You are on page 1of 11

ACARA II MENETAPKAN KADAR KOLESTEROL

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM Tujuan Praktikum Hari, Tanggal Praktikum Tempat Praktikum : : : Menetapkan kadar kolesterol dalam serum. Sabtu, 5 Mei 2012 Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, FMIPA, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI Salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat dalam tubuh,hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipidatau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipid dapat dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan sruktur dapat dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan sruktur kimiawinya, yaitu: asam lemak, lemak,lilin, fosfolipid, terpen, steroid, dan lipidkimiawinya, yaitu: asam lemak, lemak,lilin, fosfolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks. Beberapa senyawa penting yang termasuk dalam golngan steroid adalah kompleks. Beberapa senyawa penting yang termasuk dalam golngan steroid adalh kolesterol (Poedjadi, 2007). Kolesterol adalah lipid yang terdapat pada membran sel pada jaringan hewan, danditransportasikan ke plasma darah pada hewan tersebut. Sebagian besar kolesterol di dalamtubuh kita disintesa oleh tubuh dan juga diambil dari sumber makanan. Kolesterol memainkan peranan penting dalam proses biokimia misalnya sebagai komponen membran sel dan sintesa berbagai hormon steroid. Karena kolesterol tidak larut dalam darah, maka ditransportasikandalam system sirkulai lipoprotein ( Sudarma, 2009: 85). Kolesterol adalah sterol utama yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol

denganmengggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Liebermen Burchard. Uji ini positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah,kemudian biru, dan hijau. Warna hijau yang tejadi sebanding dengan konsentrasidalam bahan (Yazid, 2006).

Reduksi asam empedu merupakan salah satu faktor yang mampumenurunkan kolesterol. Senyawa pembentuk asam empedu adalah kolesterol.Kolesterol tubuh dibuang melalui dua jalur utama yaitu dengan mengubah koleterol menjadi asam empedu dan melalui katabolisme mejadi hormon-hormonsteroid maupun

pembentukan neutural sterol seperti kalestanon dan caposterol. Perubahan kolesterol ke asam empedu merupakan perubahan yang bersifat siklis, karena perubahan koleterol menjadi asam empedu akan diserap kembali oleh hati dan diubah menjadi kolestrol, akibanya konsentrasi kolesterol dalam tubuh tidak akan berkurang (Seeley et, 2000). Kolestrol dapat larut dalam pelarut lemak, masalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolestrol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau serta mempunyai titik lebur 150-1510C. Adanya kolestrol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolestrol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekatdengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolestrol dalam kloroform bila bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi kolestrol. Karenanya reaksi Lieberman Burcharddapat digunakan untuk menentukan kolestrol secara kuantitatif (Poedjiadi, 2007: 74-76). Kolesterol dapat mengalami autooksidasi dan fotooksidasi. Kedua proses ini akan meningkatkan oksisterol dengan berbagai sruktur tergantung dari tipe oksidasi fisik substrat. Dengan demikian identifikasi produk oksidasi kolesterol dapat digunakan sebagai bukti mekanisme oksidasi pada berbagai system. Ketika kolesterol ester teroksidasi, struktur dan banyaknya oksisterol tergantung dari jenis asam lemaknya (Wirahadikusumah : 2008). Spektofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans (T atau %T) atau absorban(A) suatu cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektofotometer dapat digunakanuntuk mengukur serapan baik dadaerah tampak ( sinar tampak) dengan daerah panjang gelombang antara 380-750 nm, didaerah ultra lembayung (sinar UV atau sinar ultraviolet) (Raharjo, 2006 : 64).

C. ALAT DAN BAHAN ALAT PRAKTIKUM - Pipet tetes - Pipet volum 5 ml - Rubber bulb - Penangas air - Penjepit - Tabung reaksi - Rak tabung reaksi - Sentrifugasi - Spektrofotometer UV-VIS BAHAN PRAKTIKUM - Serum - Alkohol - Petroleum benzen - Aquades - Reagen colour - H2SO4 pekat D. SKEMA KERJA a. Uji Sampel 2,5 ml alcohol absolute Dimasukkan dalam tabung reaksi tertutup (tabung S) + 0,1 ml serum kolesterol rendah Dikocok Hasil + 5 ml petroleum benzin Tabung ditutup Dicampur ( 30 detik) Hasil + 3 ml aquadest Dikocok 10-15 menit

Didiamkan Terbentuk 2 lapisan Diambil lapisan atas Dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain Hasil Dimasukkan dlm penangas (T= 80 oC) Cairan tinggal sedikit Dibiarkan mengering di udara terbuka Hasil + 4 ml colour reagent Tabung reaksi + 4ml CH3COOH glasial Blanko penangas air beberapa menit Didinginkan pada T kamar Sampel

