aktif dapat
mencari calon-calon yang memenuhi persyaratan dan
keterwakilan sesuai dengan keahliannya dari sektor
jasa keuangan yang diawasi OJK.

Elucidation of Article 11 (4):


In addition to announcing the enrollment of candidate
members of the Board of Commissioners, the Selection
Committee may actively seek qualified and
representative candidates with finance services sector
expertise as supervised by the Financial Services
Authority.

(5) Pendaftaran calon dilakukan dalam waktu 12 (5) The enrollment of candidates shall be made
(dua belas) hari kerja secara terus menerus.
within twelve (12) consecutive working days.
Penjelasan Pasal 11 (5):
Pendaftaran calon anggota Dewan Komisioner
memperhatikan syarat-syarat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.

Elucidation of Article 11 (5):


The enrollment of candidate members of the Board of
Commissioners shall observe the requirements as
intended by this Law.

(6) Panitia Seleksi melakukan seleksi administratif (6) The Selection Committee shall hold
administrative selection of the candidate
terhadap calon anggota Dewan Komisioner
members of the Board of Commissioners as
sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
intended by section (5).
Penjelasan Pasal 11 (6):
Yang dimaksud dengan seleksi administratif adalah
seleksi terhadap calon anggota Dewan Komisioner
sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.

Elucidation of Article 11 (6):


Administrative selection means selection of the
candidate members of the Board of Commissioners
pursuant to the requirements as intended by this Law.

(7) Panitia Seleksi mengumumkan nama calon (7) The Selection Committee shall announce the
yang telah lulus seleksi administratif untuk
names of candidates that pass the
mendapatkan masukan dari masyarakat paling
administrative selection for public inputs
lama 5 (lima) hari kerja sejak berakhirnya
within (5) working days of the expiration of
waktu pendaftaran calon sebagaimana
candidate enrollment period as intended by
dimaksud pada ayat (5).
section (5).
Penjelasan Pasal 11 (7): Cukup jelas

Elucidation of Article 11 (7): Sufficiently clear

(8) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) (8) Inputs as intended by section (7) shall be given
to the Selection Committee within twelve (12)
disampaikan kepada Panitia Seleksi dalam
working days of the date of announcement.
waktu 12 (dua belas) hari kerja terhitung sejak
tanggal diumumkan.
Penjelasan Pasal 11 (8): Cukup jelas

Elucidation of Article 11 (8): Sufficiently clear

(9) Panitia Seleksi melakukan penilaian dan (9) The Selection Committee shall make
pemilihan serta menyampaikan calon anggota
evaluation and selection and present three (3)
Dewan Komisioner kepada Presiden sebanyak
candidate members of the Board of
3 (tiga) orang calon untuk setiap anggota
Commissioners to the President for each
Dewan Komisioner yang dibutuhkan, paling
requisite member of the Board of
lama 12 (dua belas) hari kerja terhitung sejak
Commissioners within twelve (12) working
berakhirnya jangka waktu sebagaimana
days of the expiration of the period as intended
dimaksud pada ayat (8).
by section (8).
Penjelasan Pasal 11 (9):
Yang dimaksud dengan 3 (tiga) orang calon untuk

Elucidation of Article 11 (9):


Three (3) candidates for each member of the Board of

18

setiap anggota Dewan Komisioner adalah bahwa


dalam pengajuan calon, Panitia Seleksi menyampaikan
3 (tiga) orang calon untuk setiap anggota Dewan
Komisioner dengan kualifikasi keahlian dan
pengalaman yang proporsional dalam industri jasa
keuangan. Untuk 7 (tujuh) orang anggota Dewan
Komisioner yang dibutuhkan, Panitia Seleksi
mengajukan kepada Presiden sebanyak 21 (dua puluh
satu) orang calon anggota Dewan Komisioner.

Commissioners means that in the nomination of the


candidates, the Selection Committee shall nominate
three (3) candidates for each member of the Board of
Commissioners with the qualification of expertise
being in proportion to the experience in financial
services industry. The Selection Committee shall
nominate to the President twenty-one (21) candidates
of the Board of Commissioners for seven (7) requisite
members of the Board of Commissioners.

Pasal 12

Article 12

(1) Presiden memilih dan menyampaikan calon (1) The President shall select and present two (2)
anggota Dewan Komisioner sebanyak 2 (dua)
candidates of the Board of Commissioners for
orang calon untuk setiap anggota Dewan
each requisite member of the Board of
Komisioner yang dibutuhkan kepada Dewan
Commissioners
to
the
House
of
Perwakilan Rakyat, paling lama 12 (dua belas)
Representatives within twelve (12) working
hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya
days of the date the names of the candidate
nama calon anggota Dewan Komisioner dari
members of the Board of Commissioners are
Panitia Seleksi sebagaimana dimaksud dalam
received from the Selection Committee as
Pasal 11 ayat (9).
intended by Article 11 section (9).
Penjelasan Pasal 12 (1):
Untuk 7 (tujuh) orang anggota Dewan Komisioner
yang dibutuhkan, Presiden mengajukan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebanyak 14 (empat belas) orang
calon anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 12 (1):


For seven (7) requisite members of the Board of
Commissioners, the President shall present fourteen
(14) candidate members of the Board of
Commissioners to the House of Representatives.

(2) Dari calon anggota Dewan Komisioner (2) Out of the candidate members of the Board of
Commissioners as intended by section (1), the
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden
President shall present two (2) candidate
mengajukan sebanyak 2 (dua) orang calon
members of the Board of Commissioners for
anggota Dewan Komisioner untuk dipilih oleh
election as the Chairman of the Board of
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai Ketua
Commissioners
to
the
House
of
Dewan Komisioner.
Representatives.
Penjelasan Pasal 12 (2):
Ketentuan ini hanya berlaku apabila terdapat
kebutuhan untuk mengisi jabatan Ketua Dewan
Komisioner.

Elucidation of Article 12 (2):


This provision shall only apply in the event of need to
fill the position of the Chairman of the Board of
Commissioners.

(3) Calon anggota Dewan Komisioner yang tidak (3) The candidate member of the Board of
Commissioners who is unelected Chairman of
terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner
the Board of Commissioners as intended by
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
section (2) shall be sent for election as member
diikutsertakan untuk dipilih sebagai anggota
of the Board of Commissioners by the House
Dewan Komisioner oleh Dewan Perwakilan
of Representatives.
Rakyat.
Penjelasan Pasal 12 (3):
Ketentuan ini hanya berlaku apabila terdapat
kebutuhan untuk mengisi jabatan Ketua Dewan
Komisioner dan paling sedikit 1 (satu) orang anggota
Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 12 (3):


This provision shall only apply in the event of need to
fill the position of the Chairman of the Board of
Commissioners and at least one (1) member of the
Board of Commissioners.

(4) Dewan Perwakilan Rakyat memilih calon (4) The House of Representatives shall elect the
candidate members of the Board of
anggota Dewan Komisioner sesuai dengan
Commissioners according to the requisite
jumlah anggota Dewan Komisioner yang
number of members of the Board of
dibutuhkan, paling lama 45 (empat puluh lima)
Commissioners, within forty-five (45) working
hari kerja sejak diterimanya nama-nama calon
19

anggota Dewan Komisioner dari Presiden


sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

days of the receipt of the names of the


candidate members of the Board of
Commissioners from the President as intended
by section (1).

Penjelasan Pasal 12 (4):


Dalam rangka memilih calon anggota Dewan
Komisioner, Dewan Perwakilan Rakyat dapat meminta
calon anggota Dewan Komisioner untuk melakukan
presentasi dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat
menyangkut visi, pengalaman, keahlian atau
kemampuan, serta hal-hal yang berkaitan dengan
moral dan akhlak anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 12 (4):


In the election of the candidate members of the Board
of Commissioners, the House of Representatives may
call upon the candidate members of the Board of
Commissioners to give a presentation at the session of
the House of Representatives addressing the vision,
experience, expertise or capability, as well as maters in
connection with morals and character of the members
of the Board of Commissioners.

Yang dimaksud dengan 45 (empat puluh lima) hari


kerja tidak termasuk masa reses.

Forty-five (45) working days does not include


recess.

(5) Calon anggota Dewan Komisioner terpilih (5) The member-elects of the Board of
Commissioners shall be presented by the
disampaikan Dewan Perwakilan Rakyat
House of Representatives to the President
kepada Presiden paling lama 5 (lima) hari
within five (5) working days upon the
kerja sejak selesainya proses pemilihan calon
conclusion of the election of members of the
anggota Dewan Komisioner sebagaimana
Board of Commissioners as intended by
dimaksud pada ayat (4).
section (4).
Penjelasan Pasal 12 (5):
Yang dimaksud dengan selesainya proses pemilihan
calon anggota Dewan Komisioner adalah sejak
ditetapkannya di rapat paripuma Dewan Perwakilan
Rakyat.

Elucidation of Article 12 (5):


The conclusion of the election of members of the
Board of Commissioners means upon the conclusion
as stated at the plenary session of the House of
Representatives.

(6) Presiden mengangkat dan menetapkan calon (6) The President shall appoint and confirm the
terpilih sebagai anggota Dewan Komisioner
member-elects as members of the Board of
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung
Commissioners within thirty (30) working
sejak tanggal diterimanya nama calon anggota
days of the date the names of the memberDewan Komisioner terpilih dari Dewan
elects of the Board of Commissioners are
Perwakilan Rakyat.
received from the House of Representatives.
Penjelasan Pasal 12 (6): Cukup jelas

Elucidation of Article 12 (6): Sufficiently clear

Pasal 13

Article 13

(1) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana (1) Members of the Board of Commissioners as
intended by Article 10 section (4) point (h)
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf h
shall be appointed upon the nomination by the
diangkat dan ditetapkan Presiden berdasarkan
Governor of Bank Indonesia.
usulan Gubernur Bank Indonesia.
(2) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana (2) Members of the Board of Commissioners as
intended by Article 10 section (4) point (i)
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf i
shall be appointed and confirmed by the
diangkat dan ditetapkan Presiden berdasarkan
President upon the nomination by the Minister
usulan Menteri Keuangan.
of Finance.
Penjelasan Pasal 13: Cukup jelas

Elucidation of Article 13: Sufficiently clear

Pasal 14

Article 14

(1) Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Dewan (1) The Chairman, Vice Chairman, and members
Komisioner diangkat dan ditetapkan dengan
of the Board of Commissioners shall be
20

Keputusan Presiden.

appointed and confirmed by Decision of the


President.

(2) Pembagian tugas di antara anggota Dewan (2) Distribution of duties amongst the members of
the Board of Commissioners as intended by
Komisioner sebagaimana dimaksud dalam
Article 10 section (4) point (b) through point
Pasal 10 ayat (4) huruf b sampai dengan huruf
(g) shall be determined upon the meeting of
g diputuskan berdasarkan rapat Dewan
the Board of Commissioners and stated by
Komisioner dan ditetapkan dengan Keputusan
Decision of the Board of Commissioners.
Dewan Komisioner.
(3) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana (3) The members of the Board of Commissioners
as intended by Article 10 section (4) point (a)
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf a
through point (g) shall be appointed for a five
sampai dengan huruf g diangkat untuk masa
(5)-year term of office and may be reappointed
jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
1 (one) time for the term of office.
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Penjelasan Pasal 14: Cukup jelas

Elucidation of Article 14: Sufficiently clear

Pasal 15

Article 15

Syarat calon Anggota Dewan Komisioner


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)
huruf a sampai dengan huruf g adalah sebagai
berikut:

The qualifications for a candidate member of the


Board of Commissioners as intended by Article 10
section (4) point (a) through point (g) shall be as
follows:

a. warga negara Indonesia;

a. an Indonesian national;

Penjelasan Pasal 15 (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 15 (a): Sufficiently clear

b. memiliki akhlak, moral, dan integritas yang b. has good character, moral and integrity;
baik;
Penjelasan Pasal 15 (b):
Yang dimaksud dengan memiliki akhlak, moral, dan
integritas yang baik, antara lain tidak pernah masuk
dalam daftar orang tercela.

Elucidation of Article 15 (b):


Have good character, moral and integrity means,
inter alia, he/she is not blacklisted.

c. cakap melakukan perbuatan hukum;

c. has full legal capacity;

Penjelasan Pasal 15 (c): Cukup jelas

Elucidation of Article 15 (c): Sufficiently clear

d. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak d. has never been declared bankrupt or never
pernah menjadi pengurus perusahaan yang
been the management of the company causing
menyebabkan perusahaan tersebut pailit;
the company to be declared bankrupt;
Penjelasan Pasal 15 (d): Cukup jelas

Elucidation of Article 15 (d): Sufficiently clear

e. sehat jasmani;

e. is physically sound;

Penjelasan Pasal 15 (e):


Anggota Dewan Komisioner tidak terkendala oleh
kondisi jasmani yang secara permanen menyebabkan
yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.

Elucidation of Article 15 (e):


No member of the Board of Commissioners shall be
impaired by physical condition that permanently
renders the relevant member unable to perform his/her
duties properly.

f. berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) f. is not over the age of sixty-five (65) years at
tahun pada saat ditetapkan;
the time of confirmation;
Penjelasan Pasal 15 (f): Cukup jelas

Elucidation of Article 15 (f): Sufficiently clear

g. mempunyai pengalaman atau keahlian di g. has experience or expertise in the finance


sector jasa keuangan; dan
services sector; and
Penjelasan Pasal 15 (g):
Yang dimaksud dengan mempunyai pengalaman atau

Elucidation of Article 15 (g):


Have experience or expertise in the field of finance

21

keahlian di sektor jasa keuangan adalah seseorang


yang memiliki pengalaman, keilmuan, atau keahlian
yang memadai di sektor jasa keuangan.

services means the individual has appropriate


experience, scholarship, or expertise in the financial
services sector.

h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara h. has never been convicted and sentenced to
imprisonment by a final and binding court
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
decision for the commission of a criminal
mempunyai kekuatan hukum tetap karena
offense liable to imprisonment for a term of
melakukan tindak pidana yang diancam
five (5) years or more;
dengan hukuman 5 (lima) tahun atau lebih.
Penjelasan Pasal 15 (h): Cukup jelas

Elucidation of Article 15 (h): Sufficiently clear

Pasal 16

Article 16

(1) Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Dewan (1) The Chairman, Vice Chairman, and members
Komisioner sebelum memangku jabatannya
of the Board of Commissioners must prior to
wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
assuming their office swear an oath or
agama atau kepercayaannya di hadapan
affirmation in accordance with their religion or
Mahkamah Agung.
belief before the Supreme Court.
(2) Bunyi lafal sumpah atau janji sebagaimana (2) An oath or affirmation as intended by section
dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
(1) shall read as follows:
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk
menjadi Ketua/Wakil Ketua/anggota Dewan
Komisioner OJK langsung atau tidak langsung
dengan nama dan dalih apapun tidak
memberikan
atau
menjanjikan
untuk
memberikan sesuatu kepada siapapun.

I do solemnly swear/affirm that in order to be


a Chairman/Vice Chairman/member of the
Board of Commissioners of the Financial
Services Authority I directly or indirectly, in
whatever name and for whatever reasons, will
not give or promise to give anything to anyone
whomsoever.

Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, dalam


melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam jabatan ini, tidak akan menerima
langsung atau tidak langsung dari siapapun
sesuatu janji atau pemberian dalam bentuk
apapun.

I do solemnly swear/affirm that in order to do


or refrain from doing anything whatsoever in
this office, I will not accept directly or
indirectly any promises or presents from
anyone whomsoever.

Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan


melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Ketua/Wakil
Ketua/anggota
Dewan
Komisioner OJK Keuangan dengan sebaikbaiknya dan dengan penuh rasa tanggung
jawab berdasarkan peraturan perundangundangan yang berkenaan dengan tugas dan
kewajiban tersebut.

I do solemnly swear/affirm that I will perform


duties and obligations as Chairman/Vice
Chairman/member
of
the
Board
of
Commissioners of the Financial Services
Authority properly and with full responsibility
under the laws and regulations concerning the
duties and obligations.

Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan


setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.

I do solemnly swear/affirm that I will bear


allegiance to the Unitary State of the Republic
of Indonesia and the 1945 Constitution of the
Republic of Indonesia.

Penjelasan Pasal 16: Cukup jelas

Elucidation of Article 16: Sufficiently clear

Pasal 17

Article 17

(1) Anggota Dewan Komisioner tidak dapat (1) No member of the Board of Commissioners
shall be dismissed prior to the expiration of
diberhentikan sebelum masa jabatannya
his/her term of office, unless the following
berakhir, kecuali apabila memenuhi alasan
22

sebagai berikut:

reasons are given:

a. meninggal dunia;

a. he/she dies;

Penjelasan Pasal 17 (1) (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 17 (1) (a): Sufficiently clear

b. mengundurkan diri;

b. he/she resigns;

Penjelasan Pasal 17 (1) (b):


Pengunduran diri anggota Dewan Komisioner berlaku
efektif sejak tanggal pengunduran diri tersebut
disetujui oleh Presiden.

Elucidation of Article 17 (1) (b):


Resignation of a member of the Board of
Commissioners shall take effect from the date the
resignation is approved by the President.

c. masa jabatannya telah berakhir dan tidak


diangkat kembali;

c. his/her term of office has expired and


he/she is not reappointed;

Penjelasan Pasal 17 (1) (c): Cukup jelas

Elucidation of Article 17 (1) (c): Sufficiently clear

d. berhalangan tetap sehingga tidak dapat


melaksanakan tugas atau diperkirakan
secara medis tidak dapat melaksanakan
tugas lebih dari 6 (enam) bulan berturutturut;

d. he/she is permanently incapacitated from


performing duties or in accordance with
the medical assumption is unable to
perform duties for more than six (6)
consecutive months;

Penjelasan Pasal 17 (1) (d):


Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah
cacat fisik dan/atau cacat mental yang tidak
memungkinkan yang bersangkutan melaksanakan
tugasnya dengan baik. Pemberhentian anggota Dewan
Komisioner karena cacat fisik dan/atau cacat mental
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Elucidation of Article 17 (1) (d):


Permanently
incapacitated
means
physical
disabilities and/or mental disabilities that preclude
him/her from proper performance of his/her duties.
The dismissal of members of the Board of
Commissioners due to physical disabilities and/or
mental disabilities shall be stated by Decision of the
President.

Yang dimaksud dengan diperkirakan secara medis


adalah perkiraan secara medis yang dibuktikan
dengan keterangan tertulis dari dokter yang
menerangkan bahwa anggota Dewan Komisioner yang
bersangkutan tidak dapat melaksanakan tugas lebih
dari 6 (enam) bulan berturut-turut.

Medical assumption means a medical assumption


that is documented by doctors written statement to the
effect that the relevant member of the Board of
Commissioners is unable to perform duties for more
than six (6) consecutive months.

e. tidak menjalankan tugasnya sebagai


anggota Dewan Komisioner lebih dari 3
(tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan;

e. he/she fails to perform his/her duties as


member of the Board of Commissioners
for more than three (3) consecutive months
without good cause;

Penjelasan Pasal 17 (1) (e):


Yang dimaksud dengan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan adalah tidak adanya alasan
yang kuat yang menyebabkan anggota Dewan
Komisioner diberhentikan.
Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, antara
lain, sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter yang ditunjuk Dewan Komisioner, penugasan di
luar kegiatan OJK oleh Presiden, atau kegiatan lain
demi kepentingan negara.

Elucidation of Article 17 (1) (e):


Without good cause means no fervent reason
rendering the member of the Board of Commissioners
to be dismissed.

f. tidak lagi menjadi anggota Dewan


Gubernur Bank Indonesia bagi anggota Exofficio Dewan Komisioner yang berasal
dari
Bank
Indonesia
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf h;

f. he/she is no longer the member of the


Board of Governors of Bank Indonesia, for
an Ex-officio member of the Board of
Commissioners from Bank Indonesia as
intended by Article 10 section (4) point
(h);

Good cause shall include, inter alia, illness as


documented by a written statement of the doctor
designated by the Board of Commissioners, assignment
by the President other than activities of the Financial
Services Authority, or other activities within the
interest of the State.

23

Penjelasan Pasal 17 (1) (f): Cukup jelas

Elucidation of Article 17 (1) (f): Sufficiently clear

g. tidak lagi menjadi pejabat setingkat eselon


1 pada Kementerian Keuangan bagi
anggota Ex-officio Dewan Komisioner
yang berasal dari Kementerian Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (4) huruf i;

g. he/she is no longer the official of


comparable rank to the echelon I of the
Ministry of Finance, for an Ex-officio
member of the Board of Commissioners
from the Ministry of Finance as intended
by Article 10 section (4) point (i);

Penjelasan Pasal 17 (1) (g): Cukup jelas

Elucidation of Article 17 (1) (g): Sufficiently clear

h. memiliki hubungan keluarga sampai


derajat kedua dan/atau semenda dengan
anggota Dewan Komisioner lain dan tidak
ada satupun yang mengundurkan diri dari
jabatannya;

h. he/she is not related by consanguinity


and/or affinity of the second degree to any
other member of the Board of
Commissioners and none has resigned
his/her commissionership;

Penjelasan Pasal 17 (1) (h):


Yang dimaksud dengan semenda adalah pertalian
kekeluargaan karena perkawinan, yaitu pertalian
antara salah seorang dari suami isteri dan keluarga
sedarah dari pihak lain.

