Professional Documents
Culture Documents
1. memahami sifat-sifat gelombang bunyi dan memahami fenomena-fenomena bunyi seperti efek Doppler, resonansi, serta
frekuensi harmonik pada dawai dan pipa organa;
2. memahami karakteristik cahaya sebagai gelombang serta memahami penerapan sifat polarisasi gelombang cahaya
dalam teknologi.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. mengolah data hasil praktikum kemudian menarik kesimpulan berdasarkan data akhir yang diperoleh;
2. memecahkan penyebab fenomena yang terjadi dalam kehidupan berkaitan dengan gelombang cahaya melalui pengamatan.
• Melakukan diskusi kecepatan bunyi dalam • Melakukan diskusi tentang fenomena alam
zat padat. berkaitan dengan sifat cahaya dapat
• Melakukan praktikum menentukan variabel terdispersi.
dalam fenomena dawai. • Melakukan percobaan mandiri membuktikan
• Melakukan praktikum menentukan variabel sifat cahaya dapat terdifraksi menggunakan
dalam fenomena pipa organa. keping CD bekas dan laser.
• Melakukan praktikum penyelidikan pola
difraksi menggunakan kisi dan laser.
• Melakukan studi literatur dilanjutkan diskusi
menentukan cara kerja LCD.
• Mensyukuri nikmat Tuhan telah diciptakannya gelombang bunyi dan cahaya yang memiliki karakteristik
unik yang menunjang teknologi ciptaan manusia untuk mempermudah kehidupan.
• Mampu menjelaskan tentang kelajuan bunyi pada benda padat dengan kegiatan eksplorasi dan
diskusi.
• Mampu mengidentifikasi variabel-variabel dalam fenomena dawai dan pipa organa melalui kegiatan
praktikum.
• Mampu mengidentifikasi dan menganalisis fenomena alam dikaitkan dengan karakteristik cahaya.
• Mampu menganalisis difraksi cahaya menggunakan keping CD bekas.
• Mampu mengidentifikasi variabel-variabel difraksi oleh kisi melalui kegiatan praktikum.
• Mampu menjelaskan cara kerja LCD berdasarkan sifat polarisasi cahaya pada kristal cair.
2. Jawaban: c 6. Jawaban: d
Angkasa merupakan ruang hampa udara sehingga Benda memiliki frekuensi alami. Begitu juga gelas
gelombang bunyi tidak dapat merambat juga memiliki frekuensi alaminya sendiri. Ketika
melaluinya. Gelombang cahaya, gelombang radio, dentuman memiliki frekuensi yang sama dengan
gelombang inframerah, dan gelombang ultraviolet frekuensi alami gelas dan sefase, amplitudo
dapat merambat tanpa ada medium (ruang hampa getaran gelas menjadi besar. Mengingat energi
udara). Dengan demikian, gelombang bunyi bintang getaran sebanding dengan kuadrat amplitudo
yang meledak tidak bisa sampai ke bumi. maka energi getaran gelas juga menjadi sangat
besar. Ketidakmampuan gelas menahan energi
3. Jawaban: b yang bekerja padanya menyebabkan gelas pecah.
Diketahui: T = 0°C
ρ = 1.000 kg/m3 7. Jawaban: e
B = 2,1 × 109 N/m3 Resonansi adalah peristiwa bergetarnya sebuah
Ditanyakan: v benda karena getaran benda lain yang disebabkan
Jawab: oleh kesamaan frekuensi getaran dengan frekuensi
alami benda yang ikut bergetar. Contoh peristiwa
B resonansi dapat dilihat pada opsi a, b, c, dan d.
v =
ρ
Sementara peristiwa pada opsi e adalah efek
2,1 × 109 N/m3 Doppler.
= = 1.449 m/s = 1,45 km/s
1.000 kg/m3
8. Jawaban: d
Jadi, kelajuan bunyi dalam air sebesar 1, 45 km/s. Diketahui: A = 0,80 m
4. Jawaban: a v = 400 m/s
Ditanyakan: f0
Diketahui: vs = 0
Jawab:
vp = +vp 2(0) + 1
f0 = 2A
v
Ditanyakan: fp
Jawab: v 400 m/s
= 2A = = 250 Hz
2(0,80 m)
v ± vp
fp = fs Jadi, frekuensi nada dasar 250 Hz.
v ± vs
v + vp v + vp 9. Jawaban: a
= fs = fs
v +0 v Diketahui: m = 16 g = 0,016 kg
Jadi, persamaan yang benar adalah pilihan a. A = 80 cm = 0,8 m
5. Jawaban: d F = 800 N
Diketahui: v = 1.533 m/s Ditanyakan: f0
Jawab:
vA = 8 m/s
Nada dasar pada dawai:
vB = 9 m/s FA
v =
fA = 1.400 Hz m
(800 N)(0,8 m)
= = 40.000 m2 /s2 = 200 m/s
0,016 kg
Jadi, x : y = 5 : 6.
B. Uraian
12. Jawaban: a
Diketahui: R2 = 3R1 1. Diketahui: v = 1.533 m/s
I1 = I x = 110 m
Ditanyakan: I2 Ditanyakan: t
r =5m = 539,68 Hz
TI = 40 dB Jadi, frekuensi yang didengar ketika bus
I0 = 10–12 W/m2 mendekati penumpang adalah 539,68 Hz.
Ditanyakan: a. I b. vp = 0 vs = +
b. r • •⎯⎯→
Jawab: P S
P maka:
a. I =
4π r 2 v
fp = fs
π × 10 W −4π × 10−4 W v + vs
= 2 = 100π m2
= 10–6 W/m2
(4π )(5 m) 340
= 340 + 25 (500 Hz)
Jadi, intensitas bunyi yang diterima pendengar
sebesar 10–6 W/m2. = 465,75 Hz
b. TI0 = 10 log
I Jadi, frekuensi yang didengar ketika bus
I0 melewati halte adalah 465,75 Hz.
10−6
= 10 log dB 4. Diketahui: v = 320 m/s
10−12
= (10)(6) dB f0 = 180 Hz
= 60 dB Ditanyakan: L saat f0
Rangkaian Searah
• Mengamati perbedaan arus AC • Mengamati jenis-jenis rangkaian • Mencari tahu prinsip kerja
dan DC. listrik. sumber arus AC dan DC.
• Mengukur arus dan tegangan • Menyelidiki perbedaan rangkaian • Mengamati spesifikasi peralatan
listrik. seri dan paralel. elektronik.
• Menyelidiki hubungan antara • Menyelidiki hukum Kirchhoff. • Mencari tahu sumber listrik DC.
kuat arus listrik dan tegangan
listrik.
• Menyelidiki faktor-faktor yang
memengaruhi hambatan kawat.
RA = 1.000
Rsh = Jadi, jumlah ion Cl – yang mengalir melewati
(n − 1)
RA membran sel sebanyak 1.000 elektron.
n – 1=
R sh
5. Jawaban: c
2 Diketahui: t = 1 menit = 60 sekon
n – 1=
2 × 10−4 q = 150 coulomb
n – 1= 104 Ditanyakan: I
n = 10.001 Jawab:
I Q 150 coulomb
n = IA I = t = 60 sekon = 2,5 ampere
I = n IA Jadi, kuat arus listrik yang mengalir dalam
= (10.001)(1 mA) penghantar sebesar 2,5 ampere.
= 10.001 mA
6. Jawaban: d
= 10,001 A
Arus listrik adalah elektron yang mengalir. Elektron
Jadi, amperemeter dapat digunakan untuk
bermuatan negatif. Arah arus listrik berlawanan
mengukur arus listrik hingga 10,001 A.
dengan arah aliran muatan negatif (aliran elektron),
3. Jawaban: e tetapi searah dengan aliran muatan positif. Arus
Diketahui: I =8A listrik mengalir dari potensial tinggi (kutub positif)
t =4s ke potensial rendah (kutub negatif).
Ditanyakan: ne
7. Jawaban: e
Jawab:
Q nilai pada skala
I= t I= nilai maksimum skala
× jangkauan
Q 40
8A= 4s I = 50 × (1 A) = 0,8 A
Q = 32 C Jadi, arus yang mengalir pada rangkaian sebesar
Q = ne qe 0,8 A.
32 C = ne (1,6 × 10–19 C)
8. Jawaban: b
32 C
ne = = 2 × 1020 Diketahui: A = 1 meter
1,6 × 10 −19 C
r = 2 mm = 2 × 10–3 m
Jadi, jumlah elektron yang mengalir sebanyak ρ = 1,70 × 10–8 m
2,0 × 1020. Ditanyakan: R
14 Rangkaian Searah
Jawab: RA 30 kΩ 30 kΩ
Luas penampang kawat Rsh = (n − 1)
= 8 = 3
−1
A =πr2 5 5
= (3,14)(2 × 10–3)2 5
= (30 kΩ)( 3 ) = 50 kΩ
= 12,56 × 10–6 m2
Hambatan listrik kawat Jadi, hambatan shunt yang diperlukan sebesar
50 kΩ.
A
R = ρA 13. Jawaban: a
Diketahui: R0 = 40 Ω
(1,70 × 10−8 Ωm)(1 m)
= Rt = 126 kΩ
(12,56 × 10−6 m2 )
T0 = 20°C
= 1,35 × 10–3 Ω α = 3,92 × 10–3/°C
Jadi, hambatan listrik kawat sebesar 1,35 × 10–3 Ω. Ditanyakan: T
9. Jawaban: e Jawab:
Banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam ΔR = R0 a ΔT
hambatan dapat ditentukan dengan menentukan Rt – R0 = R0 a ΔT
luas pada grafik. (126 – 40) Ω = (40 Ω)(3,92 × 10–3/°C) ΔT
Q = luas trapesium + luas persegi panjang 86 = (0.1568/°C) ΔT
(a + b )t 86
= + pA ΔT = 0,1568
≈ 548°C
2
(1 + 2)(10 − 5)
Titik lebur aluminium = suhu akhir platina
= 2
+ (5)(2) ΔT = T – T0
T = ΔT + T0
(3)(5) = (548 + 20)°C
= 2
+ 10
= 568°C
= 17,5 Jadi, titik lebur aluminium 568°C.
Jadi, muatan listrik yang mengalir dalam hambatan
tersebut adalah 17,5 coulomb. 14. Jawaban: e
Diketahui: t = 10 s
11. Jawaban: b ne = 4 × 1019 elektron
Diketahui: penunjuk jarum (a) = 16 qe = 1,6 × 10–19 C
skala maksimum (b) = 50 Ditanyakan: I
batas ukur (c) = 10 V Jawab:
Ditanyakan: V Q = ne qe
Jawab: = (4 × 1019) (1,6 × 10–19 C)
a = 6,4 C
V = ×c
b
Q 6,4 C
I = t = 10 s = 0,64 A
16
=( )(10 V)
50 Jadi, arus yang mengalir sebesar 0,64 A.
= 3,2 V 15. Jawaban: d
Jadi, beda potensial yang terukur adalah 3,2 V. Diketahui: Q = (3t3 + 2t + 7)
12. Jawaban: c t = 2 sekon
Untuk mengukur tegangan listrik, voltmeter harus Ditanyakan: I
dipasang paralel dengan hambatan. Gambar yang Jawab:
benar ditunjukkan dengan pilihan c. dQ
I = dt
12. Jawaban: b
Diketahui: IA = 300 mA d
= dt (3t3 + 2t + 7)
I = 480 mA
Ditanyakan: Rsh = 9t2 + 2
Jawab: = 9(2)2 + 2
I 480 mA 8
= 38
n = IA = 300 mA
= 5 Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada peng-
hantar sebesar 38 ampere.
16 Rangkaian Searah
Jawab: Rf = (n – 1)RV
= (36 – 1)(3 kΩ)
I (A)
x = (35)(3 kΩ)
= 105 kΩ
Jadi, hambatan muka yang harus dipasang adalah
Luas I 105 kΩ.
5
9. Diketahui: Rt = 175 Ω
T = 850°C
Luas II
T0 = 20°C
α = 0,0039/°C = 3,9 × 10–3/°C
t (s) Ditanyakan: R0
2 3 8 10
Jawab:
q = luas I + luas II ΔR = R0 α ΔT
q = luas persegi panjang + luas segitiga Rt – R0 = R0 α ΔT
1 175 – R0 = R0(3,9 × 10–3)(850 – 20)
55 = (8)(5) + ( 2 )(8 – 2)(x – 5) 175 – R0 = R0(3,9 × 10–3)(830°)
55 = 40 + 3(x – 5) 175 – R0 = 3,237R0
15 = 3x – 15 175 = 4,237R0
3x = 30 175
R0 = 4,237
x = 10
Jadi, nilai x sebesar 10 ampere. R0 = 41,30 Ω
Jadi, hambatan tembaga pada suhu 20°C adalah
8. Diketahui: Rv = 3 kΩ
41,30 Ω.
V v = 50 V
V = 1,8 kV = 1.800 V 10. Diketahui: R0 = 60 Ω
Ditanyakan: Rf T0 = 20°C
T = 1.089°C
Jawab:
α = 0,004/°C = 4 × 10–3/°C
V Ditanyakan: R
n = Vv ΔR = R0 α ΔT
1.800 V R – R0 = R0 α ΔT
= 50 V R = R0 + R0 α ΔT
= 36 = 60 + (60)(4 × 10–3)(1.089 – 20)
= 60 + 256,56
= 316,56
Jadi, hambatan termometer pada saat dicelupkan
ke dalam tembaga yang sedang melebur adalah
316,56 Ω.
I1R1 = I3R3
Rs2, R5, dan Rs3 dirangkai paralel
(2 A)(120 Ω) = I3 (20 Ω)
240 V = I3 (20 Ω) 1
=
1
+
1
+
1
R p3 R s2 R5 R s3
240 V
I3 = 20 Ω 1 1 1
I3 = 12 A = + + 14 ohm
5,15 ohm 10 ohm
Jadi, nilai kuat arus yang melalui hambatan R3
140 + 72,1 + 51,5
sebesar 12 A. = 721 ohm
2. Jawaban: a 263,6
Diketahui: R1 = 2 ohm = 721 ohm
R2 = R4 = 4 ohm
721
R3 = R6 = R8 = 5 ohm Rp3 = 263,6
ohm = 2,73 ohm
R5 = R7 = 10 ohm Jadi, hambatan pengganti pada rangkaian tersebut
Ditanyakan: Rp 2,73 ohm.
Jawab: R4
R1 Rs 3. Jawaban: a
R3 dan R7 dirangkai seri 1
Rs1 = R3 + R7 Diketahui: R1 = 3 Ω
= (5 + 10) ohm A R5 B R2 = 9 Ω
= 15 ohm R2 R8 V =6V
R4 dan Rs1 dirangkai paralel R6 Ditanyakan: VAB
Jawab:
1 1 1
= + Rs = R1 + R2 = (3 + 9) Ω = 12 Ω
Rp1 R4 RS1
V 6V
I= Rs = 12 Ω
= 0,5 ampere
1 1
= +
4 ohm 15 ohm R1 Rp VAB = Itot R2 = (0,5 A)(9 Ω)
1
15 4 R5 VAB = 4,5 V
= 60 ohm + 60 ohm
Jadi, beda potensial di titik AB sebesar 4,5 V.
R2 R8
19
= 60 ohm R6 4. Jawaban: b
Diketahui: R1 = R2 = 4 Ω
60 R3 = R4 = R5 = 2 Ω
Rp1 = 19 ohm = 3,15 ohm
V = 24 volt
R1 dan Rp1 dirangkai seri Ditanyakan: I
Rs2 = R1 + Rp1 Jawab:
= (2 + 3,15) ohm R1 dan R2 dirangkai seri
= 5,15 ohm Rs1 = R1 + R2
=4Ω+4Ω
=8Ω
18 Rangkaian Searah
R3, R4, dan R5 dirangkai seri 7. Jawaban: d
Rs2 = R3 + R4 + R5 = 2 Ω + 2 Ω + 2 Ω = 6 Ω Diketahui: R1 = 6 Ω R4 = 6 Ω
Rs1 dan Rs2 dirangkai paralel R2 = 3 Ω R5 = 3 Ω
Vtotal = VRs1 = VRs2 = 24 volt R3 = 5 Ω V = 15 V
VRs
Ditanyakan: I
24 volt
IRs1 = 1
= = 3 ampere Jawab:
Rs1 8Ω
Nilai R1R5 = R2R4 sehingga rangkaian tersebut
IRs1 = IR1 = IR2 = 3 ampere menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone.
VRs R1 dan R2 dirangkai seri
2
24 volt
IRs2 = = 6Ω
= 4 ampere Rs1 = R1 + R2
R s2
(10)(5)
= Ω R4 R2
10 + 10 + 5
R5
= 50 Ω
25
=2Ω R1 dan R2 disusun seri
Rs1 = R1 + R2
R 3R 4
Rc =
R1 + R 3 + R 4
= 30 Ω + 50 Ω
= 80 Ω
= (10)(5)
Ω R4 dan R5 disusun paralel
10 + 10 + 5 Rs2 = R4 + R5
= 30 Ω + 50 Ω
= 50 Ω = 80 Ω
25
=2Ω Rs1 dan Rs2 dirangkai paralel
Rb dan R2 dirangkai seri 1 1 1
= R + R = 1 + 1 = 2
Rs1 = Rb + R2 Rp s1 s2 80 Ω 80 Ω 80 Ω
= 2 Ω + 10 Ω Rp = 40 Ω
= 12 Ω
V
Rc dan R5 dirangkai seri I = RAB = 120 volt = 3 A
Rs2 = Rc + R5 p 40 Ω
=2Ω+2Ω Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian
=4Ω besarnya 3 A.
Rs1 dan Rs2 dirangkai paralel
10. Jawaban: a
1 1 1 Diketahui: E1 = 3 V
= +
Rp R s1 R s2 E2 = 2 V
E3 = 5 V
1 1
= + R1 = 5 Ω
12 Ω 4Ω
R2 = 10 Ω
1+ 3
= 12 Ω Ditanyakan: I
Jawab:
4
= 12 Ω Arah arus dan arah loop pada rangkaian seperti
berikut.
Rp = 3 Ω
Hambatan total ditentukan dengan merangkai Rp E1 = 3 V R1 = 5 Ω
dan Ra secara seri.
Rtot = Rs = Rp + Ra E3 = 5 V E2 = 2 V
=3Ω+4Ω
=7Ω R2 = 10 Ω
Kuat arus yang mengalir melalui rangkaian
V 28 V Berdasarkan hukum II Kirchhoff, arus yang
I= = 7Ω = 4 A
R tot dihasilkan:
Jadi, kuat arus yang mengalir melalui rangkaian ΣE + ΣIR = 0
sebesar 4 A. (–E3 – E1 + E2) + I(R1 + R2) = 0
(–5 – 3 + 2) + I(5 + 10) = 0
9. Jawaban: b –6 + 15I = 0
Diketahui: R1 = R4 = 30 Ω 15I = 6
R2 = R3 = R5 = 50 Ω
VAB = 120 volt I= 6
15
Ditanyakan: I
Jawab: = 0,4
Nilai R1R5 = R2R4 sehingga arus yang mengalir Jadi, kuat arus listrik yang melalui rangkaian adalah
pada R3 bernilai nol. Oleh karena itu, rangkaiannya 0,4 A.
berubah menjadi seperti berikut.
20 Rangkaian Searah
11. Jawaban: a Jawab:
I1 I2
Apabila arus dan arah loop digambarkan seperti
berikut.
I3 D
A
R1 4Ω 6Ω 2 R2 2Ω R2
1 R3 E2
E1
E3
R1
E1 = 8 V E2 = 18 V
R3
Diketahui: R1 =4Ω B C
R2 =2Ω Arus yang mengalir pada rangkaian
R3 =6Ω ΣE + ΣIR = 0
E1 =8V (–E3 + E2 + E1) + (–I)(R1 + R2 + R3) = 0
E2 = 18 V (–3 + 3 + 6) – I(2 + 4 + 6) = 0
6 – 12I = 0
Ditanyakan: I1
12I = 6
Jawab: I = 0,5
I3 = I1 + I2 → I2 = I3 – I1 Besar tegangan antara A dan C
Loop 1 VAC = ΣE + ΣIR
– E1 + I1R1 + I3R3 = 0 = (–E2 + E3) + (I)(R2)
– 8 + I1 (4) + I3 (6) = 0 = (–3 + 3) + (0,5)(4)
=2
4I1 + 6I3 = 8 . . . (1)
Jadi, tegangan antara titik A dan C adalah 2 volt.
