You are on page 1of 34

I.

PENGAMATAN UNSUR UNSUR CUACA SECARA MANUAL

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cuaca adalah kondisi rata-rata udara pada suatu tempat. Sedangkan iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim merupakan faktor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses kehidupan. Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dengan dunia pertanian adalah agroklimatologi. Iklim dan cuaca merupakan merupakan faktor yang tak dapat dipisahkan dari dinamisnya kehidupan pertanianan di seluruh dunia. Pengetahuan tentang iklim sangat diperlukan dalam pertanian karena saat ini manusia belum seluruhnya dapat merekayasa iklim secara luas. Manusia hanya dapat mencari jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalaupun bisa maka yang dilakukan hanya berpengaruh terbatas pada wilayah tertentu. Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Cuaca dan iklim di suatu wilayah atau daerah dapat menentukan kegiatan dari penduduk yang tinggal di wilayah atau daerah tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam kebutuhan pangan. Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat penting dalam pengelolaan, tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca yang buruk, seandainya tanaman dapat bertahan dalam keadaan cuaca dan iklim yang buruk maka hasil akan rendah sekali bahkan tidak panen. Kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap perubahan unsurunsur iklim relatif terbatas. Kelebihan manusia dari hewan dan tumbuhan adalah bahwa manusia dengan akalnya mampu untuk memodifikasi iklim mikro sehingga lebih sesuai untuk kebutuhan hidupnya. Memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman merupakan suatu usaha yang telah banyak dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka

produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mempelajari cuaca dan iklim kita juga dapat melakukan kegiatan pemanfaatan sebaik-baiknya cuaca mikro, karena dengan pengontrolan cuaca ini maka akan diharapkan hasil pertanian yang dikehendaki. Oleh sebab itu pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia daerah agraris maka perlu betul-betul diperhatikan. Karena itu dalam usaha pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya perlu memahami serta memperhatikan faktor cuaca dan iklim. 2. Tujuan Praktikum Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan : a. Mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat alat manual. b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara pengunaanya. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur cuaca dan alatnya ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2012. Bertempat di Stasiun Klimatologi, Karanganyar. Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten

B. Tinjauan Pustaka 1. Radiasi Surya Radiasi matahari, yakni sumber utama energi bumi menentukan cuaca dan iklim. Baik bumi maupun matahari, pada dasarnya beradiasi sebagai blackbodies, yakni benda-benda yang memancarkan panjang gelombang yang hampir sama dengan jumlah radiasi maksimum teoritis dari temperatur-temperaturnya. Energi maksimum radiasi matahari berupa gelombang pendek dalam rentang-nilai-tampak (visible range) adalah dari 0,4 sampai 0,8 m (Linsley, 1996). Radiasi surya terdiri dari spektra ultraviolet dengan panjang gelombang kurang dari 0,38 mikronyang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spektrum Photosynthetically Active Radiation yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spektra inframerah dengan lebih dari 0.74 mikronyang merupakan pengatur suhu udara. Spektra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spektrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spektrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis (Yulipriana, 2009). Matahari merupakan sumber energi bagi proses-proses juga seluruh aktifitas yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab pokok dari perubahanperubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca. Bagian dari radiasi surya yang sampai ke permukaan bumi disebut insolasi. Intensitas Radiasi Matahari merupakan absorbasi energi matahari dalam satuan per cm2/menit. Intensitas Radiasi Matahari merupakan fungsi dari sudut sinar matahari yang mencapai bagian yang lengkung dari permukaan bumi (Sugito, 2003). Distribusi radiasi surya yang tidak merata di muka bumi adalah penyebab utama timbulnya cuaca dan iklim. Tidak saja distribusi energi surya itu yang mengandalkan iklim, tetapi energi surya itu sendiri

merupakan suatu unsur vital iklim. Energi itu secara langsung bertanggung jawab atas berlangsungnya proses fotosintesis; periode siang dan malam yang panjangnya bervariasi mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman. Energi surya juga penting pengaruhnya dalam evapotranspirasi (pelepasan air) dan terhadap jumlah kebutuhan tanaman akan air (Trewartha dan Horn, 1999). 2. Tekanan Udara Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain lintang bumi, lautan dan daratan untuk menggambarkan tekanan udara suatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu pereode tertentu. Tekanan udara selalu turun dengan naiknya ketinggian (Syaiful, 2008). Tipe tekanan udara sangat bervariasi dalam lama dan ukurannya. Tipe sistem tekanan udara yang pelu kita ketahui adalah tekanan rendah dan tekanan tinggi. Tekanan rendah yaitu untuk daerah-daeah yang mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dai tekanan udara di daerah sekelilingnya. Ada suatu daerah yang mempunyai tekanan yang rendah dan memanjang disebut palung. Sedangkan tekanan tinggi yaitu daerah daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari daerah sekelilingnya (Lyle, 1995). Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu (Kensaku, 2002). 3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara) Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Kelas suhu tanah didefinisikan menurut suhu