Elucidation of Article 17 (1) (h):


Affinity means family relationship by marriage, i.e.
the connection existing between one spouse and the
blood relatives of the other spouse.

i. melanggar kode etik; atau

i. he/she violates the code of ethics; or

Penjelasan Pasal 17 (1) (i):


Pelanggaran kode etik dalam ketentuan ini adalah
pelanggaran yang dikategorikan pelanggaran berat
dan dilaporkan oleh Dewan Komisioner kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.

Elucidation of Article 17 (1) (i):


A violation of the code of ethics in this provision means
a violation that is classified as a gross violation and
reported by the Board of Commissioners to the House
of Representatives.

j. tidak lagi memenuhi salah satu syarat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan
melanggar
larangan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22.

j. he/she no longer meets any of the


qualifications as intended by Article 15
and has violated the prohibitions as
intended by Article 22.

Penjelasan Pasal 17 (1) (j): Cukup jelas

Elucidation of Article 17 (1) (j): Sufficiently clear

(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada (2) The dismissal as intended by section (1) shall
be proposed to the President by the Board of
ayat (1) diusulkan oleh Dewan Komisioner
Commissioners for confirmation.
kepada
Presiden
untuk
mendapatkan
penetapan.
Penjelasan Pasal 17 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 17 (2): Sufficiently clear

Bagian Ketiga
Penggantian Antarwaktu
Pasal l8

Part Three
Recall
Article l8

(1) Dalam hal anggota Dewan Komisioner (1) Where a member of the Board of
Commissioners as intended by Article 10
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
section (4) point (a) through point (g), is
(4) huruf a sampai dengan huruf g,
dismissed due to reasons as intended by
diberhentikan karena alasan sebagaimana
Article 17 section (1) point (a), point (b), point
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a,
(d), point (e), point (f), point (g) point (h),
huruf b, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g huruf
point (i), and/or point (j), the member of the
h, huruf i, dan/atau huruf j, dilaksanakan
Board of Commissioners shall be recalled in
penggantian anggota Dewan Komisioner
accordance with the procedures for election of
antarwaktu sesuai dengan tata cara pemilihan
members of the Board of Commissioners as
anggota Dewan Komisioner sebagaimana
governed by this Law.
diatur dalam Undang-Undang ini.
Penjelasan Pasal 18 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 18 (1): Sufficiently clear

24

(2) Anggota Dewan Komisioner pengganti (2) The replacement member of the Board of
Commissioners shall be appointed in place of
diangkat untuk menggantikan jabatan anggota
the dismissed member of the Board of
Dewan Komisioner yang diberhentikan
Commissioners as intended by section (1) and
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
shall continue the remaining term of the office
melanjutkan sisa masa jabatan anggota Dewan
of the replaced member of the Board of
Komisioner yang digantikan.
Commissioners.
Penjelasan Pasal 18 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 18 (2): Sufficiently clear

(3) Penggantian anggota Dewan Komisioner (3) No recall of a member of the Board of
Commissioners as intended by section (1) shall
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
be made if the remaining term of office of the
dilakukan apabila sisa masa jabatan anggota
dismissed member of the Board of
Dewan Komisioner yang diberhentikan kurang
Commissioners is less than one (1) year.
dari 1 (satu) tahun.
Penjelasan Pasal 18 (3):
Yang dimaksud dengan sisa masa jabatan anggota
Dewan Komisioner yang diberhentikan kurang dari 1
(satu) tahun adalah sisa masa jabatan terhitung sejak
tanggal penetapan pemberhentian anggota Dewan
Komisioner.

Elucidation of Article 18 (3):


The remaining term of office of the recalled member
of the Board of Commissioners is less than one (1)
year means the remaining term of office that
commences from the date the dismissal of the member
of the Board of Commissioners is stated.

Pasal 19

Article 19

(1) Dalam hal Ketua Dewan Komisioner (1) Where the Chairman of the Board of
Commissioners is dismissed due to reasons as
diberhentikan karena alasan sebagaimana
intended by Article 17 section (1), the Vice
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), Wakil
Chairman of the Board of Commissioners shall
Ketua Dewan Komisioner bertindak sebagai
act as official ad interim to perform the duties
pejabat sementara untuk melaksanakan tugas
and exercise the powers of the Chairman of the
dan wewenang Ketua Dewan Komisioner
Board of Commissioners until a new Chairman
sampai dengan ditetapkannya Ketua Dewan
of the Board of Commissioners is confirmed.
Komisioner yang baru.
Penjelasan Pasal 19 (1):
Wakil Ketua yang bertindak sebagai pejabat sementara
Ketua Dewan Komisioner memiliki kewenangan
sebagai Ketua dan Wakil Ketua Dewan Komisioner,
tetapi hanya memiliki 1 (satu) hak suara.

Elucidation of Article 19 (1):


The Vice Chairman acting as official ad interim in
place of the Chairman of the Board of Commissioners
shall have the powers as the Chairman and the Vice
Chairman of the Board of Commissioners, but having
only one (1) voting right.

(2) Dalam hal Wakil Ketua Dewan Komisioner (2) Where the Vice Chairman of the Board of
Commissioners is dismissed due to reasons as
diberhentikan karena alasan sebagaimana
intended by Article 17 section (1), the
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), Ketua
Chairman of the Board of Commissioners shall
Dewan Komisioner bertindak sebagai pejabat
act as official ad interim to perform the duties
sementara untuk melaksanakan tugas dan
and powers of the Vice Chairman of the Board
wewenang Wakil Ketua Dewan Komisioner
of Commissioners until a new Vice Chairman
sampai dengan ditetapkannya Wakil Ketua
of the Board of Commissioners is confirmed.
Dewan Komisioner yang baru.
Penjelasan Pasal 19 (2):
Ketua yang bertindak sebagai pejabat sementara Wakil
Ketua Dewan Komisioner memiliki kewenangan
sebagai Ketua dan Wakil Ketua Dewan Komisioner,
tetapi hanya memiliki 1 (satu) hak suara.

Elucidation of Article 19 (2):


The Chairman acting as official ad interim in place of
the Vice Chairman of the Board of Commissioners
shall have the powers as the Chairman and the Vice
Chairman of the Board of Commissioners, but having
only one (1) voting right.

(3) Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua Dewan (3) Where the Chairman and the Vice Chairman of
the Board of Commissioners are dismissed due
Komisioner diberhentikan karena alasan
to reasons as intended by Article 17 section
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
25

(1),
berdasarkan
kesepakatan
Dewan
Komisioner, salah satu anggota Dewan
Komisioner sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (4) huruf c sampai dengan huruf
g bertindak sebagai pejabat sementara untuk
melaksanakan tugas dan wewenang Ketua
dan/atau Wakil Ketua Dewan Komisioner
sampai dengan ditetapkannya Ketua dan/atau
Wakil Ketua Dewan Komisioner yang baru.

(1), upon the agreement of the Board of


Commissioners, any of the members of the
Board of Commissioners as intended by
Article 10 section (4) point (c) through point
(g) shall act as official ad interim to perform
the duties and powers of the Chairman and/or
the Vice Chairman of the Board of
Commissioners until a new Chairman and/or
Vice Chairman of the Board of Commissioners
are/is confirmed.

Penjelasan Pasal 19 (3):


Anggota Dewan Komisioner yang bertindak sebagai
pejabat sementara Ketua dan/atau Wakil Ketua Dewan
Komisioner memiliki kewenangan sebagai anggota,
Ketua, dan/atau Wakil Ketua Dewan Komisioner,
tetapi hanya memiliki 1 (satu) hak suara.

Elucidation of Article 19 (3):


The member of the Board of Commissioners acting as
official ad interim in place of the Chairman and/or
Vice Chairman of the Board of Commissioners shall
have the powers as member, the Chairman and/or the
Vice Chairman of the Board of Commissioners, but
having only one (1) voting right.

(4) Dalam hal anggota Dewan Komisioner (4) Where a member of the Board of
Commissioners as intended by Article 10
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
section (4) point (c) through point (g) is
(4) huruf c sampai dengan huruf g
dismissed due to reasons as intended by
diberhentikan karena alasan sebagaimana
Article 17 section (1), upon the agreement of
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), berdasarkan
the Board of Commissioners, any of the
kesepakatan Dewan Komisioner, salah satu
members of the Board of Commissioners,
anggota Dewan Komisioner, kecuali anggota
except for the Ex-officio member of the Board
Dewan Komisioner Ex-officio sebagaimana
of Commissioners as intended by Article 10
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf h dan
section (4) point (h) and point (i), shall act as
huruf i, bertindak sebagai pejabat sementara
official ad interim to perform the duties and
untuk melaksanakan tugas dan wewenang
exercise the powers of the member of the
anggota Dewan Komisioner tersebut sampai
Board of Commissioners until a new member
dengan ditetapkannya anggota Dewan
of the Board of Commissioners is confirmed.
Komisioner yang baru.
Penjelasan Pasal 19 (4):
Anggota Dewan Komisioner yang bertindak sebagai
pejabat sementara dari anggota Dewan Komisioner
yang kosong sebagaimana dimaksud ayat ini, memiliki
kewenangan sebagai anggota Dewan Komisioner dan
anggota Dewan Komisioner yang dijabat sementara,
tetapi hanya memiliki 1 (satu) hak suara.

Elucidation of Article 19 (4):


The member of the Board of Commissioners acting as
official ad interim to fill the vacant position of the
member of the Board of Commissioners as intended by
this section shall have the powers as member of the
Board of Commissioners and of the member of the
Board of Commissioners whose position is temporarily
filled, but having only one (1) voting right.

Bagian Keempat
Tugas dan Wewenang
Pasal 20

Part Four
Duties and Powers
Article 20

Tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam The regulatory duties as intended by Article 6
Pasal 6 dilaksanakan oleh Dewan Komisioner.
shall be performed by the Board of
Commissioners.
Penjelasan Pasal 20: Cukup jelas

Elucidation of Article 20: Sufficiently clear

Pasal 21

Article 21

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana In the exercise of powers as intended by Article 6,


dimaksud dalam Pasal 6, Dewan Komisioner the Board of Commissioners shall issue
menetapkan Peraturan OJK, Peraturan Dewan Regulations of the Financial Services Authority,
26

Komisioner,
Komisioner.

dan/atau

Keputusan

Dewan Regulations of the Board of Commissioners and/or


Decisions of the Board of Commissioners.

Penjelasan Pasal 21: Cukup jelas

Elucidation of Article 21: Sufficiently clear

Bagian Kelima
Larangan
Pasal 22

Part Five
Prohibitions
Article 22

Anggota Dewan Komisioner dilarang:

A member of the Board of Commissioners is


prohibited from:

a. memiliki benturan kepentingan di Lembaga a. having a conflict of interest in the Financial


Jasa Keuangan yang diawasi oleh OJK;
Services Institutions supervised by the
Financial Services Authority;
Penjelasan Pasal 22 (a):
Yang dimaksud dengan dilarang memiliki benturan
kepentingan di Lembaga Jasa Keuangan yang diawasi
oleh OJK adalah pada saat menjabat sebagai
anggota Dewan Komisioner:

Elucidation of Article 22 (a):


Prohibited from having a conflict of interest in the
Financial Services Institutions supervised by the
Financial Services Authority means that at the time of
assuming office as member of the Board of
Commissioners, he/she:

1) tidak menjadi pengurus atau yang setara dengan


pengurus di Lembaga Jasa Keuangan, atau tidak
lagi menjadi pengurus dengan cara mengundurkan
diri secara tertulis sebagai pengurus;

1) is not the management or its equivalent to the


management with the Financial Services
Institutions, or has ceased to be the management
by resigning in writing from the management;

2) tidak menjadi pengendali dan pengelola di


Lembaga Jasa Keuangan; dan

2) is not the ultimate shareholder and the


management with the Financial Services
Institutions; and

3) tidak lagi menjadi pengendali di Lembaga Jasa


Keuangan dengan cara melepaskan pengendalian
dan pengelolaannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

3) has ceased to be the ultimate shareholder with the


Financial Services Institutions by releasing his/her
control and management under the laws and
regulations in the financial services sector.

b. menjadi pengurus dari organisasi pelaku atau


profesi di Lembaga Jasa Keuangan;

b. being the management with an organization of


professionals or providers in the Financial
Services Institutions;

Penjelasan Pasal 22 (b):


Apabila seseorang diangkat menjadi anggota Dewan
Komisioner dan yang bersangkutan merupakan
pengurus salah satu organisasi pelaku atau profesi di
Lembaga Jasa Keuangan, yang bersangkutan wajib
terlebih dahulu melepaskan jabatan kepengurusan
pada organisasi pelaku atau profesi di Lembaga Jasa
Keuangan tersebut sebelum ditetapkan menjadi
anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 22 (b):


If a person is appointed a member of the Board of
Commissioners while he/she serves concurrently as the
management of any of the organizations of
professionals or providers in the Financial Services
Institutions, he/she must first resign his/her position on
the management of the organization of professionals or
providers in the Financial Services Institutions prior to
the confirmation as member of the Board of
Commissioners.

c. menjadi pengurus partai politik; dan

c. being the management of a political party; and

Penjelasan Pasal 22 (c):


Apabila seseorang diangkat menjadi anggota Dewan
Komisioner dan yang bersangkutan merupakan
pengurus salah satu partai politik, yang bersangkutan
wajib
terlebih
dahulu
melepaskan
jabatan
kepengurusan pada partai politik tersebut sebelum
ditetapkan menjadi anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 22 (c):


If a person is appointed a member of the Board of
Commissioners while he/she serves concurrently as the
management of any of the political parties, he/she must
first resign his/her position on the management of the
political party prior to the confirmation as member of
the Board of Commissioners.

d. menduduki jabatan pada lembaga lain, kecuali d. assuming office in another institution, except
27

dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan


wewenang
OJK
dan/atau
penugasan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.

to perform the functions, duties, and powers of


the Financial Services Authority and/or
assignment under the provisions of laws and
regulations.

Penjelasan Pasal 22 (d):


Mengingat anggota Dewan Komisioner memiliki tugas
yang sangat strategis dalam pengaturan dan
pengawasan sektor jasa keuangan, anggota Dewan
Komisioner harus bertindak profesional dan loyal
terhadap pelaksanaan tugasnya.

Elucidation of Article 22 (d):


As the members of the Board of Commissioners have
the strategic regulatory and supervisory duties in the
financial services sector, the members of the Board of
Commissioners must in the performance of their duties
act professionally and loyally.

Namun, berdasarkan keterkaitan tugas dan jabatannya


anggota Dewan Komisioner dapat merangkap jabatan
pada lembaga-lembaga tertentu, misalnya jabatan
pada organisasi internasional.

However, due to the attribution of their duties and


position, a member of the Board of Commissioners
may serve concurrently on a certain institution, for
example, to serve in the position on an international
organization.

Pasal 23

Article 23

(1) Antaranggota Dewan Komisioner dilarang (1) No member of the Board of Commissioners
shall be related by consanguinity of the second
mempunyai hubungan keluarga sampai derajat
degree and affinity to one another.
kedua dan semenda.
Penjelasan Pasal 23 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 23 (1): Sufficiently clear

(2) Jika antaranggota Dewan Komisioner terbukti (2) If amongst the members of the Board of
Commissioners are proved to be related by
memiliki hubungan keluarga sebagaimana
consanguinity to one another as intended by
dimaksud pada ayat (1), salah seorang di
section (1), any of whom must resign
antara mereka wajib mengundurkan diri dari
his/her/their commissionership within thirty
jabatannya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
(30) days of proof of his/her/their
terhitung sejak terbukti mempunyai hubungan
consanguineous relationship.
keluarga.
Penjelasan Pasal 23 (2):
Dalam hal hubungan keluarga terjadi pada 2 (dua)
orang atau lebih anggota Dewan Komisioner, hanya 1
(satu) orang yang dapat tetap menjabat sebagai
anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 23 (2):


Where two (2) or more members of the Board of
Commissioners are related by consanguinity, only one
(1) member of whom shall remain in office as member
of the Board of Commissioners.

(3) Dalam hal tidak ada satupun anggota Dewan (3) Where none of such members of the Board of
Commissioners resign as intended by section
Komisioner
yang
mengundurkan
diri
(2), all of those members of the Board of
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), semua
Commissioners
who
are
related
by
anggota Dewan Komisioner yang mempunyai
consanguinity to one another shall be
hubungan keluarga tersebut diberhentikan dari
dismissed from their commissionership by the
jabatannya oleh Presiden.
President.
Penjelasan Pasal 23 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 23 (3): Sufficiently clear

Bagian Keenam
Rapat dan Pengambilan Keputusan
Pasal 24

Part Six
Meetings and Decision-Making
Article 24

(1) Dewan Komisioner melaksanakan rapat (1) The Board of Commissioners shall hold a
meeting of the Board of Commissioners at
Dewan Komisioner secara berkala paling
periodic intervals at least once (1) two weeks
sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau
or at any time upon request by any of the
sewaktu-waktu berdasarkan permintaan salah
members of the Board of Commissioners.
satu anggota Dewan Komisioner.
Penjelasan Pasal 24 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (1): Sufficiently clear

28

(2) Ketua Dewan Komisioner memimpin rapat (2) The Chairman of the Board of Commissioners
Dewan Komisioner.
shall lead a meeting of the Board of
Commissioners.
Penjelasan Pasal 24 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (2): Sufficiently clear

(3) Dalam hal Ketua Dewan Komisioner (3) Where the Chairman of the Board of
Commissioners is unavailable, the Vice
berhalangan, Wakil Ketua Dewan Komisioner
Chairman of the Board of Commissioners shall
memimpin rapat Dewan Komisioner.
lead a meeting of the Board of Commissioners.
Penjelasan Pasal 24 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (3): Sufficiently clear

(4) Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua Dewan (4) Where the Chairman and the Vice Chairman of
Komisioner sebagaimana dimaksud pada ayat
the Board of Commissioners as intended by
(2) dan ayat (3) berhalangan, berdasarkan
section (2) and section (3) are unavailable,
kesepakatan anggota Dewan Komisioner, salah
upon agreement amongst the members of the
satu anggota Dewan Komisioner ditunjuk
Board of Commissioners, any of the members
untuk memimpin rapat Dewan Komisioner.
of the Board of Commissioners shall be
designated to lead a meeting of the Board of
Commissioners.
Penjelasan Pasal 24 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (4): Sufficiently clear

(5) Rapat Dewan Komisioner dinyatakan sah (5) A meeting of the Board of Commissioners
apabila dihadiri lebih dari (satu per dua) dari
shall be declared valid if attended by more
jumlah anggota Dewan Komisioner.
than one-half () of the total members of the
Board of Commissioners.
Penjelasan Pasal 24 (5): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (5): Sufficiently clear

(6) Pengambilan keputusan Dewan Komisioner (6) Any decision of the Board of Commissioners
shall be made on the basis of deliberation to
dilakukan berdasarkan musyawarah untuk
reach a consensus.
mencapai mufakat.
Penjelasan Pasal 24 (6): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (6): Sufficiently clear

(7) Dalam hal musyawarah untuk mencapai (7) Where deliberation to reach a consensus as
mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
intended by section (6) is not reached, a
tidak
tercapai,
keputusan
ditetapkan
decision shall be issued by majority vote.
berdasarkan suara terbanyak.
Penjelasan Pasal 24 (7): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (7): Sufficiently clear

(8) Setiap rapat Dewan Komisioner dibuat risalah (8) Minutes of meetings shall be made for every
meeting of the Board of Commissioners and
rapat yang ditandatangani oleh semua anggota
signed by all of the members of the Board of
Dewan Komisioner yang hadir.
Commissioners present.
Penjelasan Pasal 24 (8):
Risalah rapat paling sedikit memuat hari dan tanggal
pelaksanaan rapat, pimpinan dan peserta rapat,
agenda rapat, dan keputusan rapat. Dalam risalah
rapat tersebut, dituangkan pendapat seluruh peserta
rapat, baik yang menyatakan persetujuan, tidak
memberikan persetujuan, atau tidak berpendapat
terhadap materi yang diputuskan dalam rapat, disertai
dengan alasannya.

Elucidation of Article 24 (8):


Minutes of meetings shall contain at least the day and
date of the meeting, the leader and participants of the
meeting, the agenda of the meeting, and the decision of
the meeting. The minutes of meeting shall record the
opinions of all of the participants of the meeting,
whether they approve, disapprove or do not give
opinions towards the material decided in the meeting,
along with the reasons therefor.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara (9) Ancillary provisions concerning procedures
for holding meetings of the Board of
penyelenggaraan rapat Dewan Komisioner
Commissioners shall be governed by
diatur dengan Peraturan Dewan Komisioner.
Regulation of the Board of Commissioners.
29

Penjelasan Pasal 24 (9): Cukup jelas

Elucidation of Article 24 (9): Sufficiently clear

Bagian Ketujuh
Lain-lain
Pasal 25

Part Seven
Miscellaneous Provisions
Article 25

(1) Dewan Komisioner mewakili OJK di dalam (1) The Board of Commissioners shall represent
dan di luar pengadilan.
the Financial Services Authority within and
outside the court.
Penjelasan Pasal 25 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 25 (1): Sufficiently clear

(2) Dewan Komisioner dapat menyerahkan (2) The Board of Commissioners may delegate the
representative authority as intended by section
kewenangan mewakili sebagaimana dimaksud
(1) to one or more members of the Board of
pada ayat (1) kepada satu atau lebih anggota
Commissioners and/or to any official of the
Dewan Komisioner, dan/atau kepada pejabat
Financial Services Authority or any other party
OJK atau pihak lain untuk mewakili OJK yang
to represent the Financial Services Authority
khusus dikuasakan untuk itu.
with special authority to do so.
Penjelasan Pasal 25 (2):
Dewan Komisioner yang ditunjuk mewakili OJK,
antara lain dalam pelaksanaan kerja sama
antarinstansi dan hubungan internasional.

