You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM PERBENGKELAN PENGENALAN ALAT-ALAT PERBENGKELAN

Oleh: Epri Setiya Widiastuti A1H009054

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2011 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia atas bahan pangan semakin meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin banyak. Alat-alat konvensional dalam bidang pertanian kurang dapat memadai untuk selalu meningkatkan produksi bahan pangan tersebut. Maka dibutuhkanlah teknologi yang lebih maju dan modern. Sejak zaman purbakala orang telah mengenal teknik sederhana untuk membuat dan merakit alat. Mungkin teknik ikat-mengikat dan penggunaan pasak merupakan cara tertua yang pernah dikenal. Semakin berkembangnya teknologi di segala bidang telah banyak diciptakan berbagai macam bahan, alat dan mesin serta teknik dalam bidang perbengkelan. Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkan tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Dalam hal ini dapat dipelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian Teknologi perbengkelan yang akan dibahas, yaitu Peralatan-Peralatan Bengkel yang meliputi bengkel dan alat mesin pertanian, jenis-jenis peralatan bengkel beserta fungsi dan mekanisme kerjanya. Perlengkapan kerja yang cukup dan dengan mengetahui mekanisme kerjanya, pekerjaan akan lebih mudah diselesaikan. Dalam praktikum perbengkelan dengan acara Pengenalan Peralatan Perbengkelan dibahas tentang alat-alat yang terdapat di bengkel meliputi fungsi dan kegunaan alat, cara kerja, serta perawatan dari alat-alat tersebut. B. Tujuan Tujuan dari praktikum perbengkelan dalam acara pengenalan alat-alat perbengkelan adalah: 1. Mengetahui peralatan perbengkelan sederhana. 2. Mengetahui fungsi peralatan sederhana.

3. Mengetahui cara kerja peralatan perbengkelan sederhana.

II. TINJAUAN PUSTAKA Bengkel merupakan tempat untuk pembuatan, perakitan, maupun perbaikan alat dan mesin-mesin tertentu. Selain itu bengkel juga dapat diartikan sebagai tempat melaksanakan belajar mengajar keterampilan (Soetardjo, 1996). Guna menjamin efektifitas dan efisiensi kegiatan perbengkelan diperlukan adanya manajemen bengkel yang baik terhadap keseluruhan sumber daya yang ada. Selain pengelolaan terhadap sumber daya manusia, pengelolaan peralatan bengkel sangat penting sehingga setiap peralatan yang ada selalu dalam keadaan terawat dan siap pakai. Dengan kelengkapan dan kesiapan peralatan bengkel yang memadai, serta ditunjang pengetahuan cara yang baik dan benar dalam penggunaan alat akan membuat pekerjaan perbengkelan menjadi lebih mudah dan aman. Perkakas atau peralatan adalah komponen yang sangat penting dalam membuat suatu benda atau barang. Jika salah satu dari perkakas tadi rusak atau bahkan hilang maka proses pembuatan akan terhambat sehingga hasilnya tidak akan sempurna dan bisa saja tidak terselesaikan. Untuk itu dibutuhkan suatu tempat untuk melindungi peralatan-peralatan tersebut agar tidak rusak atau hilang. Biasanya perkakas (peralatan) disimpan dalam wadah yang disebut Tool Box. Pekerjaan mekanik listrik yang dilakukan di bengkel listrik biasanya dikerjakan dengan menggunakan beberapa peralatan tertentu. Kadang pekerjaan tersebut dikerjakan cukup hanya menggunakan peralatan tangan saja, tetapi ada juga yang menggunakan peralatan mesin atau gabungan, baik peralatan tangan maupun peralatan mesin. Peralatan tangan yang dimaksud adalah segala macam perkakas atau alat yang digunakan secara manual (tangan) untuk pekerjaan-pekerjaan mekanik di bengkel listrik (elektro). Peralatan tangan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Peralatan tangan tanpa sumber tenaga dari luar, misalnya: kikir, obeng, tang, gergaji tangan, palu, dan lain-lain 2. Peralatan tangan yang menggunakan sumber listrik dengan daya yang relatif kecil, misalnya : bor listrik pistol, solder, gergaji listrik manual.

