You are on page 1of 11

ACARA VI PERHITUNGAN BAKTERI A.Tujuan Untuk melatih ketrampilan dalam menghitung jumlah mikroorganisme B.

Dasar Teori Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang se jenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbaga macam uji seperti uji kualitatif koliform yaitu secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga(uji kuantitatif,bisa dengan metode MPN),Uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,mutu sampel,biaya,tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung d engan menggunakan metode cawan petri(metode perhitungan secara tidak langsung yang berdasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisame yang dapat hidup yang terdapat pada sampel).seperti yang dilakukan pada percobaan ini.(Penn.1991) Beratus-ratus spesies dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita,termasuk mulut,saluran pencernaan dan kulit(Pelczar &Chan ,1986). Koliform merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai i ndikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air,makanan dan produk-produk susu. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform fekal(Escherchia coli) da n koliform non fekal(Enterobacter aerogenes) (Fardiaz,1996) Ada berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menghitung jumlah mikroorganisme,akan tetapi secara mendasar,ada dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan s ecara langsung,antara lain adalah dengan membuat preparat dari duatu bahan((preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung counting chamber. Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanyak untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja(viable count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu:perhitungan pada cawan petri(total plate count) perhitungan memlalui pengenceran,perhitungan jumlah terkecil atau te rdekat dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (sutedjo, 1991) Pengukuran Pertumbuhan Pertumbuhan pada bakteri didefinisikan dengan pertambahan berat sel. Karena berat sel relatif sama, maka pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah sel. Terdapat berbagai metode dalam mengukur pertumbuhan sel bakteri. Perhitungan sel bakteri terdiri atas 2 cara, yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan langsung meliputi metode viable plate counts,membrane filtration,microscopic count,menggunakan penghitung elektronik dan de

ngan metode perhitungan manual. Perhitungan tidak langsung yaitu ak tivitas metabolic, Berat kering,berat basah,Turbidimetri A.METODE LANGSUNG Metode Viable Count Metode viable count sering disebut dengan metode total plate c ount. Kultur diencerkan sampai batas yang diinginkan. Kultur encer d itumbuhkan kembali pada media, sehingga diharapkan setiap sel tumbuh menjadi 1 koloni beberapa saat berikutnya biasanya 12-4 jam. Akan te tapi, cara ini memiliki keterbatasan, yaitu jumlah sel terhitung biasanya lebih kecil dari sebenarnya (kemungkinan besar 1 koloni dapat berasal dari lebih dari 2 sel) dan tidak dapat diaplikasikan pada bakteri yang tumbuh lambat. Pada metode ini yang perlu diperhatikan adalah jumlah sel bakteri harus mendekati kelipatan 10 pada setiap pengencerannya. Jika t idak, maka perhitungan dianggap gagal. Misalnya cawan yang dapat dihitung jumlah selnya adalah yang mempunyai jumlah sel sekitar 2-4 untuk sampel pengenceran (10 -x), 20-40 untuk sampel pengenceran (10 -(x +1) ), dan 200-400 untuk sampel pengenceran (10-(x+2)). Metode Total Count Total count memerlukan mikroskop dan wadah yang diketahui volumenya. Jika setetes kultur dimasukkan ke dalam wadah (misalnya hemasitometer) yang telah diketahui volumenya, maka jumlah sel dapat di hitung (Gambar 4.4). Akan tetapi, cara ini memiliki keterbatasan, ya itu tidak dapat membedakan sel hidup dan mati dan tidak dapat diguna kan pada jumlah sel yang sangat sedikit (kurang dari 106 sel/ml). Metode yang lebih memuaskan dalam mengukur jumlah sel adalah E lektronic Total Count. Jika medan listrik mengenai sel hidup, maka t imbul kejutan listrik. Akan tetapi, jika medan listrik mengenai sel mati, maka tidak timbul kejutan listrik. Semakin banyak kejutan listrik, semakin banyak pula jumlah sel yang hidup. Membran penyaring(filtration) Metode ini digunakan untuk menghitung mendapatkan populasi dengan besar padat jenis yang kecil. Contohnya bakteri didalam danau. Metode ini untuk sampe yang besar di tuangkan ke atas membran penyaring dengan pori-pori kecil yang cukup untuk menangkap sel bakteri. Kemudian dipindah ke medium padat dan koloni bakteri akan muncul setelah dihitungnya inkubasi. Namun perhitungan secara langsung dapat menimbulkan sebuah masalah karena sulitnya untuk membedakan antara sel mati ma sel hidup dan sulit untuk menghitung mikroorganisme yang bergerak. Metode perhitungan elektronik Coulter counter adalah alat yang langsung menghitung sel dengan mengalirkannya melewati tabung sempit yang terletak di depan detektor elektronik. Alat ini untuk menghitung sel jamur yang besar,ag ar uniseluler dan protozoa. Dan sedikit berfungsi untuk mengitung ba kteri. B.METODE TIDAK LANGSUNG Metode Turbidimetri