Loop 2
13. Jawaban: c
– E2 + I2R2 + I3R3 = 0 Diketahui: V = 6 volt
– 18 + I2 (2) + I3 (6) = 0 I =2A
2I2 + 6I3 = 18 . . . (2) Ditanyakan: Iseri
Masukan I2 = I3 – I1 pada persamaan (2). Jawab:
2I2 + 6I3 = 18 V = I Rtot
2(I3 – I1) + 6I3 = 18 6 volt = (2 A) Rtot
2I3 – 2I1 + 6I3 = 18 Rtot =
6 volt
– 2I1 + 8I3 = 18 . . . (3) 2A
1 1 1 4+y 6Ω Rs
R3 = y
+ 4 = 4y
B
4y
R3 = 4+y 2Ω D
→ Rp = 12 Ω = 4 Ω
6y 3
=
x= 4+y
. . . (2) 12 Ω 3
22 Rangkaian Searah
Ditanyakan: a. I dan V jika hambatan disusun Loop 2 (DCBED)
seri –E2 + E1 + I2R2 – I3R3 = 0
b. I dan V jika hambatan disusun –6 + 9 + I2(0,2) – I3(0,5) = 0
paralel
0,2I2 – 0,5I3 = –3
Jawab:
a. Hambatan disusun seri 0,6I3 + 0,1I2 = 9 × 2 1,2I3 + 0,2I2 = 18
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 –0,5I3 + 0,2I2 = –3 × 1 –0,5I3 + 0,2I2 = –3
=4Ω+8Ω+2Ω+6Ω –––––––––––– –
= 20 Ω 1,7I3 = 21
Arus total
⇔ I3 ≈ 12,35
V
I = 0,6I3 + 0,1I2 = 9
Rs
(0,6)(12,35) + 0,1I2 = 9
V 9 − 7,41
= Rs I2 = 0,1
= 1 ampere = 15,9
I = I1 = I2 = I3 = I4 = 1 A I1 = I2 + I3
Tegangan: = (15,9 + 12,35) A
V1 = I1R1 = 28,25 A
= (1 A)(4 Ω) Arus yang mengalir di R1, R2, dan R3 berturut-
= 4 volt turut 28,25 A, 15,9 A, dan 12,35 A.
V2 = I2R2 b. VBE = E1 – I3R3
= (1 A)(8 Ω) = 9 V – (12,35 A)(0,5 Ω)
= 8 volt = 2,825 V
V3 = I3R3 Beda potensial B dan E sebesar 2,825 V.
= (1 A)(2 Ω)
= 2 volt 4. Diketahui: R1 = 15 Ω
V4 = I4R4 R2 = 5 Ω
= (1 A)(6 Ω) R3 = 10 Ω
= 6 volt E1 = 4 V
b. Hambatan disusun paralel E2 = 2 V
Vtot = V1 = V2 = V3 = V4 = 20 volt E3 = 4 V
Ditanyakan: a. I
V1 20
I1 = = 4 A = 5 ampere b. Vab dan Vbd
R1
Jawab:
V2 20 a. Kuat arus yang mengalir melalui rangkaian
I2 = R2 = 8 A = 2,5 ampere dengan dimisalkan arah kuat arus berlawanan
dengan arah loop
V3 20
I3 = R3 = 2 A = 10 ampere a b
I R1 E1
V4 20
I4 = R4 = 6
A = 3,33 ampere E3 R2
3. a. R1 E2 R3
A F
d c
I1
R3 E1 ΣE + ΣIR = 0
B E
I3 E3 – E2 + E1 – I(R1 + R2 + R3) = 0
R2 E2 4 – 2 + 4 – I(15 + 5 + 10) = 0
C I D 30I = 6
2
I = 0,2 A
I1 = I2 + I3 Jadi, kuat arus yang mengalir 0,2 A.
b. Tegangan antara a dan b (Vab)
Loop 1 (EBAFE) Vab = –E1 + IR1
–E1 + I3R3 + I1R1 = 0 = –4 + (0,2)(15)
I3(0,5) + (I2 + I3)(0,1) = 9 = –1 volt
0,6I3 + 0,1I2 = 9 Jadi, tegangan antara a dan b adalah –1 volt.
P 6Ω Q
8Ω 1Ω R4 = 3 Ω R5 = 5 Ω
B 10 volt
24 Rangkaian Searah
8. Diketahui: E = 12 V b. I1 = I3 + I4
r =1Ω
120 mA = I3 + 40 mA
R1 = 3 Ω
R2 = 4 Ω I3 = 120 mA – 40 mA
R3 = 4 Ω = 80 mA
Ditanyakan: I c. I5 = I2 + I3 + I4
Jawab: = 80 mA + 80 mA + 40 mA
R2 dan R3 dirangkai paralel = 200 mA
1 1 1
= + 10. Diketahui: R1 = 5 Ω
Rp R2 R3
R2 = 10 Ω
1 1 r = 0,5 Ω
= +
4Ω 4Ω E1 = 12 V
E2 = 4 V
2
= 4Ω Ditanyakan: a. I
b. V1
4Ω Jawab:
Rp = 2 = 2 Ω
a. Arah arus dan arah loop pada rangkaian seperti
Rtotal = R1 + Rp berikut.
=3Ω+2Ω R1 = 5 Ω
=5Ω A B
Σ E = ΣI(Rtotal + r ) I
12 V = ΣI(5 Ω + 1 Ω) E1 = 12 V E2 = 4 V
12 V = I(6 Ω) r = 0,5 Ω r = 0,5 Ω
I=2A
Jadi, kuat arus yang dihasilkan oleh sumber
D C
tegangan sebesar 2 A. R2 = 10 Ω
26 Rangkaian Searah
Jawab: Jawab:
W1 = W2 ; I1 = I2 V12
V1 I t1 = V2 I t2 P1 =
R1
(220 volt)(t) = (110 volt) t2
V12
(220 volt)(t ) R1 =
t2 = 110 volt
P1
Itot =
Vtot
=
6 volt
= 3 ampere I = Q
R tot 2,0 Ω t
1.500 coulomb
Tegangan yang mengalir pada R1 dan R2 adalah =
900 sekon
V = Itot
= (3 ampere)(1,5 Ω) = 5 ampere
3
= 4,5 volt
Daya listrik rata-rata
V2
W2 = t P =IV
R2
= ( 5 ampere)(240 volt)
(4,5 volt)2 3
= (600 sekon)
6Ω = 400 watt
= 2.025 joule Jadi, daya listrik rata-rata 400 watt.
= 482,14 kalori ≈ 482 kalori
10. Jawaban: d
Jadi, kalor yang timbul pada hambatan R2 dalam
Diketahui: V = 12,5 volt
waktu 10 menit sebesar 482 kalori.
t = 1 sekon
8. Jawaban: e Ditanyakan: W pada R = 16 Ω
Diketahui: P1 = 60 W Jawab:
V1 = 120 volt Rs = 1 Ω + 3 Ω + 4 Ω = 8 Ω
P2 = 40 W
1 1 1
V2 = 120 volt = +
Rp 8Ω Rs
Ditanyakan: Rtotal
1 1
= +
8Ω 8Ω
28 Rangkaian Searah
A. Pilihan Ganda Jawab:
V =IR
1. Jawaban: a
Diketahui: t = 1 menit = 60 sekon A
= I ρA
n = 1,125 × 1021
qe = 1,6 × 10–19 C (25)(1,72 × 10−8 )(150)
Ditanyakan: I =
(3 × 10−7 )
Jawab:
= 215 volt
Q = n qe
Jadi, tegangan antara ujung-ujung kawat sebesar
= (1,125 × 1021)(1,6 × 10–19)
215 volt.
= 1,8 × 102
= 180 coulomb 5. Jawaban: a
Q Kuat arus yang mengalir melalui R2 dan R3 dapat
I = t ditentukan dengan hukum I Kirchhoff.
Kuat arus yang mengalir melalui R2
=
180 coulomb
60 sekon
ΣImasuk = ΣIkeluar
= 3 ampere IR + 5 A= 12 A
2
Jadi, kuat arus yang mengalir 3 ampere. IR = 7 A
2
Kuat arus yang mengalir melalui R3
2. Jawaban: b
Diketahui: V = 12 V ΣImasuk = ΣIkeluar
I =2A IR + 3 A= 5 A
3
Ditanyakan: R IR = 2 A
3
Jawab: Jadi, kuat arus yang mengalir melalui R2 dan R3
V =IR berturut-turut sebesar 7 A dan 2 A.
V 12 volt
R = I = 2A = 6 Ω 6. Jawaban: c
Diketahui: R1 = 3 Ω
Jadi, hambatan resistor tersebut 6 Ω. R2 = 2 Ω
3. Jawaban: d R3 = 6 Ω
Diketahui: V1 = 3 volt R4 = 2 Ω
I1 = 0,02 ampere R5 = 3 Ω
V2 = 4,5 volt Ditanyakan: Rtot
Ditanyakan: I2 Jawab:
Jawab: Hambatan R3 dan R4 dirangkai paralel.
V1 I1 1 1 1
= = +
V2 I2 Rp R3 R4
3 volt 0,02 ampere 1 1
= = 6Ω + 3Ω
4,5 volt I2
(4,5 volt)(0,02 ampere) 1+ 2
I2 = = 0,03 A = 30 mA = 6Ω
3 volt
Jadi, besar kuat arus yang mengalir adalah 30 mA. 3
= 6Ω
4. Jawaban: b
ρ = 1,72 × 10–8 Wm 6Ω
Diketahui: Rp = 3 = 2 Ω
A = 150 m
A = 0,3 mm2 = 3 × 10–7 m2 Hambatan pengganti
I = 25 ampere Rtotal = Rs = Rp + R1 + R2 + R5
Ditanyakan: V = (2 + 3 + 2 + 3) Ω
= 10 Ω
Jadi, hambatan pengganti dari rangkaian tersebut
adalah 10 Ω.
Rtotal = R1 + Rp P2 = ⎛⎜ V2 ⎞⎟ P1
⎝ V1 ⎠
=3Ω+2Ω
=5Ω
2
⎛ 110 V ⎞
= ⎜ ⎟ (80 Ω)
ΣE = ΣI(Rtotal + r) ⎝ 220 V ⎠
12 V = ΣI(5 Ω + 1 Ω)
12 V = I(6 Ω) = 80 W = 20 W
4
I =2A
Jadi, kuat arus yang dihasilkan oleh sumber Jadi, daya lampu menjadi 20 W.
tegangan sebesar 2A. 11. Jawaban: a
8. Jawaban: e Diketahui: Rv = 2 kΩ = 2.000 Ω
Diketahui: RA = 0,006 Ω I = 0,5 A
IA = 1 A Rf = 28 kΩ = 28.000 Ω
I =5A Ditanyakan: V
Ditanyakan: Rsh Jawab:
Jawab: V v = Rv I = (2.000 Ω)(0,5 A) = 1.000 V
n=
I
= 5A =5
Rf 28.000 Ω
IA 1A
n–1 = Rv = 2.000 Ω = 14
n = 15
Rsh = R A
n −1 V
n=
Vv
= 0,006 Ω
5 −1 V = n Vv = (15)(1.000 V) = 15.000 V
= 0,0015 Ω Batas ukurnya menjadi 15.000 V.
Jadi, besar hambatan shunt yang diperlukan 12. Jawaban: c
sebesar 0,0015 Ω. Diketahui: R = 10 Ω
9. Jawaban: e R1 = 7R2
Diketahui: Rv = 1 kΩ Ditanyakan: R1
V = 5 volt Jawab:
I = 25 mA R1 + R2 = R
Ditanyakan: Rx 7R2 + R2 = R
Jawab:
Besar kuat arus pada voltmeter R
R2 = 8
V
Iv = = 5 volt = 5 mA R1 = 7R2
Rv 1 kΩ R 7
= 7( 8 ) = 8 R
Arus pada hambatan x
I = Ix + Iv 7
= 8 (10 Ω) = 8,75 Ω
25 mA = Ix + 5 mA
I x = 20 mA Kawat bagian pertama memiliki hambatan 8,75 Ω.
Jika x dan Rv disusun paralel sehingga Vx = Vv =
5 volt. Oleh karena itu, besar hambatan X:
30 Rangkaian Searah
13. Jawaban: a 16. Jawaban: b
Diketahui: R1 = 3 Ω Diketahui: E1 = 4 V
R2 = 2,5 Ω E2 = 4 V
R3 = 3,5 Ω E3 = 12 V
E =3V R1 = 2 Ω
Ditanyakan: I3 R2 = 15 Ω
Jawab: r1 = 0,2 Ω
R2 dan R3 dirangkai seri r2 = 0,2 Ω
Rs = R2 + R3 r3 = 0,6 Ω
= 2,5 Ω + 3,5 Ω Ditanyakan: I
=6Ω Jawab:
R1 dan Rs dirangkai paralel sehingga: Arah kuat arus dan arah loop dapat dilihat sesuai
VR1 = VRs = E = 3 V rangkaian berikut.
Kuat arus pada Rs1 E1
VRs I r1
3V R1
IRs = = 6 Ω = 0,5 A
Rs E3 E2
IRs = I2 = I3 = 0,5 A r3 r2
Jadi, besar arus listrik yang mengalir pada R3 R2
adalah 0,5 A.
14. Jawaban: d ΣE + ΣIR = 0
Diketahui: To = 25°C (–E2 + E1 + E3) + (–I)(R1 + R2 + r1
T = 305°C + r2 + r3) = 0
ΔT = T – To (–4 + 4 + 12) – I(2 + 15 + 0,2 + 0,2
= 305°C – 25°C = 280°C + 0,6) = 0
Ro = 100 Ω 12 – 18I = 0
α = 4 × 10–3/°C 18I = 12
Ditanyakan: R 12
I = 18 ampere
Jawab:
R = R0(1 + αΔT ) = 3 ampere
2
= (100)(1 + (4 × 10–3)(280))
= (100)(1 + 1,12) Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian
= (100)(2,12) 2
= 212 Ω sebesar 3 ampere.
Jadi, hambatan kawat tembaga menjadi 212 Ω.
17. Jawaban: c
15. Jawaban: c Diketahui: E1 = 16 V
Diketahui: V1 = 25 V E2 = 8 V
P = 100 W E3 = 10 V
V2 = 125 V R1 = 12 Ω
Ditanyakan: R yang ditambahkan R2 = R3 = 6 Ω
Jawab: Ditanyakan: IR
2
V12 (25 V)2 625 V 2 Jawab:
R1 = = 100 W
= 100 W
= 6,25 Ω Berdasarkan hukum II Kirchhoff, arah arus dan
P
arah loop seperti berikut.
P 100 W
I = V1 = 25 V
=4A E1 R1
Alat dapat bekerja normal jika arus yang mengalir
sama.
I
V2 125 V I2
R2 = I
= 4A
= 31,25 Ω R2 E2
I3
Oleh karena R1 = 6,25 Ω dan R2 = 31,25 Ω maka I1
II
harus ditambahkan hambatan sebesar 25 Ω secara E3 R3
seri pada R1.
I2R1 + I3R2 = E1 + E2 6Ω
Rp = 3 = 2 Ω
12I2 + 6I3 = 24
–––––––––––––––––––––––––– : 6 R2 dan Rp dirangkai seri
2I2 + I3 = 4 . . . (1) Rs = R2 + Rp
Loop II =6Ω+2Ω
ΣE + ΣIR = 0 =8Ω
Rs dan R1 dirangkai untuk memperoleh hambatan
(E2 + E3) –I3R2 – I1R3 = 0 total (Rtot)
I3R2 + I1R3 = E2 + E3
1 1 1 1 1 3 +1
6I3 + 6I1 = 8 + 10 Rp
= + = 8 Ω + 24 Ω = 24 Ω
Rs R1
6I3 + 6(I3 – I2) = 18
24 Ω
6I3 + 6I3 – 6I2 = 18 Rp = 4
=6Ω
12I3 – 6I2 = 18 Arus yang mengalir pada rangkaian
––––––––––––––––––––––––––– : 6
V 12 volt
2I3 – I2 = 3 . . . (2) I= = 6Ω
= 2 ampere
Rp
Persamaan (1) dan persamaan (2), nilai I 2
Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian di
dieliminasi.
atas adalah 2 ampere.
2I2 + I3 = 4 × 1 2I2 + I3 = 4
–I2 + 2I3 = 3 × 2 –2I2 + 4I3 = 6 20. Jawaban: b
––––––––––––– + Diketahui: P = 15 W
5I3 = 10 V = 12 V
⇔ I3 = 2 A E = 12 V
Jadi, kuat arus yang melalui R2 adalah 2 A. r = 1,8 Ω
18. Jawaban: b Ditanyakan: I
Diketahui: J = 200 A/m2 Jawab:
D = 0,2 m → r = 0,1 m P =
V2
Ditanyakan: I R
Jawab: V2
R =
A = π r2 P
= (3,14)(0,1 m)2 (12 volt)2
=
= (3,14)(0,01 m2) 15 watt
= 3,14 × 10–2 m2
144 volt 2
I =JA = 12 V ; 1,8 Ω
15 watt
= (200 A/m2) (3,14 × 10–2 m2)
48
= 6,28 A = 5 Ω
Jadi, kuat arus yang mengalir dalam konduktor itu
1 5 5 5
sebesar 6,28 ampere. = + +
Rp 48 Ω 48 Ω 48 Ω
19. Jawaban: e
16
Diketahui: R1 = 24 Ω = 15 → Rp = 48 Ω = 5 Ω = 3,2 Ω
48 Ω 15
R2 =6Ω
R3 =6Ω E = I(R + r)
R4 =3Ω 12 volt = I(3,2 Ω + 1,8 Ω)
V = 12 volt = I(5 Ω)
Ditanyakan: I
12 volt
I= 5Ω
= 2, 4 ampere
Jadi, arus listrik yang melewati akumulator sebesar
2,4 ampere.
32 Rangkaian Searah
21. Jawaban: d Jawab:
Diketahui: t =1s RP = RQ
W = 500 J AP AQ
ρP = ρQ
V = 50 V AP AQ
Ditanyakan: R 1
=
1
Jawab: AP AQ
Jawab: 1 1
=
W 500 J
1
πd 2 a2
4
P= = = 500 W 1
t 1s
2
a2 = 4
πd 2
V
P = πd
R a=
(50 V)2 2
500 W =
R πd
Ukuran batang Q adalah a = .
2 2
2.500 V
R= =5Ω
500 W 24. Jawaban: e
Jadi, hambatan listrik alat pemanas = 5 Ω. Diketahui: R1 = 16 Ω
22. Jawaban: d R2 = 1 Ω
Diketahui: V1 = 100 volt R3 = 3 Ω
R = 20 Ω R4 = 4 Ω
ma = 1 kg R5 = 5 Ω
T0 = 20°C R6 = 8 Ω
t = 7 menit = 420 sekon V = 12,5 volt
V2 = 110 volt Ditanyakan: V3
cair = 4.200 J/kg°C Jawab:
Ditanyakan: T R2, R3, dan R4 dirangkai seri
Jawab: Rs1 = R2 + R3 + R4 = 1 Ω + 3 Ω + 4 Ω = 8 Ω
Rs dan R6 dirangkai paralel
V2 (100 volt)2 (100)(100) volt 2
P = = = 1 1 1 1 1 1+ 1
R 20 Ω 20 Ω = + = + 8Ω = 8Ω
Rp Rs R6 8Ω
P1 = 500 watt
8Ω
⎛ V2 ⎞
2
Rp = 2 = 4 Ω
P2 = ⎜⎜ ⎟⎟ P1
⎝ V1 ⎠ Rp, R1, dan R5 dirangkai secara seri
⎛ 110 V ⎞
2 Rs = Rp + R1 + R5
2
= ⎜ 100 V ⎟ P1
⎝ ⎠ = 4 Ω + 16 Ω + 5 Ω
= (1,1)2 (500 watt) = 25 Ω
= 1,21 (500 watt) = 605 watt Arus yang mengalir dalam rangkaian
W=Q Vs 12,5 volt
I= = = 0,5 ampere
P t = ma ca ΔT Rs 25 Ω
(605 watt)(420 sekon) = (1 kg)(4.200 J/kg°C) Tegangan yang mengalir pada Rp
(T – 20°C) Vp = I Rp
254.100 J = (4.200 J/°C)(T – 20°C) = (0,5 ampere)(4 Ω)
254.100 J = 2 volt
T – 20°C = 4.200 J/°C
Vp = V6 = Vs = 2 volt
T – 20°C = 60,5°C Arus yang mengalir pada Rs1
T = 60,5°C + 20°C = 80,5°C Vs
Jadi, suhu akhir air menjadi 80,5°C. Is = = 2 volt = 1 ampere
R s1 8Ω 4
23. Jawaban: d Beda potensial pada hambatan 3 Ω adalah
Diketahui: RP = RQ
AP = AQ V3 = I3R3 = ( 1 A)(3 Ω) = 3 volt
4 4
ρ P = ρQ
Jadi, beda potensial pada hambatan 3 Ω adalah
Ditanyakan: ukuran batang Q
3
volt.
4
34 Rangkaian Searah
28. Jawaban: a Jawab:
Diketahui: R1 = 15 Ω E1 = 4 V 2
⎛V ⎞ ⎛ 110 ⎞
2
R2 = 5 Ω E2 = 2 V P2 = ⎜ V2 ⎟ P1 = ⎜ ⎟ 100 = 25 watt
R3 = 10 Ω E3 = 4 V ⎝ 1⎠ ⎝ 220 ⎠
Ditanyakan: VAB Energi yang dipakai
Jawab: W = Pt
Apabila arah arus dan arah loop digambarkan = (25 watt)(1.800 sekon)
seperti berikut. = 45.000 J
R1 E1 Jadi, energi yang dipakai 45.000 J.