+ 3 ml H2SO4 pekat 2 lapisan Dikocok Didiamkan dalam ruang gelap 30 menit Diukur A dan %T pada = 560 nm Hasil Dilakukan hal yang sama untuk kolesterol tinggi Hasil

b. Kurva Kalibrasi

Larutan kolesterol standar 0,05 mg/ml petroleum eter

0,5 ml larutan

1 ml larutan

2 ml larutan

Diuapkan (penangas air, T = 80 oC) Larutan tersisa sedikit Diuapkan dalam temperatur kamar Hasil + 4 ml colour reagent

penangas air beberapa menit Didinginkan pada T kamar + 3 ml H2SO4 pekat 2 lapisan Dikocok Didiamkan dalam ruang gelap 30 menit Diukur A dan %T pada = 560 nm Hasil

E. HASIL PENGAMATAN PERLAKUAN Serum + Alkohol RENDAH TINGGI Terdapat gumpalan putih Terdapat endapan putih (endapan) koloid. (endapan) Gumpalannya keruh. Ditambahkan petroleum Larutan berwarna bening 2 benzen (gumpalan/endapan dibawah dan ada yang melayang terdapat 2 fase, gumpalan koloid. lebih

terdapat dibawah, fase bawah keruh dan fase atas bening (gumpalan lebih banyak dari yang kolesterol rendah.

fase, bening cair diatas, dibawah Mixer30 skon keruh dan

terdapat gumpalan). Terbentuk 2 fase, pada Terbentuk 2 fase. Pada bagian atas bening bagian atas bening, pada bagian bawah seperti

seperti minyak berwarna bening kental dan

minyak berwarna bening kental (agak keruh),

terdapat endapan putih didasar tabung.

terdapat endapan putih di dasar tabung.

+ aquades kemudian Endapan dikocok, didiamkan. dan diantara

naik dua

keatas Terdapat larutan.

laposan.

Lapisan atas bening cair dan lapisan bawah

Endapan difase atas yang

lebih dikocok lapisan. bening,

jernih.

Setelah 2 atas lapisan

keruh.

terbentuk Bagian dan

bawah (kental dan lebih keruh. Terdapat cincin putih diantara 2 fase tersebut). + H2SO4 Terbentuk 3 fase. Warna Terbentuk pada lapisan atas kuning bening, lapisan tengah berwarna coklat (lebih banyak), Pengukuran dan lapisan 3 lapisan,

lapisan atas berwarna kuning bening, lapisan tengan berwarna coklat (sedikit) dan bagian

bawah bening. dengan Pengukuran UVspektrofotometer

bawah bening. dengan Pengukuran UVspektrofotometer dengan UV-

spektrofotometer VIS

VIS dengan = 560, didapatkan A = 0,478

VIS dengan = 560, didapatkan A = 0,133

F. ANALISA DATA a. Persamaan Reaksi

b. Perhitungan Kolesterol volume 0.5 mL Kadar kolesterol standar = 1.25 mg Massa = V x kadar = 0.5 mLx 0.05 mg/mL = 0.025 mg Kolesterol volume 1 mL Kadar kolesterol standar = 0.05 mg/mL Massa = V x kadar = 1.0 mLx 0.05 mg/mL = 0.05 mg Kolesterol volume 2 mL Kadar kolesterol standar = 0.05 mg/mL Massa = V x kadar = 2.0 mLx 0.05 mg/mL petroleum eter = 0,1 mg c. Pembuatan kurva kalibrasi dengan panjang gelombang 560 nm TABUNG Blanko Sampel kolesterol rendah Sampel kolesterol tinggi Kurva kalibrasi Massa 0.025 0.05 0.1 Absorban 0,139 0,346 1,650

1.8 1.6 1.4 ABSORBANSI 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 0.02 0.04 0.06 Massa (mg) 0.08 0.1 0.12 y = 13,728 + 0,032 R = 0.8103

Berdasarkan kurva didapatkan persamaan Y = 13,728x + 0,032

1. Penentuan Kadar Kolestrol Dalam Serum Darah a. Kadar Kolesterol Dalam Serum Tinggi A larutan serum tinggi = 0,133 = Y Y = 13,728x + 0,032 0.133 = 13,728x + 0,032 0,133 - 0,032 = 13,728x X = 0,00736 Jadi kadar kolesterol dalam serum tinggi = 0.00736 mg/0.1 mL = 0,0736 mg/dL Sehingga kadar kolesterol tersebut tergolong rendah.

b.

Kadar Kolesterol Dalam Serum Rendah A larutan serum tinggi = 0.478 = Y Y = 13,728x + 0,032 0.478 = 13,728x + 0,032 X = 0,0325 Jadi kadar kolesterol dalam serum tinggi = 0.0325 mg/0.1 mL = 0,325 mg/dL Sehingga kadar kolesterol tersebut tergolong rendah.

G. PEMBAHASAN Praktikum kali ini bertujuan unuk menetapkan kadar koleterol. Kolesterol sendiri merupakan turunan steroid yang banyak terdapat padahewan dan manusia.