Secara rutin jumlah sel bakteri dapat dihitung dengan cara mengetahui kekeruhan (turbiditas) kultur. Semakin keruh suatu kul tur, semakin banyak jumlah selnya. Prinsip dasar metode turbidimetri adalah, jika cahaya mengenai sel, maka sebagian cahaya diserap dan sebagian cahaya diteruskan. Jumlah cahaya yang diserap proposional (b erbanding lurus) dengan jumlah sel bakteri. Atau jumlah cahaya yang diteruskan berbanding terbalik dengan jumlah sel bakteri. Semakin ba nyak jumlah sel, semakin sedikit cahaya yang diteruskan. Menurut Hukum Beer-Lambert bahwa fraksi cahaya yang diteruskan (I/I0) akan menurun seiring dengan log-10 densitas sel (x) atau I/I0= 10-xl. Di mana l adalah lebar wadah atau kuvet. Jika dikali log10 ,ma ka log I/I0 = -xl. Karena log I/I0 = OD=absorbansi cahaya, maka diperoleh persamaan OD=A= xl. Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak dapat membedakan antara sel mati dan sel hidup. Metode Berat Kering Cara yang paling cepat mengukur jumlah sel adalah metode berat kering. Metode ini relatif mudah dilakukan, yaitu kultur disaring atau disentrifugasi, kemudian bagian yang tersaring atau yang mengendap hasil sentrifugasi dikeringkan. Pada metode ini juga tidak dapat membedakan sel yang hidup dan yang mati. Akan tetapi, keterbatasan itu tidak menutup manfaat metode ini dalam hal mengukur efisiensi fermentasi, karena pertumbuhan diukur dengan satuan berat, sehingga dapat diperhitungkan dengan parameter konsumsi substrat dan produksi senyawa yang diinginkan. Aktivitas metabolisme Kondisi suhu yang berada di bawah suhu standar membuat kebutuhan nutrisi bagi populasi sel. Angka pertumbuhan sel dipengaruhi oleh kesediaan nutrisi,kesediaan air dan ph.(Bauman,2007) Fase Pertumbuhan Fase dalam pertumbuhan bakteri telah dikenal luas oleh ahli mikrobiologi. Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika ditumbuhkan pada kultur curah (batch culture), yaitu fase adaptasi (lag phase), fase perbanyakan (exponential phase), fase statis (stationer phase), dan fase kematian (death phase) Fase Adaptasi Ketika sel dalam fase statis dipindahkan ke media baru, sel akan melakukan proses adaptasi. Proses adaptasi tersebut meliputi sintesis enzim baru yang sesuai dengan medianya dan pemulihan terhadap metabolit yang bersifat toksik (misalnya asam, alkohol, dan basa) pada waktu di media lama. Pada fase adaptasi tidak dijumpai pertambahan jumlah sel. Akan tetapi, terjadi pertambahan volume sel, karena pada fase statis biasanya sel melakukan pengecilan ukuran sel. Akan tetapi, fase adaptasi dapat dihindari (langsung ke fase perbanyakan), jika sel di media lama dalam kondisi fase perbanyakan dan dipindah ke media baru yang sama komposisinya dengan media lama. Fase Perbanyakan