B. Uraian
E3 R2
1. Diketahui: J = 60 A/m2
E2 R3 Q = 30 C
t = 5 sekon
ΣE + ΣIR = 0 Ditanyakan: A
(E1 + E3 – E2) + (–I)(R1 + R2 + R3) = 0 Q 30 C
I = t = 5 sekon
=6A
(4 + 4 – 2) + (–I)(15 + 5 + 10) = 0
6 – I(30) = 0 I
J =
30I = 6 A
I = 0,2 A I
A =
VAB = –E1 + IR1 J
= –4 + (0,2)(15) 6A
= 60 A/m2
= –1 volt
Jadi, tegangan antara A dan B sebesar –1 volt. = 0,1 m2
Jadi, luas konduktor adalah 0,1 m2.
29. Jawaban: b
Apabila digambarkan arah arusnya seperti berikut. 2. Diketahui: RA = 9 Ω
A IA = 0,2 A
I =2A
I
Ditanyakan: Rsh
Jawab:
C Untuk meningkatkan nilai
I1 I2 A
maksimum ampermeter
B D
dilakukan dengan menambah
Rsh
hambatan atau dikenal
sebagai Rsh yang dipasang
Berdasarkan hukum I Kirchhoff paralel dengan amperemeter.
I = I1 + I2 I 2A
I1 > I2 karena I1 hanya melewati sebuah lampu, n= IA →n= 0,2 A
= 10
sehingga urutan kuat arusnya I > I1 > I2.
RA
Lampu yang dilalui oleh kuat arus dengan arus Rsh = (n − 1)
terbesar akan menyala paling terang. Oleh karena
9Ω
itu, = (10 − 1)
1) lampu A paling terang;
9
2) lampu B lebih redup dari lampu A; = 9 Ω
3) lampu C dan D sama terang dan paling redup = 1Ω
dibandingkan lainnya. Jadi, nilai hambatan shunt yang diperlukan adalah
30. Jawaban: c 1 Ω.
Diketahui: P1 = 100 W
3. Diketahui: R = 24 Ω
V1 = 220 V
V2 = 110 V V = 120 V
t = 30 menit = 1.800 sekon ΔT = (45 – 25)°C = 20°C
Ditanyakan: W m = 10 kg = 10.000 g
cair = 1 kal/g°C
≈ 1.388,89 detik 2m
= (1,6 × 10–8 Ωm)
≈ 23 menit (5 × 10−7 m2 )
Jadi, waktu yang diperlukan kira-kira 1.388,89 = 6,4 × 10–2 Ω
sekon atau 23 menit. Pada kawat platina:
4. 2,1 V ; 2 Ω 1,9 V ; 1 Ω A platina
C AB E Rplatina = ρplatina A
platina
(0,48 m)
(I) (II) = (4 × 10–8 Ωm)
45
Ω
(10−7 m2 )
I3
D = 1,92 × 10–1 Ω
8 Ω I1 A I2 9 Ω F
Oleh karena dipasang seri maka:
Rtotal = Rperak + Rplatina
I1 + I2 = I3 → = I1 = I3 – I2 . . . (1)
= (6,4 × 10–2 Ω) + (1,92 × 10–1 Ω)
Loop I = 2,56 × 10–1 Ω
(8 Ω) I1 + (45 Ω) I3 – 2,1 V + (2 Ω) I1 = 0
Vtotal
8 I1 + 45 I3 – 2,1 + 2 I1 = 0 Itotal = R total
10 I1 + 45 I3 = 2,1
Masukkan persamaan (1) 12 volt
=
10(I3 – I2) + 45 I3 = 2,1 2,56 × 10−1 Ω
36 Rangkaian Searah
Ditanyakan: a. Rtotal c. Itotal = IRs = IR = 3 ampere
2 7
b. I
24
c. VAD VAD = Rp IRp = ( 9 Ω)(3 ampere) = 8 volt
2 2
Jawab:
Jadi, tegangan di titik AD sebesar 8 volt.
a. R4 dan R5 dirangkai paralel
1 1 1
7. Diketahui: R1 = 10 kΩ
= + R2 = 15 kΩ
Rp1 R4 R5
Ditanyakan: A1 : A2
1 1 Jawab:
= +
12 Ω 12 Ω Pada jembatan wheatstone berlaku:
2 R1A1 = R2A2
= (10 kΩ)A2 = (15 kΩ)A1
12 Ω
A1 10 kΩ
12 = 15 kΩ
Rp = Ω=6Ω A2
1 2
A1 2
R1 dan R3 dirangkai seri = 3 A2
Rs = R1 + R3 Jadi, perbandingan A1 : A2 adalah 2 : 3.
1
=8Ω+4Ω
= 12 Ω 8. Diketahui: P = 250 watt
R2 dan R6 dirangkai seri V = 125 volt
Rs = R2 + R6 R = 12,5 Ω per meter
2
=4Ω+4Ω Ditanyakan: A
=8Ω Jawab:
Rs , Rs , dan Rp dirangkai paralel V2
1 2 1 P=
R
1 1 1 1
= + + (125 volt)2
R p2 R s1 R s2 Rp1 250 watt =
R
1 1 1 (125 volt)2
= 12 Ω + 8 Ω + 6 Ω R= = 62,5 Ω
250 watt
2+3+4 62,5 Ω
= 24 Ω
A= 12,5 Ω/m
= 5 meter
9 Jadi, panjang kawat adalah 5 meter.
= 24 Ω
9. Tegangan listrik yang didistribusikan ke rumah
24
Rp = 9 Ω disambung secara paralel bertujuan supaya salah
satu komponen listrik rusak, komponen yang lain
Hambatan totalnya masih berfungsi. Selain itu, apabila dirangkai secara
Rtot = Rs = Rp2 + R7 paralel, tegangan yang diterima setiap peralatan
24 Ω sama.
= 9
+4Ω
24 Ω 36 Ω
10. Diketahui: ne = 5 × 1014
= 9
+ 9 qe = 1,6 × 10–19 C
t = 30 s
60
= 9 Ω R = 1,5 kΩ = 1,5 × 103 Ω
Ditanyakan: V
= 6,67 Ω
Jawab:
Jadi, hambatan pengganti seluruh rangkaian
Q = ne qe
6,67 Ω.
= (5 × 1014 )(1,6 × 10–19 C)
b. V=IR
= 8 × 10–5 C
9
I = 24 Ω Q 8 × 10 −5 C 8
I = t = A = 3 × 10–6 A
60 30 s
= 20 volt : 9
Ω
V=IR
9
= 20 volt × 8
60 Ω = ( 3 × 10–6 A)(1,5 × 103 Ω)
= 3 ampere
Jadi, arus yang mengalir pada rangkaian = 4 × 10–3 V
sebesar 3 ampere. = 4 mV
Jadi, beda potensial kawat sebesar 4 mV.
Listrik Statis
38 Listrik Statis
A. Pilihan Ganda 1
= 2F 2 + 2F 2 ( 2 )
1. Jawaban: c
q1 q2 = 3F
F=k
r2
=F 3
Besarnya F (gaya Coulomb) berbanding terbalik
dengan besarnya r 2 (kuadrat jarak antarpartikel). Jadi, besar gaya Coulomb di titik C adalah F 3 .
Semakin besar jarak, gayanya semakin kecil. Dengan
demikian, grafik yang tepat adalah pilihan c. 4. Jawaban: d
Diketahui: qA = –20 μC = –2 × 10–5 C
2. Jawaban: d
qB = 30 μC = 3 × 10–5 C
Diketahui: qA = qB = 10–2 μC = 10–8 C
rAB = 10 cm = 1 × 10–1 m qC = 160 μC = 16 × 10–5 C
1 rAB = 30 cm = 3 × 10–1 m
= 9 × 109 Nm2/C2
4πε 0 rAC = 60 cm = 6 × 10–1 m
Ditanyakan: F Ditanyakan: FA
Jawab: Jawab:
F =
k qA qB 160 μC
rAB2 C
1 qA qB
= 4πε rAB2
(10−8 C)(10−8 C)
= (9 × 109 Nm2/C2) 60 cm
(1 × 10−1 m)2 F AC
F = FAB 2 + FAC2
A B
Berdasarkan gambar, FAB dan FBC mengapit sudut = (60 N)2 + (80 N)2
60°. Oleh karena itu, besar FC seperti berikut. F = 100 N
Jadi, gaya yang dialami muatan A adalah 100 N.
FC = FAB2 + FBC2 + 2FAB FBC cos α
= F 2 + F 2 + 2F F cos 60°
Ditanyakan: x k qA qB
FAB = 2
rAB
Jawab:
FC = 0 (9 × 109 )(2qB )(qB )
40 = (2 × 10−2 )2
FCA – FCB = 0
40 Listrik Statis
(9 × 109 )(2qB 2 )
10. Jawaban: b
40 =
4 × 10 −4
Diketahui: q1 = –10 μC = –1 × 10–5 C
q2 = 3 μC = 3 × 10–6 C
(40)(4 × 10−4 )
qB2 = q3 = 4 μC = 4 × 10–6 C
(2)(9 × 109 )
k = 9 × 109 Nm2C–2
16 × 10−12 r12 = r13 = 30 cm = 3 × 10–1 m
qB =
2×9 Ditanyakan: F1
Jawab:
4 × 10 −6 2
qB = × Arah-arah gaya yang terjadi pada muatan q1
3 2 2
digambarkan seperti berikut.
4
= 6 2 × 10–6 q2 = 3 μC
2
= 3 2 × 10–6
30 cm
2
Jadi, besar muatan B adalah 3 2 × 10–6 C. F12
9. Jawaban: b 30 cm
q1 = –10 μC q3 = 4 μC
Diketahui: qA = +q F13
qB = –2q
qC = –q k q1 q2
F12 = 2
k = 9 × 109 Nm2 C–2 r12
rAB = 2r (9 × 109 )(1× 10−5 )(3 × 10−6 )
=
rBC = r (3 × 10−1)2
Ditanyakan: FB dan arahnya (9 × 109 )(1× 10−5 )(3 × 10−6 )
=
Jawab: (9 × 10−2 )
Arah gaya yang terjadi di titik B dapat digambarkan =3N
seperti berikut. k q1 q3
F13 = 2
A FBC FBA B r C r13
FCB =
k qB qC = 9 + 16
2
rBC
= 25
k (2q )(q )
= =5
r2
2kq 2 Jadi, resultan gaya Coulomb muatan q1 adalah
= 5 N.
r2
FB = FBA + FBC 11. Jawaban: c
1 kq 2 kq 2 Diketahui: q1 = +3q
= + 2 2
2 r2 r r1A = r2A = a
2
kq kq
= 2,5 EA = 2
r2 a
Ditanyakan: q2
= 2,5 k q 2r –2 (arah ke kiri)
Jadi, gaya Coulomb di B sebesar 2,5 k q 2r –2 ke
kiri.
42 Listrik Statis
Jawab:
30 cm = 100 × 1016 + 56,25 × 1016 + (−75 × 1016 )
E2 X E1 = 81,25 × 1016
q1 = 40 μC q2 = 10 μC = 9,01 × 108 N/C
x (30 – x) Jadi, kuat medan di titik D adalah 9,01 × 108 N/C.
Ex = 0 17. Jawaban: c
E2 – E1 = 0 q kq
EB = ED = k = EA ED
k q2 k q1 a2 a2
=
r2x 2 r1x 2
B
10 μC EA = E B2 + E D2 A a
= 40 μ2 C
EB
+q
(30 − x )2 x
1 2 = E2 +E2
= a
30 − x x
= 2E 2
x = 2(30 – x)
= E 2 +q
x = 60 – 2x
D C
3x = 60 kq 2
x = 20 cm =
a2
x = 0,2 m Agar medan listrik di A sama dengan nol maka
Jadi, letak titik yang kuat medannya nol adalah medan listrik yang disebabkan muatan di C harus
0,2 m di kanan q1. berlawanan arah dengan EA. Jadi, muatan di C
16. Jawaban: c harus negatif. Besar muatan di C dapat dihitung
Diketahui: qA = +400 μC = +4 × 10–4 C sebagai berikut.
qC = –300 μC = –3 × 10–4 C rAC = a 2 + a 2
r = 6 cm = 6 × 10–2 m
Ditanyakan: ED = 2a 2 = a 2
Jawab: EA = EC
Arah kuat medan listrik di titik D dapat dilihat sesuai qC
gambar berikut. kq 2
=k
a2 (a 2)2
q 2
B = qC2
a2 2a
qC = 2 2 q
D C Jadi, muatan di C = –2q 2 .
EC
EB 18. Jawaban: b
Pada bola konduktor, muatan listriknya terdistribusi
k qB (9 × 109 )(4 × 10−4 )
EB = = merata pada permukaan bola. Sesuai hukum Gauss:
r2 (6 × 10−2 )2
Untuk r < R (di dalam bola)
36 × 105
= E=0
36 × 10−4
Untuk r ≥ R (pada permukaan dan di luar bola)
= 1 × 109 N/C
a 1
= 10 × 108 N/C E=k →E∞
r2 r2
k qC (9 × 109 )(3 × 10−4 ) Jika r besar → E kecil
EC = =
r 2
(6 × 10−2 )2 Jadi, grafik yang cocok adalah pilihan b.
27 × 105
= 36 × 10−4
19. Jawaban: d
= 0,75 × 10 9 Diketahui: p = 5 cm = 5 × 10–2 m
= 7,5 × 108 N/C A = 4 cm = 4 × 10–2 m
q = 1,77 μC = 1,77 × 10–6 C
ED = EB2 + EC2 + 2EB FC cos α ε0 = 8,85 × 10–12 C2/Nm2
Ditanyakan: E
= (10 × 108 )2 + (7,5 × 108 )2 + 2(10 × 108 )(7,5 × 108 ) cos 120°
30°
r23
44 Listrik Statis
b. F = m asp 4. Diketahui: qA = –2 × 10–9 C
v 2
qB = +4 × 10–9 C
8,202 × 10–8 = (9,1 × 10–31)
r qC = –6 × 10–9 C
8,202 × 10 −8 v2 qD = +3 × 10–9 C
=
9,1× 10 −31 5,3 × 10 −11 qE = +2 × 10–9 C
v2 rBC = rAB = 2 m
0,9013 × 1023 =
5,3 × 10 −11 Ditanyakan: FE
v 2 = (9,013 × 1022)(5,3 × 10–11) Jawab:
v 2 = 4,77689 × 1012 Arah gaya Coulomb di titik E seperti gambar
v = 2,18561 × 106 berikut.
Jadi, kecepatan elektron tersebut qD
2,18561 × 106 m/s. qC
FEB
3. Diketahui: qB = +40 × 10–5 C FEC
qC = –50 × 10–5 C qE
2m
rBC = rAC = 1 m
∠BAC = 45° FED
FEA
Ditanyakan: a. EA
qB
b. FA qA 2m
Jawab: k qE qD
a. Kuat medan listrik di titik A (EA) FED =
rED2
C (9 × 109 )(2 × 10−9 )(3 × 10−9 )
=
( 2)2
1m
1m
EC = 27 × 10–9 N
k qE qA
45° FEA =
rEA 2
2 m A EB
B (9 × 109 )(2 × 10−9 )(2 × 10−9 )
=
k qB ( 2)2
EB = = 18 × 10–9 N
rAB2
(9 × 109 Nm2 /C2 )(40 × 10 −5 C) k qE qB
= FEB =
( 2 m)2 rEB2
= 18 × 105 N/C (9 × 109 )(2 × 10−9 )(4 × 10−9 )
=
k qC ( 2)2
EC =
rAC2 = 36 × 10–9 N
(9 × 109 Nm2 /C2 )(50 × 10−5 C)
= k qE qC
(1m)2 FEC =
= 45 × 105 N/C rEC2
(9 × 109 )(2 × 10−9 )(6 × 10−9 )
EA = EB2 + EC2 + 2EB EC cos α =
( 2)2
= (18 × 105 )2 + (45 × 105 )2 + 2(18 × 105 )(45 × 105 ) cos 135° = 54 × 10–9 N
F1 = FEB – FED
= (18 × 105 )2 + (45 × 105 )2 + 2(18 × 105 )(45 × 105 ) (−0,707)
= (36 × 10–9 – 27 × 10–9)
= 1,204 × 10 13
= 9 × 10–9 N
= 3,47 × 106 N/C F2 = FEC – FEA
Jadi, kuat medan di titik A sebesar = (54 × 10–9 – 18 × 10–9)
3,47 × 106 N/C. = 36 × 10–9 N
b. Gaya yang bekerja pada muatan di titik A FE = F12 + F22
FA
EA = q = (36 × 10−9 )2 + (9 × 10−9 )2
FA = EAq = 1.377 × 10 −18
= (3,47 × 106 N/C)(20 × 10–5 C) = 37,11 × 10–9 N
= 964 N Jadi, gaya Coulomb yang bekerja di titik E adalah
Jadi, gaya Coulomb di titik A sebesar 964 N. 37,11 × 10–9 N.
46 Listrik Statis
b. Medan listrik pada jarak 3 cm dari permukaan Ditanyakan: a. Epermukaan
bola dapat dicari dengan rumus: b. FB jika qB = –500 μC
q Jawab:
E =k dengan r = Rbola + 3 cm
r2 a. Kuat medan listrik pada bola konduktor
= (12 + 3) cm = 15 cm dituliskan dengan persamaan:
= 1,5 × 10–1 m
q (3,6 × 10−6 C) E = k 2q
E =k = 9 × 109 (1,5 × 10−1)2 r
r2 Kuat medan di permukaan bola konduktor:
−6
(3,6 × 10 ) 2
= 9 × 109 (2,25 × 10−2 ) EA ⎛ rC ⎞
= ⎜r ⎟
EC ⎝ A⎠
E = 1,44 × 106 N/C 2
90 N/C ⎛ 1m ⎞
Gaya yang dialami muatan q menjadi: = ⎜4 m⎟
EC ⎝ ⎠
F = q′ E = (10–4 C)(1,44 × 106 N/C) = 144 N
Jadi, gaya yang dialami oleh muatan 144 N. 90 N/C 1
EC
= 16
8. Diketahui: qA = 48 μC = 48 × 10–6 C EC = 1.440 N/C
qB = 32 μC = 32 × 10–6 C
Jadi, kuat medan listrik di permukaan bola
k = 9 × 109 Nm2/C2
konduktor adalah 1.440 N/C.
r = 4 cm = 4 × 10–2 m
Ditanyakan: EC b. Kuat medan listrik di titik B
2
Jawab: EA ⎛ rB ⎞
= ⎜r ⎟
Arah kuat medan listrik di titik C seperti berikut. EB ⎝ A⎠
2
90 N/C ⎛3 m⎞
C = ⎜4 m⎟
EC ⎝ ⎠
90 N/C 9
EC
= 16
EB = 160 N/C
A B
EA Gaya Coulomb di titik B:
EB
FB = EB q
= (160 N/C)(5 × 10–4 C)
EA = k q2A = 800 × 10–4 N
r
(9 × 109 )(48 × 10−6 ) = 8 × 10–2 N
= (4 × 10−2 )2 Jadi, gaya Coulomb di titik B adalah 8 × 10–2 N.
(9 × 109 )(48 × 10 −6 ) 10. Diketahui: r12 = 4 m
= = 27 × 107 N/C
16 × 10 −4 r1X = 1 m
k qB r2X = r12 – r1X = (4 – 1) m = 3 m
EB =
r2
EX = 0
(9 × 109 )(32 × 10−6 )
= (4 × 10−2 )2 Ditanyakan: q1: q2
Jawab:
(9 × 109 )(32 × 10 −6 )
= = 18 × 107 N/C Berdasarkan soal, apabila digambarkan seperti
16 × 10 −4
berikut.
EC = E A 2 + EB2 + 2E A EB cos 120° 1m 3m
1
= (27 × 10 ) + (18 × 10 ) + 2(27 × 10 )(18 × 10 )( −
7 2 7 2 7 7
)
2 q1 E1 X E2 q2
4m
= 729 × 10 14
+ 324 × 10 14
− 486 × 10 14
= 567 × 10 14 E=0
E1 – E2 = 0
≈ 23,81 × 107 N/C
Kuat medan di titik C sekitar 23,81 × 107 N/C. E1 = E2
k q1 k q2
9. Diketahui: r =1m =
r1X 2 r2X2
rA = 4 m 2 2
q1 ⎛ r1X ⎞ ⎛1m⎞ 1
rB = 3 m = ⎜r ⎟ = ⎜3 m⎟ = 9
q2 ⎝ 2X ⎠ ⎝ ⎠
EA= 90 N/C q1: q2 = 1 : 9
Jadi, perbandingan antara q1dan q2 adalah 1 : 9.