Elucidation of Article 25 (2):


The Board of Commissioners shall be designated to
represent the Financial Services Authority in the
implementation of, inter alia, cooperation amongst the
agencies and international relations.

Yang dimaksud dengan pihak lain adalah badan,


lembaga, institusi, atau orang, baik dari dalam
maupun luar OJK.

Any other party means a body, authority, institution,


or person both from within and outside the Financial
Services Authority.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penugasan dan (3) Ancillary provisions concerning procedures
for assignment and authorization to other
pemberian kuasa kepada pihak lain
parties as intended by section (2) shall be
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
governed by Regulation of the Board of
dengan Peraturan Dewan Komisioner.
Commissioners.
Penjelasan Pasal 25 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 25 (3): Sufficiently clear

BAB V
ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN
Pasal 26

CHAPTER V
ORGANIZATIONS AND PERSONNEL
Article 26

(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan (1) In support of the smooth performance of the
functions, duties and powers of the Financial
fungsi, tugas dan wewenang OJK, Dewan
Services
Authority,
the
Board
of
Komisioner membentuk organisasi.
Commissioners shall form organizations.
Penjelasan Pasal 26 (1):
Yang dimaksud dengan membentuk organisasi
termasuk membentuk lembaga tertentu untuk antara
lain mendukung kegiatan, pengembangan dan
pembinaan pegawai dan pensiunan. Untuk tujuan ini,
OJK dapat bekerja sama dengan lembaga lain.

Elucidation of Article 26 (1):


Form organizations includes to form certain
institutions to, inter alia, facilitate the activities,
development and direction of the employees and
retirees. For this purpose, the Financial Services
Authority may cooperate with other institutions.

(2) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan (2) In support of the smooth performance of the
fungsi, tugas dan wewenang OJK, Dewan
functions, duties and powers of the Financial
Komisioner membentuk organ pendukung
Services
Authority,
the
Board
of
yang mencakup sekretariat, Dewan Audit,
Commissioners shall form supporting organs
Komite Etik, dan organ lainnya sesuai dengan
that include the secretariat, the Audit Board,
kebutuhan.
the Ethics Committee, and other organs as
30

necessary.
Penjelasan Pasal 26 (2):
Yang dimaksud dengan sekretariat adalah organ di
bawah Dewan Komisioner yang antara lain
membidangi tugas umum, keuangan, sumber daya
manusia, organisasi, serta hubungan masyarakat dan
kelembagaan.

Elucidation of Article 26 (2):


Secretariat means an organ subordinate to the
Board of Commissioners that is in charge of, inter alia,
general duties, finance, human resources, organization
and public relation as well as entities.

Organ pendukung yang dibentuk oleh Dewan


Komisioner diketuai atau dikoordinasikan oleh salah
seorang anggota Dewan Komisioner berdasarkan
rapat Dewan Komisioner.

The supporting organs formed by the Board of


Commissioners shall be chaired or coordinated by any
of the members of the Board of Commissioners by
virtue of the meeting of the Board of Commissioners.

Yang dimaksud dengan organ lain antara lain


komite remunerasi, komite manajemen risiko, serta
komite teknologi informasi dan komunikasi.

Other organs means, inter alia, the remuneration


committee, the risk management committee, as well as
the information technology and communication
committee.

(3) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan (3) In support of the smooth performance of the
fungsi, tugas dan wewenag OJK, Dewan
functions, duties and powers of the Financial
Komisioner dapat mengangkat staf ahli.
Services
Authority,
the
Board
of
Commissioners may appoint expert staff.
Penjelasan Pasal 26 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 26 (3): Sufficiently clear

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi (4) Ancillary provisions concerning organization
and working system of the Financial Services
dan tata kerja OJK diatur dengan Peraturan
Authority shall be governed by Regulation of
Dewan Komisioner.
the Board of Commissioners.
Penjelasan Pasal 26 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 26 (4): Sufficiently clear

Pasal 27

Article 27

(1) Dewan
Komisioner
mengangkat
dan (1) The Board of Commissioners shall appoint and
memberhentikan pejabat dan pegawai OJK.
dismiss the officials and employees of the
Financial Services Authority.
Penjelasan Pasal 27 (1):
Yang dimaksud dengan pejabat dan pegawai OJK
adalah pejabat dan pegawai baik tetap maupun
dipekerjakan. Pejabat OJK merupakan pejabat
struktural ataupun fungsional di lingkungan OJK
antara lain deputi komisioner, direktur, dan pejabat di
bawahnya.

Elucidation of Article 27 (1):


Officials and employees of the Financial Services
Authority means regular or hired officials or
employees. The officials of the Financial Services
Authority shall be structural or functional officials
within the Financial Services Authority, which are,
inter alia, the deputy commissioners, directors, and
officials subordinate thereto.

(2) OJK dapat mempekerjakan pegawai negeri (2) The Financial Services Authority may employ
civil servants in accordance with the
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangprovisions of laws and regulations.
undangan.
Penjelasan Pasal 27 (2):
Untuk mengefektifkan tugas dan wewenangnya, OJK
dapat mempekerjakan Pegawai negeri dari instansi
lain atau dengan status lainnya.

Elucidation of Article 27 (2):


To make effective its duties and powers, the Financial
Services Authority may employ civil servants from
other agencies or by means of different status.

Pegawai negeri yang bekerja pada OJK dapat


berstatus dipekerjakan atau status lainnya dalam
rangka menunjang kewenangan OJK di bidang
pemeriksaan, penyidikan, atau tugas-tugas yang
bersifat khusus. Pegawai negeri tersebut antara lain
berasal dari pejabat penyidik pegawai negeri sipil

Civil servants in the employ of the Financial Services


Authority may have hired status or other status in
support of the powers of the Financial Services
Authority in the field of examination, investigation or
specific duties. The Civil servants shall be from, inter
alia, civil service investigators, and/or Police

31

dan/atau Pejabat Penyidik Kepolisian.


Hak dan
kewajiban pegawai negeri tersebut disetarakan dengan
hak dan kewajiban pegawai OJK.

Investigators. The rights and obligations of said civil


servants shall be held equivalent to the rights and
obligations of the employees of the Financial Services
Authority.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kepegawaian (3) Ancillary provisions concerning personnel
diatur dengan Peraturan Dewan Komisioner.
system shall be governed by Regulation of the
Board of Commissioners.
Penjelasan Pasal 27 (3):
Yang dimaksud dengan kepegawaian mencakup
antara lain pengangkatan, kepangkatan, jenjang
karier, sistem remunerasi, pemberhentian, usia
pensiun, tata cara mempekerjakan pegawai negeri,
serta hak dan kewajiban lain pejabat dan pegawai
OJK.

Elucidation of Article 27 (3):


Personnel system shall include, inter alia,
appointment,
ranks,
career
advancement,
remuneration system, dismissal, retirement age, civil
servant employment procedures, other rights and
obligations of the officials and employees of the
Financial Services Authority.

BAB VI
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN
MASYARAKAT
Pasal 28

CHAPTER VI
CONSUMER AND
PUBLIC PROTECTION
Article 28

Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat,


OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan
kerugian Konsumen dan masyarakat, yang
meliputi:

To protect Consumers and the public, the


Financial Services Authority shall have the powers
to take any measure to prevent the loss of
Consumers and the public that include:

a. memberikan informasi dan edukasi kepada a. provide information and education to the
masyarakat atas karakteristik sektor jasa
public of the characteristics of finance services
keuangan, layanan, dan produknya;
sector, its service delivery and products;
b. meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk b. order the Financial Services Institutions to
cease their activities if the activities raise the
menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
potential to harm the public; and
tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan
c. tindakan lain yang dianggap perlu sesuai c. other measures deemed necessary in
dengan ketentuan peraturan perundangaccordance with the provisions of laws and
undangan di sektor jasa keuangan.
regulations in the financial services sector.
Penjelasan Pasal 28: Cukup jelas

Elucidation of Article 28: Sufficiently clear

Pasal 29

Article 29

OJK melakukan pelayanan pengaduan Konsumen The Financial Services Authority shall handle
yang meliputi:
Consumer complaints that include:
a. menyiapkan perangkat yang memadai untuk a. prepare the appropriate instruments to handle
complaints from Consumers harmed by
pelayanan pengaduan Konsumen yang
providers in the Financial Services Institutions;
dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa
Keuangan;
b. membuat mekanisme pengaduan Konsumen b. create the mechanism of complaints from
yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa
Consumers harmed by providers in the
Keuangan; dan
Financial Services Institutions; and
c. memfasilitasi
penyelesaian
pengaduan c. facilitate to resolve complaints from
Consumers harmed by providers in the
Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di
Financial Services Institutions in accordance
Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan
with the laws and regulations in the Financial
peraturan perundang-undangan di sektor jasa
services sector.
keuangan.
32

Penjelasan Pasal 29:


Dalam rangka penyelesaian pengaduan Konsumen,
OJK dapat melakukan antara lain verifikasi dan
pemeriksaan khusus atas pengaduan dimaksud.

Elucidation of Article 29:


To resolve the complaints from Consumers, the
Financial Services Authority may make, inter alia,
special verification and investigation of the complaints.

Pasal 30

Article 30

(1) Untuk
perlindungan
Konsumen
dan (1) To protect Consumers and the public, the
Financial Services Authority shall have the
masyarakat, OJK berwenang melakukan
powers to present a defense that include:
pembelaan hukum, yang meliputi:
a. to order or take certain measures against
the Financial Services Institutions to
resolve the complaints from Consumers
harmed by the Financial Services
Institutions concerned;

a. memerintahkan atau melakukan tindakan


tertentu kepada Lembaga Jasa Keuangan
untuk
menyelesaikan
pengaduan
Konsumen yang dirugikan Lembaga Jasa
Keuangan dimaksud;
Penjelasan Pasal 30 (1) (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 30 (1) (a): Sufficiently clear

b. mengajukan gugatan:

b. to institute a proceeding:

1. untuk memperoleh kembali harta


kekayaan milik pihak yang dirugikan
dari
pihak
yang
menyebabkan
kerugian, baik yang berada di bawah
penguasaan pihak yang menyebabkan
kerugian dimaksud maupun di bawah
penguasaan pihak lain dengan itikad
tidak baik; dan/atau

1. to reclaim property belongs to the


harmed party from the harming party,
which the property is either in the
possession of the harming party or in
the possession of another party formed
in bad faith; and/or

Penjelasan Pasal 30 (1) (b) (1):


Yang dimaksud dengan itikad tidak baik adalah
itikad tidak baik berdasarkan penilaian OJK.

Elucidation of Article 30 (1) (b) (1):


Bad faith means such bad faith as the Financial
Services Authority may assess.

2. untuk memperoleh ganti kerugian dari


pihak yang menyebabkan kerugian
pada Konsumen dan/atau Lembaga
Jasa Keuangan sebagai akibat dari
pelanggaran atas peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan.

2. to recover damages from the party


harming the Consumers and/or the
Financial Services Institutions as a
result of a violation of laws and
regulations in the financial services
sector.

Penjelasan Pasal 30 (1) (b) (2):


Pengajuan gugatan dilakukan berdasarkan penilaian
OJK bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh suatu
pihak terhadap peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan mengakibatkan kerugian materi
bagi Konsumen, masyarakat, atau sektor jasa
keuangan.

Elucidation of Article 30 (1) (b) (2):


The claim shall be subject to the assessment of the
Financial Services Authority that the violation
committed by a party against the laws and regulations
in the financial services sector has resulted in material
loss to Consumers, the public, or the financial services
sector.

(2) Ganti kerugian sebagaimana dimaksud ayat (1) (2) Damages as intended by section (1) point (b)
(2) shall apply only to payment for damages to
huruf b angka 2 hanya digunakan untuk
the harmed party.
pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang
dirugikan.
Penjelasan Pasal 30 (2):
Yang dimaksud dengan pihak yang dirugikan adalah
pihak Konsumen dan/atau industri jasa keuangan
karena pelanggaran peraturan perundang-undangan
di sektor jasa keuangan. Ganti kerugian diberikan
sesuai dengan nilai yang ditetapkan pihak yang
berwenang.

Elucidation of Article 30 (2):


The harmed party means the Consumers and/or the
financial services industry in the wake of violation
against the laws and regulations in the financial
services sector. Damages shall be paid at such value
as the competent party may determine.

33

Pasal 31

Article 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai perlindungan Ancillary provisions concerning the protection of
Konsumen dan masyarakat diatur dengan Consumers and the public shall be governed by
Regulation of the Financial Services Authority.
Peraturan OJK.
Penjelasan Pasal 31: Cukup jelas

Elucidation of Article 31: Sufficiently clear

BAB VII
KODE ETIK DAN KERAHASIAAN
INFORMASI
Bagian Kesatu
Kode Etik
Pasal 32

PART VII
CODE OF ETHICS AND CONFIDENTIALITY
OF INFORMATION
Part One
Code of Ethics
Article 32

(1) Dewan
Komisioner
menetapkan
menegakkan kode etik OJK.

dan (1) The Board of Commissioners shall issue and


uphold the code of ethics of the Financial
Services Authority.

Penjelasan Pasal 32 (1):


Sejalan dengan praktik tata kelola yang baik, OJK
merumuskan dan menerapkan kode etik. Kode etik
antara lain memuat ketentuan mengenai larangan
untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji dan
ketentuan umum mengenai perilaku yang diharapkan
dari anggota Dewan Komisioner, pejabat, dan
pegawai OJK. Kode etik ini dievaluasi secara berkala.

Elucidation of Article 32 (1):


Consistent with the good governance practices, the
Financial Services Authority shall formalize and apply
the code of ethics. The code of ethics shall contain,
inter alia, provisions on prohibitions against
commission of unblemished acts and general
provisions on the conduct expected of the members of
the Board of Commissioners, officials, and employees
of the Financial Services Authority. The code of ethics
shall be evaluated at periodic intervals.

Pemberlakuan kode etik disesuaikan dengan tingkatan


jabatan dan kewenangan dari setiap anggota Dewan
Komisioner, pejabat, dan pegawai OJK.

The operation of the code of ethics shall be adjusted


within the grade and powers of every member of the
Board of Commissioners, official, and employee of the
Financial Services Authority.

Pelanggaran kode etik terdiri atas 3 (tiga) kategori


pelanggaran, yaitu pelanggaran ringan, pelanggaran
sedang, dan pelanggaran berat.

The violation against the code of ethics shall include


three (3) categories of misconducts, i.e., petty/minor
misconducts, serious misconducts, and gross
misconducts.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kode etik (2) Ancillary provisions concerning the code of
ethics as intended by section (1) shall be
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
governed by Regulation of the Board of
dengan Peraturan Dewan Komisioner.
Commissioners.
Penjelasan Pasal 32 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 32 (2): Sufficiently clear

Bagian Kedua
Kerahasiaan Informasi
Pasal 33

Part Two
Confidentiality of Information
Article 33

(1) Setiap orang perseorangan yang menjabat atau (1) Any person who is or has ever been in office
as members of the Board of Commissioners,
pernah menjabat sebagai anggota Dewan
officials or employees of the Financial
Komisioner, pejabat atau pegawai OJK
34

dilarang menggunakan atau mengungkapkan


informasi apapun yang bersifat rahasia kepada
pihak lain, kecuali dalam rangka pelaksanaan
fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan
keputusan OJK atau diwajibkan oleh UndangUndang.

Services Authority, is prohibited from using or


disclosing any confidential information to
other parties, unless within the performance of
his/her functions, duties, and powers under
decision of the Financial Services Authority or
as is required by the Law.

Penjelasan Pasal 33 (1):


Yang dimaksud dengan rahasia adalah sesuatu yang
menurut peraturan perundang-undangan harus
dirahasiakan.

Elucidation of Article 33 (1):


Confidential means something that pursuant to the
laws and regulations must be held in confidence.

(2) Setiap Orang yang bertindak untuk dan atas (2) Any Person who acts for and on behalf of the
Financial Services Authority, hired by the
nama OJK, yang diperkerjakan di OJK, atau
Financial Services Authority, or as expert staff
sebagai staf ahli di OJK, dilarang
in the Financial Services Authority, is
menggunakan atau mengungkapkan informasi
prohibited from using or disclosing any
apapun yang bersifat rahasia kepada pihak
confidential information to other parties,
lain, kecuali dalam rangka pelaksanaan fungsi,
unless within the performance of his/her
tugas,
dan
wewenangnya
berdasarkan
functions, duties, and powers under decision of
keputusan OJK atau diwajibkan oleh Undangthe Financial Services Authority or as is
Undang.
required by the Law.
Penjelasan Pasal 33 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 33 (2): Sufficiently clear

(3) Setiap Orang yang mengetahui informasi yang (3) Any Person who is privy to any confidential
bersifat rahasia, baik karena kedudukannya,
information due to his/her position, profession,
as supervisee, or any relationship whatsoever
profesinya, sebagai pihak yang diawasi,
with the Financial Services Authority, is
maupun hubungan apapun dengan OJK,
prohibited from using or disclosing such
dilarang menggunakan atau mengungkapkan
information to any other parties, unless within
informasi tersebut kepada pihak lain, kecuali
the performance of the functions, duties, and
dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan
wewenangnya berdasarkan keputusan OJK
powers under the decision of the Financial
atau diwajibkan oleh Undang-Undang.
Services Authority or as is required by the
Law.
Penjelasan Pasal 33 (3):
Setiap Orang yang mengetahui informasi yang bersifat
rahasia karena kedudukannya misalnya, pejabat dari
lembaga yang berkoordinasi atau bekerja sama
dengan OJK.

Elucidation of Article 33 (3):


Any Person who is privy to confidential information
due to his/her position is, for example, an official of an
institution that makes coordination or cooperation with
the Financial Services Authority.

Setiap Orang yang mengetahui informasi yang bersifat


rahasia karena profesinya misalnya, auditor, penilai,
notaris, atau aktuaris di industri jasa keuangan.

Any Person who is privy to confidential information


due to his/her profession is, for example, an auditor,
appraiser, notary, or actuary in the financial services
industry.

(4) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1), ayat (4) Any violation of the provisions of section (1),
section (2), and section (3) may be subject to
(2), dan ayat (3) dapat dikenai sanksi
administrative sanctions and/or other sanctions
administratif dan/atau sanksi lainnya sesuai
under the provisions of laws and regulations.
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Penjelasan Pasal 33 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 33 (4): Sufficiently clear

provisions
concerning
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerahasiaan, (5) Ancillary
confidentiality, use, and disclosure of
penggunaan, dan pengungkapan informasi
information as intended by section (1), section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)
(2) and section (3) shall be governed by
dan ayat (3), diatur dengan Peraturan Dewan
Regulation of the Board of Commissioners.
Komisioner.
35

Penjelasan Pasal 33 (5):


Peraturan Dewan Komisioner mengenai kerahasiaan,
penggunaan, dan pengungkapan informasi ditetapkan
dengan memperhatikan peraturan perundangundangan.

Elucidation of Article 33 (5):


Regulations of the Board of Commissioners concerning
confidentiality, use, and disclosure of information shall
be made with due regard to the laws and regulations.

BAB VIII
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Pasal 34

CHAPTER VIII
WORKING PLANS AND BUDGET
Article 34

(1) Dewan
Komisioner
menyusun
dan (1) The Board of Commissioners shall prepare and
menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK.
adopt the working plans and budget of the
Financial Services Authority.
Penjelasan Pasal 34 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 34 (1): Sufficiently clear

(2) Anggaran OJK bersumber dari Anggaran (2) The budget of the Financial Services Authority
shall come from the State Budget and/or
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
charges from parties engaged in the financial
pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan
services sector activities.
di sektor jasa keuangan.
Penjelasan Pasal 34 (2):
Yang dimaksud dengan pihak yang melakukan
kegiatan di sektor jasa keuangan adalah Lembaga
Jasa Keuangan dan/atau orang perseorangan atau
badan hukum yang melakukan kegiatan di sektor jasa
keuangan.

Elucidation of Article 34 (2):


Parties engaged in the financial services sector
activities means Financial Services Institutions
and/or individuals or legal entities engaged in the
financial services sector activities.

Pembiayaan kegiatan OJK sewajarnya didanai secara


mandiri yang pendanaannya bersumber dari pungutan
kepada pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa
keuangan. Penetapan besaran pungutan tersebut
dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan
pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa
keuangan serta kebutuhan pendanaan OJK.

The financing of the activities of the Financial Services


Authority shall reasonably be self-funded from charges
from parties engaged in the financial services sector
activities. The rate shall be determined with due
regard to the capability of the parties engaged in the
financial services sector activities as well as the need
of funding of the Financial Services Authority.

Namun, pembiayaan OJK yang bersumber dari


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tetap
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan OJK pada saat
pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di
industri jasa keuangan belum dapat mendanai seluruh
kegiatan operasional secara mandiri, antara lain pada
masa awal pembentukan OJK.