Setelah sel memperoleh kondisi ideal dalam pertumbuhannya, sel melakukan pembelahan. Karena pembelahan sel merupakan persamaan eksponensial, maka fase tersebut disebut fase eksponensial. Pada fase perbanyakan jumlah sel meningkat sampai pada batas tertentu (tidak terdapat pertambahan bersih jumlah sel), sehingga memasuki fase statis. Pada fase perbanyakan sel melakukan konsumsi nutrien dan proses fisiologis lainnya. Pada fase ini produk senyawa yang diinginkan oleh manusia terbentuk, karena senyawa tersebut merupakan senyawa y ang disekresi oleh sel bakteri. Beberapa senyawa yang diinginkan pa da fase perbanyakan adalah etanol, asam laktat dan asam organik lainnya, asam amino, asam lemak, dan lainnya. Fase Statis Alasan bakteri tidak melakukan pembelahan sel pada fase statis bermacam-macam. Beberapa alasan yang dapat dikemukaan adalah nutrien habis, akumulasi metabolit toksik (misalnya alkohol, asam, dan basa) , penurunan kadar oksigen, dan penurunan nilai aw (ketersediaan air) . Untuk kasus kedua dijumpai pada fermentasi alkohol dan asam laktat , untuk kasus ketiga dijumpai pada bakteri aerob, dan untuk kasus ke empat dijumpai pada fungi. Pada fase statis biasanya sel melakukan adaptasi terhadap kondisi yang kurang menguntungkan. Adaptasi itu dapat menghasilkan senyawa yang diinginkan manusia misalnya antibiotika dan antioksidan4). Fase Kematian Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler. Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan akhirnya masuk ke fase kematian, sedangkan ada bakteri yang mampu bertahan sampai harian bahkan mingguan pada fase statis dan akhirnya masuk ke fase kematian. Beberapa bakteri bahkan mampu bertahan sampai puluhan tahun sebelum mati dengan mengubah sel menjadi spora. Pertumbuhan diauxic terjadi ketika bakteri dihadapkan pada dua sumber karbon yang berbeda dan mampu menggunakan kedua sumber karbon tersebut. Misalnya E. coli ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa dan laktosa (Gambar 4.7). E. coli memanfaatkan glukosa, karena sel telah memiliki enzim pendegradasi glukosa (enzim struktural). Glukosa sendiri menghambat sintesis enzim pemecah laktosa. Ketika glukosa habis, sel masuk fase statis dan menyintesis enzim yang mampu menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Ketika glukosa tersedia di media, sel memasuki fase perbanyakan kembali. Perhitungan pada metode ini juga dibantu dengan alat yang disebut Colony Counter. Alat Colony Counter masih mengharuskan para peneliti pada laboratorium menghitung jumlah koloni secara manual. Pada alat Colony Counter, penghitungan jumlah koloni bakteri dipermudah dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai koloni bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung dengan counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung. Penghitungan suatu koloni dengan metode pour plate

walaupun telah dibantu dengan suatu alat yaitu colony counter masih memungkinkan terjadinya kesalahan dikarenakan faktor human error dan hasil perhitungan yang kurang akurat. Dikarenakan bentuk koloni yang relatif kecil dan banyaknya koloni yang akan dihitung Pertumbuhan Diauxic Rhizobium juga menunjukkan pertumbuhan diauxic ketika pada media diintroduksi 2 sumber karbon, yaitu suksinat dan glukosa. Rhizobium memanfaatkan suksinat dulu, kemudian glukosa. Mengapa Rhizobium lebih memanfaatkan suksinat bukan glukosa? Hal ini karena Rhizobium merupakan bakteri simbion. Secara alami bakteri simbion biasanya memerlukan triosa atau tetrosa yang dihasilkan dari siklus asam sitrat (Krebs) yang dihasilkan oleh inangnya daripada heksosa. Kultur Kontinyu Dengan mengunakan kultur curah, maka fase perbanyakan sangat t erbatas dan dengan segera beralih ke fase statis. Hal ini tidak menguntungkan bagi ahli mikrobiologi untuk mempelajari aspek-aspek dal am fisiologi bakteri. Oleh karena itu para ahli mikrobiologi memperkenalkan suatu metode kultivasi yang dapat memperpanjang umur fase perbanyakan bakteri. Metode demikian disebut kultur kontinyu. Kultur kontinyu dapat dirancang dengan 2 metode yaitu metode k emostat dan turbidostat. Kedua metode pada dasarnya mengontrol populasi bakteri pada jumlah tertentu. Pada metode kemostat kontrol populasi bakteri berdasarkan pada laju pemasukan media pakan steril. Sedangkan pada metode turbidostat kontrol populasi berdasarkan sensor foto-sel yang dapat mengukur populais bakteri. PEMBENTUKAN SPORA Spora pada bakteri berbeda dengan spora pada fungi. Bakteri Bacillus dan Clostridium mampu mengubah sel vegetatif menjadi spora yang disebut endospora. Myxococcus mampu membentuk spora yang disebut mikrokista. Bakteri Azotobacter dan anggotanya membentuk spora yang disebut kista. Sianobakteri membentuk spora yang disebut akinet. Spora bakteri mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang ekstrim. Endospora Bacillus mampu bertahan terhadap proses sterilisasi dengan autoklaf. Bakteri Bacillus dan Clostridium mampu membentuk endospora Proses pembentukan endospora disebut sporulasi. Sporulasi biasanya dimulai ketika sel memasuki fase stasioner. Sel berubah baik secara morfologi maupun fisiologi khususnya mempersiapkan diri untuk pembentukan endospora. Beberapa jenis bakteri mampu melakukan autolisis sel vegetatif, sedangkan beberapa jenis bakteri tidak mampu melakukannya, sehingga endospora tetap berada di dalam sel vegetatif. Pembentukan spora bakteri secara alami belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi, kita dapat memicu bakteri membentuk spora. Pemanasan pada suhu 60-65rC selama 10 menit atau lebih mampu memicu pembentukan spora. Faktor lain yang mampu memicu pembentukan spora bakteri adalah perlakuan pH rendah, suhu rendah, pemberian agen pe reduksi, dana agen-agen kimia lainnya.Penguraian materi organik secara anaerob dilakukan dengan bantuan mikroorganisme dan terjadi