48 Listrik Statis
Jawab: 9. Jawaban: b
VB = V1 + V2 + V3 Diketahui: q1 = +5 μC = +5 × 10–6 C
k q1 k q2 k q3 q2 = –2 μC = –2 × 10–6 C
= + +
r1 r2 r3 q3 = +4 μC = +4 × 10–6 C
q1 q2 q3 r13 = 4 m
= k( + + ) r12 = 3 m
r1 r2 r3
5 × 10 −8 −40 × 10 −8 8 × 10 −8 r23 = 5 m
= (9 × 109)( + + )
1× 10 −1 2 × 10 −1 1× 10 −1 Ditanyakan: Ep di P
= (9 × 109)(–7 × 10–7) Jawab:
= –63 × 102 EP = EP + EP
13 23
= –6.300 k q1 q3 k q2 q3
Jadi, potensial listrik di titik B adalah –6.300 volt. = +
r13 r23
q q
7. Jawaban: b = k q3( r 1 + r2 )
Diketahui: ΔV = 200 V 13 23
5 × 10−6 −2 × 10 −6
m = 1,6 × 10–27 kg = (9 × 109 )(4 × 10–6)( 4
+ )
5
q = 1,6 × 10–19 C = (9 × 10 )(4 × 10 )(1,25 × 10 – 0,4 × 10–6)
9 –6 –6
4 × 102
r2 =
625
r 2 = 0,64
r = 0,8 m
50 Listrik Statis
Potensial di titik C′ adalah: Jawab:
q qB
Menurut hukum kekekalan energi mekanik,
VC′ = k( rA + ) perubahan energi potensial sama dengan
1 r2
perubahan energi kinetik sehingga;
−6
2 × 10 −6 ΔEp = ΔEk
= (9 × 109)( −5 × 10−2 + )
6 × 10 6 × 10 −2
1
= –45 × 104 volt qVAB = 2 mv2
Potensial di titik C adalah:
1
q qB (1,6 × 10–19) VAB = 2 (1,6 × 10–27)(2 × 105)2
VC = k( A + )
rAC rBC
(1,6 × 10–19) VAB = (8 × 10–28)(4 × 1010)
−5 × 10 −6 2 × 10 −6 (1,6 × 10–19) VAB = (32 × 10–18)
= (9 × 109)( + )
0,1 0,1 (32 × 10−18 )
VAB =
= –27 × 10 volt 4
(1,6 × 10−19 )
W = qC(VC′ – VC) = 200
= (–0,2 × 10–6)(–45 × 104 – (–27 × 104)) Jadi, beda potensial listrik di kedua keping sejajar
= 0,036 J itu sebesar 200 volt.
Jadi, usaha yang diperlukan untuk memindahkan 3. Diketahui: m = 3,5 × 10–25 kg
muatan C ke tengah-tengah muatan A dan B adalah q = 3,31 × 10–17 C
0,036 J. d = 2 cm = 0,02 m
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: V
B. Uraian
Agar setimbang:
1. Diketahui: vK = 0 mg=qE
VAK = 300 volt mg (3,5 × 10−25 kg)(9,8 m/s2 )
me = 9,1 × 10–31 kg E= = ≈ 1,04 × 10–7 N/C
q (3,31× 10−17 C)
qe = –1,6 × 10–19 C V =Ed
Ditanyakan: va = (1,04 × 10–7 N/C)(2 × 10–2 m)
Misalnya Va dan Vk adalah potensial listrik di
= 2,08 × 10–9 volt
anode dan di katode.
Jadi, beda potensial listrik di kedua keping agar
Va – Vk = 300 volt kedua partikel setimbang adalah 2,08 × 10–9 V.
(Ek + Ep)awal = (Ek + Ep)akhir
4. Diketahui: q = 1 μC = 10–6 C
1 1
2
m vk2 + q′ (Vk) = 2
m va2 + q′ Va R = 20 cm = 20 × 10–2 m
1 Ditanyakan: a. V (r = 10 cm)
0 + q′ Vk = 2
m va2 + q′ Va b. V (r = 30 cm)
1 Jawab:
2
m va2 = q′(Vk – Va) a. r = 10 cm (r < R, di dalam bola) sehingga:
2q ′ q
va2 = m (Vk – Va) V = k R ; R = jari-jari bola
2(−1,6 × 10−19 C) 10−6
= (–300 V) = (9 × 109)
9,1 × 10−31 kg 20 × 10−2
≈ 1,05 × 1014 m2/s2 = 4,5 × 104 volt
14
va = 1,05 × 10 Jadi, potensial listrik pada jarak 10 cm dari
≈ 1,03 × 107 m/s pusat bola sebesar 4,5 × 104 volt
b. r = 30 cm (r > R, di luar bola) sehingga:
Jadi, kecepatan elektron saat tiba di anode kira-
q
kira 1,03 × 107 m/s. V = kr
2. Diketahui: v = 2 × 105 m/s 10−6
= (9 × 109)
d = 1 cm = 10–2 m 30 × 10−2
= 3 × 104 volt
mp = 1,6 × 10–27 kg
Jadi, potensial listrik pada jarak 30 cm dari
q = 1,6 × 10–19 C
pusat bola sebesar 3 × 104 volt.
Ditanyakan: VAB
52 Listrik Statis
9. Diketahui: r =2m b. Usaha untuk memindahkan muatan
q1 = +2 μC = –2 × 10–6 C +2 × 10–9 C ke titik perpotongan diagonal
q2 = +4 μC = +4 × 10–6 C W = q VZ = (+2 × 10–9)(25,714)
q3 = –6 μC = –6 × 10–6 C = 51,428 × 10–9 joule
q4 = +8 μC = +8 × 10–6 C Jadi, usaha yang diperlukan sebesar
Ditanyakan: a. VZ 51,428 × 10–9 joule.
b. W 10. Diketahui: ΔV = 1.000 V
Jawab: m = 9,11 × 10–31 kg
2m q = 1,6 × 10–19 C
q4 q3
Ditanyakan: v
Jawab:
2 m ΔEk = ΔEp
2m 2m 1
Z
2
m(v22 – v12) = qΔV
2 m 1
2
(9,11 × 10–31)(v22 – 0) = (1,6 × 10–19)(1.000)
q1 q2
2m
2(1,6 × 10 −16 )
v 22 =
9,11× 10 −31
a. Potensial listrik di titik perpotongan diagonal
v22 = 0,351 × 1015
q q2 q3 q4
VZ = k( r 1 + + + )
Z rZ rZ rZ v2 = 3,51× 1014
−6 −6
−2 × 10 4 × 10 = 1,87 × 107
= (9 × 109)( +
2 2 Jadi, kecepatan pergerakan elektron adalah
−6 × 10 −6 8 × 10 −6 1,87 × 107 m/s.
+ + )
2 2
36 × 10 3
=
2
= 25,714 volt
Jadi, potensial di titik perpotongan diagonal
persegi adalah 25,714 volt.
k ε0 A 3 + 2 +1
C= =
d 6 μF
Besar tiap-tiap kapasitas kapasitor sebagai berikut.
ε 0 k1 A1 k ε0 A 6
C1 = = =
d1 6 μF
d
ε 0 k2 A2 (2k )ε 0 (2 A) k ε0 A Cs = 1 μF
C2 = d2
= 1 =8
(2 d) d Muatan total (qtot) pada rangkaian
ε 0 k3 A3 ε 0 (2k )( A) k ε0 A qtot = V Cs
C3 = d3
= d
=2
d
= (6 V)(1 μF)
ε 0 k4 A4 ε 0 (3k )(A) 3 k ε0 A = 6 μC
C4 = d4
= 2d
= 2
d qtot = q1 = q2 = q3 = 6 μC
ε 0 k5 A5 ε 0 (4k )( A) k ε0 A Jadi, tegangan pada kapasitor 3 μF adalah 6 μC.
C5 = d5
= d
=4
d
7. Jawaban: a
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kapasitas Diketahui: Cu = 2 μF
terbesar adalah C2. Cp = 8 μF
4. Jawaban: e Ditanyakan: εr
Diketahui: C1 = C Jawab:
1 A
d2 = 2 d1 Cu = C = ε0
d
A1 = A2 A
εr = 2,5 Cp = εr ε0
d
Ditanyakan: C2 Cp = εr Cu
54 Listrik Statis
Cp 8 μF 5
εr = Cs = 3 μF
Cu = 2 μF
=4
Jadi, konstanta dielektrik porselin sebesar 4. C5 dan C1 dirangkai paralel.
Ctot = Ct = C5 + C1
8. Jawaban: a
Diketahui: C1 = C2 = C3 = C4 = C5 = 10 μF 5
= 3 μF + 5 μF
V = 12 V
5 + 15
Ditanyakan: Ctotal, VBC = 3
Jawab:
C1 dan C2 dirangkai paralel. 20
= 3 μF
Cp = C1 + C2
1 20
= 10 μF + 10 μF = 3 × 10–6 F
= 20 μF Energi kapasitor:
C4 dan C5 dirangkai paralel.
W = 1C V2
Cp = C4 + C5 2
2
= 10 μF + 10 μF 20
= 1 ( 3 × 10–6)(300 V)2
= 20 μF 2
Cp , Cp , dan C3 dirangkai seri. 10
1 2 = ( 3 × 10–6)(9 × 104) joule
1 1 1 1
Cs
= + + C3
= 30 × 10–2 joule
Cp1 Cp2
= 0,3 joule
1 1 1
= + + Jadi, energi yang tersimpan sebesar 0,3 joule.
20 μF 20 μF 10 μF
10. Jawaban: b
1+ 1+ 2
= 20 μF Diketahui: C1 = 2 μF = 2 × 10–6 F
4
C2 = 8 μF = 8 × 10–6 F
= 20 μF V1 = 20 volt
20 Ditanyakan: V′
Cs = 4 μF = 5 μF Jawab:
Muatan total Cp = C1 + C2
qtotal = Ctot V = (2 × 10–6 + 8 × 10–6) F
= 10–5 F
= (5 μF)(12 V)
q1 + q2 = qtot
= 60 μC
C1V1 + C2V2 = CP V′
qtot = qP = qP = qBC = 60 μC
1 2 (2 × 10 )(20) + (8 × 10–6)(0) = (10–5) V′
–6
qBC 60 μF
V= = =6V 4 × 10–5 = (10–5)V′
C3 10 μF
4 × 10 −5
Jadi, kapasitas kapasitor dan beda potensial BC V′ =
10 −5
adalah 5 μF dan 6 V. V ′ = 4 volt
9. Jawaban: a Jadi, tegangan kedua kapasitor menjadi 4 volt.
Diketahui: C1 = C2 = C3= C4 = 5 μF 11. Jawaban: e
VAB = 300 volt Diketahui: C1 = 50 μF
Ditanyakan: W C2 = 20 μF
Jawab: C3 = C4 = 15 μF
C2, C3, dan C4 dirangkai seri. V = 25 V
1 1 1 1 Ditanyakan: V2
Cs
= C2
+ C3
+ C4 Jawab:
1 1 1 C2, C3, dan C4 dirangkai paralel.
= + +
5 μF 5 μF 5 μF Cp = C2 + C3 + C4
3 = (20 + 15 + 15) μF
= = 50 μF
5 μF
56 Listrik Statis
Q2 96 μC b. Muatan total pada kapasitor
V2 = = = 2,4 volt qtot = CtotV
C2 40 μF
Jadi, pernyataan yang tepat adalah muatan tiap- = (1,5 × 10–6)(24)
tiap kapasitor 96 μC. = 3,6 × 10–5 C
c. Pada rangkaian seri berlaku:
B. Uraian q1 = q2 = q3 = qtot = 3,6 × 10–5 C
1. Diketahui: A = 10 cm2 = 10–3 m2 d. Tegangan pada masing-masing kapasitor
d = 3 mm = 3 × 10–3 m dapat dicari dengan
V = 12 V q 3,6 × 10−5
εr =6 V1 = = = 12 volt
C1 3 × 10−6
Ditanyakan: a. C q 3,6 × 10−5
b. Q V2 = = = 3 volt
C2 12 × 10−6
c. W q 3,6 × 10−5
Jawab: V3 = = = 9 volt
C3 4 × 10−6
A
a. C = εrε0 d 3. Diketahui: C1 = 30 μF
C2 = C4 = 20 μF
10−3 C3 = 50 μF
= 6(8,85 × 10–12) 3 × 10−3
C5 = 25 μF
= 1,77 × 10–11 F V = 80 V
b. q = CV Ditanyakan: W4
= (1,77 × 10–11)(12) C Jawab:
= 2,124 × 10–10 C Cp = C1 + C2 + C3
= (30 + 20 + 50) μF
1
c. W = 2 CV 2 = 100 μF
qp = q4 = q5
1
= 2 (1,77 × 10–11)(12)2 J qp = q4
= 1274,4 × 10–10 J VpCp = V4C4
= 1,2744 × 10–9 J Vp(100 μF) = V4(20 μF)
Jadi, nilai kapasitansinya C = 1,77 × 10–11 F, Vp = 0,2V4
nilai muatannya Q = 2,124 × 10–10 C, dan
q5 = q4
nilai energinya W = 1,2744 × 10–9 J.
C5V5 = C4V4
2. Diketahui: C1 = 3 μF = 3 × 10–6 F
C2 = 12 μF = 12 × 10–6 F (25 μF)V5 = (20 μF)V4
C3 = 4 μF = 4 × 10–6 F V5 = 0,8V4
V = 24 volt V = Vp+ V4 + V5
Ditanyakan: a. Ctot 80 V = 0,2V4 + V4 + 0,8V4
b. qtot 80 V = 2V4
c. qtiap kapasitor
V4 = 40 V
d. Vtiap kapasitor
1
Jawab: W4 = 2 C4V 42
1 1 1 1
a. = + + 1
Cs C1 C2 C3 = 2 (20 μF)(40 V)2
1 1 1 1
= + + = 2 (2 × 10–5 F)(1.600 V 2)
3 μF 12 μF 4 μF
=
4 + 1+ 3 = 1,6 × 10–2 J
12 μF Jadi, energi yang tersimpan dalam C4 sebesar
=
8
→ C2 =
12 1,6 × 10–2 J.
12 μF 8 μF
4. Diketahui: q = 10 μF = 10–5 C
= 1,5 μF = 1,5 × 10–6 F V = 100 volt
Ditanyakan: a. C
b. W
V0 = 10 kV 1 1
= 9 + 9
εr = 5
Ditanyakan: a. C0 dan Cb 1 2
b. V = 9
Cs
c. q 9
d. E Cs = 2 = 4,5 F
Jawab:
Muatan total rangkaian:
a. Kapasitas kapasitor sebelum disisipi bahan
q = CsV
A
C0 = ε0 d = (4,5 F)(220 V)
5 × 10 −1 = 990 coulomb
= (8,85 × 10–12)
5 × 10 −3 q = qp = q3 = 990 coulomb
= 8,85 × 10–10 F Tegangan pada Cp:
Kapasitas kapasitor setelah disisipi bahan
C = εr C0 qp 990 C
Vp = = = 110 volt
= (5)(8,85 × 10–10 F) Cp 9F
= 4,425 × 10–9 F
Jadi, kapasitas kapasitor sebelum dan Vp = V1 = V2 = 110 volt
sesudah disisipi bahan berturut-turut 8,85 Jadi, tegangan C2 adalah 110 volt.
× 10–10 F dan 4,425 × 10–9 F.
7. Diketahui: A = 400 cm2 = 4 × 10–2 m2
b. Beda potensial sesudah disisipkan bahan d = 2 mm = 2 × 10–3 m
dielektrik (V) V =6V
V0 104 Ditanyakan: a. C
V= = = 2.000 volt b. E
εr 5
Jadi, beda potensial kapasitor sesudah c. q
disisipkan bahan dielektrik adalah 2.000 volt. Jawab:
a. Kapasitas kapasitor
c. Muatan kapasitor setelah disisipkan bahan ε0 A
dielektrik (q). C =
d
q = CV
4 × 10 −2
= (4,425 × 10–9)(2 × 103) = (8,85 × 10–12)
2 × 10 −3
= 8,85 × 10–6 C
= 1,77 × 10–10 F
= 8,85 μC
= 177 pF
Jadi, muatan kapasitor setelah disisipkan
Jadi, kapasitas kapasitor adalah 177 pF.
bahan dielektrik adalah 8,85 μC.
b. V =Ed
d. Kuat medan dalam kapasitor
V 2 × 103 V 6
E= d = = 4 × 105 V/m E = d = = 3.000 N/C
5 × 10 −3 2 × 10−3
58 Listrik Statis
Jadi, kuat medan listrik dalam kapasitor d
9. Diketahui: d1 = d2 = 2
adalah 3.000 N/C.
c. Muatan kapasitor Ditanyakan: Ctotal
Jawab:
q
C= V k1 ε 0 A k1 ε 0 A 2k1 ε0 A
C1 = d1
= d =
q = CV = (1,77 × 10–10)(6) = 1,06 × 10–9 C d
2
C6 = 5 μF = 5 × 10–6 F 1 1
= +
V = 50 volt 2k1C0 2k 2 C0
Ditanyakan: W
Jawab: 1
=
C1, C2, dan C3 dirangkai paralel 2C0 k1 k2
Cp = C1 + C2 + C3 2k 1k 2
1 Cs = k1 + k 2
C0
= (1 + 2 + 6) × 10–6 F
= 9 × 10–6 F 2k1 k 2
Jadi, kapasitas totalnya k1 + k 2
C0.
C5 dan C6 dirangkai paralel
Cp = C5 + C6 10. Diketahui: C1 = 10 μF
2
= (4 + 5) × 10–6 F C2 = 15 μF
= 9 × 10–6 F Q1 = 10 μC
C1, C2, dan C4 dirangkai seri Q2 = 15 μF
1 1 1 1 Ditanyakan: V
= C + C +
Cs p1 p2 C4 Jawab:
1 1 1
= 9 + 9 + 9 Q1 + Q 2
Vgab =
C1 + C 2
3
= 9 μF 10 μC + 15 μC
=
10 μF + 15 μF
9 μF
Cs = = 3 μF = 3 × 10–6 F
3 25 μC
Cs = Ctot = 3 × 10–6 F =
25 μF
1 = 1 volt
W = 2 CV 2
Jadi, beda potensial kapasitor pengganti sebesar
1
= 2 (3 × 10–6)(50)2 1 volt.
1
= 2 (3 × 10–6)(2.500)
= 3.750 × 10–6 J
= 3,75 × 10–3 J
Jadi, energi pada rangkaian sebesar 3,75 × 10–3 J.
q1q 2 1
F =k maka F ∞ r dan F ∞ Q qC
r2
(2q1 2q2 )
F =k
r2
q1q 2
= 4(k ) = 4F 45° 45°
r2 qA qB
20 cm
Jika, muatan menjadi dua kali semula maka F akan
menjadi 4 kali semula. k qB q C
FBC =
r2
2. Jawaban: a (9 × 109 )(4 × 10−6 )(5 × 10−6 )
Diketahui: r = 3 cm = 3 × 10–2 m =
(10 2 × 10−2 )2
qB = 2qA 180 × 10 −3
=
FAB = 80 N 200 × 10 −4
Ditanyakan: qB =9N
Jawab:
k qA qB FAC = FBC = 9 N
F=
r2
(qA )(2qA )
80 = (9 × 109) (3 × 10 −2 )2 F = FAC2 + FBC2
80 = (2 × 1013)qA2 = 92 + 92
80
qA =
2 × 1013
= 81 + 81
= 162
= 4 × 10−12 C
= 2 × 10–6 C =9 2
qB = 2qA Jadi, resultan gaya listrik di muatan C adalah 9 2 N.
= 2(2 × 10–6 C)
= 4 × 10–6 C 4. Jawaban: a
Jadi, besar muatan B adalah 4 × 10–6 C. y
3. Jawaban: d
Diketahui: qA = qB = 4 μC = 4 × 10–6 C +Q –2Q
x
qC = 5 μC = 5 × 10–6 C x = –1 x = +1
rAB = 20 cm = 2 × 10–1 m
Ditanyakan: FC
Jawab: Agar +q bernilai nol, kemungkinan diletakkan di
10 cm sebelah kiri +Q atau sebelah kanan –2Q. Jaraknya
cos 45° = AC harus lebih dekat ke +Q. Jadi, kemungkinan di
1 10 cm sebelah kiri +Q.
2 =
2 AC
20 2 y
AC = ×
2 2
+q +Q –2Q
= 10 2 cm x
x = –1 x=1
AC = BC = 10 2 cm = 10 2 × 10–2 m
2+x
60 Listrik Statis
F1 = F2 q2 1 2
(x) = ( 2 + 2 ) q 2
k (q )(Q) k (q )(2Q ) 4πε a 2 4πε a
= 1
x2 (2 + x )2 x= 2 + 2
1 2
= 1
x2 (2 + x )2 Jadi, nilai x adalah 2 + 2.
x 2 =2+x
6. Jawaban: b
x( 2 – 1) = 2 Diketahui: qP = +2 × 10–5 C
⎛ 2 ⎞ ⎛ 2 + 1⎞ qR = –6 × 10–5 C
x= ⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝ 2 − 1⎠ ⎝ 2 + 1⎠ rPQ = 3 m
2 2 +2 rQR = 6 m
= =2 2 +2
2 −1 FQ = 1,05 N
Koordinatnya = –1 – (2 2 + 2) Ditanyakan: qQ
Jawab:
= –3 – 2 2
FP
= –3 – 8 = –(3 + 8 )
Jadi, +q ditempatkan di x = –(3 + 8 ) agar tidak 90°
Q
mendapat pengaruh gaya dari muatan lain.