tanah tahunan rata-rata pada minimum perakaran, ini ditentukan pada 5 sampai 100 sentimeter. Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas (Foth, 1991). Suhu di permukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyebaran suhu secara vetikal permukaan bumi merupakan sumber pemanasan sehingga makin tinggi tempat makin rendah suhunya (troposfer). Sedangkan penyebaran suhu menurut letak lintang, sumber energi utama berasal dai daerah tropika (antara 30 LU-30 LS) yang merupakan penerima energi radiasi surya terbanyak. Sebagian energi tersebut dipindahkan ke daerah lintang tinggi untuk menjaga

keseimbangan energi secara global (Ansar, 2006). Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara. Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co dan O. Jika campuran ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah (Kensaku, Kristanto, 2002). Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin, kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Kartasapoetra, 2005).

4. Kelembaban Udara Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Kelembaban relatif udara dapat diukur langsung dengan alat hygrometer yang sensornya berupa higroskopis. Kelembapan mutlak adalah

kandungan uap air yang dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannyaper satuan volume (Foth, 1991). Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh (Siswoyo, 2010). Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar (BMKG, 2009).Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100 % (Ansar, 2006). Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur

sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap maksimum (Zailani, 1996). 5. Curah Hujan Presipitasi adalah pembentukan hujan, salju dan hujan batu yang berasal dari kumpulan awan. Awanawan tersebut akan bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu, tergantung pada suhu di sekitarnya (Warsito, 2007). Pencatat hujan atau disebut juga recording garage biasanya dibuat sedemikian, sehingga dapat bekerja secara otomatis. Alat ini

dimungkinkan pencatatan tinggi hujan setiap saat, sehingga intensitas hujan pada saat tertentu dapat diketahui pula. Di pasaran telah terdapat beberapa tipe yang diproduksi antara lain pencatat jungkit dan pencatat pelampung (Soemarto, 1997). Curah hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau unsurunsur presipitasi yakni pertama,hujan. Hujan adalah butir-butir air yang jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis tengah 0,08 6 mm. Macam hujan yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya turun sebentar saja dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar. Kedua salju, terjadi karena sublimasi uap air pada suhu dibawah titik beku. Bentuk dasar dari slju adalah hexagonal akan tetapi hal ini tergantung dari suhu dan cepatnya sublimasi dan yang ketiga hujan es. Hujan es jatuh pada waktu hujan guntur dari awan cumulonimbus. Didalam awan terdapat konveksi dari udara panas dan lembab. Dalam udara panas dan lembab yang naik secara konvektif, dan terjadilah sublimasi. Bilamana aliran menjadi lemah, butirbutir air akan turun sehingga sampai pada bahagian bawah, disini

mengisap air sehingga sebagian membeku oleh inti yang sangat dingin itu (Handoko, 1996). Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah (Jumin, 2002). 6. Angin Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara, dari suatu tempat ke tempat yang lain secara horizontal. Gerakan angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah, selain itu angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Udara yang bergerak yang merupakan elemen penting bagi iklim dan cuaca, juga memilik fungsi kendali karena perannya sebagai pengangkut panas dari satu kawasan yang memiliki kelebihan panas ke kawasan yang kekurangan panas (Kartasapoetra, 1991). Kecepatan angin penting karena dapat menentukan besarnya kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan mempengaruhi kejadian-kejadian hujan. Terjadinya hujan, diperlukan adanya gerakan udara lembab yang berlangsung terus menerus. Dalam hal ini, angin berfungsi sebagai tenaga penggerak terjadinya gerakan udara lembab tersebut. Peralatan yang digunakan untuk menentukan besarnya kecepatan angina dinamakan anemometer (Karmini, 2008). Seperti diketahui bahwa energi yang dimiliki oleh angin bergantung pada kecepatannya, dilain pihak kecepatan angin disuatu tempat merupakan variabel random sehimgga sulit diprediksi secara akurat. Oleh

karena itu diperlukan penggambaran secara statistik yakni dengan distribusi probabilitasnya. Data angin yang diperlukan untuk memprediksi potensi angin disuatu tempat dapat berupa distribusi kecepatan dan distribusi frekuensi kecepatan angin. Kedua data tersebut masing-masing menggambarkan kecepatan angin rata-rata dan frekuensi atau lamanya angin bertiup dalam periode tertentu (Steiner,1999). Pada hari panas pengamatan menunjukkan bahwa angin berhembus melewati suatu lintasan dari laut ke darat pada siang hari, dan sebaliknya pada malam hari. Pada pagi hari terdapat perbedaan kecil pada temperatur laut dan daratan, sehingga keberadaan angin tidak begitu tampak. Namun, ketika matahari meninggi maka pemanasan daratan lebih cepat daripada permukaan laut, sehingga ketebalan dari lapisan isobar meningkat. Hal inilah yang menyebabkan terjadi pergerakan angin laut (Pettersen,1998). 7. Evaporasi Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas. Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi yaitu penguapan air secara langsung dari lautan, danau, sungai dan transpirasi merupakan penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan yang lainya. Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto, 2000). Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap, yang merupakan suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Uap ini kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara. Evapotranspirasi merupakan ukuran total kehilangan air untuk suatu

luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman. Secara potensial evapotranspirasi ditentukan hanya oleh unsur-unsur iklim, sedangkan secara aktual evapotranspirasi juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman (Karmini, 2008). Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan terus hampir tanpa berhenti disiang hari dan kerap kali dimalam hari, perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi berupa