pada lingkungan metanogen dimana materi organik didegredasi tanpa kehadiran elektron akseptor anorganik.(Suciati) Isolasi E.coli diambil dari tanah,air,tumbuhan dan kotoran hewan dengan menggunakan membran filtration(MF),culture media dan metode biokimia.(Arshad,2006) Probiotik merupakan produk yang mengandung mikroorganime hidup non patogen yang berfungsi sebagai penghambat bakteri patogen. Isolasi dilakukan dengan menggunakan media TSB(Trytone Soya Both) yang dilanjutkan media TSA(Tryptone Soya Agar) dengan inkubasi pada suhu 37 derajat celsius selama 24 jam.(anonim) B.Alat dan Bahan Alat 1. Cawan petri kosong 2. Tabung reaksi 3. pipet 4. Bunsen Bahan 1.Media NA 2. Media TEA 3. Bakteri Bacillus cereus 4. Bakteri Escherchia coli C.Cara kerja 1. Seri pengenceran 1:10,1:100,1:1000,1:10000 2. 0,1 ml dituangkan dari setiap pengenceran ke permukaan medium agar dalam cawan petri 3. Batang kaca penyebar disterilkan dengan mencelupkan ke dalam alkohol 95% lalu dibakar. 4. Letakkan cawan tersebut secara terbalik dalam inkubator dengan suhu 37C selama 48 jam 5.Jumlah koloni dihitung dengan memebri lingkaran pada koloni yang terbentuk dengan menggunakan spidol. D. Hasil dan pembahasan Media NA NO Tanggal WAKTU JUMLAH 1 5 oktober 2011 3 Jam 14 2 6 jam 14 3 9 jam 14 4 12 jam 14 5 6 Oktober 2011 15 jam 14 6 18 jam 16 7 21 jam 16 8 24 jam 16 9 27 jam 17 10 30 jam 17 11 33 jam 17 12 36 jam 17 13 7 Oktober 2011 39 jam 17 14 42 jam 25