5. Jawaban: d 3m FR 6m
a
D C
P R
a FQ = FP2 + FR 2
2 2
⎛ k qP qQ ⎞ ⎛kq q ⎞
1,05 = ⎜ 2 ⎟
+ ⎜ R 2Q ⎟
F 2 r
⎝ PQ ⎠ ⎝ rRQ ⎠
A B
2 2
q 2
⎛ (9 × 109 )(2 × 10−5 )q Q ⎞ ⎛ (9 × 109 )(6 × 10 −5 )qQ ⎞
FAB = FAD = F= k 1,05 = ⎜ ⎟ +⎜ ⎟
a2 ⎝ 3 2
⎠ ⎝ 62 ⎠
1 q2
= 4πε 2 2
0 a2 ⎛ (9 × 109 )(2 × 10 −5 )q Q ⎞ ⎛ (9 × 109 )(6 × 10 −5 )q Q ⎞
1,05 = ⎜ ⎟ +⎜ ⎟
q2 ⎛ 1 ⎞ ⎝ 9 ⎠ ⎝ 36 ⎠
=
4πε 0 ⎜⎝ a 2 ⎟⎠
kq 2 1,05 = (400 × 106 )qQ 2 + (225 × 106 )qQ 2
FAC =
(a 2)2 1,05 = 25 × 103 qQ
1 q2
= k
2 a2 qQ = 1,05
25 × 103
1
= 2
F = 4,2 × 10–5 C
Resultan FAB dan FAD akan tepat berimpit dengan Jadi, muatan partikel di titik Q sebesar 4,2 × 10–5 C.
diagonal AC (berimpit juga dengan FAC). 7. Jawaban: b
Diketahui: q1 = 1 μC = 1 × 10–6 C
F′ = FAB + FAD
2 2
q2 = 4 μC = 4 × 10–6 C
r12 = 2 cm = 2 × 10–2 m
= F2 +F2
Ditanyakan: letak titik P
= F 2 Jawab:
1 E1 E2
Oleh karena F 2 berimpit dengan FAC = 2 F maka:
x 2 cm
1
Ftot = F 2 + 2 F P q1 = 1 μC q2 = 4 μC
1
=( 2 + 2
)F
2 + x = 2x
Garis normal
2x – x = 2
x=2
Jadi, letak titik P adalah 2 cm di kiri q1.
8. Jawaban: c
Diketahui: A = 425 cm2 = 4,25 × 10–2 m φ = EA cos θ
q = 42 μC = 42 × 10–6 C = (800)(6,25 × 10–2)(cos 30°)
εr = 5,4 1
ε0 = 8,85 × 10–12 C2/Nm2 = (800)(6,25 × 10–2)( 2 3 )
Ditanyakan: E = 43,3
Jawab: Jadi, besar fluks listrik 43,33 weber.
q 42 × 10 −6
σ = = = 9,88 × 10–4 C/m2 11. Jawaban: b
A 4,25 × 10 −2
Diketahui: m = 5,0 × 10–15 kg
ε = εr ε0 q = 5e = 5(1,6 × 10–19 C)
= (5,4)(8,85 × 10–12) = 8,0 × 10–19 C
= 4,779 × 10–11 C2/Nm2 g = 9,8 m/s2
σ Ditanyakan: E
E= ε
Jawab:
F =w
9,88 × 10 −4 C/m2
= Eq = mg
4,779 × 10 −11 C2 /Nm2
mg
= 2,06 × 107 N/C E =
q
Jadi, kuat medan keping tersebut adalah
(5,0 × 10 −15 )(9,8)
2,06 × 107 N/C. =
8,0 × 10 −19
N/C
9. Jawaban: b = 61.250 N/C
Diketahui: rA = 4 cm = 4 × 10–2 m Jadi, kuat medan listrik di dalam keping 61.250
rB = 2 cm = 2 × 10–2 m N/C.
rC = 6 cm = 6 × 10–2 m
12. Jawaban: b
EC = E
Pada hukum Coulomb dikenal:
Ditanyakan: EA
F
Jawab: E= q
→F=Eq
2
EA ⎛ rC ⎞
= ⎜r ⎟ Pada hukum II Newton dikenal:
EC ⎝ A⎠
2
F=ma
EA ⎛ 6 × 10−2 m ⎞ Sehingga:
= ⎜ ⎟
EC ⎝ 4 × 10−2 m ⎠ E q= m a
EA 9
= qE
EC 4 a = m ; jika q = e
4
EC = 9
E eE
a= m
4
Jadi, kuat medan di titik C adalah 9
E.
62 Listrik Statis
13. Jawaban: e
= –144 × 10–13
Diketahui: v = 4 × 105 m/s
d = 5 mm = –1,44 × 10–11
Ditanyakan: VAB Jadi, usaha yang dilakukan dalam pemindahan
Jawab: muatan tersebut –1,44 × 10–11 joule.
ΔEp = ΔEk 16. Jawaban: d
1 Diketahui: q = 0,4 μC = 0,4 × 10–6 C
q VAB = m v2
2 rAB = 6 cm = 6 × 10–2 m
mv 2 rQB = 12 cm = 12 × 10–2 m
VAB = 2q ΔEp = 0,12 J
(1,6 × 10−27 )(4 × 105 )2
= V Ditanyakan: Q
2(1,6 × 10−19 )
Jawab:
(1,6 × 10 −27 )(1,6 × 1011) 1 1
=
3,2 × 10 −19
V = 800 V ΔEp = k q Q( r – rAB
)
QB
Jadi, beda potensial kedua keping 800 V. 1 1
0,12 = (9 × 109)(0,4 × 10–6)Q( – )
14. Jawaban: c 12 × 10−2 6 × 10−2
Diketahui: q′ = 25 μC = 2,5 × 10–5 C 1− 2
0,12 = (3,6 × 103)Q( )
r = 5 cm = 5 × 10–2 m 12 × 10−2
E = 8 × 104 N/C
−3,6 × 103 Q
Ditanyakan: W 0,12 =
12 × 10 −2
Jawab:
q (0,12)(12 × 10 −2 )
E=k Q=
r2 −3,6 × 103
k q = E r2 = –0,4 × 10–5 C
= –4 × 10–6 C
= (8 × 104)(5 × 10–2)2 = –4 μC
= 200 Nm2/C Jadi, besar muatan sumber –4 μC.
1 1
W = k q q′ ( r – r1
) 17. Jawaban: c
2
Diketahui: q1 = +50 μC = 5 × 10–5 C
= (200)( 2,5 × 10–5)( 1 1
– 0) q2 = +50 μC = 5 × 10–5 C
5 × 10−2 r12 = 12 cm
= (5 × 10–3)(20)
Ditanyakan: VB
= 10–1 J = 0,1 J
Jadi, usaha yang diperlukan sebesar 0,1 J. Jawab:
Jarak muatan q1 dan q2 terhadap titik B:
15. Jawaban: a
Diketahui: q1 = +8 × 10–12 C r = (6 cm)2 + (8 cm)2
q2 = –9 × 10–12 C
= 36 cm2 + 64 cm2
rZ = 3 cm = 3 × 10–2 m
rX = 9 cm = 9 × 10–2 m = 100 cm2
Ditanyakan: W = 10 cm
Jawab: = 1 × 10–1 m
W = ΔEp r1B = r2B = r = 1 × 10–1 m
1 1 VB = V1B + V2B
= k q1 q2( r – rX
)
Z k q1 k q2
= +
= (9 × 109)( 8 × 10–12)(–9 × 10–12) r1B r2B
1 1 k q1 k q2
( – ) = +
3 × 10−2 9 × 10 −2 r r
64 Listrik Statis
23. Jawaban: e = 5 × 1013 – 3 × 1013
Diketahui: p = 1,2 × 10–23 Ns
= 2 × 1013
me = 9,1 × 10–31 kg
1
q = 1,6 × 10–9 C r2 =
2 × 1013
Ditanyakan: V
= 5 × 10–14 m
Jawab: Jadi, jarak muatan tersebut sekarang 5 × 10–14 m.
Energi listrik dari beda potensial akan berubah
menjadi energi kinetik elektron. 25. Jawaban: a
Ep = Ek Diketahui: C1 = 7 pF
1 C2 = 10 pF
eV = 2 mv 2
C3 = C4 = 8 pF
p2 C5 = 12 pF
=
2m V = 20 volt
Sehingga: Ditanyakan: Qtotal
p2
Jawab:
V = C3, C4, dan C5 dirangkai seri.
2me
1 1 1 1
(1,2 × 10−23 )2 = + +
= 2(9 × 10−31)(1,6 × 10−19 ) Cs C3 C4 C5
= 500 V 1 1
= +
Jadi, beda potensial dalam tabung sebesar 500 V. 8 pF 12 pF
E1
= 162 × 10–6 joule
C
= 2C
E2
= 162 μJ
Jadi, energi yang tersimpan pada C1 adalah
E2 = 2E
162 μJ.
Jadi, energi yang tersimpan jika kedua kapasitor
dihubungkan secara paralel adalah 2E. 29. Jawaban: c
Diketahui: A = 100 cm2 = 0,01 m2
28. Jawaban: e d = 2 cm = 0,02 m
Diketahui: C1 = 4 μF V = 400 V
C2 = 7 μF Ditanyakan: q
C3 = 5 μF Jawab:
V 400 V
V = 12 volt V = Ed → E = d = 0,02 m
= 2 × 104 N/C
Ditanyakan: W1 q
Jawab: E= ε A
0
C2 dan C3 dirangkai paralel. q = E ε0 A
Cp = C2 + C3 = (2 × 104 N/C)(8,85 × 10–12 C2/Nm2)(0,01 m2)
= 7 μF + 5 μF = 1,77 × 10–9 C
Jadi, muatan yang tersimpan dalam kapasitor
= 12 μF
sebesar 1,77 × 10–9 C.
66 Listrik Statis
30. Jawaban: a 2. Diketahui: D = 40 cm = 0,4 m
Diketahui: a = 1 cm = 1 × 10–2 m rbola = 20 cm = 0,2 m
b = 1,5 cm = 1,5 × 10–2 m rA = 60 cm = 0,6 m
k = 20 EA = 180 N/C
Ditanyakan: C
Ditanyakan: E di permukaan bola
Jawab:
Jawab:
2π k ε 0 Mencari nilai q:
C =
An ⎛⎜ b ⎞⎟ qA
⎝a⎠
EA = k
rA 2
2π (20)(8,85 × 10−12 ) q
= 180 = (9 × 109) (0,6)2
An ⎛⎜ 1,5 ⎞⎟
⎝ 1 ⎠
(180)(0,36)
(20)(8,85 × 10 −12 ) q=
= 2π (9 × 109 )
An (1,5)
= 7,2× 10–9 C
−12
= 2π (20)(8,85 × 10 )
Mencari E di permukaan bola:
0,405
q (7,2 × 10−9 )
= 2,744 × 10–9 F E =k = (9 × 109) = 1.620 N/C
rb2 (0,2)2
Jadi, kapasitansi kapasitor sebesar 2,744 × 10–9 F. Jadi, medan listrik di permukaan bola konduktor
sebesar 1.620 N/C.
B. Uraian 3. Diketahui: qA = 12 μC
1. Diketahui: q1 = +10 μC = 10 C –5 qB = 18 μC = +1,8 × 10–5 C
q2 = +20 μC = 2 × 10–5 C qC = 6 μC = 6 × 10–6 C
mC = 2 × 10–18 kg
r12 = a
rAC = rBC = 15 cm
r23 = 0,5a
rAB = 8 cm
Ditanyakan: q3 agar F2 = 0
Ditanyakan: a. W
Jawab:
b. v
q1 a q2 0,5a q3
Jawab:
qA qB
Supaya resultan gaya Coulomb di q2 = 0 maka q3 a. VC = k( + )
rAC rBC
harus bernilai positif (q+). 12 μC 18 μC
= (9 × 109 Nm2/C2)( 15 cm + 15 cm )
F23 = F21
⎛ (1,2 × 10−5 ) + (1,8 × 10−5 ) ⎞
q2q3 q 2q1 = (9 × 109) ⎜ ⎟ V
k =k ⎝ 0,15 ⎠
r232 r212
= (9 × 109)(2 × 10–4) V
( 2 × 10 −5 )(q 3 ) ( 2 × 10−5 )(10−5 )
= 1,80 × 106 V
=
( 21 a )2 a2 qA qB
VC′ = k( + )
rAC′ rBC′
−5
q3 10 1,8 × 10 −5
= 1,2 × 10 −5
1 2
a a2 = (9 × 109)( + )V
4 0,04 0,04
4q3 = 105 = (9 × 109)(7,5 × 10–4) V
1 = (9 × 109)(2 × 10–4) V
q3 = 4 × 10–5 C
= 6,75 × 106 V
= 0,25 × 10–5 C
WCC′ = qC(VC′ – VC)
= 2,5 μC
= (6 μC)(6,75 × 106 V – 1,80 × 106 V)
Jadi, muatan q3 harus bernilai 2,5 μC.
= (6 × 10–6)(4,95 × 106) J
= 29,7 J
Jadi, usaha untuk memindahkan muatan C
sebesar 29,7 J.
=
4 = 2,5 × 103 N/C
12 μF Jadi, kuat medan dalam kapasitor sebesar
12 μF 2,5 × 103 N/C.
Cs = 4
= 3 μF
2 c. Muatan kapasitor
Cs dan C6 dirangkai paralel. q = CV
2
Cp = Cs + C6 = (1,11 × 10–3 F)(10 volt)
2 2 = 11,1 × 10–3 coulomb
= 3 μF + 7 μF
= 1,11 × 10–2 coulomb
= 10 μF = 1 × 10–5 F Jadi, muatan kapasitor 1,11 × 10–2 coulomb.
68 Listrik Statis
7. Diketahui: x = 4 cm Jawab:
y = 3 cm F = qE
Q = 8 nC = 8 × 10–9 C
q0 = 4 nC = 4 × 10–9 C
m = 6 × 10–6 kg
Ditanyakan: v w = mg
Jawab: 20 m
Energi potensial muatan q0 pada x = 3 cm.
Ep = q0V
k Q q0
=
x2 + y2
ΣF = ma
(9 × 109 Nm2 /C2 )(8 × 10 −9 C)(4 × 10 −9 C) w – F = ma
= mg – qE = ma
(0,03 m)2 + (0,04 m)2
mg − qE
(9 × 109 Nm2 /C2 )(8 × 10 −9 C)(4 × 10 −9 C) a = m
=
0,05 m
(1× 10−3 )(10) − (10−6 )(3 × 104 )
−9 −9 =
(9 × 10 Nm /C )(8 × 10 C)(4 × 10 1× 10−3
9 2 2
C)
=
5 × 10−2 m
10−2 − (10 −6 )(3 × 104 )
–7 –6 =
= 57,6 × 10 J = 5,76 × 10 J 10−3
Pada saat partikel bergerak sepanjang sumbu X = –20 m/s
menjauhi cincin, energi potensialnya berkurang dan 2
v = + 2a Δs
v02
energi kinetiknya bertambah. Ketika partikel sangat
= 0 + 2(–20)(–10)
jauh, energi potensialnya sama dengan nol.
= 400
Sementara itu, besar kecepatan dapat dihitung
dengan persamaan berikut. v = 400 = 20
E k = Ep Jadi, kecepatan pergerakan bola 20 m/s.
1 9. Diketahui: m = 10 g = 1 × 10–2 kg
mv 2 = 5,76 × 10–6 J
2 Q = +1 μC = 1 × 10–6 C
1 q′ = –1 μC = –1 × 10–6 C
2
(6 × 10–6 kg)v 2 = 5,76 × 10–6 J r = 30 cm = 3 × 10–1 m
g = 10 m/s2
2(5,76 × 10−6 J)
v= 6 × 10−6 kg
1
4π ε 0 = 9 × 109 Nm2/C2
= 1,92 Ditanyakan: T
= 1,38 m/s Jawab:
Jadi, kecepatan partikel adalah 1,38 m/s.
8. Diketahui: m = 1 g = 1 × 10–3 kg
q = 10–6 C T
s1 = 20 m
E = 3 × 104 N/C
Q
g = 10 m/s2
F
s2 = 10 m q1
Δs = (s1 – s2) m w
= (10 – 20) m
= –10 m
Ditanyakan: v
2r 2 − A 2
(9 × 109 )(1× 10−6 )(1× 10−6 ) cos θ =
= 2r 2
(3 × 10−1)2
2r 2 − A 2
−6 −6 cos θ =
(9 × 10 )(1× 10 )(1× 10 )
9
2r 2
=
9 × 10 −2 cos α = –cos θ
= 1 × 10–1 N −(2r 2 − A2 )
W = mg =
2r 2
= (1 × 10–2 kg)(10 m/s2)
A 2 − 2r 2
= 1 × 10–1 N =
2r 2
T = F 2 +W 2 F31 = F32 =
k qQ
=F
r2
= (1× 10−1)2 + (1× 10−1)2
F3 = F312 + F322 + 2F31F32 cos α
= 2 × 10−2
= F 2 + F 2 + 2F 2 cos α
–1
= 10 2
–1
= 2F 2 (1 + cos α )
= 2 × 10 N
A 2 − 2r 2
Jadi, besar tegangan tali 2 × 10–1 N. = 2F 2 (1+ )
2r 2
10. F32
2r 2
+ A 2 − 2r 2
= F 2( )
q3 = q 2r 2
α C
A2
θ =F
r2
F31
r r A
F3 = F( r )
k qQ A
A = (r )
B r2
A
–Q +Q
1 qQ A
= ( 4π ε ) (r )
0 r2
Nilai cos θ dapat dihitung dengan rumus kosinus
dalam ΔABC. 1 qQ A
= ( 4π ε )
AB2 = AC2 + BC2 – 2AC BC cos θ 0 r3
A2 = r 2 + r 2 – 2r 2 cos θ
70 Listrik Statis
A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: a
Diketahui: ∆TI = 10 dB
1. Jawaban: b Ditanyakan: TI1 : TI2
Frekuensi menunjukkan banyaknya getaran tiap Jawab:
sekon. Semakin tinggi frekuensi, nada yang yang TI1 – TI2 = 10 dB
dihasilkan semakin tinggi (melengking). Sementara
I1 I2
amplitudo adalah simpangan maksimum dari 10 log – 10 log = 10 log 10
I0 I0
sebuah getaran sumber bunyi. Semakin besar
I1 I2
amplitudo, bunyi yang dihasilkan semakin keras. 10 log ( I – ) = 10 log 10
0 I0
2. Jawaban: d I1 I0
Perhatikan persamaan efek Doppler pada keadaan I0 × I2 = 10
di atas. I1
v + vp I2 = 10
(1) fp = f
v +0 s
→ faktor pengali fs lebih besar
I1 = 10I2 → I1 : I2 = 1 : 10
dari 1.
v +0 Jadi, perbandingan intensitas dua sumber bunyi
(2) fp = v − 0 fs → faktor pengali fs lebih besar tersebut 1 : 10.
dari 1. 5. Jawaban: d
v + vp Diketahui: vp = 20 m/s
(3) Jika vp = vs, fp = f → faktor pengali fs
v − vp s v s = 0 m/s
lebih besar dari 1. f s = 800 Hz
v + vp
(4) Jika vp = vs, fp = f → faktor pengali fs v = 340 m/s
v + vp s Ditanyakan: fp
sama dengan 1.
Jawab:
Frekuensi yang diterima pendengar akan lebih besar
v + vp
dari frekuensi yang dikeluarkan sumber bunyi jika fp = f
v +0 s
faktor pengali sumber bunyi yang berasal dari
operasi kelajuan lebih besar dari 1. Oleh karena (340 + 20) m/s
=( 340 m/s
)(800 Hz)
itu pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor
(1), (2), dan (3). = 847 Hz
Jadi, frekuensi yang didengar Anton sebesar
3. Jawaban: d 847 Hz.
Diketahui: A = 10 cm2
V = 400 cm3 → L = 40 cm = 0,4 m 6. Jawaban: b
v = 300 m/s Diketahui: f = 50 Hz
n = 10
n =2 10
Ditanyakan: f0 t = 2 s fp = 2 s = 5 Hz
Jawab: Ditanyakan: fY
Resonansi kolom udara bisa didekati dengan Jawab:
konsep pipa organa tertutup. fY = f ± fp
5v 5(300 m/s) = (50 ± 5) Hz
f2 = 4L = 4(0,4 m) = 937,5 Hz fY = 55 Hz atau fY = 45 Hz
f2 = 5f0 Jadi, Nilai Y yang lebih besar daro 50 Hz adalah
55 Hz.
937,5 Hz
f0 = 5
= 187,5 Hz
Jadi, frekuensi garputala yang digunakan sebesar
187,5 Hz.
= 3,65 × 10–4 Ω
Jadi, hambatan kawat sebesar 3,65 × 10–4 Ω.