10

panas laten untuk evaporasi, proses tersebut akan sangat aktif jika ada penyinaran matahari langsung, awan merupakan penghalangan radiasi matahari dan penghambat proses evaporasi. Jika uap air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses penguapan berhenti agar proses tersebut berjalan terus, lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering, pergantian itu hanya mungkin jika ada angin yang akan menggeser komponen uap air, kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses evaporasi (Wahyuningsih, 2004). Evaporasi yang terus menerus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan sedikit ke atas tanpa memindahkan udara dekat bumi, udara itu akan jenuh dengan uap air dan evaporasi akan berhenti. Molekul air terus menerus bergerak melewati permukaan air ke atmosfer bumi. Bila jumlah molekul-molekul yang keluar dari permukaan lebih besar dari pada jumlah yang kembali ke permukaan air maka terjadi evaporasi. Pergantian secara netto hanya merupakan sebagian kecil dari jumlahnya (AAK, 1997). 8. Awan Awan adalah suspensi koloida udara atau aerosol. Selama butir-butir belum bersatu akan tetap melayang-layang di udara. Ini menyebabkan awan itu kekal dan tidak terjadi presipitasi. Jika butir-butir cenderung bersatu hingga lebih besar dan berat maka awan menjadi tidak kekal dan akan terjadi presipitasi (Daljuni, 1986). Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin

mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfer dan terbentuklah titik air. Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air tersebut. Jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu dengan lainnya akan membentuk awan (Syaiful, 2008)

11

Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian bawah atmosfer yang dikenal sebagai troposfer. Awan terbagi menjadu dua kumpulan besar : yaitu cumulus dan yang berbentuk berlapis-lapis (stratus). Jadi, bentuk dan warna awan berubah mengikuti kandungan kelembaban dan kestabilan atmosfer. Penyebaran keawanan hampir sama dengan penyebaran hujan jadi pada lintang ekuator dimana banyak terjadi konvergensi horizontal besar, terdapat keawanan maksimum. Tidak sejelas seperti maksimum hujan di ekuator, sebab daerah tropis lebih banyak awan konektif atau tipe cumulus awan-awan tebal ini (Anonima, 2008). Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas (Anonimb, 2012).

12

C. Hasil Pengamatan 1. Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes

1 2 3

Gambar 1.1 Sunshine Recorder Tipe Campbell Stokes a. Bagian bagian utama 1. 2. 3. Kertas pias Bola kaca Busur meridian

b. Prinsip Kerja 1. Memasang kertas pias yang telah disediakan, kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca disni berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas pias yang berada di bawahnya. 2. Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar 3. Menggambar kertas pias yang digunakan. 4. Menentukan lama penyinaran dalam satu hari tersebut. 2. Barometer 2 1 3

Gambar 1.2 Barometer

13

a. Bagian bagian utama 1. Jarum penunjuk skala 2. Kotak berventilasi 3. Skala kelembaban udara b. Cara Kerja 1. Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berada di barus kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). 2. Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu tersebut. 3. Termometer Maximum dan Minimun 4 1 2

Gambar 1.3 Termometer Maximum dan Minimum a. Bagian bagian utama 1. Termometer bola basah 2. Termometer bola kering 3. Termometer maksimum 4. Termometer minimum b. Cara Kerja 1. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu (term.minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk.

14

2. Untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu (term.maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa. 4. Termometer Tanah bengkok 1 2 3 4 5

Gambar 1.4 Termometer Tanah Bengkok a. Bagian bagian utama 1. Termometer tanah bengkok kedalaman 0 cm 2. Termoeter tanah bengkok kedalaman 5 cm 3. Termoeter tanah bengkok kedalaman 10 cm 4. Termometer tanah bengkok kedalaman 20 cm 5. Termometer tanah bengkok kedalaman 50 cm b. Cara Kerja 1. Untuk mengetahui suhu tanah (term. Tanah bengkok) dapat dilakukan dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada setiap kedalaman tanah. 5. Termometer maksimum dan minimum tipe six 1 2 3

Gambar 1.5 Termometer maksimum dan minimum tipe six

15

a. Bagian bagian utama 1. Reservoir 2. Pipa kapiler berisi air raksa 3. Pipa kapiler berisi alkokol c. Cara Kerja 2. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu (term.minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk. 3. Untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu (term.maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa. 6. Termohigrograf