However, the financing of the activities of the


Financial Services Authority coming from the State
Budget shall be retained as necessary to address the
Financial Services Authoritys needs when proceeds
from charges from parties engaged in the financial
services sector activities cannot self-fund the entire
operations, inter alia, operations in the early formative
years.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana kerja (3) Ancillary provisions concerning the working
plans and budget of the Financial Services
dan anggaran OJK sebagaimana dimaksud
Authority as intended by section (1) shall be
pada ayat (l) diatur dengan Peraturan Dewan
governed by Regulation of the Board of
Komisioner.
Commissioners.
Penjelasan Pasal 34 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 34 (3): Sufficiently clear

Pasal 35

Article 35

(1) Anggaran OJK sebagaimana dimaksud dalam (1) The budget of the Financial Services Authority
as intended by Article 34 section (2) shall be
Pasal 34 ayat (2) digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional, administratif, pengadaan
drawn on to finance the activities of
aset serta kegiatan pendukung lainnya.
operations, administration, procurement of
asset and other supporting activities.
36

Penjelasan Pasal 35 (1):


Yang dimaksud dengan kegiatan operasional adalah
kegiatan penyelenggaraan pelaksanaan fungsi, tugas
dan wewenang OJK, antara lain pengaturan,
pengawasan, penegakan hukum, edukasi dan
perlindungan konsumen.

Elucidation of Article 35 (1):


Operations means the performance of the functions,
duties and powers of the Financial Services Authority,
inter alia, regulation, supervision, law enforcement,
education and consumer protection.

Yang dimaksud dengan kegiatan administratif


antara lain meliputi kegiatan perkantoran, remunerasi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan organisasi
dan sumber daya manusia.

Administration includes, inter alia, offices,


remuneration, education and training, development of
organization and human resources.

Yang dimaksud dengan aset adalah aset lancar dan


aset nonlancar, antara lain persediaan, gedung,
peralatan dan mesin, kendaraan, perlengkapan kantor,
serta infrastruktur teknologi informasi.

Assets means current assets and noncurrent assets,


inter alia, supplies, buildings, equipment and
machines, vehicles, stationery, as well as information
technology infrastructure.

(2) Anggaran dan penggunaan anggaran untuk (2) The budget and budget allocation to finance
the activities as intended by section (1) shall
membiayai kegiatan sebagaimana dimaksud
be determined under the fair standards in the
pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan standar
financial services sector and be exempt from
yang wajar di sektor jasa keuangan dan
the general cost standards, goods and services
dikecualikan dari standar biaya umum, proses
procurement process, and remuneration system
pengadaan barang dan jasa, dan sistem
as governed by the laws and regulations in
remunerasi
sebagaimana
diatur
dalam
connection with the State Budget, the
peraturan perundang-undangan yang terkait
Governments procurement of goods and
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
services and remuneration system.
Negara, pengadaan barang dan jasa
Pemerintah, dan sistem remunerasi.
Penjelasan Pasal 35 (2):
Yang dimaksud dengan standar yang wajar pada
sektor jasa keuangan adalah standar biaya yang
lazim digunakan oleh sektor jasa keuangan atau
regulator sektor jasa keuangan sejenis, baik domestik
maupun internasional. Hal ini dilakukan agar OJK
dapat mengimbangi tuntutan dan dinamika sektor jasa
keuangan, baik secara domestik maupun internasional.

Elucidation of Article 35 (2):


Fair standards in the financial services sector
means the cost standard typically used by the finance
services sector or regulators of the finance services
sector of the same type, both domestically and
internationally. This is done to enable the Financial
Services Authority to address the demand and
dynamics of the financial services sector both
domestically and internationally.

Yang dimaksud dengan standar biaya umum adalah


standar biaya umum yang diberlakukan terhadap
Kementerian dan Lembaga sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

General cost standards means the general cost


standards applied in the Ministries and Institutions as
intended by the laws and regulations in connection
with the State Budget.

Yang dimaksud dengan sistem remunerasi antara


lain sistem mengenai penghasilan, asuransi dan dana
pensiun, tunjangan, pesangon, dan imbalan prestasi.

Remuneration system means, inter alia, systems of


income, insurance and pension funds, benefits,
severance pay, and rewards.

(3) Untuk mendukung kegiatan operasional OJK, (3) In support of the operations of the Financial
Services Authority, the Government may place
Pemerintah dapat melakukan penempatan dana
initial funds in the Financial Services
awal ke OJK.
Authority.
Penjelasan Pasal 35 (3):
Dana awal berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang jumlah dan peruntukannya
berdasarkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Elucidation of Article 35 (3):


The initial funds shall come from the State Budget, of
which the amount and allocation shall be subject to the
approval of the House of Representatives.

Dewan Perwakilan Rakyat dalam hal ini adalah alat


kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yang
membidangi keuangan dan perbankan.

The House of Representatives in this case is the


instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

37

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar biaya, (4) Ancillary provisions concerning the cost
standards, goods and services procurement
proses pengadaan barang dan jasa, dan sistem
process, and remuneration system shall be
remunerasi diatur dengan Peraturan Dewan
governed by Regulation of the Board of
Komisioner.
Commissioners.
Penjelasan Pasal 35 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 35 (4): Sufficiently clear

Pasal 36

Article 36

Untuk penetapan anggaran sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), OJK terlebih
dahulu meminta persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.

To determine the budget as intended by Article 34


section (1) and section (2), the Financial Services
Authority shall first seek approval of the House of
Representatives.

Penjelasan Pasal 36:


Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat
adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

Elucidation of Article 36:


The House of Representatives means the
instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

Pasal 37

Article 37

(1) OJK mengenakan pungutan kepada pihak yang (1) The Financial Services Authority shall collect
melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan.
charges from parties engaged in the financial
services sector activities.
Penjelasan Pasal 37 (1):
Yang dimaksud dengan pungutan antara lain
pungutan untuk biaya perizinan, persetujuan,
pendaftaran, dan pengesahan, biaya pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, serta penelitian dan
transaksi perdagangan efek.

Elucidation of Article 37 (1):


Charges means, inter alia, charges for licensing
fees, approval, registration and validation, cost for
regulation, supervision, examination, as well as
research and securities trading transactions.

Pungutan digunakan untuk membiayai anggaran OJK


yang tidak dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Pungutan OJK digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional, administrasi dan pengadaan aset
serta kegiatan pendukung lainnya untuk penyesuaian
biaya-biaya dimaksud terhadap standar yang wajar di
industri jasa keuangan.

The charges shall be drawn on to finance the budget of


the Financial Services Authority not financed by the
State Budget. The charges of the Financial Services
Authority shall be drawn on to finance the operations,
administration and procurement of assets as well as
other supporting activities as the cost shall be adjusted
to the fair standard in the financial services industry.

Yang dimaksud dengan pihak yang melakukan


kegiatan di sektor jasa keuangan adalah Lembaga
Jasa Keuangan dan/atau orang perseorangan atau
badan yang melakukan kegiatan di sektor jasa
keuangan.

Parties engaged in the financial services sector


activities means Financial Services Institutions
and/or individuals or entities engaged in the financial
services sector.

(2) Pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa (2) Parties engaged in the financial services sector
activities must pay charges collected by the
keuangan wajib membayar pungutan yang
Financial Services Authority as intended by
dikenakan OJK sebagaimana dimaksud pada
section (1).
ayat (1).
Penjelasan Pasal 37 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 37 (2): Sufficiently clear

(3) Pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (3) Charges as intended by section (1) shall be the
adalah penerimaan OJK.
revenues of the Financial Services Authority.
Penjelasan Pasal 37 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 37 (3): Sufficiently clear

(4) OJK
menerima,
mengelola,
dan (4) The Financial Services Authority shall receive,
manage, and administer the charges as
mengadministrasikan pungutan sebagaimana
intended by section (3) in an accountable and
dimaksud pada ayat (3) secara akuntabel dan
38

mandiri.

independent manner.

Penjelasan Pasal 37 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 37 (4): Sufficiently clear

(5) Dalam hal pungutan yang diterima pada tahun (5) Where the charges received during the current
year outnumber the need of the Financial
berjalan melebihi kebutuhan OJK untuk tahun
Services Authority for the following budget
anggaran berikutnya, kelebihan tersebut
year, the excess shall be deposited into the
disetorkan ke Kas Negara.
State Treasury.
Penjelasan Pasal 37 (5): Cukup jelas

Elucidation of Article 37 (5): Sufficiently clear

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pungutan (6) Ancillary provisions concerning the charges as
intended by section (1) shall be governed by
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
Regulation of the Government.
dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan Pasal 37 (6):
OJK menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah
yang memuat antara lain tata cara penetapan, jenis,
besaran, waktu penagihan dan pembayaran pungutan,
dan sanksi denda.

Elucidation of Article 37 (6):


The Financial Services Authority shall prepare draft
Regulation of the Government that contains, inter alia,
the procedures for determination, types, rate, billing
cycle and charge payment, and penalty.

BAB IX
PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS
Pasal 38

CHAPTER IX
REPORTING AND ACCOUNTABILITY
Article 38

(1) OJK wajib menyusun laporan keuangan yang (1) The Financial Services Authority must prepare
terdiri atas laporan keuangan semesteran dan
financial statements that include semi-annually
laporan keuangan tahunan.
financial statements and annual financial
statements.
Penjelasan Pasal 38 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 38 (1): Sufficiently clear

(2) OJK wajib menyusun laporan kegiatan yang (2) The Financial Services Authority must prepare
activity reports that include the monthly,
terdiri atas laporan kegiatan bulanan,
quarterly, and annual activity reports.
triwulanan, dan tahunan.
Penjelasan Pasal 38 (2):
Laporan kegiatan yang disusun OJK antara lain
memuat:

Elucidation of Article 38 (2):


Activity reports to be prepared by the Financial
Services Authority shall contain, inter alia:

a. pelaksanaan tugas
periode sebelumnya.

pada

a. implementation of duties and powers of the


preceding period.

b. rencana kebijakan, penetapan sasaran dan


langkah-langkah
pelaksanaan
tugas
dan
wewenang OJK untuk periode yang akan datang.

b. policy plans, targets and measures of the


implementation of duties and powers of the
Financial Services Authority for the upcoming
period.

dan

wewenangnya

(3) Dalam hal Dewan Perwakilan


memerlukan
penjelasan,
OJK
menyampaikan laporan.

Rakyat (3) Where the House of Representatives needs


explanation, the Financial Services Authority
wajib
must present the report.

Penjelasan Pasal 38 (3):


Yang dimaksud dengan penjelasan adalah
penjelasan terkait pelaksanaan tugas dan wewenang
OJK.

Elucidation of Article 38 (3):


Explanation means explanation in connection with
the implementation of duties and powers of the
Financial Services Authority.

Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat


adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

The House of Representatives means the


instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

(4) Periode laporan keuangan sebagaimana (4) The annual reporting period as intended by
dimaksud pada ayat (1) adalah tanggal 1
section (1) shall be January 1 through
39

Januari sampai dengan 31 Desember.

December 31.

Penjelasan Pasal 38 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 38 (4): Sufficiently clear

(5) OJK wajib menyampaikan laporan kegiatan (5) The Financial Services Authority must submit
a quarterly activity report as intended by
triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat
section (2) to the House of Representatives as
(2) kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
form of public accountability.
bentuk
pertanggungjawaban
kepada
masyarakat.
Penjelasan Pasal 38 (5): Cukup jelas

Elucidation of Article 38 (5): Sufficiently clear

(6) Laporan kegiatan tahunan sebagaimana (6) An annual activity report as intended by
section (2) shall also be presented to the
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
President and the House of Representatives.
Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Penjelasan Pasal 38 (6):
Penyampaian laporan OJK kepada Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat dimaksudkan untuk
menjelaskan pelaksanaan kegiatan dan kinerja OJK
selama tahun berjalan.

Elucidation of Article 38 (6):


The presentation of the report of the Financial Services
Authority to the President and the House of
Representatives aims to explain the implementation of
activities and performance of the Financial Services
Authority during the current year.

(7) Untuk
penyusunan
laporan
keuangan (7) In terms of preparation of the financial
statements as intended by section (1), the
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan
Board of Commissioners shall determine the
Komisioner menetapkan standar dan kebijakan
accounting standards and policy of the
akuntansi OJK.
Financial Services Authority.
Penjelasan Pasal 38 (7):
Penyusunan standard dan kebijakan akuntansi oleh
OJK dilakukan dengan memperhatikan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Elucidation of Article 38 (7):


Preparation of the accounting standards and policy by
the Financial Services Authority shall have due regard
to the accounting principles of general applicability.

(8) Laporan keuangan tahunan sebagaimana (8) The annual financial statements as intended by
section (1) shall be audited by the Supreme
dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh Badan
Audit Board or a Public Accountant
Pemeriksa Keuangan atau Kantor Akuntan
designated by the Supreme Audit Board.
Publik yang ditunjuk oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.
Penjelasan Pasal 38 (8): Cukup jelas

Elucidation of Article 38 (8): Sufficiently clear

(9) OJK wajib mengumumkan laporan tahunan (9) The Financial Services Authority must
OJK kepada publik melalui media cetak dan
announce the annual financial statements of
media elektronik.
the Financial Services Authority to the public
through print media or electronic media.
Penjelasan Pasal 38 (9): Cukup jelas

Elucidation of Article 38 (9): Sufficiently clear

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan (10) Ancillary provisions concerning the form and
structure of the financial statements as
susunan laporan keuangan sebagaimana
intended by section (1) and the activity reports
dimaksud pada ayat (1) dan laporan kegiatan
as intended by section (2) as well as the
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), serta tata
procedures, form, and structure of the reports
cara, bentuk dan susunan laporan yang
for announcement shall be governed by
diumumkan kepada publik diatur dengan
Regulation of the Board of Commissioners.
Peraturan Dewan Komisioner.
Penjelasan Pasal 38 (10):
Dalam rangka menyusun laporan keuangan yang
terkait dengan pembiayaan yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Dewan
Komisioner
harus
memperhatikan
peraturan
perundang-undangan.

Elucidation of Article 38 (10):


In the preparation of the financial statements in
connection with the financing coming from the State
Budget, the Board of Commissioners must have due
regard to the laws and regulations.

40

BAB X
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
Koordinasi dan Kerja Sama
Pasal 39

CHAPTER X
INSTITUTIONAL RELATIONSHIPS
Part One
Coordination and Cooperation
Article 39

(1) Dalam
melaksanakan
tugasnya,
OJK (1) In the performance of its duties, the Financial
berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam
Services Authority shall coordinate with Bank
membuat peraturan pengawasan di bidang
Indonesia in the making of Banking
Perbankan antara lain:
supervisory regulations, inter alia:
Penjelasan Pasal 39:
Tata cara koordinasi OJK dengan Bank Indonesia
diatur bersama antara OJK dan Bank Indonesia.

Elucidation of Article 39:


Procedures for coordination between the Financial
Services Authority and Bank Indonesia shall be jointly
governed by the Financial Services Authority and Bank
Indonesia.

a. kewajiban pemenuhan modal minimum


bank;

a. the minimum capital requirement for


commercial banks;

Penjelasan Pasal 39 (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 39 (a): Sufficiently clear

b. sistem informasi perbankan yang terpadu;

b. the integrated banking information system;

Penjelasan Pasal 39 (b): Cukup jelas

Elucidation of Article 39 (b): Sufficiently clear

c. kebijakan penerimaan dana dari luar


negeri, penerimaan dana valuta asing, dan
pinjaman komersial luar negeri;

c. the policies of overseas funds receipt,


foreign exchange funds receipt, and
offshore commercial loans;

Penjelasan Pasal 39 (c): Cukup jelas

Elucidation of Article 39 (c): Sufficiently clear

d. produk perbankan, transaksi derivatif,


kegiatan usaha bank lainnya;

d. banking products, derivative transactions,


other bank business activities;

Penjelasan Pasal 39 (d):


Yang dimaksud dengan kegiatan usaha bank lainnya
antara lain adalah kartu kredit, kartu debit, dan
internet banking.

Elucidation of Article 39 (d):


Other bank business activities means, inter alia,
credit cards, debit cards, and internet banking.

e. penentuan institusi bank yang masuk


kategori systemically important bank; dan

e. determination of bank institutions that fall


under the category of systemically
important bank; and

Penjelasan Pasal 39 (e):


Yang dimaksud dengan systemically important bank
adalah suatu bank yang karena ukuran aset, modal,
dan kewajiban, luas jaringan, atau kompleksitas
transaksi atas jasa perbankan serta keterkaitan dengan
sektor keuangan lain dapat mengakibatkan gagalnya
sebagian atau keseluruhan bank-bank lain atau sektor
jasa keuangan, baik secara operasional maupun
finansial, apabila bank tersebut mengalami gangguan
atau gagal.

Elucidation of Article 39 (e):


Systemically important bank means a bank that due
to its asset size, capital, and obligations, vast network
size, or complexity of transactions of banking service
and linkage to other financial sector may result in
failure of some other or all banks or the financial
services sector, either operationally or financially, in
the event that the bank encounters faults or failure.

f. data lain yang dikecualikan dari ketentuan


tentang kerahasiaan informasi.

f. other data exempt from the provisions


concerning
the
confidentiality
of
information.

Penjelasan Pasal 39 (f): Cukup jelas

Elucidation of Article 39 (f): Sufficiently clear

Pasal 40

Article 40
41

(1) Dalam
hal
Bank
Indonesia
untuk (1) Where in the performance of its functions,
duties, and powers Bank Indonesia needs to
melaksanakan
fungsi,
tugas,
dan
examine a certain bank, it may directly
wewenangnya
memerlukan
pemeriksaan
examine the bank by giving a prior written
khusus terhadap bank tertentu, Bank Indonesia
notice to the Financial Services Authority.
dapat melakukan pemeriksaan langsung
terhadap bank tersebut dengan menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu
kepada OJK.
Penjelasan Pasal 40 (1):
Pada dasarnya wewenang pemeriksaan terhadap bank
adalah wewenang OJK. Namun, dalam hal Bank
Indonesia
melaksanakan fungsi,
tugas,
dan
wewenangnya membutuhkan informasi melalui
kegiatan pemeriksaan bank, Bank Indonesia dapat
melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap
bank tertentu yang masuk systemically important bank
dan/atau bank lainnya sesuai dengan kewenangan
Bank Indonesia di bidang macroprudential.

Elucidation of Article 40 (1):


Basically, the powers to examine banks shall be the
powers of the Financial Services Authority. However,
where in the performance of its functions, duties, and
powers, Bank Indonesia needs information through the
bank examination, Bank Indonesia may examine
directly the relevant banks falling under the category
of systemically important bank and/or other banks
within the powers of Bank Indonesia in the
macroprudential field.

Untuk kelancaran kegiatan pemeriksaan oleh Bank


Indonesia, pemberitahuan secara tertulis dimaksud
paling sedikit memuat tujuan, ruang lingkup, jangka
waktu, dan mekanisme pemeriksaan.

For the examination by Bank Indonesia to flow


smoothly, the written notice shall contain at least the
objectives, scope, duration, and mechanism of
examination.

(2) Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan (2) In making examination as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank
(1), Bank Indonesia shall not assess the level
Indonesia tidak dapat memberikan penilaian
of bank soundness.
terhadap tingkat kesehatan bank.
Penjelasan Pasal 40 (2):
Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank merupakan
kewenangan OJK.

Elucidation of Article 40 (2):


Assessment of the level of bank soundness shall be the
powers of the Financial Services Authority.

(3) Laporan hasil pemeriksaan bank sebagaimana (3) A report on the findings of bank examination
as intended by section (1) shall be submitted to
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
the Financial Services Authority within one (1)
OJK paling lama 1 (satu) bulan sejak
month of the publication of report on the
diterbitkannya laporan hasil pemeriksaan.
findings of examination.
Penjelasan Pasal 40 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 40 (3): Sufficiently clear

Pasal 41

Article 41

(1) OJK menginformasikan kepada Lembaga (1) The Financial Services Authority shall inform
the Deposit Insurance Corporation of problem
Penjamin
Simpanan
mengenai
bank
banks under restructuring efforts by the
bermasalah yang sedang dalam upaya
Financial Services Authority as intended by
penyehatan oleh OJK sebagaimana dimaksud
the laws and regulations.
dalam peraturan perundang-undangan.
Penjelasan Pasal 41 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 41 (1): Sufficiently clear

(2) Dalam hal OJK mengindikasikan bank tertentu (2) Where the Financial Services Authority finds
an indication that a certain bank encounters
mengalami kesulitan likuiditas dan/atau
liquidity problems and/or its condition
kondisi kesehatan semakin memburuk, OJK
degenerates, the Financial Services Authority
segera menginformasikan ke Bank Indonesia
shall promptly inform Bank Indonesia to take
untuk melakukan langkah-langkah sesuai
any measure within the powers of Bank
dengan kewenangan Bank Indonesia.
Indonesia.
Penjelasan Pasal 41 (2):

Elucidation of Article 41 (2):

42

Yang dimaksud dengan langkah-langkah sesuai


kewenangan Bank Indonesia adalah pemberian
fasilitas
pembiayaan
jangka
pendek
dalam
menjalankan fungsi Bank Indonesia sebagai lender of
last resort. Dalam menjalankan fungsi dimaksud, Bank
Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap
bank dengan menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada OJK.

Any measure within the powers of Bank Indonesia


means the provision of short-term financing facility for
which Bank Indonesia has the function as lender of last
resort. In the implementation of such function, Bank
Indonesia may examine banks by giving a written
notice to the Financial Services Authority.