15 45 jam 30 16 48 jam 30 Media MC dan E.coli NO Tanggal WAKTU JUMLAH 1 5 oktober 2011 3 Jam 12 2 6 jam 12 3 9 jam 28 4 12 jam 53 5 6 Oktober 2011 15 jam 213 6 18 jam 521 7 21 jam 573 8 24 jam 594 9 27 jam 613 10 30 jam 632 11 33 jam 646 12 36 jam 660 13 7 Oktober 2011 39 jam 14 42 jam 15 45 jam 16 48 jam Pembahasan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih keterampilan da lam menghitung jumlah mikroorganisme. Untuk melakukan praktikum ini pertama-tama yang berlu dipersiapkan adalah persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan perhitungan bakteri. Alat ya ng digunakan dalam perhitungan mikroba adalah pipet tetes,fungsin-ya untuk mengambil dan memindahkan larutan.Alat selanjutnya yang akan d igunakan dalam praktikum ini adalah bunsen burner,yang fungsinya untuk memanaskan dan bisa juga digunakan untuk pensterilan secara lang sung. Alat yang digunakan selanjutnya adalah jarum ose,yang berfungsi untuk mengambil bakteri yang akan diisolasi dari dalam media tanamnya. Selanjutnya adalah cawan petri,yang berfungsi untuk menlakukan teknik cawan tuang. Selanjutnya adalah tabung reaksi berfungsi u ntuk menampung media cair yang akan digunakan misalnya dalam percobaan ini menggunakan media cair NA,MC dan TEA.Selanjutnya adalah rak tabung reaksi yang berfungsi untuk meletakkan beberapa tabung reaksi sebelum digunakan maupun sesuadah digunakan agar isi tabung tidak tu mpah.Seletah semua alat yang akan digunakan sudah dipersiapkan sela njutnya yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan bahan yang akan digunakan. Bahan yang akan digunakan dalam percobaan perhitungan bakteri antara lain Media MC fungsinya untuk menumbuhkan bakteri Esher ichia coli,media NA,berfungsi untuk menumbuhkan bakteri Bacillus cereus dan Media TEA,berfungsi untuk menumbuhkan bakteri Lactobacillus Bulgaris yang diambil dari dalam minuman yakult.Semua kerja dilakukan didalam laminer Air Flow,fungsinya untuk menjaga agar bahan tetap steril saat memasukkan dalam media baru. Perhitungan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan seri pengenceran yakni 1:10,1:100,1:1000,1:10000,selanjutnya bahan d

ituangkan sebanyak 0,1 ml. Sterilkan batang kaca dengan mencelupkan dalam alkohol 95% dan kemudian pinggiran cawan petri di panaskan didiatas nyala api bunsen burner. Letakkan cawan secara terbalik dalam inkubator dengan suhu 37 derajat celsius selama 48 jam. Kemudian hitung jumlah bakteri yang muncul didalam cawan petri dengan cara melingkari bakteri yang muncul. Metode yang biasa digunakan adalah metode pour plate (Cawan tuang). Metode ini mengasumsikan jumlah bakteri yang ditanam pada suatu cawan sama dengan jumlah koloni pada cawan tersebut. Untuk memudahkan menghitung koloni yang berjumlah ratusan pada metode ini perhitungan dapat dilakukan dengan cara menghitung hanya seperempat pada bagian cawan dengan hasil perhitungan jumlah perhitungan tersebut dikalikan empat.hasil yang didapat dari perhitungan bakteri yang dilakukan selama 2 hari(48 jam) yakni untuk bakteri Escherichia coli pada media MC. Escherichia coli ialah bakteri yang berbentuk batang pendek(basil) tergolong dalam gram negatif dan hidup dalam saluran pencernaan atau usus baik pada hewan dan manusia. Escherichia coli yang mencerami bahan makanan atau ikan segar menunjukkan adanya ancaman kesehatan pada konsumen(manusia) ,sebab dapat diartikan bahwa bahan makanan telah tercemar oleh tinja manusia. Oleh karena itu maka,Escherichia coli sebagai indikator cemaran yang berbahaya bagi manusia dan hewan. Untuk hasil 3 jam pertama hanya muncul 12 bakteri,kemudian setelah 6 jam,bakteri terlihat tidak bertambah. Setelah 9 jam hingga 12 jam jumlah bakteri mulai bertambah segnifikan yakni 28 menjadi 53 buah bakteri. Pertumbuhan bakteri semakin cepat ditandai dari waktu 12 jam hingga 36 jam yaitu dari yang semula hanya 53 bakteri menjadi 660 bakteri. Kemudian pengamatan dihentikan pada menit ke-36 karena keterbatasan kelompok kami dalam melakukan perhitungan secara manual.Penampakan bakteri E. coli pada media MC adalah seperti serbuk putih hampir mirip dengan ketombe dan semakin banyak setiap jamnya. Meledaknya pertumbuhan bakteri pada media MC disebabkan karena banyaknya pengencer yang dimasukkan dalam pengenceran yang digunakan untuk mengencerkan koloni bakteri. Sehingga didapat bakteri dengan jumlah yang sangat banyak. Untuk hasil pengamatan bakteri bacillus cereus dengan media NA(Natrium Agar). Bacillus cereus adalah salah satu bakteri bergram positif yang berkarakteristik berbentuk basil,dengan mengandung lapisan peptidoglikan sehingga sulit untuk diwarnai. Bacillus cereus dapat tumbuh pada suhu 17C Hingga 30 pada Nutrient Agar(NA) atau pada nutriet agar yang mengandung 1% glukosa . Hasil yang didapat dari pengamatan dengan menggunakan Bacillus cereus dalam media NA adalah sebagai berikut pada 3 jam pertama bakteri yang didapat berjumlah 14 buah. Keadaan tersebut hingga pada 12 jam kemudian. Selanjutnya mulai dari waktu 15 jam hingga 21 jam selanjutnya bakteri yang muncul berjumlah 16 buah. Pertumbuhan bakteri sedikit-demi sedikit mulai bertambah p-ada 24 jam hingga 48 jam kemudian. Hasil akhir yang didapatkan dari pengamatan bakteri Bacillus cereus adalah 30 buah bakteri. Untuk perhitungan bakteri Bacillus cereus pada