R2 dirangkai seri dengan R3 sehingga hasilnya
19. Jawaban: e sebagai berikut:
Diketahui: T0 = 0°C Rs = R2 + R3
T1 = 100°C Rs = R + R
R0 = 60 Ω Rs = 2R
R1 = 80 Ω
R2 = 75 Ω
Ditanyakan: T2
11
Rs = 9 R
Berdasarkan gambar tersebut diperoleh nilai:
Rs = 1,22R R1 R4
RA = R1 + R4 + R5
Jadi, hambatan total rangkaian tersebut sebesar
1,22R. (10)(5)
= 10 + 5 + 5
21. Jawaban: b
= 2,5 Ω
Diketahui: R1 = 12 Ω
R2 = 12 Ω RB =
R1 R5
R1 + R4 + R5
R3 = 3 Ω
R4 = 6 Ω (10)(5)
= 10 + 5 + 5
E1 = 6 V
E2 = 12 V = 2,5 Ω
Ditanyakan: I R4 R5
Jawab: RC = R1 + R4 + R5
Hambatan R1 dan R2 dirangkai paralel. (5)(5)
= 10 + 5 + 5
1 1 1
Rp
=
R1
+
R2
= 1,25 Ω
Berdasarkan perhitungan tersebut maka rangkaian
1 1 1
= 12 + 12 hambatan akan berubah menjadi seperti berikut.
Rp
Rp = 6 Ω
RB R2
Besarnya arus yang mengalir dapat ditentukan
dengan menggunakan konsep hukum II Kirchhoff.
ΣE + ΣIR = 0 A B
RA
(6 – 12) + I(Rp + R3 + R4) = 0 RC R3
–6 + I(6 + 3 + 6) = 0
15I = 6
RB dan R2 dirangkai seri sehingga menjadi Rs ,
1
6 2 sedangkan RC dan R3 dirangkai seri sehingga
I= 15
= 5
menjadi Rs . Adapun perhitungannya sebagai
Jadi, arus yang mengalir dalam rangkaian sebesar 2
berikut.
2
5
A. Rs = RB + R2
1
= 2,5 + 10
22. Jawaban: c
= 12,5
Diketahui: R1 = R2 = R3 = 10 Ω
R4 = 5 Ω Rs = RC + R3
2
R5 = 5 Ω = 1,25 + 10
V = 5,571 volt = 11,25
=F 8
= 2 2F –2 µC +2 µC
36. Jawaban: b 4
C = 3 µF
Potensial listrik yang terjadi pada sebuah bola
konduktor di permukaan bola memiliki nilai yang Muatan total pada rangkaian:
sama dengan potensial listrik yang terjadi dalam q = cV
sebuah bola konduktor. Oleh karena itu, potensial 4
q = ( 3 µF)(9 volt)
listrik pada R memiliki kesamaan dengan
potensial listrik pada titik Q dan titik P. Adapun q = 12 µC
potensial listrik terkecil terjadi pada titik terjauh Apabila sebuah rangkaian kapasitor disusun seri
dari pusat bola konduktor. Jadi, jawaban yang maka besar muatan pada setiap kapasitor nilainya
tepat adalah pilihan b. sama dengan muatan total sehingga muatan pada
37. Jawaban: c kapasitor 4 µF adalah 12 µC. Jadi, jawaban yang
q = 100 µC = 10–4 C tepat adalah pilihan c.
r1 = r2 = r3 = r4 = r 39. Jawaban: e
1 Diketahui: qC = 10 µC = 10–5 C
q1 q2 r = d
10 cm 2 V = 10 volt
1 Ditanyakan: W
p = 2 (10 cm)2 + (10 cm)2
Jawab:
1
= 2 200 cm2 W = 1q V
2
q3 q4 1
= 2
( 10 2 cm) = 1 (10–5 C)(10 volt)
2
= 5 2 cm
= 5 × 10–5 joule
= 5 2 × 10–2 m
Energi yang tersimpan sebesar 5 × 10–5 joule.
q1 q2 q3 q4
V = k( r + r2 + r3 + r4 ) 40. Jawaban: c
1
−4 −4 −4 Diketahui: CX = CY = 6 F
10 10 10
= (9 × 109)( 5 2 × 10−2 + 5 2 × 10−2 + 5 2 × 10−2 CZ = 12 F
V = 24 volt
10−4 Ditanyakan: WZ jika t = 5 menit
+ 5 2 ⋅ 10−2 )
2
= 4
Rp = 2
Hambatan total pada rangkaian:
RT = Rp + R3
= (2 + 8) Ω
Berdasarkan gambar tersebut, tentukan beda = 10 Ω
potensial antara titik a dan b! Arus total yang mengalirdalamrangkaian:
Jawaban: V = IRp
Diketahui: R1 = 2 Ω V 40
I = = 10 ampere = 4 ampere
R2 = 3 Ω Rp
R2 = 5 Ω Tegangan yang mengalir dalam rangkaian paralel:
E1 = 24 volt Vp = IRp = (4)(2) volt = 8 volt
E2 = 4 volt Kuat arus yang melalui hambatan R1:
Ditanyakan: Vab Vp 8
Jawab: I1 = = 4 ampere = 2 ampere
Rp
Arus yang mengalir dalam rangkaian sebagai
berikut. Jadi, besarkuatarus yang melalui hambatan R1
ΣE + ΣIR = 0 adalah 2 ampere.
(4 – 24) + I(2 + 3 + 5) = 0 8. Tiga buah partikel bermuatan listrik terletak pada
–20 + 10I = 0 satu garis lurus seperti gambar berikut.
10I = 20
I = 2 ampere
Beda potensial antara titik AB adalah:
VAB = ΣE + ΣIR
= 0 + (2)(5) Hitunglah gaya Coulomb di muatan q3 akibat dua
= 10 muatan lainnya!
Jadi, beda potensial antara titik AB adalah 10 volt.
7. Perhatikan gambar susunan hambatan di bawah
ini!
Ditanyakan: F3 A
Jawab:
Muatan q3 mendapat gaya tolakan dari q1(F31) dan 5m 5m
gaya tarik dari q2(F32). 4m
q1 q2
q 3q1 3m 3m
F31 = k r 2 + +
31 B
(–3, 0) (3, 0)
−6 −6 (0, 0)
(4 × 10 C)(8 × 10 C)
= (9 × 109 Nm2/C2)
(0,3 m)2
F 31 = 3,2 N a. Potensial listrik di titik A (VA)
r1 = r1 = 5 m
q3q2 A
F32 = k r 2 r2 = r2 = 5 m
32 A
q1 q2
(4 × 10 −6
C)(3 × 10 −6
C) VA = k( + )
= (9 × 109 Nm2/C2) r1 r2
(0,1m)2
+6 × 10−6 +2 × 10−6
F 32 = 10,8 N = (9 × 109)( + )
5 5
Oleh karena F31 dan F32 berlawanan arah, maka:
= 1,44 × 104 volt
F3 = F31 – F32 = 3,2 N – 10,8 N = –7,6 N
Potensial listrik di titik A sebesar 1,44 × 104 V.
Tanda negatif artinya gaya muatan q3 sebesar
b. Potensial listrik di titik B (0, 0)
7,6 N searah dengan F32, yaitu ke arah kiri.
r1 = r1 = 3 m
B
9. Diketahui: P1 = 40 watt r2 = r2 = 3 m
V1 = 220 volt B
q1 q2
V2 = 110 volt VB = k( + )
r1 r2
Ditanyakan: W jika t = 5 menit
+6 × 10−6 +2 × 10−6
Jawab: = (9 × 109)( + )
3 3
Setiap peralatan listrik meskipun dihubungkan
= 2,4 × 104 volt
tegangan yang berbeda, nilai hambatan listrik pada
peralatan tersebut bernilai sama. Oleh karena itu, Potensial listrik di titik B sebesar 2,4 × 104 V.
hubungan antara daya dan tegangan dituliskan c. Usaha untuk memindahkan muatan –0,4 µC
dalam persamaan: ke titik A
P1 V1
2 q = –0,4 µC = –0,4 × 10–6 C
= V
P2 2 WA = q VA
2 = –(0,4 × 10–6 C)(1,44 × 104 volt)
=
40 220
= –5,76 × 10–3 joule
P2 110
4P2 = 40 (tanda negatif menunjukkan arah)
P2 = 10 watt Usaha yang diperlukan sebesar 5,76 × 10–3 J.
Energi listrik yang diserap:
W = P2t
W = (10 watt)(5 jam)
W = (10 watt)(18.000 sekon)
W = 180.000 joule
Jadi, energi yang diserap pada alat sebesar
180.000 joule.
Medan Magnetik
• Menentukan arah-arah gaya magnet. • Menyelidiki arah gaya magnet pada magnet U.
• Menggambarkan arah medan magnet induksi sekitar • Menyelidiki arah gaya Lorentz pada kawat sejajar
penghantar berarus. dengan arah arus searah dan berlawanan.
• Menyelidiki hubungan antara kuat arus dan induksi • Menyelidiki hubungan antara kuat arus dan gaya
magnetik. Lorentz.
• Menyelidiki hubungan antara jarak titik ke kawat dan • Menyelidiki hubungan antara jarak kedua kawat dengan
induksi magnetik di sekitar penghantar berarus. gaya Lorentz.
• Mencari tahu fenomena kemagnetan yang diterapkan • Merancang dan membuat penerapan alat yang
dalam kehidupan manusia. menerapkan konsep magnet.
82 Radiasi Elektromagnetik
A. Pilihan Ganda Jawab:
Nµ I
1. Jawaban: d B = 2a0
Arah arus pada kawat dan arah medan magnetik
dijelaskan melalui gambar berikut. 2Ba
I =
N µ0
P B
2(2,5π × 10−5 )(2 × 10 −1)
= ampere
I 6(4π × 10−7 )
I = 4,2 ampere
Jadi, besar arus listrik yang melewati kawat
Dengan aturan tangan kanan seperti gambar di sebesar 4,2 ampere.
atas, arah arus listrik mengikuti arah ibu jari yaitu 5. Jawaban: e
dari arah timur ke barat. Dengan demikian, induksi Diketahui: I1 10 cm I2
magnetik titik P ke arah selatan. a = 10 cm = 0,1 m
2. Jawaban: d I1 = I2 = 4 A
P
Supaya kompas tidak Bx a1 = 2 cm = 2 × 10–2 m
2 cm
dipengaruhi medan a2 = 8 cm = 8 × 10–2 m
magnetik, kompas Ditanyakan: B di P
harus terletak pada Jawab:
tempat yang medan Ix Iy Berdasarkan kaidah genggaman tangan kanan,
magnetnya nol. Titik 2 induksi magnet di titik P oleh arus I1 dan I2 memiliki
mempunyai resultan By arah yang sama, yaitu memasuki bidang. Oleh
medan magnetik nol karena itu, perhitungan medan magnetnya seperti
karena B x = B y dan berikut.
berlawanan arah seperti Btot = B1 + B2
pada gambar. µ I µ I
= 2π0 a1 + 2π0 a2
3. Jawaban: e 1 2
Ditanyakan: BA : BB I2 = 2I
Sesuai kaidah genggaman tangan kanan, arah B1
di titik P masuk bidang. Berdasarkan syarat yang
dijelaskan sebelumnya, B2 berlawanan arah B1
maka B 2 harus keluar bidang di P. Dengan
menerapkan kaidah tangan kanan, arah arus I2 ke
atas.
84 Radiasi Elektromagnetik
12. Jawaban: c 15. Jawaban: c
Diketahui: B1 = B Diketahui: N = 60 lilitan
N2 = 2N1 I = 20 A
A2 = 1,2A1 a = 40 cm = 4 × 10-1 m
Ditanyakan: B2 µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
Jawab: Ditanyakan: B
Induksi magnetik di ujung solenoid dirumuskan Jawab:
melalui persamaan: µ NI
B = 20π a
N µ0 I
B= 2A
(4π × 10−7 )(60)(20)
Berdasarkan persamaan di atas, kuat medan mag- = 2π (4 × 10−1)
net berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan
berbanding terbalik dengan panjang kawat. Oleh = 6 × 10–4
karena itu, perbandingan B1 dan B2 sebagai berikut. Jadi, besar induksi magnetik di sumbu toroid
adalah 6 × 10–4 Wb/m2.
B1 N1 A 2
= N2 A 1
B2 B. Uraian
B N1 1,2A 1
= 1. Diketahui: d = 5,0 cm = 5 × 10–2 m
B2 2N1 A 1
I1 = 0,9 A
B 3
= 5 I2 = 1,6 A
B2
a1 = 3 cm = 3 × 10–2 m
5
B2 = 3 B a2 = 4 cm = 4 × 10–2 m
B2 = 1,67B Ditanyakan: BP
Jadi, medan magnet sekarang menjadi 1,67 kali Jawab:
semula. Anggap arus listrik masuk bidang kertas dan
disimbolkan dengan tanda ⊗. Dengan aturan tangan
13. Jawaban: d kanan, arah medan magnet di titik P oleh tiap-tiap
Diketahui: As = 4π cm = 4π × 10–2 m arus diperlihatkan pada gambar berikut.
Ns = 100 P
aT = 10 cm = 1 × 10–1 m
Is = IT 3 cm 4 cm
B2 B1
Bs = BT
Ditanyakan: NT
Jawab: i1 i2
B s = BT 5 cm
µ0N sI s µ0N TI T
= 2π aT
Besar tiap-tiap medan magnet sebagai berikut.
As
Ns NT µ I
= B1 = 2π0 a1
As 2π a T 1
86 Radiasi Elektromagnetik
Jawab: Jawab:
(360° − 90°) µ0I µ IN
Bp = B = 20a
360° 2a
2Ba
270° (4π × 10−7 )(40) I =
= 360° 2(2 × 10−2 ) tesla µ0N
2(2,0 × 104 )(5 × 10−2 )
−7 = ampere
3 (4π × 10 )(40) (4π × 10−7 )(10)
= tesla
4 4 × 10−2 5,0
= 3π × 10–4 tesla = π ampere
Jadi, kuat medan di titik P adalah 3π × 10–4 tesla. Jadi, arus yang mengalir pada kumparan sebesar
7. Diketahui: aPQ = 0,15 m 5,0
π
ampere.
IP = 8 A
IQ = 4 A
N 5 lilitan
Ditanyakan: aXP 9. Diketahui: = 1 cm = 5 × 102 lilitan/m
A
Jawab:
Posisi titik X sehingga kuat medan magnetnya nol. I = 0,8 A
Ditanyakan: B di ujung
8A
Kawat P Jawab:
a
0,15 m 0 µ IN
x
B = 2A
0,15 – a
4A
Kawat Q (4π × 10 −7 )(0,8)
= (5 × 102)
2
B=0 = 8π × 10–5 Wb/m2
BP – BQ = 0 Jadi, induksi magnetik pada sebuah titik yang
BP = BQ terletak di bagian ujung solenoida adalah
µ 0IP µI 8π × 10–5 Wb/m2.
= 2π0aQ
2π aPX QX
10. Diketahui: a = 30 cm = 3 × 10–1 m
IP IQ
aPX
= aQX
B = 21 × 10–6 T
I = 0,9 A
8 4
= µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
a 0,15 − a
Ditanyakan: N
2 1
= 0,15 − a Jawab:
a
0,3 – 2a = a µ IN
B = 20π a
3a = 0,3
a = 0,1 2π Ba
N =
Jadi, jarak titik X dari kawat P adalah 0,1 meter. µ0I
88 Radiasi Elektromagnetik
Jawab: 8. Jawaban: d
• –q Diketahui: B = 0,016 T
I = 20 A
B
a = 60°
I A = 80 cm = 8 × 10–1 m
Ditanyakan: F
F =Bqv Jawab:
F = B I A sin a
µ0I
= 2π a q v = (0,016)(20)(8 × 10–1) sin 60°
1
(4π × 10 −7 )(10)
= (0,016)(20)(8 × 10–1)( 3)
–19 4 2
= −2 (1,6 × 10 )(6 × 10 )
2π (1× 10 ) = 0,221 N
–4 –19 4
= (2 × 10 )(1,6 × 10 )(6 × 10 ) Jadi, besar gaya pada kawat adalah 0,221 N.
= 1,92 × 10–18 9. Jawaban: a
Jadi, gaya Lorentz pada elektro 1,92 × 10–18 N. Diketahui: F = 3,6 × 10–4 N
7. Jawaban: a I1 = 10 A
Diketahui: a = 3 cm a = 0,4 m
IQ = 6 A Ditanyakan: I2
IP = 3 A Jawab:
IR = 1 A F µ II
A
= 20π1a2
FR = 0
Ditanyakan: aR F 2π a
Jawab: I2 =
A µ0I1
Arah gaya magnet pada dua kawat lurus berarus
sebagai berikut. 2π (0,4)
= (3,6 × 10–4) −7 A
P R Q (4π × 10 )(10)
= 72 A
FPR Jadi, arus yang mengalir pada kawat kedua adalah
FRQ
72 A.
3–x x 10. Jawaban: e
Diketahui: I1 = 15 A
3 cm I2 = 10 A
FR = 0 F
A
= 1,6 × 10–4 N
FPR – FRQ= 0
FPR = FRQ µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
IPIR I I Ditanyakan: a
k A = k aR Q A Jawab:
aPR RQ
F µ II
IPIR IRIQ
A
= 20π1a2
= aRQ
aPR
µ0I1I2A
(3)(1) (1)(6) a =
= 2π F
(3 − x ) x
(4π × 10−7 )(15)(10)(1)
3 6 = ≈ 0,19 m
= 2π (1,6 × 10−4 )
3−x x
3x = 18 – 6x Jadi, jarak kedua kawat kira-kira 0,19 m.
9x = 18 B. Uraian
x=2
1. Diketahui: v = 5 × 106 m/s
Jadi, kawat R diletakkan 2 cm di kiri Q atau 1 cm
I = 20 A
di kanan P.
a = 10 cm = 10 × 10–2 m
Ditanyakan: FA
90 Radiasi Elektromagnetik
A. Pilihan Ganda Bp = B1 + B2
1. Jawaban: d µ I µ0 I 2
A = 2π0a1 + 2a2
Batang bergerak ke 1
I µ0 I 1
kanan sehingga gaya = ( + 1)
Lorentz berarah ke kiri. 2a π
v
Berdasarkan kaidah
FA (4π × 10−7 )(4) 1
= ( 3,14 + 1)
tangan kanan, arus listrik (2)(4 × 10−2 )
mengalir ke bawah (dari = (6,28 × 10–5)(1,3185) = 8,28 × 10–5 T
A ke B). Oleh karena itu, Jadi, besar induksi magnet total di pusat lingkaran
B
ujug atas (A) bermuatan sebesar 8,28 × 10–5 T.
positif, sedangkan ujung 4. Jawaban: e
bawah (B) bermuatan Diketahui: a =2m
negatif. µ0 = 4π × 10–7
Jadi, gambar yang tepat I =5A
adalah gambar d. Ditanyakan: B p
Jawab:
Induksi magnet hanya dipengaruhi kawat yang
2. Jawaban: c melingkar saja sehingga:
Diketahui: I1 = 5 A
1 µ I (4π × 10 −7 )(5)
I2 = 10 A Bp = 4 0 = = 1,25π × 10–7 T
a1 = 5 cm = 0,05 m 2a (8)(2)
a2 = 20 cm = 0,2 m Jadi, induksi magnet di titik P sebesar 1,25π × 10–7 T.
Ditanyakan: B 5. Jawaban: b
Jawab: Diketahui: I =5A
Bp = B1 + B2 a = 4 mm = 4 × 10–3 m
v = 10 m/s
µ0 I1 µ0 I 2
= 2π a + 2π a F = 5 µN = 5 × 10–6 N
1 2
Ditanyakan: q
µ I1 I2 Jawab:
= 2π0 ( a + )
1 a2 µ I (4π × 10−7 )(5)
B = 2π0 a = T = 2,5 × 10–4 T
2π(4 × 10−3 )
4π × 10−7 Wb/Am 5A 10 A
= ( + ) F =Bqv
2π 0,05 m 0,2 m
= (2 × 10–7 Wb/Am)(100 A/m + 50 A/m) F 5 × 10−6
q = B v = (2,5 × 10−4 )(10) = 2 × 10–3 C = 2 mC
= 3 × 10–5 Wb/m2
Jadi, muatan partikel sebesar 2 mC.
Jadi, induksi magnet di titik P sebesar 3 × 10–5
6. Jawaban: d
Wb/m2.
Diketahui: I1 = 10 A
3. Jawaban: e I2 = 5 A
Diketahui: I1 = I2 = 4 A BC= 20 cm
a1 = a2 = 4 cm = 4 × 10–2 m A = 20 cm = 0,2 m
Ditanyakan: Bp a1 = 1 cm
Jawab: a2 = 10 cm
Dengan kaidah genggaman tangan, arah medan Ditanyakan: Ftot
magnet kedua kawat sama menuju P. Jawab:
Kawat AB dan CD tidak mengalami gaya dari kawat
PQ. Kawat ABCD adalah satu kesatuan sehingga
terjadi gaya tolak-menolak antarkawat AB dan CD
dan gaya tolak-menolak antarkawat AD dan BC.
µ I 5
F AD F BC = 2R0 6
I1 I2 I2 20 cm 5 µI
= 12 R0
5µ I
Jadi, kuat medan magnet di titik P adalah 12R0 .