1 4 7 2 5 3 Gambar 1.6 Termohigrograf a. Bagian bagian utama 1. Tabung termohidrograf 2. Tangkai petunjuk kelembaban udara 3. Skala termohirograph 4. Kawat higroskopis 5. Tangkai penunjuk suhu udara 6. Skala kelembaban udara 7. Suhu udara b. Cara Kerja 1. Membaca skala pada termohidrograf. Skala bagian atas untuk suhu udara dan skala bagian bawah untuk kelembaban udara. 6

16

7. Ombrometer

1 2

Gambar 1.7 Ombrometer a. Bagian bagian utama 1. Corong penampung air hujan 2. Dasar corong terdapat pipa sempit yang menjulur kedalam tabung kolektor dan dilengkapi dengan kran. b. Cara Kerja 1. Air yang ditampung dalam tabung kolektor dapat diketahui bila kran dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur ada gelas ukur yang mempunyai skala khusus yaitu dapat menunjukkan jumlah ukur curah hujan yang terjadi. 8. Ombrograf 1 2 3

Gambar 1.8 Ombrograf a. Bagian bagian utama 1. Corong penampung air hujan 2. Pelampung yang terdapat dalam corong 3. Pada bagian ujung sebelah atas pelampung dilengkapi dengan pena yang bisa bergerak bila pelampung bergerak

17

b. Cara Kerja 1. Curah hujan yang jatuh pada corong mengtalir ke tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena bertinta ikut naik dan memberi bekas garis pada kertas yang berskala, bergeraknya kertas searah putaran jam dan sesuai dengan waktu yang ada. 9. Wind Vane

Gambar 1.9 Wind Vane a. Bagian bagian utama 1. Sebuah jarum penunjuk berbentuk anak panah yang dapat bergerak bebas sesuai dengan arah atau hembusan angin. 2. Penunjuk arah mata angin: utara, timur, selatan dan barat. b. Cara Kerja 1. Cara pengematan arah angin dengan melihat kemana arah jarum yang berbentuk panah itu menunjukkan posisinya. 2. Pengukuran arah angin dinyatakan dengan istilah mata angin atau derajat yaitu 00-3600. Pengukurannya disesuaikan dengan arah jarum jam, yaitu dimulai dari sudut 00 atau arah utara, selanjutnya 900 menunjuk arah timur, 1800 menunjuk arah selatan, 2700 menunjuk arah barat dan 3600 menunjuk arah utara kembali.

18

10. Anemometer

2 3 Gambar 1.10 anemometer a. Bagian bagian utama 1. Alat ini terdiri dari baling - baling yang berbentuk mangkok dengan jari - jari yang sama dan berpusat pada sumbu vertikal (mangkok

anemometer). 2. Pencatat jarak. 3. Tiang penyangga. b. Cara Kerja 1. Mangkok menghadap satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup dari satu arah, baling-baling akan berputar. Semakin kuat angin bertiup, perputaran mangkok akan semakin cepat. Kecepatan angin dibaca pada speedometer yang terpasang pada alat tersebut. 11. Panci Evaporimeter 2 3 1 4 Gambar 1.11 Panci evaporimeter

19

a. Bagian-bagian utama : 1. Panci atau tangki berdiameter 120,7 cm dan tinggi 25 cm berisi air bersih. 2. Dinding bejana berwarna putih atau putih metalik. 3. Paku penunjuk dalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). 4. Bagian dasar terdapat kerangka kayu bercat putih dengan rongga yang cukup pada bagian bawahnya. b. Cara kerja : 1. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). Still Well Cylinder merupakan silinder yang berfungsi untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur mikrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter. Membaca skala yang tertera pada alat tersebut. 2. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat digeser turun atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang pancing pengukur ini terletak menggantung di tabung peredam riak. Sebagai penunjuk tinggi permukaan air adalah ujung pancing yang dibuat runcing. Kelemahannya kadang-kadang pengamat tidak mengembalikan tinggi permukaan air dengan cermat sesuai ketentuannya sehingga proses penguapan berlangsung pada volume air tidak tetap. 12. Soil Moisture Tester 1

2 Gambar 1.12 Soil Tester

20

a. Bagian-bagian utama : 1. Pada bagian atas berbentuk lingkaran dan terdapat jarum penunjuk pH. 2. Bagian bawahnya meruncing, terdapat lempengan logam yang berfungsi sebagai elektroda. b. Cara Kerja 1. Menentukan titik-titik tempat pengukuran pH pada suatu area pembuatan bokasi. Titik-titik tersebut harus mewakili area bokasi. Semakin luas area yang ingin diketahui pH-nya, semakin banyak titik yangharus dibuat. 2. Menancapkan bagian yang runcing ke dalam bokasi, sehingga logam yang ada pada sisinya masuk ke dalam tanah sampai kedalaman 12-15 cm. Jika lokasi tempat menancapkan soil tester terlalu kering, sebelum ditancapkan, siram tanah terlebih dahulu dengan aquadest. Sebelum ditancapkan, jarum harus menunjuk pada pH 7. 3. Memperhatikan jarum penunjuk pH yang mulai bergerak, biarkan beberapa saat hingga jarum berhenti bergerak. Angka berwarna merah yang ditunjukkan oleh jarum adalah nilai pH tanah tempat soil tester ditancapkan. 4. Sebelum mencoba pada titik yang lain, soil tester harus dicuci terlebih dahulu dengan aquades dari sisa-sisa pupuk lokasi yang masih melekat. Semakin banyak titik yang diambil, semakin akurat hasil pengukuran pH.