Pasal 42

Article 42

Lembaga Penjamin Simpanan dapat melakukan


pemeriksaan terhadap bank yang terkait dengan
fungsi,
tugas
dan
wewenangnya,
serta
berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.

The Deposit Insurance Corporation may examine


banks within its functions, duties and powers, and
shall first coordinate with the Financial Services
Authority.

Penjelasan Pasal 42:


Pada dasarnya wewenang pemeriksaan terhadap bank
adalah wewenang OJK.
Dalam hal Lembaga
Penjamin Simpanan melaksanakan fungsi, tugas, dan
wewenangnya membutuhkan kegiatan pemeriksaan
bank, Lembaga Penjamin Simpanan dapat melakukan
pemeriksaan bank dan tetap berkoordinasi dengan
OJK terlebih dahulu.

Elucidation of Article 42:


Basically, the powers to examine banks shall be the
powers of the Financial Services Authority. Where in
the performance of its functions, duties, and powers the
Deposit Insurance Corporation needs to examine
banks, the Deposit Insurance Corporation may
examine banks and shall remain to first coordinate
with the Financial Services Authority.

Lingkup pemeriksaan meliputi pemeriksaan premi,


posisi simpanan bank, tingkat bunga, kredit macet dan
tercatat, bank bermasalah, kualitas aset, dan kejahatan
di sektor perbankan.

The scope within which the examination is made shall


include the examination of premiums, bank deposit
position, interest rates, bad loans and recorded,
problem banks, asset quality, and banking criminal
offenses.

Pasal 43

Article 43

OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin The Financial Services Authority, Bank Indonesia,
Simpanan wajib membangun dan memelihara and the Deposit Insurance Corporation must
establish and maintain integrated information
sarana pertukaran informasi secara terintegrasi.
exchange facilities.
Penjelasan Pasal 43:
Pada prinsipnya OJK membangun, memelihara dan
mengembangkan sistem informasi sesuai dengan tugas
dan kewenangannya.

Elucidation of Article 43:


Principally, the Financial Services Authority shall
establish, maintain and develop the information system
within their duties and powers.

Yang dimaksud dengan terintegrasi adalah bahwa


sistem yang dibangun oleh OJK, Bank Indonesia, dan
Lembaga Penjamin Simpanan saling terhubung satu
sama lain, sehingga setiap institusi dapat saling
bertukar informasi dan mengakses informasi
perbankan yang dibutuhkan setiap saat (timely basis).
Informasi tersebut meliputi informasi umum dan
khusus tentang bank, laporan keuangan bank, laporan
hasil pemeriksaan bank yang dilakukan oleh Bank
Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan atau oleh
OJK, dan informasi lain dengan tetap menjaga dan
mempertimbangkan kerahasiaan informasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Integrated means that the system established by the


Financial Services Authority, Bank Indonesia and the
Deposit Insurance Corporation shall be interconnected
one another, such that every institution can exchange
information and have access to banking information
needed at any time (timely basis). Such information
shall include general and special information
concerning banks, bank financial statements, reports
on the findings of bank examination made by Bank
Indonesia, the Deposit Insurance Corporation or the
Financial Services Authority, and other information, by
maintaining and considering the confidentiality of
information under the provisions of laws and
regulations.

Bagian Kedua

Part Two
43

Protokol Koordinasi
Pasal 44

Coordination Protocol
Article 44

(1) Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, (1) In the maintenance of the financial system
stability, there is formed a Financial System
dibentuk Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
Stability Coordinating Forum that includes:
Keuangan dengan anggota terdiri atas:
a. Menteri Keuangan selaku
merangkap koordinator;

anggota

a. The Minister of Finance in his/her capacity


as member, serving concurrently as
coordinator;

b. Gubernur Bank Indonesia selaku anggota;

b. The Governor of Bank Indonesia in his/her


capacity as member;

c. Ketua Dewan Komisioner OJK selaku


anggota; dan

c. The Chairman of the Board of


Commissioners of the Financial Services
Authority in his/her capacity as member;
and

d. Ketua Dewan Komisioner Lembaga


Penjamin Simpanan selaku anggota.

d. The Chairman of the Board of


Commissioners of the Deposit Insurance
Corporation in his/her capacity as member.

Penjelasan Pasal 44 (1):


Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua
Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan masingmasing mewakili Kementerian Keuangan, Bank
Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Elucidation of Article 44 (1):


The Minister of Finance, the Governor of Bank
Indonesia, the Chairman of the Board of
Commissioners of the Financial Services Authority,
and the Chairman of the Board of Commissioners of
the Deposit Insurance Corporation shall represent the
Ministry of Finance, Bank Indonesia, the Financial
Services
Authority,
and
Deposit
Insurance
Corporation, respectively.

(2) Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (2) The Financial System Stability Coordinating
Forum shall be facilitated with the secretariat
dibantu kesekretariatan yang dipimpin salah
led by any of the echelon I officials within the
seorang pejabat eselon I di Kementerian
Ministry of Finance.
Keuangan.
Penjelasan Pasal 44 (2):
Cakupan kerja, sumber daya, dan anggaran
kesekretariatan disepakati oleh setiap anggota Forum
Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan.

Elucidation of Article 44 (2):


The scope of works, resources, and budget of the
secretariat shall be agreed upon by every member of
the Financial System Stability Coordinating Forum.

(3) Pengambilan keputusan dalam rapat Forum (3) Any decision made in the meeting of the
Financial System Stability Coordinating
Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan
Forum shall be on the basis of deliberation to
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
reach a consensus.
Penjelasan Pasal 44 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 44 (3): Sufficiently clear

(4) Dalam hal musyawarah untuk mufakat (4) Where deliberation to reach a consensus as
intended by section (3) cannot be reached, a
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
decision shall be made by majority vote.
tercapai maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
Penjelasan Pasal 44 (4):
Keputusan yang diambil Forum Koordinasi Stabilitas
Sistem Keuangan mengikat seluruh anggota forum.

Elucidation of Article 44 (4):


A decision made by the Financial System Stability
Coordinating Forum shall bind on all of the members
of the forum.

Pasal 45

Article 45

(1) Dalam kondisi normal, Forum Koordinasi (1) In the normal condition, the Financial System
44

Stabilitas Sistem Keuangan:

Stability Coordinating Forum:

a. wajib melakukan pemantauan dan evaluasi


stabilitas sistem keuangan;

a. must monitor and evaluate the financial


system stability;

b. melakukan rapat paling sedikit 1 (satu) kali


dalam 3 (tiga) bulan;

b. shall hold a meeting at least one (1) time


three (3) months;

c. membuat rekomendasi kepada setiap


anggota untuk melakukan tindakan
dan/atau membuat kebijakan dalam rangka
memelihara stabilitas sistem keuangan; dan

c. shall recommend every member to take


measures and/or make policy to maintain
the financial system stability; and

d. melakukan pertukaran informasi.

d. shall exchange information.

Penjelasan Pasal 45 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 45 (1): Sufficiently clear

(2) Dalam kondisi tidak normal untuk pencegahan (2) In the abnormal condition, in the prevention
and management of crisis, the Minister of
dan penanganan krisis, Menteri Keuangan,
Finance, the Governor of Bank Indonesia, the
Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan
Chairman of the Board of Commissioners of
Komisioner OJK, dan/atau Ketua Dewan
the Financial Services Authority, and/or the
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan
Chairman of the Board of Commissioners of
yang mengindikasikan adanya potensi krisis
the Deposit Insurance Corporation who find an
atau telah terjadi krisis pada sistem keuangan,
indication that there may be a potential crisis
masing-masing dapat mengajukan ke Forum
or a crisis has occurred in the financial system,
Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan untuk
each may bring such indication to the attention
segera dilakukan rapat guna memutuskan
of the Financial System Stability Coordinating
langkah-langkah pencegahan atau penanganan
Forum in order to immediately hold a meeting
krisis.
to decide on the measures for prevention or
management of the crisis.
Penjelasan Pasal 45 (2):
Yang dimaksud dengan krisis pada sistem keuangan
adalah kondisi sistem keuangan yang sudah gagal
menjalankan fungsi dan perannya secara efektif dalam
perekonomian nasional yang ditunjukkan dengan
memburuknya berbagai indikator ekonomi dan
keuangan antara lain berupa kesulitan likuiditas,
masalah solvabilitas, dan/atau penurunan kepercayaan
publik terhadap sistem keuangan.

Elucidation of Article 45 (2):


A crisis has occurred in the financial system means
a condition of the financial system in which its
functions and role fail to perform in an effective
manner in the national economy as indicated with the
various
economic
and
financial
indicators
degenerating, inter alia, liquidity problems, solvability
problems, and/or undermining the public confidence in
the financial system.

(3) Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, (3) The Minister of Finance, the Governor of
Bank Indonesia, the Chairman of the Board of
Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua
Commissioners of the Financial Services
Dewan Komisioner Lembaga Penjamin
Authority, and the Chairman of the Board of
Simpanan
berwenang
mengambil
dan
Commissioners of the Deposit Insurance
melaksanakan keputusan untuk dan atas nama
Corporation shall have the powers to make and
institusi yang diwakilinya dalam rangka
implement decisions for and on behalf of the
pengambilan keputusan Forum Koordinasi
institution he/she represents in connection with
Stabilitas Sistem Keuangan, dalam kondisi
decisions made by the Financial System
tidak normal sebagaimana dimaksud pada ayat
Stability Coordinating Forum in the abnormal
(2).
condition as intended by section (2).
Penjelasan Pasal 45 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 45 (3): Sufficiently clear

(4) Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (4) The Financial System Stability Coordinating
Forum shall within their respective powers
menetapkan dan melaksanakan kebijakan yang
issue and implement the policy required in the
diperlukan dalam rangka pencegahan dan
scope of prevention and management of crisis
penanganan krisis pada sistem keuangan sesuai
in the financial system.
dengan kewenangan masing-masing.
45

Penjelasan Pasal 45 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 45 (4): Sufficiently clear

(5) Keputusan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem (5) Decisions of the Financial System Stability
Keuangan yang terkait dengan penyelesaian
Coordinating Forum in connection with the
dan penanganan suatu bank gagal yang
settlement and management of a failed bank
ditengarai berdampak sistemik mengikat
indicated to have a systemic impact shall bind
Lembaga Penjamin Simpanan.
on the Deposit Insurance Corporation.
Penjelasan Pasal 45 (5):
Yang dimaksud dengan bank gagal adalah bank
yang
mengalami
kesulitan
keuangan
dan
membahayakan
kelangsungan
usahanya
serta
dinyatakan tidak dapat lagi disehatkan oleh OJK
sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.

Elucidation of Article 45 (5):


Failed bank means a bank that encounters financial
problems, jeopardizes its ordinary course of business
and is declared as unable to be rescued by the
Financial Services Authority within its powers.

Pasal 46

Article 46

(l) Kebijakan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem (1) Policy of the Financial System Stability
Keuangan yang terkait dengan keuangan
Coordinating Forum in connection with the
negara wajib diajukan untuk mendapat
state finance must be submitted to the House
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
of Representatives for approval.
Penjelasan Pasal 46 (1):
Yang dimaksud dengan keuangan negara adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada saat
kebijakan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
Keuangan ditetapkan dan/atau dilaksanakan.

Elucidation of Article 46 (1):


State finance means the State Budget at the time the
policy of the Financial System Stability Coordinating
Forum is issued and/or implemented.

Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat


adalah alat kelengkapan Dewan Penvakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

The House of Representatives means the


instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

(2) Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat wajib (2) Decision of the House of Representatives must
be issued within twenty-four (24) hours of the
ditetapkan dalam waktu paling lama 24 (dua
receipt of submission of the policy by the
puluh empat) jam sejak pengajuan persetujuan
House of Representatives for approval as
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima
intended by (1).
oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Penjelasan Pasal 46 (2):
Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat
adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

Elucidation of Article 46 (2):


The House of Representatives means the
instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

Pengajuan persetujuan disampaikan oleh Menteri


Keuangan selaku koordinator Forum Koordinasi
Stabilitas Sistem Keuangan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat ditujukan langsung kepada Pimpinan alat
kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yang
membidangi keuangan dan perbankan dengan
tembusan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan
Rakyat. Surat dinyatakan diterima setelah dibacakan
dalam rapat pleno alat kelengkapan Dewan
Perwakilan Rakyat dimaksud.

Submission of the policy for approval by the House of


Representatives shall be made by the Minister of
Finance in capacity as the coordinator of the Financial
System Stability Coordinating Forum to the House of
Representatives, hand-delivered to the Management of
the instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking, a copy of which
delivered to the Management of the House of
Representatives. The documents shall be deemed
received upon being read out at the plenary meeting of
the instrumentality of the House of Representatives.

Bagian Ketiga
Hubungan Internasional
Pasal 47

Part Three
International Relations
Article 47

(1) OJK dapat melakukan kerja sama dengan (1) The Financial Services Authority may
otoritas pengawas Lembaga Jasa Keuangan di
cooperate with the Financial Services
46

negara lain serta organisasi internasional dan


lembaga internasional lainnya, antara lain pada
bidang dan/atau kegiatan sebagai berikut:

Institution supervisory authorities of other


countries and international organizations as
well as other international institutions, inter
alia, in the following fields and/or activities:

a. pengembangan kapasitas kelembagaan,


antara lain pelatihan sumber daya manusia
di bidang pengaturan dan pengawasan
Lembaga Jasa Keuangan;

a. institution capacity development, inter alia,


human resources training in the field of
regulation and supervision of Financial
Services Institutions.

b. pertukaran informasi; dan

b. exchange of information; and

c. kerja sama dalam rangka pemeriksaan dan


penyidikan serta pencegahan kejahatan di
sektor keuangan.

c. cooperation in the scope of examination


and investigation as well as prevention of
criminal offenses in the financial sector.

Penjelasan Pasal 47 (1):


OJK dapat bekerja sama antara lain dengan:

Elucidation of Article 47 (1):


The Financial Services Authority may cooperate with,
inter alia:

a. organisasi internasional seperti International


Organization of Securities Commissions (IOSCO),
International Organization of Pension Supervisors
(IOPS), International Association of Insurance
Supervisors (IAIS), organisasi pengawas dan
pengatur perbankan internasional; dan

a. international organizations, such as the


International
Organization
of
Securities
Commissions
(IOSCO),
the
International
Organization of Pension Supervisors (IOPS), the
International Association of Insurance Supervisors
(IAIS), international banking supervisory and
regulatory organizations; and

b. lembaga internasional seperti Asian Development


Bank (ADB), World Bank, Islamic Development
Bank (IDB), dan Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF).

b. international institutions, such as Asian


Development Bank (ADB), World Bank, Islamic
Development Bank (IDB), and the Financial Action
Task Force on Money Laundering (FATF).

(2) OJK dapat menjadi anggota organisasi (2) The Financial Services Authority may serve as
pengawas jasa keuangan internasional.
the member of the international financial
services supervisory organizations.
Penjelasan Pasal 47 (2):
Pembiayaan
terkait
keanggotaan
dibebankan dalam anggaran OJK.

organisasi

Elucidation of Article 47 (2):


The cost of the organizational membership shall be
borne by the budget of the Financial Services
Authority.

(3) Dalam hal persetujuan perjanjian internasional (3) Where the approval of international treaties in
the financial services sector deals with the
di sektor jasa keuangan menyangkut masalah
legal matters and has effect on the national
hukum dan berdampak pada sistem keuangan
financial system, the Financial Services
nasional, OJK wajib mendapatkan konfirmasi
Authority must receive confirmation from the
dari Dewan Perwakilan Rakyat.
House of Representatives.
Penjelasan Pasal 47 (3):
Perjanjian internasional yang berdampak pada sistem
keuangan nasional termasuk perjanjian internasional
yang berdampak pada kepentingan nasional di bidang
sumber daya manusia, pengendalian, dan kepemilikan
di sektor jasa keuangan.

Elucidation of Article 47 (3):


International treaties having effect on the national
financial system shall include international treaties
having effect on the national interest in the field of
human resources, control, and ownership in the
financial services sector.

Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat


adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

The House of Representatives means the


instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

(4) OJK dapat melakukan kerja sama dan (4) The Financial Services Authority may
cooperate and provide assistance in the scope
memberikan
bantuan
dalam
rangka
of examination and investigation made by the
pemeriksaan dan penyidikan yang dilakukan
47

Financial Services Institution supervisory


authorities of other countries upon written
request.

oleh otoritas pengawas Lembaga Jasa


Keuangan negara lain berdasarkan permintaan
tertulis.
Penjelasan Pasal 47 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 47 (4): Sufficiently clear

(5) Kerja sama dan pemberian bantuan dalam (5) Cooperation and provision of assistance in the
rangka
pemeriksaan
dan
penyidikan
scope of examination and investigation as
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
intended by section (4) may be made if:
dilakukan apabila:
a. otoritas pengawas Lembaga Jasa Keuangan
negara lain tersebut telah memiliki
perjanjian kerja sama timbal balik dengan
OJK; dan

a. the
Financial
Services
Institution
supervisory authorities of other countries
have entered into a mutual cooperation
agreement with the Financial Services
Authority; and

b. pelaksanaan kerja sama dan pemberian


bantuan tersebut tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.

b. the implementation of cooperation and


provision of assistance shall not be in
contravention of the public interest.

Penjelasan Pasal 47 (5): Cukup jelas

Elucidation of Article 47 (5): Sufficiently clear

(6) Kerja sama dan pemberian bantuan dalam (6) Cooperation and provision of assistance in the
rangka penyidikan sebagaimana dimaksud
scope of investigation as intended by section
pada ayat (4) dapat dilakukan apabila:
(4) may be made if:
a. otoritas pengawas Lembaga Jasa Keuangan
negara lain tersebut telah memiliki
perjanjian kerja sama timbal balik dengan
OJK; dan

a. the
Financial
Services
Institution
supervisory authorities of other countries
have entered into a mutual cooperation
agreement with the Financial Services
Authority; and

b. pelaksanaan kerja sama dan pemberian


bantuan tersebut dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang kerja sama timbal balik dalam
masalah pidana.

b. the implementation of cooperation and


provision of assistance shall be conducted
under the provisions of laws and
regulations in the field of mutual
cooperation agreement in the criminal
matters.

Penjelasan Pasal 47 (6): Cukup jelas

Elucidation of Article 47 (6): Sufficiently clear

Pasal 48

Article 48

Semua bentuk kerja sama internasional, termasuk


di bidang pengaturan, pengawasan, dan
penyidikan, wajib didasarkan pada prinsip timbal
balik yang seimbang.

All forms of international cooperation, including


cooperation in the field of regulation, supervision,
and investigation, must be based on the principle
of mutual and equal cooperation.

Penjelasan Pasal 48: Cukup jelas

Elucidation of Article 48: Sufficiently clear

BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 49

CHAPTER XI
INVESTIGATION
Article 49

(1) Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara (1) In addition to the Police Investigators of the
Republic of Indonesia, dedicated Civil Service
Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri
Officials with duties and powers over the
Sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung
supervision of the financial services sector
jawabnya yang meliputi pengawasan sektor
within the Financial Services Authority shall
jasa keuangan di lingkungan OJK, diberi
48

wewenang
khusus
sebagai
penyidik
sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana.
Penjelasan Pasal 49 (1): Cukup jelas

be granted a special power as investigators as


intended by the Code of Criminal Procedure.
Elucidation of Article 49 (1): Sufficiently clear

(2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud (2) Civil Servants as intended by Article 27
dalam Pasal 27 ayat (2) dapat diangkat
section (2) may be appointed Civil Service
menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Investigators as intended by section (1).
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penjelasan Pasal 49 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 49 (2): Sufficiently clear

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana (3) Civil Service Investigators as intended by
dimaksud pada ayat (1), berwenang:
section (1) shall have the powers to:
a. menerima laporan, pemberitahuan, atau
pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana di sektor jasa keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (a): Cukup jelas

a. receive reports, notices, or complaints from


any person of the criminal offenses in the
financial services sector;
Elucidation of Article 49 (3) (a): Sufficiently clear

b. melakukan penelitian atas kebenaran


laporan atau keterangan berkenaan dengan
tindak pidana di sektor jasa keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (b): Cukup jelas

b. examine the truth of reports or testimonies


in connection with the criminal offenses in
the financial services sector;
Elucidation of Article 49 (3) (b): Sufficiently clear

c. melakukan penelitian terhadap Setiap


Orang yang diduga melakukan atau terlibat
dalam tindak pidana di sektor jasa
keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (c): Cukup jelas

c. examine Any Person suspected of


commission of or involvement in the
criminal offenses in the financial services
sector;
Elucidation of Article 49 (3) (c): Sufficiently clear

d. memanggil, memeriksa, dan meminta


keterangan dan barang bukti dari Setiap
Orang yang disangka melakukan, atau
sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor
jasa keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (d): Cukup jelas

d. summon, examine, and make inquiries and


insist on evidence of Any Person suspected
of commission of, or bearing witness to the
criminal offenses in the financial services
sector;
Elucidation of Article 49 (3) (d): Sufficiently clear

e. melakukan pemeriksaan atas pembukuan,


catatan, dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di sektor jasa
keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (e): Cukup jelas

e. audit the book-keeping, records, and other


documents related to the criminal offenses
in the financial services sector;
Elucidation of Article 49 (3) (e): Sufficiently clear

f. melakukan penggeledahan di setiap tempat


tertentu yang diduga terdapat setiap barang
bukti pembukuan, pencatatan, dan
dokumen lain serta melakukan penyitaan
terhadap barang yang dapat dijadikan
bahan bukti dalam perkara tindak pidana di
sektor jasa keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (f): Cukup jelas

f. search any certain places suspected of


containing evidence of book-keeping,
records, and other documents as well as
seize goods that may be introduced into
evidence in the criminal cases in the
financial services sector;
Elucidation of Article 49 (3) (f): Sufficiently clear

g. meminta data, dokumen, atau alat bukti


lain baik cetak maupun elektronik kepada
penyelenggara jasa telekomunikasi;
Penjelasan Pasal 49 (3) (g): Cukup jelas

g. request data, documents, or other means of


proof, either print or electronic, from the
telecommunication service providers;
Elucidation of Article 49 (3) (g): Sufficiently clear

49

h. in certain circumstances, request from the


competent officials to prevent any person
suspected of commission of the criminal
offenses in the financial services sector
under the provisions of laws and
regulations;

h. dalam keadaan tertentu meminta kepada


pejabat yang berwenang untuk melakukan
pencegahan terhadap orang yang diduga
telah melakukan tindak pidana di sektor
jasa keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (h): Cukup jelas

Elucidation of Article 49 (3) (h): Sufficiently clear

i. meminta bantuan aparat penegak hukum


lain;

i. seek assistance of other law enforcement


officials;

Penjelasan Pasal 49 (3) (i):


Yang dimaksud dengan penegak hukum lain antara
lain kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan.