P D C
1 cm 9 cm 9. Jawaban: c
Diketahui: I1 = I2 = I3 = 2 ampere
Ftot = FAD – FBC a1 = 4 cm = 4 × 10–2 m
µ0 I1 I 2 µ0 I1 I 2 a2 = π cm = π × 10–2 m
=( – )AA a3 = 8 cm = 8 × 10–2 m
2π a1 2π a2
µ0 I1 I2
Ditanyakan: B0
1 1
= ( – )AA Jawab:
2π a1 a2
(4π × 10−7 )(10)(5)(0,2) 1 1 µI (4π × 10 −7 )(2)
= ( – ) B1 = 2π0a1 = (2π )(4 × 10 −2 m) = 10–5 tesla
2π 10−2 10−1 1
92 Radiasi Elektromagnetik
10. Jawaban: d 12. Jawaban: e
Diketahui: I1 = 2I Diketahui: B = 5,1π T
I2 = 4I m = 1,6 × 10–27 kg
a1 = a q = 1,6 × 10–19 coulomb
a2 = a + 3a = 4a Ditanyakan: f
Ditanyakan: F Jawab:
Jawab: Fs = FL
Arah gaya yang terjadi pada kawat persegi. mv 2
Besar F1 = qvB
r
B
µ0I1I 2 mv = qBr
F1 = 2π a1
P Q
m ω r = qBr
µ0 (2I )(4I ) I1 I2 m(2πf )r = qBr
=
2π (a ) F1 F2
(1,6 × 10–27 kg)(2πf) = (1,6 × 10–19 C)(5,1π T)
4 µ0I 2
O R (1,6 × 10−19 C)(5,1π T)
= f=
πa A (1,6 × 10 −27 C)(2π )
Besar F2
= 2,55 × 108 Hz
µ0I1I 2 µ0 (2I )(4I ) µ0I 2 Jadi, frekuensi gerakan proton adalah 2,55 × 108 Hz.
F1 = 2π a2
= =
2π (4a ) πa
13. Jawaban: d
Gaya pada kawat persegi
Arah induksi magnet akibat kawat penghantar yang
4 µ0I 2 µ0I 2 3 µ0I 2 dialiri arus listrik I dapat ditentukan dengan aturan
F = F1 – F2 = – =
πa πa πa
genggaman tangan kanan. Ibu jari menunjukkan
3 µ0I 2 arah arus sedangkan empat jari lainnya yang
Jadi, gaya pada kawat persegi sebesar .
πa melengkung menunjukkan arah induksi magnetik.
11. Jawaban: d Berdasarkan konsep tersebut, pilihan yang tepat
b
adalah pilihan d.
A B
1
14. Jawaban: a
b
2
Diketahui: α = 150°
b b I = 1,5 A
µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
a = 50 cm = 5 × 10–2 m
D b C Ditanyakan: B
Jawab:
Kuat medan magnetik pada kawat tidak panjang.
150° µ I
A B B = 360° 20a
θ1 θ
2
Φ BA Bp = B1 + B2
=
Φ2 1
( 2 B )(2A ) µ0I1 µ0I 2
= +
2π a1 2π a2
Φ2 = Φ
Jadi, fluks magnetik yang dihasilkan Φ. µ0 I1 I2
= 2π a + a
1 2
18. Jawaban: a
Diketahui: µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am (4π × 10 −7 ) 1,25 5
= +
I =8A 2π 5 × 10 −2 20 × 10 −2
a = 2 cm = 2 × 10–2 m = 10–5 Wb/Am
Ditanyakan: BQ Jadi, besar induksi magnetnya 10–5 Wb/Am.
Jawab:
21. Jawaban: d
µ0I
BQ = Diketahui: q = 1,6 × 10–19 C
2π a
α = 45°
(4π × 10−7 )(8)
= 2π (2 × 10−2 ) F = 32 2 × 10–14 N
B = 0,24 T
= 8 × 10–5 Ditanyakan: v
Arah induksi magnetik berdasarkan kaidah tangan Jawab:
kanan yaitu mendekati bidang kertas. Jadi, F = B q v sin α
jawaban yang tepat adalah pilihan a.
94 Radiasi Elektromagnetik
F 25. Jawaban: c
v = B q sinα Diketahui: I = 20 A
N = 1.400 lilitan
32 2 × 10−14 B = 2π × 10–2 Wb/m2
=
(0,24)(1,6 × 10−19 )sin 45° µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
Ditanyakan: A
32 2 × 10−14
= Jawab:
(0,24)(1,6 × 10−19 )(0,5 2)
1 µ IN
= 1,67 × 107 m/s B = 2 0A
Jadi, kecepatan elektron adalah 1,67 × 107 m/s.
µ IN
22. Jawaban: a A = 20B
Diketahui: FA = F
IIB = 3IIA (4π × 10−7 )(20)(1.400)
= m
aB = 3aB 2(2π × 10−2 )
Ditanyakan: FB = 28 × 10–2 m
Jawab: = 28 cm
F IIA aB Jadi, panjang solenoid 28 cm.
FB
=
IIB aA
B. Uraian
F IIA 3aA 1. Diketahui: I = 20 A
= =
FB 3IIA aA a = 5 cm = 5 × 10–2 m
FB = F µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
Jadi, gaya sekarang tidak mengalami perubahan. Ditanyakan: B
Jawab:
23. Jawaban: b
Diketahui: I1 =I µI
B = 2π0a
a1 =a
a2 = 2a (4π × 10−7 )(20)
F1 = F2 = 2π (5 × 10−2 )
Ditanyakan: I2 = 4 × 10–5 T
Jawab: Jadi, besar induksi magnetik adalah 4 × 10–5 T.
F1 = F2
2. Diketahui: a = 20 cm = 2 × 10–1 m
µ0I12A µ0I 2 2 A
= N = 12
2π a1 2π a2
I = 20 A
I2 I22 µ0 = 4π × 10–7 Wb/Am
=
a 2a Ditanyakan: Bp
I22 = 2I 2 Jawab:
I2 = I 2 µI
Bp = N 20a
Jadi, arus yang dibutuhkan sebesar I 2 .
(12)(4π × 10−7 )(20)
24. Jawaban: a =
2(2 × 10−1)
Diketahui: v = 4 × 105 m/s
= 24π × 10–5 T
B = 2,5 × 10–3 T
Jadi, besar induksi magnetik sebesar 24π × 10–5 T.
α = 30°
q = 1,6 × 10–9 C 3. Diketahui: Akawat = 31,4 m
Ditanyakan: F Dkawat = 1 mm = 1 × 10–3 m
Jawab: Dsolenoid = 5 cm = 5 × 10–2 m
F = B q v sin α
= (2,5 × 10–3)(1,6 × 10–19)(4 × 105)(sin 30°) V = 220 V
P = 110 W
1
= (2,5 × 10–3)(1,6 × 10–19)(4 × 105)( 2 ) Ditanyakan: a. N dan A
b. B di pusat solenoid
= 8 × 10–17 N
Jadi, gaya Lorentz pada partikel adalah 8 × 10–17 N.
96 Radiasi Elektromagnetik
Jawaban: 9. Diketahui: m = 100 mg = 1 × 10–4 kg
Diketahui; R1 = 10 cm q = 4 × 10–8 C
R2 = 20 cm v = 5 × 104 m/s
v2 = 0,8v1 Ditanyakan: B
m1 m2 Jawab:
Ditanyakan: q1 : q2 Partikel tidak berubah arah maka berlaku ΣF = 0
ΣF = 0
Jawab:
FL – w = 0
Fs = FL
FL = w
mv 2 Bqv=mg
=qvB
R
mg
mv = q B R B=
q v
m BR
q
= v (1× 10−4 )(10)
=
(4 × 10−8 )(5 × 104 )
m1
R1v 2
q1
= 10 −3
m2 R 2v 1 =
q2 2 × 10 −3
= 0,5
m1
q1 10 0,8v 1 Jadi, kerapatan fluks magnetiknya 0,5 tesla.
m2 =
20 v 1 10. Diketahui: E k = 2.500 eV
q2
= 2.500 × 1,6 × 10–19
m1
14
= 4 × 10–16 joule
q1
m2 = 25 B = 200 gauss
q2 = 2 × 10–2 Tesla
q = 1,6 × 10–19 C
2
= 5 m = 9,1 × 10–31 kg
Ditanyakan: R
Jadi, perbandingan massa per muatan zarah
Jawab:
pertama dan zarah kedua adalah 2 : 5.
mv
8. Diketahui: E = 4 × 104 V/m R = qb
B = 0,2 T
Ditanyakan: v 2m E k
= qB
Jawab:
FL = Flistrik
2(9,1× 10 −31)(4 × 10 −16 )
qvB=qE = m
(1,6 × 10 −19 )(2 × 10 −2 )
E
v= B 72,8 × 10 −47
= m
4 × 10 4 3,2 × 10 −21
= 0,2 2,69 × 10 −24
5 = m
= 2 × 10 3,2 × 10 −21
Jadi, kelajuan gerak partikelnya 2 × 105 m/s. = 8,4 × 10–4 m
Jadi, jari-jari elektron adalah 8,4 × 10–4 m.
Induksi Faraday
• Menyelidiki timbulnya GGL induksi • Menyelidiki timbulnya induktansi • Mengamati prinsip kerja dinamo
melalui percobaan. diri pada kumparan melalui sepeda.
• Mendiskusikan hukum Lenz untuk percobaan. • Mendiskusikan aplikasi induksi
menentukan arah GGL induksi. • Mendiskusikan persamaan induk- faraday pada generator.
• Menyelidiki GGL induksi pada tansi diri. • Mendiskusikan aplikasi induksi
loop kawat melalui percobaan. • Mendiskusikan induktansi ber- faraday pada transformator.
sama pada dua buah kumparan.
• Mendiskusikan persamaan induk-
tansi bersama pada koil tesla.
• Mensyukuri kebesaran Tuhan yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bahan-bahan yang
sangat bermanfaat dalam teknologi.
• Bekerja keras dalam memanfaatkan bahan-bahan dalam teknologi.
• Teliti, objektif, dan cermat dalam melakukan pengamatan.
• Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
• Menjelaskan hukum Faraday tentang GGL induksi berdasarkan hasil percobaan.
• Menerapkan hukum Lenz untuk menentukan polaritas GGL induksi.
• Menganalisis GGL induksi pada loop kawat yang digerakkan di dalam medan magnet.
• Menganalisis induktansi diri dan induktansi bersama.
• Menjelaskan prinsip kerja dinamo sepeda.
• Menganalisis besaran-besaran pada generator AC dan DC.
• Menganalisis besaran-besaran pada transformator.
98 Induksi Faradary
A. Pilihan Ganda Arah medan magnet menuju kertas dan arah gerak
1. Jawaban: d ke kanan. Dengan demikian gaya Lorentz berarah
Faraday membuktikan bahwa arus listrik dapat ke kiri. Berdasarkan aturan tangan kanan, maka
dibangkitkan menggunakan medan magnet pada arah arus akan ke atas (dari Q ke P).
sebuah kumparan. Timbulnya arus listrik pada 5. Jawaban: a
kumparan menandakan adanya GGL yang Diketahui: Φm = 5 × 10–6 Wb
diinduksikan pada kumparan. Namun, arus listrik 1
Φm = 0
hanya timbul jika magnetnya bergerak. Jadi, yang 2
t = 3 detik
menyebabkan timbulnya GGL induksi adalah Ditanyakan: εind
perubahan medan magnet akibat gerakan magnet. Jawab:
2. Jawaban: d D ΔΦm
A εind = – Δt
Apabila kutub utara S
magnet didekatkan maka Φm2 − Φm1
U =–
terjadi pertambahan garis Δt
gaya magnetik dari D ke C (0) − (5 × 10 −6 )
G = – = 1,67 × 10–6 volt
yang dilingkupi oleh 3
kumparan. B C Jadi, GGL induksi yang timbul 1,67 × 10–6 volt.
– +
Sesuai dengan hukum Lenz
6. Jawaban: a
maka timbul garis gaya
Diketahui: A =1m
magnetik baru dari D ke C untuk menentang
ω = 10 rad/s
pertambahan tersebut di atas. Garis gaya magnetik
B = 0,1 T
ini menimbulkan arus induksi dengan arah CDAB
Ditanyakan: ε
(aturan tangan kanan) sehingga jarum galvanom-
Jawab:
eter bergerak ke kanan.
Menurut hukum Faraday:
Jika kutub utara magnet dijauhkan maka akan
dΦ B dA B π A2 B 2π 1
terjadi kebalikannya sehingga jarum galvanometer ε ind = = = = 2 ( T )A 2 = 2 B ω A 2
dt dt Δt
bergerak ke kiri dan akhirnya berhenti.
1
3. Jawaban: b ε ind = 2
(0,1)(10)(1)2 = 0,5 V
Diketahui: N = 10 lilitan Jadi, GGL induksi antara kedua ujung tongkat
Φm = 5 × 10–2 Wb sebesar 0,5 V.
1
Φm = 0
2
t = 0,2 sekon 7. Jawaban: e
Ditanyakan: GGL induksi Diketahui: A = 1.200 cm2 = 0,12 m2
Jawab: N = 500 lilitan
ΔB = (600 – 200) mT = 400 mT
dΦm
ε = –N dt
= 0,4 T
Φm2 − Φm1
Δt = 20 ms = 0,02 s
= –N Ditanyakan: ε ind
dt
Jawab:
(0) − (5 × 10 −2 )
= –N ΔΦ ΔB A (0,4)(0,12)
0,2 ε ind = –N = –N Δt = –500 0,02
Δt
= 0,25 V(10 lilitan)
= –1.200 V
= 2,5 V
(tanda negatif menunjukkan hukum Lenz)
Jadi, GGL induksi yang timbul sebesar 2,5 V
Jadi, GGL induksi yang timbul sebesar 1.200 V.
4. Jawaban: b
8. Jawaban: b
Diketahui: A = 25 cm = 0,25 m
Diketahui: A = 32 cm = 0,32 m
v = 4 m/s
B = 0,75 T
B = 0,2 T
v = 8 m/s
Ditanyakan: εind dan arahnya
R = 20 Ω
Jawab:
εind = B A v = (0,2 T)(0,25 m)(4 m/s) = 0,2 volt Ditanyakan: ε ind, I, F, kutub A dan B
3) F= B I A B. Uraian
= (0,75)(0,096)(0,32) N 1. Diketahui: A = 200 cm2 = 2 × 10–2 m2
= 0,02304 N B = 8 × 10–2 T
Arah gaya Lorentz ke kiri berlawanan dengan Ditanyakan: a. Φ (θ = 30°)
arah kecepatan. b. Φ (θ = 60°)
Jadi, gaya Lorentz di AB = 0,02304 N ke kiri. Jawab:
(nomor 3 salah) a. Φ = B A cos θ
4) Medan magnet masuk bidang gambar dan = (8 × 10–2)(2 × 10–2) cos 30°
arah gaya Lorentz ke kiri sehingga arus ke
1
atas. Arus mengalir dari positif ke negatif = (16 ×10–4)( 2 3 )
sehingga B positif dan A negatif. (nomor 4
salah) = 8 3 × 10–4
Jadi, pernyataan yang benar ditunjukkan nomor Jadi, fluks magnetik pada sudut 30° sebesar
1) dan 4).
8 3 × 10–4 Wb.
9. Jawaban: b
b. Φ = B A cos θ
Diketahui: |ε ind | = 144 V = (8 × 10–2)(2 × 10–2) cos 60°
1
ΔB = (16 × 10–4)( 2 )
Δt
= 2 T/s
= 8 × 10–4 Wb
2
A = 0,12 m Jadi, fluks magnetik pada sudut 60° sebesar
Ditanyakan: N 8 × 10–4 Wb.
Jawab:
2. Diketahui: B = 0,4 T
ΔΦ A = 50 cm = 0,5 m
| ε ind | = N Δt
v = 10 m/s
ΔBA ΔB R =5Ω
= N Δt = NA Δt Ditanyakan: εind dan I
Jawab:
| ε ind |
N = ΔB
a. ε ind = B A v
A Δt = (0,4)(0,5)(10) V = 2 V
Jadi, GGL induksi yang terjadi sebesar 2 volt.
144 V
= = 600 lilitan ε 2V
(0,12 m2 )(2 T/s) b. I = Rind = 5 Ω = 0,4 A
Jadi, jumlah lilitan sebanyak 600. Jadi, besar kuat arus dalam rangkaian 0,4 A.
10. Jawaban: b 3. Diketahui: N =1
Diketahui: N = 200 lilitan A = 0,06 m2
s = 20 cm = 0,2 m ΔB
B1 = 0 T = 2 × 10–4 T/s
Δt
B2 = 0,5 T
R = 20 Ω
Δt = 0,4 s
Ditanyakan: I
Ditanyakan: ε ind
ε2 = 9 V RB
R5
Ditanyakan: IL A RA B
Jawab: RC R4
R2
Apabila menggunakan konsep hukum II Kirchoff,
dapat dimisalkan sesuai gambar berikut.
R1R 2
Lampu RA =
R1 + R 2 + R 5
RL = 2 Ω (10)(10)
=
I (10) + (10) + (5)
ε1 = 6 V 20 4
= 25
= 5 = 0,8
I1 2Ω
R1R 5
II RB =
ε2 = 9 V R1 + R 2 + R 5
I2 (10)(5)
3Ω =
(10) + (10) + (5)
I1 + I2 = IL 50
= 25
=2
Pada loop I berlaku:
R 2R 5
ΣE + ΣIR = 0 RC =
R1 + R 2 + R 5
ε1 – I1R1 – ILRL = 0
(10)(5)
6 – 2I1 – 2IL = 0 =
(10) + (10) + (5)
2I1 + 2IL = 6 50
I1 + IL = 3 . . . (1) = 25
=2
Pada loop II berlaku: Sehingga rangkaiannya menjadi:
ΣE + ΣIR = 0 RS
ε2 + I1R1 – I2R2 = 0 1
I2R2 – I1R1 = ε2 RA
3I2 – 2I1 = 9 A B
3(IL – I1) – 2I1 = 9
RS
3IL – 3I1 – 2I1 = 9 2
1 1 1
= +
RP R S1 R S1
r
4 2a2
1 (4π × 10 −7 )(2) = 3 +4
2 2
cm
= P
4 2(0,25)
= 9 + 16 cm 4 cm
= 4π × 10–7
= 25 cm
BP = B1 – B2
= 5 cm
= 10π × 10–7 – 4π × 10–7 = 5 × 10–2 m
= 6π × 10–7
Jadi, medan magnet di pusat lingkaran sebesar
6π × 10–7 T.
F2 F12 F23
Jadi, induksi magnet di titik P sebesar 0,72π × 10–5 A
=
A
+
A
Wb/m2. = 9 × 10–5 + 2,25 × 10–5
16. Jawaban: b = 11,25 × 10–5 N/m
Diketahui: A = 100 cm = 1 m Jadi, gaya per satuan panjang yang dialami kawat
N = 150 A I2 adalah 11,25 × 10–5 N/m.
I =5A
19. Jawaban: a
μ0 = 4π × 10–7 Wb/Am Diketahui: I =5A
Ditanyakan: B F = 6,4 × 10–18 N
Jawab: v = 4 × 105 m/s
μ IN q = 1,6 × 10–19
B = 1 0
2 A Ditanyakan: a
(4π × 10 −7 )(5)(150) Jawab:
= 2(1)
= 1,5π × 10–4 T F =Bqv
Jadi, induksi magnet di ujung solenoid 1,5π × 10–4 T. F
B =
qv
17. Jawaban: c
Diketahui: B = 5 mT = 5 × 10–3 T 6,4 × 10−18
= = 1 × 10–4 T
v = 4 × 106 m/s (1,6 × 10−19 )(4 × 105 )
q = 1,6 × 10-19 C μ0 I
B =
Ditanyakan: F 2π a
Jawab: μ0 I
a =
F = Bqv 2π B
= (5 × 10–3)(1,6 × 10–19)(4 × 106) (4π × 10−7 )(5)
=
= 3,2 × 10–15 N 2π (1× 10−4 )
Jadi, gaya yang bekerja pada muatan sebesar = 10 × 10–3 m = 1 × 10–2 m = 1 cm
3,2 × 10–15 N.
20. Jawaban: d
18. Jawaban: e Diketahui: m = 40 gram = 4 × 10–2 kg
Diketahui: μ0 = 4π × 10–7 Wb/Am q = 1,6 C
I1 = I2 = I3 = 3 A B = 5 mT = 5 × 10–3 T
a1 = 2 cm = 2 × 10–2 m r = 8 mm = 8 × 10–3 mm
a2 = 8 cm = 8 × 10–2 m Ditanyakan: p
Jawab:
Ditanyakan: F2 mv
A r =
Jawab: Bq
p
Arah gaya per satuan panjang pada kawat I2. r =
Bq
F 12 p = Bqr
= (5 × 10–3)(1,6)(8 × 10–3) kg m/s
I1 I2 F 23
I3 = 64 × 10–6 kg m/s
= 6,4 × 10–5 kg m/s
Jadi, momentum partikel sebesar 6,4 × 10–5 kg m/s.