kelompok kami tidak seluru-hnya akurat karena keadaan sebenarnya apa bakteri dalam cawan petri yang kami amati,sama sekali tidak muncul koloni bakteri. Penampakan asli yang dibentuk,seharusnya berbentuk koloni berwarna gumpalan putih dengan ukuran yang cukup besar. Namun untuk bakteri kami,pena-mpakan yang ditimbulkan seperti serbukserbuk putih dengan ukuran y-ang sangat kecil dan sangat tidak mungkin untuk dihitung dengan cara manual(mata telanjang). Jika dibandingkan dengan hasil dari kelompok 2,3,4,5,6,7 jumlah bakteri kelompok 1 jauh lebih banyak yakni 660 x 10-1,sedangkan hasil yang diperoleh dari kelompok 2 yaitu 456 x 10 -2,kelompok 3 yaitu 1732 x 10-3,kelompok 4 yaitu 243 x 10 -4,kelompok 5 yaitu tidak -6 diketahui,kelompok 6 yaitu 390 x 10 sedangkan kelompok 7 mendapatkan bakteri E.coli sebanyak 250 x10 -7. Sedangkan jumlah bakteri Bacillus cereus dibandingkan dengan kelompok 2,3,4,5,6,dan 7 antara lain kelompok 1 jauh lebih banyak yakni 30 x 10-1,sedangkan hasil yang diperoleh dari kelompok 2 yaitu 280 x 10 -2,kelompok 3 yaitu 850 x 10-3,kelompok 4 yaitu 269 x 10-4,kelompok 5 yaitu 846 x 10-5,kelompok 6 yaitu 528 x 10 -6 sedangkan kelompok 7 mendapatkan bakteri E.coli sebanyak 1110 x10-7. Jika dilihat dari hasil yang didapat dari masing-masing kelompok berbeda. Hal tersebut bisa disebabkan karena Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah antara lain a. Setiap komponen atau medium terdehidras yang lengkap,dilarutkan dalam aquadest dengan volume yang sesuai b. Ph(derajat keasaman atau kebasaan)medium fluida di tentukan dan disesuaikan dengan nilai optimum bagi pertumbuhan bakteri yang akan dikutivasi.Ph disa ditentukan dengan menggunakan indikator ph c. Medium tersebut dituang ke dalam wadah yang sesuai seperti tabung,labu plastik atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutp plastik atau logam sebelum disterilisasi. d. Medium itu disterilkan,biasanya dengan menggunakan autoklaf. Selain menyiapkan nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri,juga diperlukan disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri,dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai - Suhu Karena semua pertumbuhan tergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu,maka pola pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme. Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel. Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai:psikrofil,yang tumbuh pada 0 sampai 30 derajat celcius;mesofil,yang tumbuh pada 25 sampai 40 derajat celcius dan termofil,yang tumbuh pada suhu 50 derajat celciusatau lebih. Media thioglikolat agar (mengandung thioglikolat dan sistein)