Elucidation of Article 49 (3) (i):


Other law enforcement officials means, inter alia,
the prosecutors office, the police, and the court.

j. meminta keterangan dari bank tentang


keadaan keuangan pihak yang diduga
melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan;

j. make inquiries of banks about the financial


condition of parties suspected of
commission or involvement in violation of
laws and regulations in the financial
services sector;

Penjelasan Pasal 49 (3) (j): Cukup jelas

Elucidation of Article 49 (3) (j): Sufficiently clear

k. memblokir rekening pada bank atau


lembaga keuangan lain dari pihak yang
diduga melakukan atau terlibat dalam
tindak pidana di sektor jasa keuangan;
Penjelasan Pasal 49 (3) (k): Cukup jelas

Elucidation of Article 49 (3) (k): Sufficiently clear

l. meminta bantuan ahli dalam rangka


pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di sektor jasa keuangan; dan
Penjelasan Pasal 49 (3) (l): Cukup jelas

m. menyatakan
saat
dimulai
dihentikannya penyidikan.

k. freeze accounts with banks or other


financial institutions of parties suspected of
commission or involvement in the criminal
offense in the financial services sector;
l. seek assistance of experts to perform duties
of investigation into the criminal offenses
in the financial services sector; and
Elucidation of Article 49 (3) (l): Sufficiently clear

dan

m. declare the commencement and cessation


of investigation.

Penjelasan Pasal 49 (3) (m): Cukup jelas

Elucidation of Article 49 (3) (m): Sufficiently clear

Pasal 50

Article 50

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana (1) Civil Service Investigators as intended by
Article 49 shall submit the findings of
dimaksud dalam Pasal 49 menyampaikan hasil
investigation to the Prosecutors for institution
penyidikan kepada Jaksa untuk dilakukan
of prosecution.
penuntutan.
(2) Jaksa wajib menindaklanjuti dan memutuskan (2) Prosecutors must take follow-up action and
further decide on the findings of the
tindak lanjut hasil penyidikan sesuai
investigation within their competence within
kewenangannya paling lama 90 (sembilan
ninety (90) days of the receipt of the findings
puluh) hari sejak diterimanya hasil penyidikan
of investigation as intended by section (1).
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penjelasan Pasal 50: Cukup jelas

Elucidation of Article 50: Sufficiently clear

Pasal 51

Article 51

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang (1) Civil Service Investigators hired by the
Financial Services Authority may only be
dipekerjakan di OJK hanya dapat ditarik
withdrawn upon notice within six (6) months
dengan pemberitahuan paling singkat 6 (enam)
in advance of the withdrawal and when not
bulan sebelum penarikan dan tidak sedang
50

menangani perkara.

working on the case.

Penjelasan Pasal 51 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 51 (1): Sufficiently clear

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil diharuskan (2) Civil Service Investigators must cooperate
bekerja sama dengan instansi terkait.
with the associated agencies.
Penjelasan Pasal 51 (2):
Yang dimaksud dengan instansi terkait antara lain
kejaksaan, kepolisian dan pengadilan.

Elucidation of Article 51 (2):


Associated agencies means, inter alia,
prosecutors office, the police, and the court.

the

CHAPTER XII
PENAL PROVISIONS
Article 52

BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 52

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal (1) Any person in violation of Article 33 section
33 ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3),
(1), section (2), and/or section (3) shall be
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
sentenced to imprisonment of at most six (6)
(enam) tahun dan pidana denda paling banyak
years and a fine of at most five billion rupiah
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(Rp5,000,000,000.00).
(2) Apabila pelanggaran terhadap ketentuan Pasal (2) If the violation as intended by Article 33
section (2) and/or section (3) is committed by
33 ayat (2) dan/atau ayat (3) dilakukan oleh
a corporation, shall be sentenced to a fine of at
korporasi, dipidana dengan pidana denda
most
forty-five
billion
rupiah
paling banyak Rp45.000.000.000,00 (empat
(Rp45,000,000,000.00) and/or equivalent to
puluh lima miliar rupiah) dan/atau sebesar
the amount of loss arising out of such
jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat
violation.
pelanggaran tersebut.
Penjelasan Pasal 52: Cukup jelas

Elucidation of Article 52: Sufficiently clear

Pasal 53

Article 53

(1) Setiap
Orang
yang
dengan
sengaja (1) Any Person knowingly disregards, disobeys, or
obstructs the exercise of powers of the
mengabaikan,
tidak
memenuhi,
atau
Financial Services Authority as intended by
menghambat pelaksanaan kewenangan OJK
Article 9 point (c), point (d), point (e), point
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,
(f), point (g) and/or Article 30 section (1) point
huruf d, huruf e, huruf f, huruf g dan/atau
(a), shall be sentenced to imprisonment of at
Pasal 30 ayat (1) huruf a, dipidana dengan
least two (2) years and a fine of at least five
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
billion rupiah (Rp5,000,000,000.00) or
dan
pidana
denda
paling
sedikit
imprisonment of at most 6 (six) years and a
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) atau
fine of at most fifteen billion rupiah
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan
(Rp15,000,000,000.00).
pidana
denda
paling
banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah).
(2) Apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud (2) If the violation as intended by section (1) is
committed by a corporation, shall be sentenced
pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi,
to a fine of at least fifteen billion rupiah
dipidana dengan pidana denda paling sedikit
(Rp15,000,000,000.00) or at most forty-five
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
billion rupiah (Rp45,000,000,000.00).
rupiah)
atau
paling
banyak
Rp45.000.000.000,00 (empat puluh lima miliar
rupiah).
Penjelasan Pasal 53: Cukup jelas

Elucidation of Article 53: Sufficiently clear

Pasal 54

Article 54
51

(1) Setiap
Orang
yang
dengan
sengaja (1) Any Person knowingly disregards or omits to
execute written orders as intended by Article 9
mengabaikan dan/atau tidak melaksanakan
point (d) or the duties to engage the statutory
perintah tertulis sebagaimana dimaksud dalam
management as intended by Article 9 point (f),
Pasal 9 huruf d atau tugas untuk menggunakan
shall be sentenced to imprisonment of at least
pengelola statuter sebagaimana dimaksud
2 (two) years and a fine of at least five billion
dalam Pasal 9 huruf f, dipidana dengan pidana
rupiah (Rp5,000,000,000.00) or imprisonment
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
of at most 6 (six) years and a fine of at most
pidana
denda
paling
sedikit
fifteen billion rupiah (Rp15,000,000,000.00).
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) atau
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan
pidana
denda
paling
banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah).
(2) Apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud (2) If the violation as intended by section (1) is
committed by a corporation, shall be sentenced
pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi,
to a fine of at least fifteen billion rupiah
korporasi dipidana dengan pidana denda paling
(Rp15,000,000,000.00) or at most forty-five
sedikit Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
billion rupiah (Rp45,000,000,000.00).
rupiah)
atau
paling
banyak
Rp45.000.000.000,00 (empat puluh lima miliar
rupiah).
Penjelasan Pasal 54: Cukup jelas

Elucidation of Article 54: Sufficiently clear

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55

CHAPTER XIII
TRANSITIONAL PROVISIONS
Article 55

(1) Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, (1) As of December 31, 2012, the regulatory and
supervisory functions, duties, and powers of
tugas, dan wewenang pengaturan dan
financial services activities in the sectors of
pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor
Capital Markets, Insurance, Pension Funds,
Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Finance Institutions, and Other Financial
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Services Institutions shall pass from the
Keuangan Lainnya beralih dari Menteri
Minister of Finance and the Capital Market
Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal
and Financial Institution Supervisory Agency
dan Lembaga Keuangan ke OJK.
to the Financial Services Authority.
(2) Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, (2) As of December 31, 2013, the regulatory and
supervisory functions, duties, and powers of
tugas, dan wewenang pengaturan dan
financial services activities in the Banking
pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor
sector shall pass from Bank Indonesia to the
Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke
Financial Services Authority.
OJK.
Penjelasan Pasal 55: Cukup jelas

Elucidation of Article 55: Sufficiently clear

Pasal 56

Article 56

(1) Paling lama 8 (delapan) bulan sejak Undang- (1) Within eight (8) months of the promulgation of
this Law, the President shall for the first time
Undang
ini
diundangkan,
Presiden
appoint and confirm the members of the Board
mengangkat dan menetapkan anggota Dewan
of Commissioners within the composition as
Komisioner untuk pertama kali dengan
intended by Article 10 section (4) under the
susunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
procedures as governed by Article 11 section
10 ayat (4) sesuai dengan tata cara
(1), section (3) through section (9), Article 12
sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (1),
section (1) through section (3) and section (6),
ayat (3) sampai dengan ayat (9), Pasal 12 ayat
Article 13, and Article 14.
(1) sampai dengan ayat (3) dan ayat (6), Pasal
52

13, dan Pasal 14.


Penjelasan Pasal 56 (1):
Anggota Dewan Komisioner ditetapkan
Keputusan Presiden.

dengan

Elucidation of Article 56 (1):


Members of the Board of Commissioners shall be
confirmed by Decision of the President.

(2) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana (2) A member of the Board of Commissioners as
intended by section (1) shall be appointed for a
dimaksud pada ayat (1) diangkat untuk masa
five (5)-year term of office.
jabatan 5 (lima) tahun.
Penjelasan Pasal 56 (2):
Yang dimaksud dengan masa jabatan 5 (lima) tahun
adalah masa jabatan anggota Dewan Komisioner
selain anggota Dewan Komisioner Ex-officio
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Elucidation of Article 56 (2):


A five (5)-year term of office means the term of
office of the member of the Board of Commissioners
other than the Ex-officio member of the Board of
Commissioners of the Ministry of Finance and Bank
Indonesia.

(3) Paling lama 60 (enam puluh) hari sejak (3) Within sixty (60) days of the promulgation of
Undang-Undang ini diundangkan, Presiden
this Law, the President shall for the first time
membentuk Panitia Seleksi calon anggota
form a Selection Committee for candidate
Dewan Komisioner untuk pertama kali dengan
members of the Board of Commissioners
keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam
within the membership as intended by Article
Pasal 11 ayat (3).
11 section (3).
Penjelasan Pasal 56 (3):
Pembentukan Panitia Seleksi ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.

Elucidation of Article 56 (3):


The formation of a Selection Committee shall be
confirmed by Decision of the President.

(4) Dewan Perwakilan Rakyat memilih calon (4) The House of Representatives shall elect the
candidate members of the Board of
anggota Dewan Komisioner sesuai dengan
Commissioners according to the requisite
jumlah anggota Dewan Komisioner yang
number of members of the Board of
dibutuhkan, paling lama 30 (tiga puluh) hari
Commissioners, within thirty (30) days of the
sejak diterimanya nama-nama calon anggota
receipt of the names of the candidate members
Dewan Komisioner dari Presiden.
of the Board of Commissioners from the
President.
Penjelasan Pasal 56 (4):
Dalam rangka memilih calon anggota Dewan
Komisioner, Dewan Perwakilan Rakyat dapat meminta
calon anggota Dewan Komisioner untuk melakukan
presentasi dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat
menyangkut visi, pengalaman, keahlian atau
kemampuan, serta hal-hal yang berkaitan dengan
moral dan akhlak anggota Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 56 (4):


In the election of the candidate members of the Board
of Commissioners, the House of Representatives may
call upon the candidate members of the Board of
Commissioners to give a presentation at the session of
the House of Representatives addressing the vision,
experience, expertise or capability, as well as matters
in connection with morals and character of the
members of the Board of Commissioners.

Yang dimaksud dengan 30 (tiga puluh) hari tidak


termasuk masa reses.

Thirty (30) days does not include recess.

(5) Calon anggota Dewan Komisioner terpilih (5) The member-elects of the Board of
Commissioners shall be presented by the
disampaikan Dewan Perwakilan Rakyat
House of Representatives to the President
kepada Presiden paling lama 7 (tujuh) hari
within (7) days upon the conclusion of the
sejak selesainya proses pemilihan calon
election of members of the Board of
anggota Dewan Komisioner sebagaimana
Commissioners as intended by section (4).
dimaksud pada ayat (4).
Penjelasan Pasal 56 (5):
Yang dimaksud dengan selesainya proses pemilihan
calon anggota Dewan Komisioner adalah sejak
ditetapkannya di rapat paripurna Dewan Perwakilan
Rakyat.

Elucidation of Article 56 (5):


The conclusion of the election of members of the
Board of Commissioners means the conclusion as
stated at the plenary session of the House of
Representatives.

53

Pasal 57

Article 57

(1) Sejak Undang-Undang ini diundangkan (1) Upon the promulgation of this Law until the
confirmation of the members of the Board of
sampai dengan ditetapkannya anggota Dewan
Commissioners as intended by Article 56
Komisioner sebagaimana dimaksud dalam
section (1), The Ministry of Finance shall with
Pasal 56 ayat (1), Kementerian Keuangan
the assistance of Bank Indonesia prepare:
dibantu oleh Bank Indonesia menyiapkan:
a. struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi, rancang bangun infrastruktur dan
teknologi informasi, sistem sumber daya
manusia, dan standar prosedur operasional;

a. the structure of organization, main duties


and
functions,
infrastructure
and
information
technology
design-build,
human resource system, and standard
operating procedures;

Penjelasan Pasal 57 (1) (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 57 (1) (a): Sufficiently clear

b. rencana kerja dan anggaran untuk tahun


anggaran 2013;

b. the working plans and budget of the 2013


budget year;

Penjelasan Pasal 57 (1) (b): Cukup jelas

Elucidation of Article 57 (1) (b): Sufficiently clear

c. pejabat dan pegawai OJK;

c. officials and employees of the Financial


Services Authority;

Penjelasan Pasal 57 (1) (c):


Yang dimaksud dengan pejabat dan pegawai OJK
adalah pejabat dan pegawai OJK yang dialihkan dari
Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan, Kementerian Keuangan.

Elucidation of Article 57 (1) (c):


Officials and employees of the Financial Services
Authority means officials and employees of the
Financial Services Authority transferred from Bank
Indonesia and the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency of the Ministry of
Finance.

d. pejabat dan pegawai organ pendukung


Dewan Komisioner; dan

d. officials and employees of the supporting


organs of the Board of Commissioners;
and

Penjelasan Pasal 57 (1) (d): Cukup jelas

Elucidation of Article 57 (1) (d): Sufficiently clear

e. other matters necessary in the transfer of


the regulatory and supervisory functions,
duties, and powers of financial services
activities in the financial services sector
from Bank Indonesia, the Minister of
Finance, and the Capital Market and
Financial Institution Supervisory Agency
to the Financial Services Authority.

e. hal lain yang diperlukan dalam rangka


pengalihan fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
keuangan di sektor jasa keuangan dari
Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan
Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan ke OJK.
Penjelasan Pasal 57 (1) (e): Cukup jelas

Elucidation of Article 57 (1) (e): Sufficiently clear

(2) Kementerian Keuangan menyampaikan hasil (2) The Minister of Finance shall submit the result
of preparation as intended by section (1) to the
persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Board of Commissioners of the Financial
kepada Dewan Komisioner OJK untuk
Services Authority for confirmation.
ditetapkan.
Penjelasan Pasal 57 (2):
Penyampaian hasil persiapan dimaksud dilakukan
segera setelah Dewan Komisioner ditetapkan. Dewan
Komisioner
dapat
melakukan
kajian
dan
penyempurnaan terhadap hasil persiapan dimaksud.

Elucidation of Article 57 (2):


The submission of the result of preparation shall be
made immediately upon the Board of Commissioners
being confirmed. The Board of Commissioners may
conduct study and revision of the result of preparation.

Pasal 58

Article 58
54

Paling lama 7 (tujuh) bulan sejak Undang-undang


ini diundangkan, Gubernur Bank Indonesia dan
Menteri Keuangan masing-masing mengusulkan
calon anggota Dewan Komisioner Ex-officio Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (4)
huruf h dan Ex-officio Kementerian Keuangan
sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (4) huruf i
kepada Presiden untuk diangkat dan ditetapkan
sebagai anggota Dewan Komisioner.

Within seven (7) months of the promulgation of


this Law, the Governor of Bank Indonesia and the
Minister of Finance shall nominate Ex-officio
candidate
members
of
the
Board
of
Commissioners of Bank Indonesia as intended by
Article 10 section (4) point (h) and Ex-officio
candidate members of the Ministry of Finance as
intended by Article 10 section (4) point (i) to the
President for appointment and confirmation as
members of the Board of Commissioners.

Penjelasan Pasal 58: Cukup jelas

Elucidation of Article 58: Sufficiently clear

Pasal 59

Article 59

Sejak diangkatnya anggota Dewan Komisioner


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan beralihnya fungsi, tugas, dan
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
Dewan Komisioner bertugas:

Upon the appointment of members of the Board of


Commissioners as intended by Article 56 section
(1) until the transfer of the functions, duties, and
powers as intended by Article 55, the Board of
Commissioners shall have the duties to:

a. menetapkan struktur organisasi, tugas pokok a. establish the structure of organization, main
dan fungsi, rancang bangun infrastruktur dan
duties and functions, infrastructure and
teknologi informasi, sistem sumber daya
information technology design-build, human
manusia, dan standar prosedur operasional;
resource system, and standard operating
procedures;
Penjelasan Pasal 59 (a): Cukup jelas

Elucidation of Article 59 (a): Sufficiently clear

b. menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK b. adopt the working plans and budget of the
tahun anggaran 2013;
Financial Services Authority of the 2013
budget year;
Penjelasan Pasal 59 (b):
Pembiayaan rencana kerja dan anggaran OJK
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.

Elucidation of Article 59 (b):


The cost of the working plans and budget of the
Financial Services Authority shall come from the State
Budget.

c. mengangkat pejabat dan pegawai OJK;

c. appoint officials and employees of the


Financial Services Authority;

Penjelasan Pasal 59 (c):


Yang dimaksud dengan pejabat dan pegawai OJK
adalah pejabat dan pegawai OJK yang dialihkan dari
Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan, Kementerian Keuangan, dan
dari rekrutmen secara terbuka.

Elucidation of Article 59 (c):


Officials and employees of the Financial Services
Authority means officials and employees of the
Financial Services Authority transferred from Bank
Indonesia and the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency of the Ministry of
Finance, and from those recruited transparently..

Pengangkatan jabatan pegawai OJK dilakukan dengan


Surat Keputusan Dewan Komisioner.

Appointment for the position of employees of the


Financial Services Authority shall be made by
Decision of the Board of Commissioners.

d. mengangkat pejabat dan pegawai


pendukung Dewan Komisioner; dan

organ d. appoint officials and employees of the


supporting organs of the Board of
Commissioners; and

Penjelasan Pasal 59 (d):


Pengangkatan jabatan pegawai organ pendukung
Dewan Komisioner dilakukan dengan Surat Keputusan
Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 59 (d):


Appointment for the position of employees of the
supporting organs of the Board of Commissioners shall
be made by Decision of the Board of Commissioners.

55

e. menetapkan hal lain yang diperlukan dalam e. to organize other matters necessary in the
transfer of the regulatory and supervisory
rangka pengalihan fungsi, tugas, dan
functions, duties, and powers of financial
wewenang pengaturan dan pengawasan
services activities in the financial services
kegiatan jasa keuangan di sektor jasa keuangan
sector from Bank Indonesia, the Minister of
dari Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan
Finance, and the Capital Market and Financial
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Institution Supervisory Agency to the
Keuangan ke OJK.
Financial Services Authority.
Penjelasan Pasal 59 (e): Cukup jelas

Elucidation of Article 59 (e): Sufficiently clear

Pasal 60

Article 60

(1) Paling lama 1 (satu) bulan sejak diangkatnya (1) Within one (1) month of the appointment of
the members of the Board of Commissioners
anggota Dewan Komisioner sebagaimana
as intended by Article 56 section (1), the
dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1), Dewan
Board of Commissioners shall form a
Komisioner membentuk tim transisi setelah
transition team upon the coordination with the
berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dan
Minister of Finance and the Governor of Bank
Gubernur Bank Indonesia.
Indonesia.
Penjelasan Pasal 60 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 60 (1): Sufficiently clear

(2) Menteri Keuangan dan Gubernur Bank (2) The Minister of Finance and the Governor of
Indonesia wajib mengusulkan kepada Dewan
Bank Indonesia must nominate to the Board of
Komisioner orang-orang yang menjadi
Commissioners persons to be the members of
anggota tim transisi paling lama 14 (empat
the transition team within fourteen (14) days of
belas) hari sejak diterimanya surat permintaan
the receipt of letter of request for members of
anggota tim transisi dari Dewan Komisioner.
the transition team from the Board of
Commissioners.
Penjelasan Pasal 60 (2):
Keanggotaan tim transisi berasal dari Bank Indonesia
dan Kementerian Keuangan dalam proporsi yang
seimbang berdasarkan usulan Gubernur Bank
Indonesia dan Menteri Keuangan.