3. Peralatan tangan yang digunakan untuk pengukuran besaran tertentu, misalnya: mistar, busur derajat, jangka sorong, mikro meter, pengukur tekanan, dan sebagainya. Peralatan bengkel yang umum digunakan dan hendaknya dimiliki oleh bengkel diantaranya adalah obeng, palu, tang, kunci, pahat, penitik, kikir, gergaji, canggam, klem, mata bor, alat pembuat drad, dan alat pencabut sekrup (Morgan, K. Setiawan, 1987). Agar dalam penggunaanya peralatan tersebut dapat aman dan tahan lama perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Pembelian atau penggunaan alat yang bermutu baik 2. Perawatan yang baik. 3. Penggunaan alat sesuai dengan jenis dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya Bengkel Pertanian dibagi ke dalam: 1. Bengkel Kecil dan Sederhana ( Small Scale) Jenis bengkel ini biasanya hanya digunakan untuk melakukan perawatan pada mesin pertanian dan peralatan yang sederhana. 2. Bengkel Menengah (Medium Scale) Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat perawatan mesin dan alat, biasanya digunakan untuk lapangan atau field-workshop. Yaitu sebagai pusat perawatan bagi distributor alat mesin pertanian untuk mendukung pelayanan penjualan. 3. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale) Jenis bengkel ini bersifat tetap atau permanen yaitu memiliki fasilitas-fasilitas seperti yang ada pada pabrik produksi skala besar. Fungsi dari bengkel ini sebagai base-workshop dengan ukuran yang lebih besar daripada bengkel medium scale, untuk menangani pekerjaan bongkaran atau bongkar pasang, memperbaiki dan mengganti suku cadang, untuk membuat beberapa bagian mesin dan alat pertanian yang rusak. Peralatan-peralatan bengkel dan mesin yang sering digunakan dalam pertanian diantaranya sebagai berikut: 1. Peralatan Ukur a. Mistar Baja

Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat dimana permukaannya dan bagian sisinya adalah rata dan lurus serta di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran (skala ukuran milimeter). Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan tebal serta memeriksa kerataan suatu benda. Hasil pengukuran mistar akan lebih baik hasilnya jika diujungnya diberi pengait. Jika mistar itu tidak ada pengaitnya maka perlu memakai suatu penahan di waktu mengukur, benda kerja dan mistar merapat pada penahan di waktu mengukur, benda kerja dan mistar merapat pada penahan karena hasil pengukuran akan lebih teliti. b. Plat ukur Plat ukur atau disebut lidah ukur ialah sejumlah bilah yang mempunyai tebal tertentu, misalnya 0,0015sampai 0,025 digunakan untuk mengukur celah antara dua permukaan yang sempit. Bilah ukur atau plat ukur yang sesuai ditusukan kerongga atau celah yang hendak di ukur. Plat ukur dipegang dengan tangan kanan, benda kerja dengan tangan kiri, kesempitan bilah memberi pengaruh terhadap hasil pengukuran. Istilah lain untuk plat ukur atau bilah ukur atau lidah ukur disebut juga pisau peraba. Plat ukur digunakan untuk mengukur celah katup dan banyak lagi pekerjaan yang dapat diukur dengan alat itu. Alat ini sangat perlu pengawasan yang baik, maksudnya ketelitian ukuran dapat tercapai jika daunnya tidak rusak, bersihkanlah alat tersebut dengan kain lap, bila telah menggunakan plat ukur itu. Plat ukur jangan ditekan pada celah, cobalah dengan daun yang lebih tipis. Plat ukur dari kawat digunakan untuk memeriksa celah elektroda busi, alat ini setiap set meliputi ukuran yang umum, biasanya setiap sel lengkap dengan alat pembengkok elektroda massa. Kesalahan bentuk elektroda, daun pengukur tidak akan digunakan untuk menyetel busi (Daryanto, 1988). 2. Perkakas Sayat a. Kikir Kikir adalah suatu peralatan untuk mengikis atau mengetam permukaan benda kerja. Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan sesuai dengan