dapat menunjukkan ketergantungan mikroba terhadap oksigen . Mikorba fakultatif anaerob tumbuh tersebar (dari atas sampai bawah), anaerob kaku hanya tumbuh di dasar agar, dan aerob hanya tumbuh di atas saja. Aerob obligat dan fakultatif anaerob mempunyai laju pertunmbuhan lebih tinggi daripada aerotoleran anaerob dan anaerob obligat. Hal ini karena aerob obligat dan fakultatif anaerob mempunyai kemampuan menghasilkan energi lebih tinggi dibandingkan aerotoleran anaerob dan anaerob obligat ketika melakukan respirasi dan metabolisme.Meskipun mikroba aerob memerlukan oksigen dalam pertumbuhannya, tetapi sebagian besar enzim mengalami kerusakan jika kontak dengan oksigen. Oleh karena itu mikroba melakukan detoksifikasi oksigen. Oksigen bereaksi menjadi 2 produk utama dalam sel yaitu hidrogen peroksida (H 2O2) dan superoksida radikal (yO2-). Kedua produk ini sangat berbahaya bagi sel karena dapat memicu karsinogenesis. Oleh karena itu, mikroba menetralisir hidrogen peroksida dan radikal superoksida dengan enzim katalase dan superoksida dismutase menjadi oksigen dan air. Sebagaimana yang kita tahu bahwa cara khas reproduksi bakteri ialah pembelahan biner melintang,satu sel membelah diri,menghasilkan dua sel. Sel menggandakan kromosom(molekul DNA). Penggandaan kromosom melekat pada membran cytoplasmic sedangkan pada sel eukaryota kr omosom melekat pada microtubules.Pemanjangan sel dan berkembangan diantara posisi dengan bagian pemisah tambahan pada chromosom.Pada se l eukaryotik pemisahan kromosomnya secara mitosis. Kemudian sel mendapat membran cytoplasmic baru dan dinding yang membagi menjadi dua bagian. Ketika dinding(septum) sudah lengkap,sel anak dengan jumlah yang tetap atau rata-rata mereka saling melengkapi. Dengan sel tetap melekat,pada pembelahan biner dalam rencana memproduksi rantai paralel. Dengan pembelahan biner,sebagaian besar sel terpisah menjadi dua sel. Lalu pada sel baru membelah lagi menjadi dua,kemudian empat ,lalu delapan dan seterusnya. Jenis pertumbuhan ini disebut pertumbuhan logarithmic atau pertumbuhan eksponen. Angka pertumbuhan sel d ari reproduksi sel tunggal oleh pembelahan biner bisa di kalkulasikan sebagai 2n,dimana n adalah angka generasi. Untuk menghitung jumlah total sel dalam suatu populasi,bisa dilakukan penggandaan dari jumlah asli sel yakni 2n. E. Kesimpulan - Dari perhitungan bakteri E.coli pada media TEA didapat jumlah 660 x 10-1,sedangkan pada perhitungan bakteri Bacillus cereus pada media NA didapat bakteri sejumlah 30 x 10-1 Perhitungan langsung bakteri dapat dilakukan dengan cara Viable count,membran filtration,microscopic counts,electroni counter - sedangkan perhitungan tidak langsung bakteri bisa dilakukan dengan cara mengamati aktivitas metabolisme,mengukur berat kering,turbidimetri - dalam menghitung bakteri dengan media tuang,biasanya menggunakan metode viable plate count,dengan kelemahan tidak bisa membedakan

antara sel yang hidup dan yang mati dan tidak bisa menghitung sel yang bergerak - hasil yang diperoleh dari penghitungan bakteri E.coli dengan media TEA dan bakteri Bacillus cereus pada media NA adalah 660 x 10-1 dan 30 x 10-1 dengan mengenceran 1:10,1:100,1:1000,1:10000 F.DAFTAR PUSTAKA Fardiaz,S.1990. Fisiologi Fermentasi.IPB.Bogor Hadioetomo,R.S.1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek:Tehnik dan Prosedur Dasar Laboratorium.Gramedia.Jakarta Penn,C.1991. Handling Laboratory Micriirganism.Open University,Milton Keynes Sutejo,M.1991.Mikrobiologi Tanah.Rineka Cipta,Jakarta Suciati,Asri e.t Munntalif,Barti Setiani. Dinamika Pertumbuhan Mikroorganime Yang Berperan Pada Degradasi Biowaste Dalam Reaktor Anaerob Tercurah. Arshad,Rubina Dkk. 2006.Manipulation Of Different Media And Methods For Cost Effective Characterization Of Escherichia Coli Strains Collected From Different Habitats. Pak. J. Bot., 38(3): 779-789, 2006. G. LAMPIRAN 1. Laporan sementara 2. jurnal 3. Dokumentasi

Surakarta,12 Oktober 2011 Mengetahui Praktikan Asisten

Muhammad Nur Kholis

Dian Aditama NIM. M0410017

You might also like