Elucidation of Article 60 (2):


Membership of the transition team shall come from
Bank Indonesia and the Ministry of Finance in
proportion upon the nomination of the Governor of
Bank Indonesia and the Minister of Finance.

(3) Dewan Komisioner menetapkan anggota tim (3) The Board of Commissioners shall confirm the
transisi berdasarkan usulan Menteri Keuangan
members of the transition team upon the
dan Gubernur Bank Indonesia.
nomination of the Minister of Finance and the
Governor of Bank Indonesia.
Penjelasan Pasal 60 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 60 (3): Sufficiently clear

Pasal 61

Article 61

(1) Tim transisi sebagaimana dimaksud dalam (1) The transition team as intended by Article 60
section (1) shall have the tasks to assist with
Pasal 60 ayat (1) bertugas membantu
the smooth performance of duties of the Board
kelancaran
pelaksanaan
tugas
Dewan
of Commissioners as intended by Article 59.
Komisioner sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59.
Penjelasan Pasal 61 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 61 (1): Sufficiently clear

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, tim transisi (2) In the performance of its task, the transition
team shall be authorized to indentify and
berwenang untuk mengindentifikasi dan
verify the assets, infrastructure, information,
memverifikasi
kekayaan,
infrastruktur,
documents and other matters in connection
informasi, dokumen, dan hal lain yang terkait
with the regulation and supervision of
dengan pengaturan dan pengawasan Lembaga
Financial Services Institutions and shall
Jasa Keuangan dan mempersiapkan pengalihan
56

penggunaannya ke OJK.

prepare the transfer of use to the Financial


Services Authority.

Penjelasan Pasal 61 (2):


Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan
tugasnya, tim transisi dapat menggunakan pihak lain
yang relevan atas biaya tim transisi.

Elucidation of Article 61 (2):


In support of the smooth performance of its tasks, the
transition team may engage other relevant parties at
the transition teams expenses.

(3) Tim transisi wajib melaporkan kelancaran (3) The transition team must report the smooth
pelaksanaan
tugas
dan
wewenangnya
performance of its tasks and authority as
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
intended by section (1) and section (2) to the
(2) kepada Menteri Keuangan, Gubernur Bank
Minister of Finance, the Governor of Bank
Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner OJK.
Indonesia, and the Chairman of the Board of
Commissioners of the Financial Services
Authority.
Penjelasan Pasal 61 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 61 (3): Sufficiently clear

(4) Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, (4) The Minister of Finance, the Governor of
tim transisi, atau pejabat dan pegawai di
Bank Indonesia, the transition team, or
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia
officials and employees of the Ministry of
yang terkait dengan fungsi, tugas, dan
Finance and Bank Indonesia associated with
wewenang pengaturan dan pengawasan
the regulatory and supervisory functions,
Lembaga Jasa Keuangan, wajib membantu
duties, and powers of Financial Services
kelancaran
pelaksanaan
tugas
Dewan
Institutions, must assist with the smooth
Komisioner sebagaimana dimaksud dalam
performance of the duties of the Board of
Pasal 59.
Commissioners as intended by Article 59.
Penjelasan Pasal 61 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 61 (4): Sufficiently clear

(5) Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, (5) The Governor of Bank Indonesia, the Minister
dan/atau Ketua Dewan Komisioner OJK
of Finance and/or the Chairman of the Board
melaporkan perkembangan proses pengalihan
of Commissioners of the Financial Services
fungsi, tugas, dan wewenang dari Bank
Authority shall report to the House of
Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Badan
Representatives the progress of the transfer of
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
functions, duties, and powers from Bank
Keuangan ke OJK paling sedikit 1 (satu) kali
Indonesia, the Ministry of Finance, the Capital
dalam 3 (tiga) bulan kepada Dewan
Market and Financial Institution Supervisory
Perwakilan Rakyat.
Agency to the Financial Services Authority at
least one (1) time three (3) months.
Penjelasan Pasal 61 (5):
Yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Rakyat
adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
yang membidangi keuangan dan perbankan.

Elucidation of Article 61 (5):


The House of Representatives means the
instrumentality of the House of Representatives in
charge of finance and banking.

Pasal 62

Article 62

Paling lama 2 (dua) bulan sejak diangkatnya


anggota
Dewan
Komisioner
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1), Dewan
Komisioner menetapkan struktur organisasi, tugas
pokok dan fungsi, standar prosedur operasional,
dan rancang bangun infrastruktur OJK.

Within two (2) months of the appointment of the


members of the Board of Commissioners as
intended by Article 56 section (1), the Board of
Commissioners shall establish the structure of
organization, main duties and functions, standard
operating procedures, and infrastructure designbuild of the Financial Services Authority.

Penjelasan Pasal 62: Cukup jelas

Elucidation of Article 62: Sufficiently clear

Pasal 63

Article 63
57

(1) Paling singkat 3 (tiga) bulan sebelum (1) Within three (3) months prior to the transfer of
the functions, duties and powers as intended
beralihnya fungsi, tugas dan wewenang
by Article 55, the Chairman of the Board of
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Ketua
Commissioners shall submit to the Governor
Dewan Komisioner menyampaikan permintaan
of Bank Indonesia and the Minister of Finance
secara tertulis usulan nama pejabat dan
a written request for the nominated names of
pegawai kepada Gubernur Bank Indonesia dan
officials and employees to be transferred and
Menteri Keuangan yang akan dialihkan atau
hired by the Financial Services Authority.
dipekerjakan ke OJK.
Penjelasan Pasal 63 (1):
Yang dimaksud dengan pejabat dan pegawai adalah
pejabat dan pegawai Bank Indonesia dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di
Kementerian Keuangan yang saat ini atau
berpengalaman
menangani
pengaturan
dan
pengawasan perbankan, pasar modal, dan lembaga
keuangan serta pejabat dan pegawai yang memiliki
kualifikasi dan pengalaman yang memadai di bidang
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.

Elucidation of Article 63 (1):


Officials and employees means officials and
employees of Bank Indonesia and the Capital Market
and Financial Institution Supervisory Agency of the
Ministry of Finance who are currently or have
experience in dealing with regulation and supervision
of banking, capital markets, and financial institutions
as well as officials and employees who have
appropriate qualifications and experience in the field
of regulation and supervision in the financial services
sector.

(2) Paling singkat 2 (dua) bulan sebelum (2) Within two (2) months prior to the transfer of
the functions, duties and powers as intended
beralihnya fungsi, tugas dan wewenang
by Article 55, the Governor of Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
and the Minister of Finance must nominate the
Gubernur Bank Indonesia dan Menteri
names of officials and employees of Bank
Keuangan wajib mengusulkan nama pejabat
Indonesia and the Ministry of Finance as per
dan pegawai Bank Indonesia dan Kementerian
request by the Chairman of the Board of
Keuangan, sesuai dengan permintaan Ketua
Commissioners for transfer or hiring by the
Dewan Komisioner, untuk dialihkan atau
Financial Services Authority.
dipekerjakan ke OJK.
Penjelasan Pasal 63 (2):
Usulan nama pejabat dan pegawai yang dialihkan atau
dipekerjakan dari Bank Indonesia dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
Kementerian Keuangan dilengkapi dengan keterangan
tertulis yang memadai mengenai pangkat, golongan,
jabatan, bidang tugas, gaji dan tunjangan, pendidikan,
pengalaman, keahlian, sasaran jabatan yang
direkomendasikan, dan keterangan lain yang terkait.

Elucidation of Article 63 (2):


The nomination of the names of officials and employees
to be transferred or hired from Bank Indonesia and the
Capital Market and Financial Institution Supervisory
Agency of the Ministry of Finance of the Ministry of
Finance shall be accompanied by the appropriate
written information about ranks, levels, positions,
duties, salaries and benefits, education, experience,
expertise, recommended position objectives, and other
relevant information.

Yang dimaksud dengan sesuai dengan permintaan


Ketua Dewan Komisioner adalah kesesuaian jumlah,
kualifikasi, pengalaman, dan sasaran jabatan yang
dibutuhkan dan diminta Ketua Dewan Komisioner.

As per request by the Chairman of the Board of


Commissioners means to follow the number,
qualification, experience, and position objectives
required and requested by the Chairman of the Board
of Commissioners.

(3) Untuk memenuhi kebutuhan OJK, selain (3) To address the need of the Financial Services
Authority, in addition to officials and
pejabat dan pegawai sebagaimana dimaksud
employees as intended by section (2), the
ayat (2), Dewan Komisioner melakukan
Board of Commissioners shall recruit officials
rekrutmen pejabat dan pegawai secara terbuka.
and employees transparently.
Penjelasan Pasal 63 (3):
Rekrutmen pejabat dan pegawai secara terbuka
dimulai sejak ditetapkannya struktur organisasi, tugas
pokok dan fungsi, dan rancang bangun infrastruktur
OJK oleh Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 63 (3):


Transparent recruitment of officials and employees
shall begin upon the establishment of the structure of
organization, main duties and functions, and
infrastructure design-build of the Financial Services
Authority by the Board of Commissioners.

58

(4) Paling singkat 1 (satu) bulan sebelum (4) Within one (1) month prior to the transfer of
the functions, duties, and powers as intended
beralihnya fungsi, tugas dan wewenang
by Article 55, the Board of Commissioners
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
shall confirm the officials and employees
Dewan Komisioner menetapkan pejabat dan
accepted by the Financial Services Authority.
pegawai yang diterima OJK.
Penjelasan Pasal 63 (4):
Penetapan pejabat dan pegawai yang diterima OJK
tidak diartikan bahwa pejabat dan pegawai yang
bersangkutan sudah dialihkan atau dipekerjakan
menjadi pejabat dan pegawai OJK. Pejabat dan
pegawai tersebut dinyatakan sebagai pejabat dan
pegawai OJK sejak pengangkatan yang bersangkutan
oleh Dewan Komisioner. Pejabat dan pegawai yang
dipekerjakan tersebut berhak memilih menjadi
pegawai tetap OJK.

Elucidation of Article 63 (4):


Confirmation of the officials and employees accepted
by the Financial Services Authority shall not be
construed that those officials and employees have been
transferred or hired to be the officials and employees
of the Financial Services Authority. Those officials
and employees shall be declared as officials and
employees of the Financial Services Authority upon
their appointment by the Board of Commissioners. The
officials and employees hired shall have the right to
choose whether or not to be regular employees of the
Financial Services Authority.

Pasal 64

Article 64

(1) Terhitung sejak beralihnya fungsi, tugas, dan (1) Upon the transfer of the functions, duties, and
powers as intended by Article 55:
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55:
a. pejabat dan/atau pegawai Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; dan

a. officials and/or employees of the Capital


Market
and
Financial
Institution
Supervisory Agency; and

b. pejabat dan/atau pegawai Bank Indonesia


yang melaksanakan fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan di
sektor Perbankan,

b. officials and/or employees of Bank


Indonesia performing the regulatory and
supervisory functions, duties, and powers
in the Banking sector,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat


(4) dialihkan untuk dipekerjakan pada OJK.

as intended by Article 63 section (4), shall be


transferred for hiring by the Financial Services
Authority.

Penjelasan Pasal 64 (1):


Penetapan pejabat dan pegawai OJK dilakukan
dengan Surat Keputusan Dewan Komisioner.

Elucidation of Article 64 (1):


Confirmation of officials and employees of the
Financial Services Authority shall be made by
Decision of the Board of Commissioners.

(2) Pejabat dan/atau pegawai yang dialihkan untuk (2) Officials and/or employees transferred for
dipekerjakan sebagaimana dimaksud pada ayat
hiring as intended by section (1) must work in
(1) wajib bekerja di OJK untuk jangka waktu
the Financial Services Authority for a period
paling singkat:
of at least:
a. 1 (satu) tahun bagi pejabat dan/atau
pegawai yang berasal dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan; dan

a. one (1) year for officials and/or employees


from the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency; and

b. 3 (tiga) tahun bagi pejabat dan/atau


pegawai yang berasal dari Bank Indonesia.

b. three (3) years for officials


employees from Bank Indonesia.

Penjelasan Pasal 64 (2): Cukup jelas

and/or

Elucidation of Article 64 (2): Sufficiently clear

(3) Pejabat dan/atau pegawai sebagaimana (3) Officials and/or employees as intended by
dimaksud pada ayat (2) wajib menetapkan
section (2) must decide on the status whether
pilihan status sebagai pejabat dan/atau pegawai
as the officials and/or employees of the
59

OJK atau:

Financial Services Authority or:

a. sebagai
pejabat
dan/atau
pegawai
Kementerian Keuangan, paling lama 3
(tiga) bulan sejak beralihnya fungsi, tugas,
dan wewenang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55, bagi pejabat dan/atau
pegawai yang berasal dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan; dan

a. as the officials and/or employees of the


Ministry of Finance, within three (3)
months of the transfer of the functions,
duties, and powers as intended by Article
55, for officials and/or employees from the
Capital Market and Financial Institution
Supervisory Agency; and

Penjelasan Pasal 64 (3) (a):


Penetapan jangka waktu 3 (tiga) bulan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan bagi OJK untuk melakukan
proses rekrutmen untuk mengisi kekosongan dari
pejabat dan pegawai yang tetap memilih status sebagai
pegawai Kementerian Keuangan.

Elucidation of Article 64 (3) (a):


The timing of three (3) months aims to give an
opportunity to the Financial Services Authority to
process the recruitment to fill the vacancy of the
officials and employees who choose to remain as the
officials and employees of the Ministry of Finance.

Pejabat dan pegawai yang berasal dari Badan


Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang
tetap memilih sebagai pejabat dan pegawai
Kementerian Keuangan dikembalikan ke Kementerian
Keuangan pada akhir tahun pertama.

The officials and employees from the Capital Market


and Financial Institution Supervisory Agency who
choose to remain as the officials and employees of the
Ministry of Finance shall be reinstated in the Ministry
of Finance at the end of the first year.

b. sebagai pejabat dan/atau pegawai Bank


Indonesia, paling lama 2 (dua) tahun sejak
beralihnya fungsi tugas, dan wewenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
bagi pejabat dan/atau pegawai yang berasal
dari Bank Indonesia.

b. as the officials and/or employees of Bank


Indonesia, within two (2) months of the
transfer of the functions, duties, and
powers as intended by Article 55, for
officials and/or employees from Bank
Indonesia.

Penjelasan Pasal 64 (3) (b):


Penetapan jangka waktu 2 (dua) tahun dimaksudkan
untuk memberi kesempatan bagi OJK untuk melakukan
proses rekrutmen untuk mengisi kekosongan dari
pejabat dan pegawai yang tetap memilih status sebagai
pegawai Bank Indonesia.

Elucidation of Article 64 (3) (b):


The timing of two (2) months aims to give an
opportunity to the Financial Services Authority to
process the recruitment to fill the vacancy of the
officials and employees who choose to remain as the
officials and employees of Bank Indonesia.

Pejabat dan pegawai yang berasal dari Bank


Indonesia yang tetap memilih sebagai pejabat dan
pegawai Bank Indonesia dikembalikan ke Bank
Indonesia pada akhir tahun ketiga.

The officials and employees from Bank Indonesia who


choose to remain as the officials and employees of
Bank Indonesia shall be reinstated in Bank Indonesia
at the end of the third year.

(4) Pejabat dan/atau pegawai sebagaimana (4) Officials and/or employees as intended by
section (1) and officials and/or employees as
dimaksud pada ayat (1) dan pejabat dan/atau
intended by section (3) shall be granted rights
pegawai OJK sebagaimana dimaksud pada
according to the requirements of the Financial
ayat (3) diberikan hak sesuai dengan ketentuan
Services Authority without prejudice to the
OJK dengan tidak mengurangi hak pejabat
rights of officials and/or employees enjoyed
dan/atau pegawai yang telah dimiliki sebelum
before and during transfer.
dan selama pengalihan.
Penjelasan Pasal 64 (4):
Yang dimaksud dengan hak pejabat dan pegawai
antara lain hak atas pengakuan masa kerja,
kepangkatan,
pensiun,
asuransi,
penghasilan,
tunjangan dan hak lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, yang telah menjadi hak pegawai
yang bersangkutan.

Elucidation of Article 64 (4):


The rights of officials and employees shall be, inter
alia, the right to acknowledged length of service,
ranks, retirement, insurance, income, benefits and
other rights to which pursuant to the laws and
regulations the relevant employees are entitled.

Sejak pejabat dan pegawai dari Bank Indonesia dan


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan dipekerjakan di OJK, pejabat dan pegawai

Once the officials and employees of Bank Indonesia


and the Capital Market and Financial Institution
Supervisory Agency are hired in the Financial Services

60

dimaksud memiliki hak yang distandardisasi


berdasarkan Peraturan Dewan Komisioner.

Authority, such officials and employees shall have the


rights to be standardized according to the Regulation
of the Board of Commissioners.

Hak pejabat dan pegawai setelah menjadi pejabat dan


pegawai OJK selanjutnya mengikuti ketentuan
mengenai hak pejabat dan pegawai dengan ketentuan:

The rights of officials and employees who have become


the officials and employees of the Financial Services
Authority shall be subject to the provisions concerning
the rights of officials and employees, provided that:

a. Bank Indonesia tetap bertanggung jawab atas


biaya yang timbul untuk memenuhi hak pejabat
dan pegawai yang berasal dari Bank Indonesia,
misalnya: pensiun, asuransi dan/atau tabungan
hari tua, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Bank Indonesia.

a. Bank Indonesia shall remain responsible for the


cost incurred to administer the rights of officials
and employees from Bank Indonesia, for example:
retirement, insurance and/or old-age savings,
under the prevailing conditions of Bank Indonesia.

b. Kementerian Keuangan tetap bertanggung jawab


atas biaya yang timbul untuk memenuhi hak
pejabat dan pegawai yang berasal dari
Kementerian Keuangan, misalnya: pensiun,
asuransi dan/atau tabungan hari tua, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Kementrian
Keuangan.

b. The Ministry of Finance shall remain responsible


for the cost incurred to administer the rights of
officials and employees from the Ministry of
Finance, for example: retirement, insurance and/or
old-age savings, under the prevailing conditions of
the Ministry of Finance.

c. OJK bertanggung jawab atas biaya yang timbul


untuk memenuhi kesetaraan hak pejabat dan
pegawai yang berasal dari Bank Indonesia dan
Kementerian Keuangan, dalam rangka mengikuti
standardisasi hak pejabat dan pegawai di OJK.

c. The Financial Services Authority shall be


responsible for the cost incurred to administer the
equality of the rights of officials and employees
from Bank Indonesia and the Ministry of Finance,
to follow the standardization of the rights of
officials and employees of the Financial Services
Authority.

Pasal 65

Article 65

(l) Terhitung sejak beralihnya fungsi, tugas, dan (1) Upon the transfer of the functions, duties, and
powers as intended by Article 55:
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55:
a. kekayaan dan dokumen yang dimiliki
dan/atau digunakan Bank lndonesia dalam
rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan di
sektor Perbankan; dan

a. the assets and documents belonging to


and/or used by Bank Indonesia in the
performance of the regulatory and
supervisory functions, duties and powers in
the Banking sector; and

b. kekayaan negara dan dokumen yang


dimiliki dan/atau digunakan Kementerian
Keuangan dan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan dalam
rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan di
sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya,

b. the state assets and documents belonging


to and/or used by the Ministry of Finance
and the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency in the
performance of the regulatory and
supervisory functions, duties and powers in
the sector of Capital Markets, Insurance,
Pension Funds, Finance Institutions, and
Other Financial Services Institutions,

dapat digunakan oleh OJK.

may be used by the Financial Services


Authority.

Penjelasan Pasal 65 (1):


Yang dimaksud dengan kekayaan dan kekayaan
negara meliputi gedung, kendaraan, peralatan dan
perlengkapan kantor, dan infrastruktur lainnya yang

Elucidation of Article 65 (1):


Assets and state assets include buildings,
vehicles, office equipment and stationery, and other
infrastructure which facilitate the workability of

61

merupakan penunjang terselenggaranya kegiatan


pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.

regulatory and supervisory activities of the financial


services sector

Yang dimaksud dengan dokumen adalah data dan


informasi baik dalam bentuk tertulis maupun elektronik
yang dimiliki dan/atau digunakan dalam kegiatan
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.

Documents means data and information of both


written and electronic form belonging and/or used in
the regulatory and supervisory activities of the
financial services sector.