panjang, bentuk, jenis, dan gigi pemotongnya. Gigi kikir dibuat dengan jalan memahat permukaan kikir. b. Pahat Pahat digunakan untuk memahat dan memotong benda kerja, alat ini dibuat dari baja perkakas yang dikeraskan, bagian yang disepuh sepanjang jarak satu inci dari mata pahat. Pahat sering digunakan untuk mengurangi tebal, membuat alur, membuat datar, dan menghilangkan tonjolan-tonjolan. Pahat dibuat dari baja karbon atau baja campuran yang dikeraskan dan sepuh pada sisi potongnya digerinda. 3. Alat-Alat Tangan a.Palu Palu adalah alat pemukul yang terbuat dari baja yang kedua ujungnya dikeraskan. Secara garis besar terdapat 2 macam palu yaitu, palu keras dan palu lunak. Palu keras pada bagian mukanya untuk memalu dan bagian yang berbentuk bola untuk pekerjaan-pekerjaan lain seperti mengeling. Palu lunak untuk permukaan-permukaan mesin atau bagian-bagian yang mudah pecah atau rapuh. Terdapat 5 macam palu lunak yaitu, terbuat dari leat, kulit mentah, plastik, kuningan dan karet. b. Tang Aneka macam tang yaitu, Tang Kombinasi, Tang Pemotong Diagonal, Tang Pemotong Samping, Tang Berhidung Jarum, Tang dengan Pegangan Pengunci, Tang Pengunci Ring. Tang kombinasi hampir jarang digunakan, gunanya untuk memegang bukan untuk mengencangkan atau membuka mur. Tang pemotong diagonal untuk mencabut pasak dari baut berlubang dan untuk membentangkan pasak center. Tang ini jangan digunakan untuk memotong kabel besar. c.Obeng Obeng kembang tidak akan slip, tetapi diperlukan tenaga tambahan untuk menekannya supaya tetap terpegang dengan baik pada celah kepala sekrup. Jika kembangnya rusak sulit untuk diperbaiki lagi. Obeng kepala clutch digunakan untuk mengecilkan penampilan sekrup yang rapi terutama untuk lempeng logam

halus dan untuk hiasan. Obeng offset digunakan jika ruangan putar terbatas dan sekrup sulit dijangkau. Obeng pemula digunakan untuk memasang sekrup pada tempat-tempat yang sulit dijangkau tangan. Obeng ini hanya dipakai untuk memulai saja selanjutnya menggunakan obeng biasa. d. Kunci Kunci dapat digunakan untuk merakit atau mengikat komponen-komponen alat atau mesin yang menggunakan baud atau mur. Satuan ukuran kunci ada dua macam yaitu satuan inchi, misalnya , , 5/8 inchi dan lain-lain serta satuan mm seperti 8, 10, 17 dan sebagainya. 4. Peralatan Jepit a.Klem (penjepit) Klem ini banyak terdapat macam dan model tergantung dari bentuk dan macam pekerjaan yang akan dilakukan. Umumnya pada bengkel las terdapat berbagai model klem, seperti klem C, klem sejajar, klem massa dan klem penjepit plat. Terutama pada waktu bekerja dengan mesin-mesin perkakas juga ada berbagai bentuk klem penjepit. b. Blok (ganjal) Guna alat ini sebagai ganjal atau landasan waktu melakukan pekerjaan dengan mesin perkakas, misalnya untuk mengebor benda bulat maka sulit untuk dijepit pada ragum dengan posisi yang kuat untuk itu dipasang blok V agar dapat dijepit secara kuat. 5. Mesin Perkakas Bengkel a. Mesin Bubut Mesin ini mempunyai gerak utama berputar pada sumbunya, dimana gerakan putar mesin itu didapatkan dari motor listrik yang dijalankan oleh arus listrik atau oleh gerak mekanik dari perputaran sumbu roda dengan perantaraan sabuk puli. Bentuk dan ukuran mesin bubut itu bermacam-macam, dari ukuran yang sederhana sampai pada ukuran yang besar dan lengkap. b. Mesin Frais Mesin frais adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas dari segala mesin perkakas, pemotongan sudut, celah, roda gigi dapat dilakukan

dengan menggunakan berbagai pahat pemotong, bentuk pahat mesin frais ini berupa lingkaran di sekelilingnya terdapat gigi-gigi pemotong. Keuntungan yang lain dari mesin ini adalah ketersediaan dari pemotong yang sangat beraneka ragam membuat mesin frais sangat penting dalam bengkel dan ruang perkakas. Jenisjenis mesin frais yaitu, Mesin Frais Universal, Mesin Frais Vertikal, Mesin Frais Penyerut, dan Mesin Frais Portal. c. Mesin Ketam/Serut Mesin ini adalah mesin dengan gerak utama yang berjalan mondar-mandir secara horizontal atau vertikal, bentuk dari pahat penyayatannya hampir mirip dengan pahat mesin bubut, menurut bentuknya mesin ketam atau mesin serut ini dapat dibagi atas beberapa kelompok yaitu, Mesin Ketam Horizontal, Mesin Ketam Vertikal dan Mesin Ketam Jenis Khusus (pemotongan roda gigi). d. Mesin Bor/Gurdi Mesin bor adalah suatu peralatan mesin perkakas yang secara umum digunakan untuk mengebor atau membuat lubang pada benda kerja selain itu juga untuk melakukan pekerjaan, seperti mereamer (meluaskan), pengeboran bentuk tirus, pengeboran pembenaman (counter sink). Jenis-jenisnya adalah Mesin Bor Tegak, Mesin Bor Radial, Mesin Pengebor Horizontal, Mesin Bor Berporos Majemuk, dan Mesin Bor Koordinat. e. Mesin Gerinda/Asah Mesin gerinda digunakan untuk mengasah pahat dengan perantaraan roda batu gerinda sehingga pahat-pahat dan benda kerja dapat digerinda dengan halus dan rata. Bentuk mesin ini bermacam-macam tetapi yang sering digunakan adalah mesin gerinda duduk yang dipasang pada bangku kerja. Menggerinda berarti menggosok, mengauskan dengan gesekan atau mengasah, roda gerinda terdiri dari banyak butiran kecil yang dilekatkan bersama, masing-masing butiran berlaku sebagai mata potong miniatur. f. Mesin gergaji Fungsi utama mesin gergaji adalah untuk memotong benda kerja, dengan mesin ini kita dapat memotong benda kerja dalam jumlah banyak. Mesin ini dipotong dengan cara bertahap (satu demi satu) maupun dengan cara disatukan,