21

13. Awan

Gambar 1.13 Awan Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak deras yang biasanya jatuh terus menerus. a. Prinsip kerja : 1) Mengamati awan berserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya. 2) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali. D. Pembahasan 1. Radiasi surya Alat yang digunakan adalah Sunshine recorder tipe Campbell stokes Radiasi surya berperan penting bagi pertumbuhan tanaman, khususnya dalam fotosintesis dan fotostimulus. Energi yang diperlukan untuk respirasi diperoleh dari cahaya matahari, begitu juga dengan fotostimulus yang rangsangan utamanya adalah cahaya. Jika intensitas radiasi yang diterima daun meningkat maka laju fotosintesis meningkat pula sampai pada batas kejenuhan dimana laju fotosintesis tidak lagi dipengaruhi intensitas cahaya. Lama penyinaran matahari berkaitan dengan suhu udara dan tingkat kelembaban udara pada suatu daerah, karena itu lama penyinaran matahari perlu diketahui juga untuk kepentingan kegiatan pertanian yang dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Terutama suhu tanah yang akan meningkat jika disinari matahari lebih lama, dengan kenaikan suhu maka kelembaban tanah tersebut akan menurun.

22

Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya secara makro antara lain adalah jarak antara matahari dan bumi, panjang hari dan sudut datang, dan pengaruh atmosfer bumi. Radiasi langsung adalah radiasi yangmencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi dalam arah sejajar sinar datang. Besarnya radiasi matahari yang jatuh secara normal ke permukaan bumi mengalami variasi yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : perubahan jarak matahari, perubahan hamburan di atmosfir oleh molekul udara, uap air dan debu dan juga variasi dari absorpsi atmosfer oleh O2 , O3, H2O dan CO2. 2. Tekanan Udara Alat yang digunakan adalah Barometer Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuanya itu 1 atm= 76 cmHg= 760 mmHg. Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara akan turun 1/30 x. Tekanan udara ini bekerja ke segala jurusan dan tidak tetap. Jika berada di permukaan atas maka tekanannya semakin rendah. Hal ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah Barometer. Cara kerja barometer sendiri adalah membaca angka yang ada pada barometer, yang di baca adalah angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). Untuk pengukuran tekanan udara per hari dapat dilakukan dengan mencatat angka tiap 20 menit dan menghitung rerata data yang didapat selama sehari tersebut.Untuk mengetahui tekanan udara pada suatu tempat juga bias dilakukan dengan melihat table tekanan udara yang berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut. Dimana garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara yang sama disebut isobar. Tekanan udara berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain, hal tersebut karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi dari tekanan udara, diantaranya adalah :(1) Altitude, besarnya tekanan udara

23

berbanding terbalik dengan tinggi tempat artinya semakin tinggi suatu tempat maka semakin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek; (2) Lattitude, akibat adanya gravitasi bumi di khatulistiwa kecil dan pada kutub besar, sehingga tekanan udara di sekitar katulistiwa lebih tinggi; (3) Suhu, suhu mempengaruhi pemuaian dan penyusutan volume udara. Jika udara memuai maka volume udara renggang sehingga tekanannya menurun dan sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa daerah yang suhunya tinggi mempunyai tekanan udara rendah sedangkan daerah yang suhunya rendah mempunyai tekanan udara tinggi; (4) Komponen penyusun gas, penyusun udara yang utama adalah uap air.Penambahan uap air ke udara menyebabkan tekanan udara meningkat. Tekanan udara berpengaruh terhadap kegiatan pertanian, karena ada beberapa jenis tanaman yang hanya cocok tumbuh di daerah yang bertekanan rendah dan ada pula tanaman yang cocok tumbuh di daerah bertekanan udara tinggi. Contoh tanaman yang cocok di daerah bertekanan udara rendah adalah strawberry, cengkeh dan lainnya. Sedangkan padi dan jagung cocok di daerah bertekanan udara yang sedang yang biasanya tumbuh di daerah dataran rendah. 3. Suhu Tanah dan Suhu Udara Alat yang digunakan adalah Thermometer maximum dan minimum type six, Termohigrograf, Thermometer tanah bengko. Pada praktikum ini pengamatan suhu udara dapat dilakukan dengan menggunakan termometer maximum dan minimum serta termometer maximum dan minimum tipe six. Bagian dalam termometer diisi dengan air raksa, dimana cairan ini akan bergerak naik ke atas jika suhu naik. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu (dengan thermometer minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan ujung kanan penunjuk. Sedangkan untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu (thermometer maximum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa.