Kolesterol merupakan senyawa yang berguna dalam biosintesis hormone steroid, namun senyawa ini tidak diperbolehkan dari luar tubuh dari asetil koenzim A (Anonim, 2009). Pada percobaan pertama yaitu uji sampel. Sampel yang digunakan pada percobaan ini ada 2 yaitu: kolesterol tinggi dan kolesterol rendah. Pengujian untuk kolesterol tinggi dan rendah sama, dengan tahap pertama yaitu alcohol absolut ditambahkan serum menghasilkan laruatan yang agak keruh, hal ini disebabkan karena alcohol absolut berfungsi sebagai pelarut dan mudah menguap serta besifat polar, sedangkan molekul kolesterol dibagian kepala pada posisi 3 memiliki struktur hidroksil yang bersifat polar (Lehninger,1990). Dari hasil pengamatan dapat dilihat setelah penambahan petroleum benzen terdapat 2 lapisan. Larutan berwarna bening (gumpalan/endapan dibawah dan ada yang melayang terdapat 2 fase, bening cair diatas, dibawah keruh dan terdapat gumpalan). Molekul kolesterol yang bersifat polar akan bereaksi dengan alkokohol absolut, sedangkan molekul yang bersifat non polar akan bereaksi dengan petroleum benzen. Setelah itu ditambahkan aquades sebelum dikocok terdapat dua lapisan saja yaitu pada bagian atas berwarna bening dan bagian bawahnya keruh terdapat endapan. Terdapat cincin putih diantara 2 fase tersebut). Hal ini disebabkan karena aquades bersifat polar akan bercampur dengan alcohol absolut dan molekul kolesterolyang bersifat polar juga. Setelah itu ambil larutan yang terdapat pada bagian atas yang merupakan petroleum benzen, hal ini dapat diketahui dari perbedaan massa jenis, massa jenis air lebih besar dari petrolim benzen sehingga molekul air berada di bawah, dan juga air akan menguap pada suhu100C sehingga dapat dipastikan larutan yang terdapat diatas merupakan senyawa petroleum benzen. Larutan tersebut dipanaskan pada suhu 80C. Dari hasil pengamatan tidak terjadi perubahan apapun hanya saja larutan berkurang akibat proses penguapan. Larutan kemudian ditambahkan colour reagent, untuk kolesterol rendah menjadi lebih kental, sedangkan untuk kolesterol tinggi larutan seperti minyak dan agak keruh. Selanjutnya larutan tersebut diatambahkan H2SO4, dari hasil pengamatan dapat dilihat terdapat cincin kecokelatan, hal ini disebabkan karena H2SO4 berfungsi sebagai kompleks warna. Setelah itul arutan kemudian disimpan pada ruang gelap untuk diukur pada uv vis. Penyimpanan pada ruang gelap bertujuan untuk mencegah flouresensi,dimana larutan yang akan diukur tersebut tidak boleh terkena sinar, karena akan mempengaruhi hasil absorban pada saat pengukuran.

Selanjutnya, percobaan ke dua yang

dilakukan adalah kurva kalibrasi.

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan 49 tersertifikasi. Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 560 nm. Pengukuran dengan spektrofotometer UV-VIS dengan = 560, didapatkan A = 0,478 pada kolesterol rendah dan didapatkan A = 0,133 pada kolesterol tinggi. Berdasarkan kurva kalibrasinya didapatkan persamaan Y = 13,728x + 0,032. Sedangkan menurut perhitungan diketahui kadar kolesterol dalam serum tinggi = 0.00736 mg/0.1 mL = 0,0736 mg/dL. Sehingga kadar kolesterol tersebut tergolong rendah. Dan kadar kolesterol dalam serum tinggi = 0.0325 mg/0.1 mL = 0,325 mg/dL. Sehingga kadar kolesterol tersebut tergolong rendah.

H. KESIMPULAN - Kolesterol adalah sterol utama yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat dilakukan uji kolesteroldengan mengggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah reaksiLiebermen Burchard. - Fungsi penambahan alcohol absolut yaitu sebagai pelrut yang bersifat polar. - Fungsi dari penambahan asam asetat glasial adalah untuk melarutkankolestrol dan penambahan asam sulfat adalah untuk membentuk kompleks berwarna. - Kadar kolesterol dalam serum tinggi = 0.00736 mg/0.1 mL = 0,0736 mg/dL. Sehingga kadar kolesterol tersebut tergolong rendah. Sedangkan kadar kolesterol dalam serum tinggi = 0.0325 mg/0.1 mL = 0,325 mg/dL. Sehingga kadar kolesterol tersebut tergolong rendah.

DAFTAR PUSTAKA Lehninger.A.L, 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga. Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. Raharjo,Sri.2006. Kerusakan Oksidatif Pada Makanan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Sudarma, I Made. 2008. Kimia Bahan Alam. Mataram : Universitas Mataram Press. Wirahadikusumah, Muhamad. 2008. Biokimia Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lipid. Bandung: ITB Yazid, estin. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta :ANDI- Yogyakarta.

You might also like