Kekayaan dan dokumen Bank Indonesia, Kementerian


Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan yang digunakan OJK adalah
kekayaan dan dokumen yang digunakan untuk
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.
Sedangkan kekayaan dan dokumen yang digunakan
untuk pengaturan dan pengawasan perbankan tetapi
juga diperlukan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan tugasnya, digunakan secara bersamasama.

The assets and documents of Bank Indonesia, the


Ministry of Finance, and the Capital Market and
Financial Institution Supervisory Agency used by the
Financial Services Authority shall be the assets and
documents used for the regulation and supervision of
the financial services sector. Whereas, the assets and
documents used for the banking regulation and
supervision but also needed by Bank Indonesia to
perform its duties, shall be shared.

Yang dimaksud dengan digunakan adalah dapat


dimanfaatkan, dikelola, dan dipelihara oleh OJK.

Used means utilized, managed, and maintained by


the Financial Services Authority.

(2) Penggunaan kekayaan, kekayaan negara, dan (2) Use of the assets, state assets, and documents
as intended by section (l) shall be stated by
dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
joint decision or decisions of the Minister of
ditetapkan dengan keputusan bersama atau
Finance, the Governor of Bank Indonesia, and
keputusan Menteri Keuangan, Gubernur Bank
the Chairman of the Board of Commissioners
Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner yang
issued within one (l) month prior to the
ditetapkan paling singkat l (satu) bulan
transfer of the functions, duties, and powers as
sebelum beralihnya fungsi, tugas, dan
intended by Article 55.
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55.
Penjelasan Pasal 65 (2):
Keputusan bersama atau keputusan Menteri
Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua
Dewan Komisioner antara lain keputusan mengenai
jenis kekayaan, kekayaan negara, dan dokumen yang
dapat digunakan, mekanisme penggunaan, status
kepemilikan, dan tata cara penggunaan secara
bersama-sama.

Elucidation of Article 65 (2):


A joint decision or decisions of the Minister of
Finance, the Governor of Bank Indonesia, and the
Chairman of the Board of Commissioners are, inter
alia, decisions concerning the types of usable assets,
state assets, and documents, mechanism of use, status
of ownership, and sharing procedures.

Pasal 66

Article 66

(l) Sejak Undang-Undang ini diundangkan (l) Upon the promulgation of this Law until the
transfer of the functions, duties, and powers as
sampai dengan beralihnya fungsi, tugas, dan
intended by Article 55:
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55:
a. Bank Indonesia tetap melaksanakan fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan dan
pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Perbankan; dan

a. Bank Indonesia shall remain to perform the


regulatory and supervisory functions,
duties, and powers of the financial services
activities in the Banking sector; and

b. Menteri Keuangan dan Badan Pengawas


Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tetap
melaksanakan
fungsi,
tugas,
dan
wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar
Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa

b. The Minister of Finance and the Capital


Market
and
Financial
Institution
Supervisory Agency shall remain to
perform the regulatory and supervisory
functions, duties, and powers of the
financial services activities in the sectors
of Capital Markets, Insurance, Pension

62

Keuangan Lainnya.

Funds, Finance Institutions, and Other


Financial Services Institutions.

Penjelasan Pasal 66 (1): Cukup jelas

Elucidation of Article 66 (1): Sufficiently clear

(2) Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan (2) Bank Indonesia, the Minister of Finance, and
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
the Capital Market and Financial Institution
Keuangan menyampaikan laporan atas
Supervisory Agency shall submit a report on
pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang
the performance of the functions, duties, and
sebagaimana dimaksud pada ayat (l), kepada
powers as intended by section (l) to the
OJK.
Financial Services Authority.
Penjelasan Pasal 66 (2):
Ketentuan ini dimaksudkan agar Dewan Komisioner
dapat menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya
secara efektif pada saat fungsi, tugas, dan wewenang
tersebut beralih ke OJK dari Bank Indonesia, Menteri
Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.

Elucidation of Article 66 (2):


This provision aims to enable the Board of
Commissioners to perform the functions, duties, and
powers effectively when those functions, duties, and
powers pass to the Financial Services Authority from
Bank Indonesia, the Minister of Finance, and the
Capital Market and Financial Institution Supervisory
Agency.

Hal yang diinformasikan antara lain meliputi:

Matters to inform shall be, inter alia:

a. pelaksanaan tugas pengaturan dan pengawasan di


sektor Perbankan, Pasar Modal, Usaha
Perasuransian,
Dana
Pensiun,
Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya;

a. performance of the regulatory and supervisory


duties in the sectors of Banking, Capital Markets,
Insurance, Pension Funds, Finance Institutions,
and Other Financial Services Institutions;

b. kondisi terkini dan kecenderungan yang akan


terjadi di Perbankan, Pasar Modal, Usaha
Perasuransian,
Dana
Pensiun,
Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya;

b. the current condition and imminent trends in


Banking, Capital Markets, Insurance, Pension
Funds, Finance Institutions, and Other Financial
Services Institutions;

c. kejadian penting yang terkait dengan Perbankan,


Pasar Modal, Usaha Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga
Jasa Keuangan Lainnya yang patut diketahui
Dewan Komisioner; dan

c. the milestones in connection with Banking, Capital


Markets, Insurance, Pension Funds, Finance
Institutions, and Other Financial Services
Institutions worth notice by the Board of
Commissioners; and

d. kebijakan strategis yang telah dan akan diambil


oleh Bank Indonesia, Kementerian Keuangan,
dan/atau Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.

d. the strategic policies having been and to be made


by Bank Indonesia, the Ministry of Finance, and/or
the Capital Market and Financial Institution
Supervisory Agency.

(3) Pembiayaan yang terkait dengan pelaksanaan (3) The financing in connection with the
performance of the functions, duties, and
fungsi, tugas, dan wewenang sebagaimana
powers as intended by section (l) shall be
dimaksud pada ayat (l), bersumber dari:
derived from:
a. Bank Indonesia untuk pelaksanaan fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan dan
pengawasan di sektor Perbankan; dan

a. Bank Indonesia for the performance of the


regulatory and supervisory functions,
duties, and powers in the Banking sector;
and

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


untuk pelaksanaan fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan di
sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

b. the State Budget for the performance of the


regulatory and supervisory functions,
duties, and powers in the sectors of Capital
Markets, Insurance, Pension Funds,
Finance Institutions, and Other Financial
Services Institutions.

63

Penjelasan Pasal 66 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 66 (3): Sufficiently clear

(4) Pembiayaan rencana kerja dan anggaran OJK (4) The financing of the working plans and budget
sejak Undang-Undang ini diundangkan sampai
of the Financial Services Authority upon the
dengan beralihnya fungsi, tugas, dan
promulgation of this Law until the transfer of
wewenang pengaturan dan pengawasan sektor
the regulatory and supervisory functions,
jasa keuangan ke OJK sebagaimana dimaksud
duties, and powers in the financial services
dalam Pasal 55, bersumber dari anggaran
sector to the Financial Services Authority as
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
intended by Article 55, shall be derived from
Keuangan Kementerian Keuangan dan/atau
the budget of the Capital Market and Financial
Bank Indonesia.
Institution Supervisory Agency of the Ministry
of Finance and/or Bank Indonesia.
Penjelasan Pasal 66 (4):
Pembagian pembiayaan diatur bersama
Pemerintah dan Bank Indonesia.

antara

Elucidation of Article 66 (4):


Shared financing shall jointly be governed by the
Government and Bank Indonesia.

Pasal 67

Article 67

(1) Keputusan mengenai pemberian izin usaha, (1) Decisions concerning the issue of business
licenses, individual licenses, effective date of
izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan
registration
statements;
certificates
of
pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan
registration, business approvals, validation,
melakukan kegiatan usaha, pengesahan, dan
and approvals or orders for dissolution, and
persetujuan atau penetapan pembubaran, dan
any decision having been issued by Bank
setiap keputusan yang telah ditetapkan oleh
Indonesia, the Ministry of Finance, and the
Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan
Capital Market and Financial Institution
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Supervisory Agency under the laws and
Keuangan berdasarkan peraturan perundangregulation in the financial services sector prior
undangan di sektor jasa keuangan sebelum
to the transfer of the functions, duties, and
beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang
powers as intended by Article 55, are declared
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
to remain valid.
dinyatakan tetap berlaku.
(2) Permohonan
izin
usaha,
izin
orang (2) Applications for business licenses, individual
perseorangan, pernyataan pendaftaran, surat
licenses, effective date of registration
tanda terdaftar, persetujuan melakukan
statements; certificates of registration, business
kegiatan usaha, pengesahan, dan persetujuan
approvals, validation, and approvals or orders
atau penetapan pembubaran, serta permohonan
for dissolution, and other applications pending
penetapan lainnya yang sedang dalam proses
the completion of the process in Bank
penyelesaian
pada
Bank
Indonesia,
Indonesia, the Ministry of Finance, and the
Kementerian Keuangan, dan Badan Pengawas
Capital Market and Financial Institution
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Supervisory Agency under the laws and
berdasarkan peraturan perundang-undangan di
regulation in the financial services sector upon
sektor jasa keuangan, sejak beralihnya fungsi,
the transfer of the functions, duties, and
tugas, dan wewenang sebagaimana dimaksud
powers as intended by Article 55, shall be
dalam Pasal 55, penyelesaiannya dilanjutkan
continued by the Financial Services Authority
oleh OJK.
for completion.
Penjelasan Pasal 67: Cukup jelas

Elucidation of Article 67: Sufficiently clear

Pasal 68

Article 68

Sejak beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
pemeriksaan dan/atau penyidikan yang sedang
dilakukan oleh Bank Indonesia, Kementerian
Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan

Upon the transfer of the functions, duties, and


powers as intended by Article 55, any ongoing
examination and/or investigation with Bank
Indonesia, the Ministry of Finance and the Capital
Market and Financial Institution Supervisory

64

Lembaga Keuangan, penyelesaiannya dilanjutkan Agency, shall be continued by the Financial


oleh OJK.
Services Authority for completion.
Penjelasan Pasal 68: Cukup jelas

Elucidation of Article 68: Sufficiently clear

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69

CHAPTER XIV
CONCLUDING PROVISIONS
Article 69

(1) Fungsi, tugas, dan wewenang Bank Indonesia (1) The functions, duties, and powers of Bank
sebagaimana dimaksud dalam:
Indonesia as intended by:
a. Pasal 8 huruf c, Pasal 24, Pasal 25, Pasal
26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30,
Pasal 31, Pasal 32, dan Pasal 33 UndangUndang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4962);

a. Article 8 point (c), Article 24, Article 25,


Article 26, Article 27, Article 28, Article
29, Article 30, Article 31, Article 32, and
Article 33 of Law Number 23 of 1999
concerning Bank Indonesia, as amended
several times, most recently amended by
Law Number 6 of 2009 concerning
Enactment of Regulation of the
Government in Lieu of Law Number 2 of
2008 concerning The Second Amendment
to Law Number 23 of 1999 (State Gazette
of the Republic of Indonesia Number 7 of
2009, Supplement to State Gazette of the
Republic of Indonesia Number 4962);

Penjelasan Pasal 69 (1) (a):


Tugas Bank Indonesia dalam mengatur dan mengawasi
bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c
yang dialihkan ke OJK adalah tugas pengaturan dan
pengawasan yang berkaitan dengan microprudential
sebagaimana dimaksud Undang-Undang ini.

Elucidation of Article 69 (1) (a):


The duties of Bank Indonesia in the regulation and
supervision of banks as intended by Article 8 point (c)
transferred to the Financial Services Authority shall be
the duties of microprudential regulation and
supervision as intended by this Law.

Bank Indonesia tetap memiliki tugas pengaturan


perbankan terkait macroprudential.

Bank Indonesia shall remain to have the duties of


banking microprudential regulation.

b. Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 11, Pasal


12, Pasal 13, Pasal 16, Pasal 18, Pasal 19,
Pasal 20, Pasal 22, Pasal 27, Pasal 28,
Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 31A,
Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36,
Pasal 37, Pasal 37A, Pasal 38, Pasal 41,
Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 44, Pasal 52,
dan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 7
Tahun
1992
tentang
Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3790);

b. Article 6, Article 7, Article 8, Article 11,


Article 12, Article 13, Article 16, Article
18, Article 19, Article 20, Article 22,
Article 27, Article 28, Article 29, Article
30, Article 31, Article 31A, Article 33,
Article 34, Article 35, Article 36, Article
37, Article 37A, Article 38, Article 41,
Article 41A, Article 42, Article 44, Article
52, and Article 53 of Law Number 7 of
1992 concerning Banking, as amended by
Law Number 10 of 1998 concerning The
Amendment to Law Number 7 of 1992
concerning Banking (State Gazette of the
Republic of Indonesia Number 182 of
1998, Supplement to State Gazette of the
Republic of Indonesia Number 3790);

Penjelasan Pasal 69 (1) (b): Cukup jelas

Elucidation of Article 69 (1) (b): Sufficiently clear

c. Pasal 1 angka 15, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 8,


Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 16, Pasal
65

c. Article 1 point 15, Article 5, Article 6,


Article 8, Article 9, Article 10, Article 11,

17, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 26,


Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30,
Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34,
Pasal 35, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 40,
Pasal 42, Pasal 43, Pasal 46, Pasal 50,
Pasal 51, Pasal 52, Pasal 53, Pasal 54,
Pasal 56, Pasal 57, dan Pasal 58 UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
94, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4867);

Article 16, Article 17, Article 20, Article


21, Article 22, Article 26, Article 27,
Article 28, Article 29, Article 30, Article
31, Article 32, Article 33, Article 34,
Article 35, Article 37, Article 38, Article
40, Article 42, Article 43, Article 46,
Article 50, Article 51, Article 52, Article
53, Article 54, Article 56, Article 57, and
Article 58 of Law Number 21 of 2008
concerning Sharia Banking (State Gazette
of the Republic of Indonesia Number 94 of
2008, Supplement to State Gazette of the
Republic of Indonesia Number 4867);

beralih menjadi fungsi, tugas, dan wewenang


OJK sejak beralihnya fungsi, tugas, dan
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55 ayat (2).

shall pass to the Financial Services Authority


upon the transfer of the functions, duties, and
powers as intended by Article 55 section (2).

Penjelasan Pasal 69 (1) (c): Cukup jelas

Elucidation of Article 69 (1) (c): Sufficiently clear

(2) Dengan beralihnya fungsi, tugas, dan (2) Upon the functions, duties, and powers passing
as intended by Article 55 section (2), the
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Banking Supervisory Institution as intended by
55 ayat (2), Lembaga Pengawas Perbankan
Law Number 24 of 2004 concerning the
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Deposit Insurance Corporation (State Gazette
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
of the Republic of Indonesia Number 96 of
Penjamin Simpanan (Lembaran Negara
2004, Supplement to State Gazette of the
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 96,
Republic of Indonesia Number 4420), as
Tambahan Lembaran Negara Republik
amended by Law Number 7 of 2009
Indonesia Nomor 4420) sebagaimana diubah
concerning Enactment of Regulation of the
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009
Government in Lieu of Law Number 3 of 2008
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
concerning The Amendment to Law Number
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
24 of 2004 concerning the Deposit Insurance
2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Corporation into Law (State Gazette of the
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Republic of Indonesia Number 8 of 2009,
Penjamin Simpanan Menjadi Undang-Undang
Supplement to State Gazette of the Republic of
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Indonesia Number 4963), shall be the
2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Financial Services Authority.
Republik Indonesia Nomor 4963), adalah OJK.
Penjelasan Pasal 69 (2): Cukup jelas

Elucidation of Article 69 (2): Sufficiently clear

(3) Sejak Undang-Undang ini diundangkan, (3) Upon the promulgation of this Law, the
functions, duties, and powers of the
fungsi, tugas, dan wewenang Komite
Coordinating Committee as intended by Law
Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam
Number 24 of 2004 concerning the Deposit
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004
Insurance Corporation (State Gazette of the
tentang Lembaga Penjamin Simpanan
Republic of Indonesia Number 96 of 2004,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Supplement to State Gazette of the Republic of
2004 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Indonesia Number 4420), as amended by Law
Republik Indonesia Nomor 4420) sebagaimana
Number 7 of 2009 concerning Enactment of
diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Regulation of the Government in Lieu of Law
Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Number 3 of 2008 concerning The
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
Amendment to Law Number 24 of 2004
3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undangconcerning the Deposit Insurance Corporation
Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
into Law (State Gazette of the Republic of
Lembaga Penjamin Simpanan Menjadi
Indonesia Number 8 of 2009, Supplement to
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
66

State Gazette of the Republic of Indonesia


Number 4963), shall be performed by the
Financial System Stability Coordinating
Forum as intended by this Law.

Indonesia Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4963), dilaksanakan oleh Forum Koordinasi
Stabilitas Sistem Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Penjelasan Pasal 69 (3): Cukup jelas

Elucidation of Article 69 (3): Sufficiently clear

(4) Ketentuan mengenai protokol koordinasi 4) The provisions concerning the coordination
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Pasa1
protocol as intended by Article 44, Article 45,
45, dan Pasal 46 berlaku sampai dengan
and Article 46 shall apply until the
diundangkannya undang-undang mengenai
promulgation of law concerning the financial
jaring pengaman sistem keuangan.
system safety net.
Penjelasan Pasal 69 (4): Cukup jelas

Elucidation of Article 69 (4): Sufficiently clear

Pasal 70

Article 70

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

Upon this Law coming into effect:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang 1. Law Number 2 of 1992 concerning Insurance
Business (State Gazette of the Republic of
Usaha Perasuransian (Lembaran Negara
Indonesia Number 13 of 1992, Supplement to
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13,
State Gazette of the Republic of Indonesia
Tambahan Lembaran Negara Republik
Number 3467) and its ancillary regulations;
Indonesia Nomor 3467) dan peraturan
pelaksanannya;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang 2. Law Number 7 of 1992 concerning Banking
(State Gazette of the Republic of Indonesia
Perbankan (Lembaran Negara Republik
Number 31 of 1992, Supplement to State
Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan
Gazette of the Republic of Indonesia Number
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3472), as amended by Law Number 10 of 1998
3472) sebagaimana telah diubah dengan
concerning The Amendment to Law Number 7
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
of 1992 concerning Banking (State Gazette of
tentang Perubahan Atas Undang-Undang
the Republic of Indonesia Number 182 of
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
1998, Supplement to State Gazette of the
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Republic of Indonesia Number 3790) and its
1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran
ancillary regulations;
Negara Republik Indonesia Nomor 3790) dan
peraturan pelaksanannya;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 3. Law Number 11 of 1992 concerning Pension
Funds (State Gazette of the Republic of
tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara
Indonesia Number 37 of 1992, Supplement to
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37,
State Gazette of the Republic of Indonesia
Tambahan Lembaran Negara Republik
Number 3477) and its ancillary regulations;
Indonesia Nomor 3477) dan peraturan
pelaksanannya;
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang 4. Law Number 8 of 1995 concerning Capital
Markets (State Gazette of the Republic of
Pasar Modal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Number 64 of 1995, Supplement to
Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan
State Gazette of the Republic of Indonesia
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Number 3608) and its ancillary regulations;
3608) dan peraturan pelaksanannya;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 5. Law Number 23 of 1999 concerning Bank
Indonesia, as several times amended, and most
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
recently amended by Law Number 6 of 2009
beberapa kali diubah terakhir dengan Undangconcerning Enactment of Regulation of the
Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Government in Lieu of Law Number 2 of 2008
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
concerning The Second Amendment to Law
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
67

Number 23 of 1999 concerning Bank


Indonesia into Law (State Gazette of the
Republic of Indonesia Number 7 of 2009,
Supplement to State Gazette of the Republic of
Indonesia Number 4962) and its ancillary
regulations;

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4962) dan peraturan
pelaksanannya;

6. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 6. Law Number 21 of 2008 concerning Sharia


Banking (State Gazette of the Republic of
tentang Perbankan Syariah (Lembaran Negara
Indonesia Number 94 of 2008, Supplement to
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94,
State Gazette of the Republic of Indonesia
Tambahan Lembaran Negara Republik
Number 4867) and its ancillary regulations;
Indonesia Nomor 4867) dan peraturan
and
pelaksanannya; dan
7. peraturan perundang-undangan lainnya di 7. other laws and regulations in the financial
sektor jasa keuangan,
services sector,
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak are declared to remain valid to the extent not in
bertentangan dan belum diganti berdasarkan contravention of and not yet replaced by this Law.
Undang-Undang ini.
Penjelasan Pasal 70: Cukup jelas

Elucidation of Article 70: Sufficiently clear

Pasal 71

Article 71

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal This Law shall come into effect from the date it is
diundangkan.
promulgated.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan In order that every person may know of it, the
pengundangan Undang-Undang ini dengan promulgation of this Law is ordered by placement
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik in the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Indonesia.
Penjelasan Pasal 71: Cukup jelas

Elucidation of Article 71: Sufficiently clear

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 22 November 2011

Ratified in Jakarta
on November 22, 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF


INDONESIA,
[Sgd.]
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

[Ttd.]
DR. H. SOESILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 November 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
[Ttd.]
AMIR SYAMSUDIN

Promulgated in Jakarta
on November 22, 2011
MIINISTER OF LAW AND HUMAN RIGHTS
THE REPUBLIC OF INDONESIA,
[Sgd.].
AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


TAHUN 2011 NOMOR 111.

STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA


NUMBER 111 OF 2011.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 5253.

SUPPLEMENT TO STATE GAZETTE OF THE


REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 5253.

Translated by: Wishnu Basuki


wbasuki@gmail.com

***
68

You might also like