24

Suhu udara mempengaruhi kegiatan pertanian khususnya kegiatan pertanaman, tanaman dapat tumbuh pada suhu yang optimal. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22oC sampai dengan 37oC. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting seperti bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses tersebut. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun kimia dan menurunnya aktifitas enzim. Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat, suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0,6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul. Suhu tanah lain halnya dengan suhu udara.Suhu tanah memberikan pengaruh yang lebih baik dalam hal pertumbuhan tanaman. Sedangkan suhu udara memberikan pengaruh terhadap fase reproduksi. Untuk mengetahui suhu tanah (dengan menggunakan thermometer tanah bengkok) dapat dilakukan dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada setiap kedalaman tanah. Termometer ini ditanam di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Termometer bengkok yang ada di Stasiun Klimatologi, Jumantono ini ada 7 macam, yaitu termometer bengkok yang ditanam pada kedalaman 0 cm; 2 cm; 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 1 m. Pada termometer bengkok yang ditanam dengan kedalaman 50 cm dan 1 m, bagian dalam termometer terdapat lapisan lilin yang berwarna oranye berfungsi agar termometer yang ditanam dalam tanah bisa tegak dan tidak mudah goyah dalam kedudukannya.Untuk pengukuran suhu tanah semakin dalam maka suhu tanah akan semakin rendah atau kedalaman tanah berbanding terbalik dengan suhu tanah tersebut. Termometer bengkok ini diletakkan dengan kondisi sekitar tidak ada vegetasi. Hal itu dikarenakan tumbuhan mempengaruhi suhu tanah. Di dalam tanah tumbuhan melakukan

25

aktivitas perakaran, dimana aktivitas ini menghasilkan panas. Sehingga semakin banyak vegetasi semakin tinggi suhu tanahnya. Suhu tanah berperan penting dalam proses pelapukan. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Fluktuasi suhu dalam tanah juga berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air dalam tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses distribusi unsur hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi

pembongkaran/perusakan organ. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah meliputi; (1) faktor iklim / cuaca yaitu radiasi surya, keawanan, hujan, suhu udara, angin, kelembaban udara; (2) Keadaan tanah yaitu tekstur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah (pengolahan ddan kepadatan tanah); (3) Kondisi topografi yaitu kemiringasn lereng, arah lereng, tinggi permukaan tanah, vegetasi. 4. Kelembaban Tanah dan Udara Alat yang digunakan adalah Termohigrograf. Untuk menggambarkan keadaan kelembaban di suatu daerah pada suatu waktu dipakai istilah kelembaban relatif yang merupakan perbandingan antara banyaknya uap air saat itu dan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara saat itu pula. Kelembaban relatif udara dapat di ukur langsung dengan alat hygrometer yang sensornya berupa benda higroskopis. Untuk mengetahui kelembaban dan suhu udara menggunakan alat termohygrograf. Dengan cara membaca skala pada termohygrograf, skala atas untuk suhu udara dan skala bagian bawah untuk kelembaban udara.

26

Salah satu fungsi dari kelembapan udara adalah sebagai pelindung permukaan bumi. Kelembapan tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu. Kelembaban tanah diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan moisture tester. Faktor yang mempengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar matahari, curah hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air. Dalam bidang pertanian kelembaban besar peranannya antara lain: jika kelembaban tinggi maka jamur dan penyulut tumbuh-tumbuhan akan menjadi subur yang dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan hasil sayuran dan buah-buahan cepat membusuk.Pada umumnya kelembaban berlawanan dengan suhu, kelembaban maksimum pada pagi hari dan minimum pada sore hari secara harian. Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. Namun, kelembaban yang tinggi dapat membuat kepala putik dapat busuk. Selain itu, aktivitas serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi. 5. Curah Hujan Alat yang digunakan adalah Ombrometer dan Ombrograf. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Satuannya adalah mm (apabila tidak ada infiltrasi dan evaporasi). Curah hujan 1 mm artinya banyaknya hujan yang jatuh pada sebidang tanah seluas 1 m2, yaitu : 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100 dm2 = 1dm3 = 1 liter. Pengamatan curah hujan pada praktikum kali ini menggunakan dua alat, yaitu ombrometer dan ombrograf. Ombrometer adalah alat penakar hujan secara manual. Air hujan yang turun akan masuk ke tabung yang ada