sehingga pengerjaannya lebih cepat dan efisien daripada menggunakan gergaji tangan. g. Mesin Tempa Pada bengkel tempa yang bentuknya sederhana atau kecil maka pemukulan benda kerja yang ditempa dilakukan dengan palu oleh tenaga manusia, hasil penempaan demikian banyak memerlukan waktu dan tenaga karena benda tersebut harus sering dipanaskan berulang kali, pada bengkel tempa yang lebih besar maka pemukulan menggunakan palu tempa yang dijalankan oleh mesin, palu ini akan bekerja sendiri secara otomatis serta dapat diatur. Jenis-jenisnya adalah Mesin Tempa Udara, Mesin Tempa Uap, dan Mesin Tempa Hidrolik. h. Mesin Pembentuk Mesin pembentuk adalah mesin yang bertujuan untuk membentuk plat atau logam dalam keadaan dingin melalui suatu tekanan (Daryanto, 1992).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Obeng Palu Tang Kunci Pahat Penitik Kikir Gergaji Canggam 11. Mata Bor 12. Tap 13. Snei 14. Kunci pas 15. Kunci Ring 16. Stok 17. Paku reveter 18. Reveter 19. Tap Wrench 20. Kunci Inggris B. Prosedur Kerja 1. Mengidentifikasi peralatan perbengkelan yang ada. 2. Menggambar peralatan perbengkelan yang ada. 3. Menjelaskan cara kerja dan fungsi-fungsi masing-masing peralatan.

10. Klem

V. KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan

Bengkel merupakan tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan/ pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin, dan perakitan alsin. Di dalam bengkel tersedianya berbagai macam peralatan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel. Alat dan mesin perkakas yang tersedia di bengkel sederhana, antara lain: 1.Perkakas untuk memutar mur, baut, sekrup 2.Perkakas untuk membantu memegang benda kerja. 3.Perkakas untuk meratakan, menghaluskan atau menggerus permukaan logam. 4.Perkakas untuk membuat lubang. 5.Perkakas untuk memotong. 6.Perkakas untuk memukul. 7.Perkakas untuk membuat bentuk bulat. 8.Peralatan las dan solder untuk penyambungan logam. 9.Alat-alat bantu, seperti: alat ukur, jangka, penggores, dan penitik permukaan logam (drip), busur derajat, penyiku. Dengan mengetahui macam-macam jenis dan fungsi alat kerja dan mesin perbengkelan dapat meningkatkan pengetahuan tentang perbengkelan dan dapat dipergunakan dalam proses kerja perbengkelan dengan lebih baik dan tepat. B. Saran 1. Penyampaian materi yang diberikan oleh asisten sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan untuk perbaikan besok. 2. Alat-alat yang digunakan untuk praktikum harap diperbaiki untuk menghasilkan suatu penelitian yang presisi. 3. Ketersediaan alat harap dapat lebih dilengkapi agar menunjang pelaksanaan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Daryanto. 1987. Alat Perkakas Bengkel. Bina Aksara. Jakarta

Morgan, K. Dan Setiawan, B.I. 1987. Teknologi Perbengkelan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Soetardjo. 1996. Pengelolaan Bengkel. SIC. Surabaya Tim Penyusun. 2010. Modul Praktikum Perbengkelan. Teknik Pertanian, Pertanian UNSOED. Purwokerto

You might also like