27

di dalam ombrometer. Mengukur air yang ada dalam tabung dikeluarkan dengan membuka kran. Kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam bejana. Setelah air keluar semua, maka kita dapat melihat angka pada bejana. Angka tersebut menunjukkan jumlah curah hujan. Bila hujan turun sangat lebat alat ini diberi payung, supaya air hujan tidak masuk ke dalam corong, karena bila masuk maka air tidak terhitung. Sedangkan ombrograf merupakan alat pengukur curah hujan yang bekerja secara otomatis. Bila hujan turun air akan masuk ke cerobong kemudian mengalir ke tabung, dalam tabung terdapat sebuah pelampug. Pelampung ini akan terangkat ke atas bila air masuk ke tabung. Pelambung ini dapat menggerakkan pena, dimana pena ini kemudian akan menggambar sebuah grafik pada kertas grafik yang mempunyai skala tiap kenaikan 1 angka menunjukkan waktu 1 jam. Grafik tidak akan turun sebelum sampai ke titik teratas yang berarti menunjukkan tabung sudah terisi penuh air, bila air sudah penuh maka akan keluar melewati sebuah selang. Beriringan dengan ini pena akan menggambar grafik turun ke bawah. Perhitungan dilakukan dengan cara mencari selisih titik tertinggi dengan titik terendah dan seterusnya. Pada pengamatan grafik menunjukkan garis lurus yang berarti bahwa tidak ada hujan yang turun.Curah hujan yang terjadi mempengaruhi tingkat kandungan air dalam tanah yang juga mempengaruhi tingkat kelembaban tanah, jika tanah terlalu jenuh air maka tanah kurang cocok untuk pertanaman. 6. Angin Alat yang digunakan adalah Wind vane dan Anemometer. Pengamatan kecepatan dan arah angin digunakan alat yang dinamakan Anemometer dan Wind Vane. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada jangka waktu tertentu, menghitung kecepatan angin diperoleh dengan mengamati skala awal dan skala akhir kemudian menghitung selisihnya. Arah angin adalah dimana angin itu bertiup dan dinyatakan dengan sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 0o atau 360o menunjukkan arah utara, 90o menunjukkan timur, 180o arah selatan dan

28

270o arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan arah timur laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Menentukan arah angin di perlukan alat penunjuk angin yang disebut wind vane. Posisi wind vane yang menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat diicatat arah angin pada waktu itu. Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain gradien tekanan horizontal, latitude, altitude, dan waktu untuk gradien tekanan yang sama. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Angin berfungsi dalam mempercepat pendinginan dari benda yang panas. Fungsi lain yaitu sebagai pencampur lapisan udara, antara udara panas dan udara dingin, udara lembab dan udara kering, udara yang kaya dengan CO2 dan udara yang CO2 rendah. Kecepatan angin sangat

berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya. Kecepatan angin yang besar dapat mengakibatkan pohon-pohon bergerak sehingga bunga-bunga akan rontok dan tidak terjadi pembuahan, atau bahkan angin dapat merobohkan pohon-pohon serta rumah-rumah dan yang paling parah angin dengan kecepatan yang kuat akan mengakibatkan kehancuran. Untuk mengatasi kerusakan pertanian akibat angin biasanya petani menanam tanaman pematah angin, seperti lamtoro, sengon, dan lain-lain. 7. Evaporasi Alat yang digunakan adalah Panci evaporimeter, pengamatan unsur ini menggunakan evaporimeter yang merupakan bejana penguapan panci atau tangki yang berisi air. Evaporimeter berada di sebuah panci yang berisi air, dimana kenaikan suhu menyebabkan air dalam panci semakin berkurang. Bagian ujung evaporimeter terdapat kait yang merupakan dasar dari pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan memutar-mutar evaporimeter sampai ujung kait setara dengan permukaan air, setelah itu lihat angka pada evaporimeter. Pada evaporimeter terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Nilai evaporasi merupakan selisih permukaan atau tinggi dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan apabila terjadi hujan.

29

Laju evaporasi bergantung masukan energi matahari yang diterima. Semakin besar jumlah energi matahari yang diterima, maka semakin banyak molekul air yang diuapkan. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer. Terdapat berbagai faktor yang menghambat dan mempercepat kecepatan dan jumlah penguapan diantaranya adalah: (1) Suhu, dengan kenaikan suhu air dan tekanan uap air, kemampuan titik-titik air untuk menguap ke udara mengalami kenaikan dengan cepat; (2) Kelembaban udara, dipengaruhi oleh jumlah uap air di udara. Penguapan akan lebih besar apabila kelembaban nisbi rendah; (3) Angin, angin sangat mempercepat terjadinya penguapan, karena angin mengganti udara basah dekat permukaan air dengan udara kering; (4) Susunan air, penguapan lebih tinggi pada air tawar dari pada air asin; (5) luas permukaan, penguapan akan lebih besar pada daerah yang memiliki permukaan yang luas; (6) Tekanan Udara, pada umumnya jika tekanan udara lebih rendah di atas permukaan air, penguapannya lebih besar; (7) Panas laten penguapan. 8. Awan Alat yang digunakan adalah indera penglihatan dan camera digital. Dalam praktikum dilakukan pendiskripsian ciri-ciri awan, setelah diketahui dari ciri-ciri awan yang diamati kemudian mencocokkan dengan gambar sampel. Awan yang diamati pada praktikum agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca hari minggu tanggal 17 April 2011 adalah termasuk awan strato cumulus family awan rendah (0-3 km). Strato cumulus berbentuk seperti gelombang lautan. Langit yang berwarna biru sering masih tampak di antara awan ini. Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang. Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan. Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. Proses pembentukan awan terjadi bila udara panas, lebih banyak uap

30

terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyengat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan daya tarik bumi menariknya ke bawah hingga sampai satu titik di mana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun, jika titik - titik air tersebut bertemu udara panas, akan menguap dan awan itu akan lenyap. Inilah yang menyebabkan awan selalu berubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang - kadang ada awan yang tidak membawa hujan.

31

D. Komprehensif Proses budidaya pertanian tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tanah, varietas tanaman, teknik budidaya, unsur iklim/cuaca dan interaksi diantara faktor-faktor tersebut. Unsur iklim/cuaca mempunyai peran yang sangat penting dalam proses budidaya tersebut, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Unsur iklim/cuaca yang sangat penting pengaruhnya terhadap keberhasilan sistem budidaya di daerah tropis (indonesia khususnya) adalah curah hujan sebagai sumber air utama. Tetapi pada keadaan ekstrim, curah hujan yang sangat berlebihan pada musim hujan dapat menimbulkan bencana alam banjir, dan sebaliknya jumlah curah hujan yang sangat kurang pada musim kemarau dapat menimbulkan bencana alam kekeringan. Kedua jenis bencana alam tersebut, dapat menimbulkan penurunan produksi dengan intensitas dan luasan yang berbeda-beda pada setiap tahunnya. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari hasil pengamatan praktikum pengamatan unsur-unsur cuaca, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Unsur- unsur cuaca terdiri dari: 1. Radiasi surya 2. Tekanan Udara 3. Suhu (suhu tanah dan suhu udara) 4. Kelembaban udara 5. Curah hujan 6. Angin 7. Evaporasi, dan 8. Awan b. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca : 1. Sunshine Recorder merupakan alat untuk mengetahui lamanya penyinaran. 2. Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara

32

3. Termometer minimum digunakan untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode. 4. Termometer maximum digunakan untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode. 5. Termohigrograf untuk mengetahui kelembaban udara dan suhu udara 6. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin 7. Evaporimeter untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi 8. Termometer bola basah dan bola kering untuk mengetahui kelembaban relative. 9. Termometer tanah bengkok untuk mengukur suhu tanah. 10. Ombrometer untuk mengetahui curah hujan secara manual. 11. Ombrogarf untuk mengetahui curah hujan secara otomatis. 12. Wind vane untuk mengetahui arah angin. 2. Saran a. Penggunaan alat unsur-unsur cuaca lebih diperhatikan lagi agar tidak rusak. b. Perawatan terhadap alat-alat tersebut agar dapat digunakan dalam pengamatan cuaca dan dapat digunakan untuk praktikum

Agroklimatologi. c. Sarana dan prasarana untuk praktikum dapat diperbaiki sehingga pada praktikum selanjutnya alat-alat tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

33

DAFTAR PUSTAKA AAK. 2003. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. PT Kanisius. Yogyakarta Anonima. 2012. Radiasi Surya. Dikutip dari http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 03 Mei 2012. Anonim . 2008. Klimatologi Terapan. http://www.fpk.unair.ac.id. Diakses tanggal 03 Mei 2012. Ansar , 2006. Temperatur dan Kelembaban Udara Pada Permukaan Bumi. Jurnal Agromet Indonesia, Vol. 17 (2), Hal: 63-68 Daljuni, 1986. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni Bandung. Bandung. Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-7. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta. Jumin dan Basri,Hasan. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kadir Zailani, 2006, Klimatologi dasar, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Karmini. 2008. Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi Sistem Database Iklim Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim. No. 27 (3), Hal: 51-63. Kartasapoetra, A.G. 1991. Agroklimatologi. Jakarta. Bina Aksara. Kartasapoetra, ddk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka jaya. Jakarta. Kristanto, Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita. Jakarta. Linsley, 1996. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta. Petterssen, S. 1980. Introduction to Meteorology. Mcgraw-Hill Book Company, Inc, Tokyo. Siswoyo,P.N. 2010. Kelembaban Udara. http://siswoyo.wordpress.com. Diakses tanggal 06 Mei 2012 pada pukul 13.55 WIB. Soemarto, S.D. 1987. Hidrolisa Teknik. Usaha Nasional. Surabaya
b

34

Steiner, 1999. Angin. http://nizcha0804.blogspot.com/2010/02/tinjauan-pustakadinamika-diakses pada tanggal 04 Mei 2012. Sugito. 2003. Pengaruh Intensitas Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman.Jurnal Penelitian Agronomi, Vol. 3 (1), Hal: 57-63. Syaiful. 2008. Pengamatan Unsur-Unsur Cuaca Di Stasiun Klimatologi Pertanian.Jurnal Inovasi Pertanian. Vol. 7 (1), Hal: 51-55. Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor. TT. Glen & HH. Lyle. 1995. Pengantar Iklim. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Trewartha, G. T. dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima. Utami,Wahyuningsih. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta. Wuryatno, Indro. 1999. Klimatologi Dasar. UNS Press. Surakarta. Yulipriana, 2009. Radiasi Surya .http://yulipriyana.wordpress.com. Diakses tanggal 03 Mei 2012.

You might also like