21. Jawaban: d
F12 μ I I Arah induksi magnet dapat ditentukan meng-
= 0 12
A 2π a12 gunakan aturan genggaman tangan kanan dengan
(4π × 10−7 )(3)(3) ibu jari menunjukkan arah arus, sedangkan
=
2π (2 × 10−2 ) genggaman tangan menunjukkan arah induksi mag-
= 9 × 10–5 N/m net. Berdasarkan gambar pilihan yang tepat adalah
F
A
= 8 × 10–7 Nm–1
Ditanyakan: besar dan arah I2
Jawab:
1 2
F μ II
A
= 20π1a2
Arah B1 dan B2 searah yaitu ke arah barat. Besar
(4π × 10 −7 )(1)(I 2 ) kuat medan magnet di pusat lingkaran kawat 2
8 × 10–7 =
2π (1× 10 −1) adalah
B = B1 + B2
8 × 10–7 = 2 × 10–6I2
μ0 I a 2 μ I
8 × 10−7 = + 20a
I2 = = 0,4 2r 3
2 × 10−6
μ I a2 1
Jika kedua kawat saling tarik-menarik, arah arus = 20 ( + a)
r3
kawat kedua ke atas. Jadi, besar dan arah arus kawat
kedua (I2) adalah 0,4 ampere ke atas. (4π × 10 −7 )(12) (6 × 10 −2 )2 1
= ( + )
23. Jawaban: d 2 (10 × 10 −2 )3 (6 × 10−2 )
Diketahui: A =4m
(4π × 10 −7 )(12) 36 × 10−4 1
I = 2,5 A = ( + )
2 10−3 6 × 10−2
B = 0,05 T
Ditanyakan: F 0,216 + 1
Jawab: = (2π × 10–7)(12)( )
6 × 10−2
Gaya magnet yang dialami penghantar = (2π × 10–5)(2,432)
F =IAB = 4,864π × 10–5
= (2,5 A)(4 m)(0,05 T) Jadi, kuat medan magnetnya adalah
= 0,5 N 4,864π × 10–5 tesla ke arah barat.
Adapun arah gaya magnet dapat ditentukan dengan
aturan tangan kanan. Berdasarkan gambar, jika 25. Jawaban: b
arah arus ke arah timur dan arah kuat medan Diketahui: Φ1 = 0,03 Wb
magnet mendekati pembaca, arah gaya magnet Φ2 = 0,05 Wb
ke bawah. Δt = 0,2 s
N = 50 lilitan
24. Jawaban: c
Ditanyakan: εind
Diketahui: a = 6 cm = 6 × 10–2 m
Jawab:
R = 8 cm = 8 × 10–2 m
ΔΦ
r2 = a2 + R 2 εind = –N Δt
(0,05 Wb − 0,03 Wb)
= 62 + 82 cm = –50
0,2 s
= 10 cm = 5,0 V
= 10 × 10–2 m Jadi, GGL induksi yang timbul sebesar 5,0 V.
I2 = I2 = 12 A
26. Jawaban: c
Ditanyakan: B2
Diketahui: A = 40 cm = 0,4 m
v = 3 m/s
B =4T
Ditanyakan: εind dan arah
Jawab:
εind = B A v
= (4 T)(0,4 m)(3 m/s)
= 4,8 V
Ditanyakan: M X = 8.000
Jadi, X = 8.000 lilitan dan Y = 30 V.
Listrik Bolak-Balik
• Mensyukuri nikmat Tuhan telah diciptakannya listrik bolak-balik yang sangat bermanfaat bagi
perkembangan teknologi.
• Terampil dalam melakukan pengukuran besaran-besaran listrik bolak-balik.
• Mampu menjelaskan besaran-besaran dalam listrik bolak-balik.
• Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan macam-macam rangkaian listrik bolak-balik.
• Mampu memahami pola rangkaian RLC dan terampil dalam mengukur besaran-besaran yang
terdapat di dalamya.
• Mampu menjelaskan cara kerja tuning radio berdasarkan pola rangkaian.
• Mampu memahami karakteristik filter yang dituangkan dalam sebuah tulisan.
= 10,48 Ω
Jadi, hambatan total rangkaian sebesar 10,48 Ω. 7. Jawaban: e
4. Jawaban: e Diketahui: I = 0,2 sin 10πt A
Ditanyakan: Ir
Diketahui: V = 1,5 2 sin ωt volt
Jawab:
R =15 Ω
Im 0,2 A
Ditanyakan: Ief Ir = = = 0,06 A
π π
Jawab:
Jadi, arus rata-rata yang dibawa oleh sinyal arus
Vm 1,5 2 bolak-balik tersebut sebesar 0,06 A.
Vef = 2
= V =1,5 V
2
8. Jawaban: a
Vef 1,5 V
Ief = = = 0,1 A Diketahui: C1 = C2 = 10 nF = 1 × 10–8 F
R 15 Ω
f = 30 Hz
Jadi, arus yang mengalir pada lampu sebesar 0,1 A. Ditanyakan: Z
|Z|= ( − j )( j )
1
ωC ωC
1
c. Irms =
Im
2
= 0,5 A
2
= 0,25 2 A
d. ω = 2π f → 100π = 2π f
1 1
= ωC = = 2,65 × 105 100π
(188,4)(2 × 10−8 ) f = 2π = 50 Hz
Jadi, impedansi total susunan kapasitor tersebut
sebesar 2,65 × 105 Ω. 3. Cp = C + C = 2C
9. Jawaban: b Zs = ZR + ZCp
Diketahui: Vm = 8 V 1
= R – j ωC
T = 20 ms = 2 × 10–2 s p
(R − j )(R − j )
Ditanyakan: V(t) 1 1
Jawab: | Zs | = 2ωC 2ωC
2π 2π
ω = = = 100π s
T 2 × 10−2 s R2 +
1
=
V(t) = Vm sin ωt = (8 sin 100π t) volt 4ω 2C 2
Jadi, persamaan/fungsi tegangan berdasarkan 1
kurva tersebut adalah V(t) = (8 sin 100π t) volt. = R2 +
4 X C2
10. Jawaban: e
Diketahui: Ief = 5 mA 4. Diketahui: Amplitudo sinyal tegangan
Ditanyakan: Ipp Vm = (2 DIV)(0,5 VOLT/DIV)
Jawab: = 1 VOLT
Ipp = 2Im Periode sinyal tegangan
T = (4 DIV)(0,1 SEKON/DIV)
= 2Ief 2 = 0,4 SEKON
= (2)(5 mA)( 2 ) Ditanyakan: V(t)
Jawab:
= 10 2 mA
2π 2π
Jadi, arus puncak ke puncak yang mengalir pada ω = T
= 0,4 s
= 5π rad/s
resistor sebesar 10 2 mA. V(t) = Vm sin ω t = (1 sin 5π t) volt
Jadi, fungsi sinyal tegangan yang ditunjukkan pada
B. Uraian layar osiloskop adalah V(t) = (1 sin 5π t) volt.
1. Angka 6 volt pada voltmeter menunjukkan bahwa 5. Induktor tersusun atas lilitan kawat. Jika dialiri arus
tegangan efektif keluaran trafo sebesar 6 V. bolak-balik, maka akan timbul medan magnet. Inilah
Tegangan yang dapat terukur pada voltmeter cara induktor menyimpan energi listrik, yaitu dalam
adalah tegangan efektifnya. Sedangkan tegangan wujud medan magnet di sekitar kawat berarus.
= 144 Ω2 + 25 Ω2 = 13 Ω
1
|Z|= R 2 + (X L − X C )2 fr = Hz = π Hz
1
π2
250 Ω = R 2 + (X L − X C )2 ⎛ 1 ⎞⎛ 1 ⎞
2) f r2 = ⎜ 2 ⎟ ⎜⎜ Hz ⎟⎟
(250 Ω)2= + (400 Ω – 250
R2 Ω)2 ⎝ 4π ⎠ ⎝ (10 × 103 )(20 × 10 −6 ) ⎠
R2 = 62.500 Ω2 – 22.500 Ω2
⎛ 1 ⎞ 5
= ⎜ ⎟ (5) Hz = Hz
R= 40.000 Ω = 200 Ω 2 ⎝ 4π 2 ⎠ 4π 2
1 1
Z= R 2 + ( X L − X C )2 4) f r2 =
4π 2 (5 × 103 )(25 × 10−6 )
Apabila nilai XL = XC, maka impedansi rangkaian
(Z ) sama dengan hambatan R. Dengan demikian, ⎛ 1 ⎞ 2
= ⎜ ⎟ (8) Hz = Hz
akan terjadi resonansi pada rangkan R-L-C. ⎝ 4π 2 ⎠ π2
5. Jawaban: c 2 1
fr = Hz = π 2 Hz
Jika XL > XC, maka rangkaian bersifat induktif. Arus π2
I tertinggal 90o terhadap tegangan V. Oleh karena
1 1
itu jawaban yang benar adalah opsi c. 5) f r2 =
4π 2 (5 × 103 )(20 × 10−6 )
6. Jawaban: d
V ⎛ 1 ⎞ 10
Pada rangkaian induktor murni berlaku Im = ωmL = ⎜ ⎟ (10) Hz = Hz
⎝ 4π 2 ⎠ 4π 2
dengan ω = 2πf. Jika frekuensi sumber menjadi
dua kali semula, arus yang mengalir akan menjadi 10 1
fr = Hz = 2π 10 Hz
0,5 kali semula. Kecepatan sudut menjadi dua kali 4π 2
semula. Jadi, Andi harus memilih induktor dengan
Reaktansi induktif dirumuskan: induktansi 10 mH dan kapasitor dengan kapasitansi
XL = ωL 25 μF.
1 1 RX L
fr = Z=
2π LC
X L + R + 2R 2X L X C + R 2X L 2X C2
2 2
500 Hz = 1 1
2. Diketahui: VR = 20 V
2π (0,01H)(C )
VL = 30 V
1 1
2,5 × 105 Hz = VC = 50 V
4π (0,01H)(C )
I =2A
1 Ditanyakan: P
2,5 × 105 Hz =
(0,04π H) C Jawab:
C = 3,18 × 10–5 F = 3,18 μF
XL = ωL
V = VR2 + (VL − VC )2
= 2π(500 Hz)(0,01 H) = 400 + 400
= 31,4 Ω
1 = 800
XC = ωC
= 20 2
1 P = VI cos ϕ
= 2π (500 Hz)(3,18 × 10 −5 F)
V
= 10 Ω = VI VR
⎛ 20 V ⎞
Z = R 2 − (X L − X C )2 = ( 20 2 V)(2 A) ⎜⎜ 20 ⎟
2 V ⎟⎠
= 40 watt
⎝
A. Pilihan Ganda
108
1. Jawaban: b = 4 × 106 +
985,96
Diketahui: R = 50 Ω
= 2,02 × 103 Ω
L = 10 mH = 0,01 H
= 4,10 × 106 Ω
V = 220 V
f = 50 Hz 2
Ditanyakan: Z 2) |Z| = R 2 + ⎛⎜ 1 ⎞⎟
⎝ ωC ⎠
Jawab:
ω = 2π f = (2π )(500 Hz) = 1.000π rad/s 4 × 106 +
1
XL = ωL = (1.000π rad/s)(0,01 H) = 10π Ω = 2π (4 × 10)−4
XC =
1
ωC =
1
(200)(4 × 10 −6 )
= 1.250 Ω I = Im sin ( 2π
T
t +θ )
2π
Z= R 2 + ( X L − X C )2 –10 = 10 sin ( 0,01s (2,5 s) + θ )
–1 = sin (500π + θ )
1.300 = (1.2002 ) + ( X L − X C )2
–1 = sin 500π cos θ + cos 500π sin θ
1.690.000 = 1.440.000 + (XL – XC)2 –1 = 0 + sin θ
XL – XC = 250.000 θ = arc sin (–1)
XL – 1.250 = 500 3
= 2π
XL = 1.750 Ω
Sehingga persamaan arus adalah
X 1.750 Ω
L = ωL = 200 rad/s
= 8,75 H 3
I = 10 sin (200t + 2 π )
Jadi, nilai L sebesar 8,75 H. = 1.300 Ω
Radiasi Elektromagnetik
• Bersyukur atas penciptaan Tuhan berupa gelombang elektromagnetik dengan cara memanfaatkannya.
• Memiliki rasa ingin tahu untuk menambah wawasan tentang gelombang.
• Berkomunikasi dengan baik, kritis, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
• Menjelaskan sifat gelombang elektromagnetik.
• Menjelaskan spektrum gelombang elektromagnetik.
• Menjelaskan manfaat dan bahaya gelombang elektromagnetik.
• Menuliskan hasil kegiatan yang dilakukan.
• Melakukan pemecahan kasus yang berhubungan • Melakukan diskusi untuk mengidentifikasi alat-alat
dengan efek fotolistrik. yang memanfaatkan konsep kuantum.
• Melakukan diskusi untuk menjelaskan tentang radiasi • Melakukan studi literatur cara kerja mesin rontgen.
benda hitam dan energi radiasi yang dikemukakan oleh • Melakukan pengamatan terhadap cara kerja mesin
Planck. fotokopi.
• Membuat tulisan/makalah yang berisi rangkuman
materi bab Konsep dan Fenomena Kuantum.
• Mensyukuri nikmat Tuhan telah diciptakannya cahaya yang memiliki dua sifat sebagai gelombang dan partikel.
• Bertanggung jawab dalam setiap melaksanakan kegiatan.
• Menjelaskan besar energi radiasi elektromagnetik berdasarkan postulat Planck.
• Memecahkan masalah yang berhubungan dengan efek fotolistrik yang diharapkan dapat memancing siswa dalam penciptaan
sebuah teknologi baru.
• Mengidentifikasi peralatan sehari-hari yang cara kerjanya memanfaatkan proses kuantum.
• Menjelaskan cara kerja mesin rontgen.
• Menjelaskan bagian-bagian terpenting mesin fotokopi dan menjelaskan prinsip kerjanya.
• Menyusun tulisan ilmiah terkait bab yang dipelajari sesuai dengan pemahamannya.
−
p= λ = = 4,2 × 10–24 kg m/s
−
cos θ = 1 – = –
1. Jawaban: e
Pada hamburan Compton, jenis tumbukan yang θ = 120°
terjadi adalah tumbukan tak elastis. Foton datang Jadi, foton mengalami hamburan 120° dari posisi
menumbuk elektron target akan menghasilkan awal.
foton dan elektron hambur yang bergerak dengan
5. Jawaban: a
sudut tertentu. Pada keadaan tertentu, yaitu ketika
Diketahui: l = 0,0040 Å = 4 × 10–13 m
foton memiliki energi sebesar 1,02 eV, foton
mampu berubah menjadi partikel berupa elektron Ek+ = 3Ek–
atau positron. Hamburan Compton dan postulat m0 p = m0 e = 0,511 MeV/c2
Einstein memberikan sisi lain tentang cahaya 1 eV = 1,6 × 10–19 J
bersifat partikel yang bergerak dengan kecepatan
Ditanyakan: Ek+ dan Ek–
c = 3 × 108 m/s.
Jawab:
2. Jawaban: a Eawal = Eakhir
Pada kasus foto toraks, organ paru-paru memiliki
koefisien serapan lebih besar dibandingkan dengan
λ
= 2m0c2 + Ek+ + Ek–
tulang rusuk dan tulang dada. Dengan kata lain,
koefisien refleksi tulang lebih besar. Semakin
λ
= 2m0c2 + 4Ek–
banyak sinar X yang direfleksikan oleh suatu
benda, maka film penangkap (layar sintilator) akan
−
semakin banyak menerima sinar pantul. Oleh
−
−
= 2(0,511 MeV/c2)c2 + 4Ek–
karena itu, pada layar akan tampak lebih terang.
3,108 × 106 eV = 1,022 MeV + 4Ek–
3. Jawaban: b
3,108 MeV – 1,022 MeV = 4Ek–
LDR merupakan komponen pasif elektronika,
artinya LDR hanya dapat mendisipasi energi 2,086 MeV = 4Ek–
berbeda dengan transistor yang mampu menguat- Ek– = 0,5215 MeV
kan arus yang datang. Namun, LDR dapat dijadikan + –
Ek = 3Ek = 3(0,525 MeV) = 1,5645 MeV
sensor cahaya. Cara LDR mentransformasi cahaya Jadi, besar energi kinetik elektron dan positron
menjadi listrik adalah dengan efek fotolistrik. berturut-turut 0,5215 MeV dan 1,5645 MeV.
Ketika foton menumbuk elektron pada pita valensi,
maka elektron akan lepas dan menuju pita 6. Jawaban: a
konduksi. Akibatnya, ketika dibangkitkan dengan Diketahui: p = 1,1 × 10–23 kg m/s
catu daya dan beban, akan timbul arus. Ditanyakan: f
Jawab:
4. Jawaban: d
×
−
Diketahui: λ′ – λ = λ = = = 6,03 × 10–11 m
×
−
Ditanyakan: θ
Jawab: ×
f = λ = = 4,98 × 1018
×
−
λ′ = λ + (1 – cos θ ) Jadi, frekuensi foton sinar X sebesar 4,98 × 1018 Hz.
λ′ – λ = (1 – cos θ ) 7. Jawaban: a
Diketahui: V0 = 2 × 106 volt
= (1 – cos θ ) Ditanyakan: λmin
= 1 – cos θ
dibutuhkan foton untuk dapat mengeksitasi ditarik kesimpulan bahwa panjang gelombang de
elektron logam dalam efek fotolistrik. Energi Broglie berbanding terbalik dengan kecepatan
ambang setiap logam berbeda-beda. Energi yang partikel. Oleh karena itu, grafik yang menunjukkan
dimiliki foton untuk melepas elektron dari orbitnya hubungan panjang gelombang dengan kecepatan
sebanding dengan frekuensi foton. Berdasarkan partikel adalah grafik linear dengan gradien negatif,
tabel dapat diketahui bahwa natrium memiliki yaitu opsi b.
energi ambang paling kecil. Sementara perak 15. Jawaban: b
memiliki energi ambang paling besar. Semakin Teori kuantum yang dikemukakan oleh Planck
besar energi ambang maka membutuhkan sebagai berikut.
frekuensi yang semakin besar pula. Oleh karena 1) Molekul-molekul (di dalamnya termasuk foton)
itu, jawaban yang tidak tepat adalah opsi d. memancarkan radiasi dan memiliki energi
12. Jawaban: e dengan satuan diskrit. Besarnya energi yang
Panjang gelombang sinar X lebih kecil dari panjang dipancarkan sebesar:
gelombang cahaya tampak. Keduanya memiliki
En = n h υ = n λ
cepat rambat sama, yaitu 3 × 10 8 m/s. Jika
diterapkan pada persamaan: 2) Foton memancarkan atau menyerap energi
dalam satuan diskrit (paket-paket) dari energi
υ=f= λ cahaya dengan berpindah tempat dari tingkat
maka cepat ditarik kesimpulan sinar X memiliki energi satu ke tingkat energi lain.
frekuensi lebih besar dari frekuensi sinar cahaya Berdasarkan teori kuantum tersebut dapat di-
tampak. simpulkan bahwa foton bergerak dengan kelajuan
Energi gelombang elektromagnetik setara dengan: cahaya, memiliki energi dalam bentuk paket-paket
E = hυ = hf energi di mana energi satu foton sebesar λ .
×
−
×
d. Ek = – (3 eV) vn =
×
−
= 3,3 eV – 3 eV = 5 × 103 m/s
= 0,3 eV
×
−
×
= 3,94 × 10–19 J + Ek Jadi, tabung harus dipasang pada tegangan
×
−
3,1 × 104 volt.
E k = 4,97 × 10–19 J
– 3,94 × 10–19 J 4. Diketahui: Ek– = 1 MeV = 1,6 × 10–13 J
≈ 1,03 × 10–19 J Ek+ = 1 MeV = 1,6 × 10–13 J
≈ 0,64 eV Ditanyakan: λ
Jadi, energi kinetik elektron sebesar 0,64 eV. Jawab:
hυ = 2m0c2 + Ek– + Ek+
B. Uraian
λ
= W0 + Ek
1. Diketahui: W0 = 5,01 eV = 8,016 × 10–19 J
×
−
×
λ = 200 nm = 2 × 10–7 m = 2(9,1 × 10–31 J)
λ
Ditanyakan: V0 (3 × 108 m/s)2 +
Jawab: 2(1,6 × 10–13 J)
E = W0 + Ek
×
−
λ=
= W0 + Ek
×
−
+ ×
−
λ
= 4,11 × 10–13 m
×
−
×
= 8,016 × 10–19 J Jadi, panjang gelombang foton yang ditimbulkan
×
−
+ (1,6 × 10–19 C) V0 sebesar 4,11 × 10–13 m.
×
−
−
×
−
5. Diketahui: partikel
V0 = −
×
q =Q
= 1,2 V m= M
Jadi, potensial penghenti yang dibutuhkan sebesar V = ∆V
1,2 volt. Ditanyakan: λ
2. Diketahui: f = 3 × 1019 Hz Jawab:
θ = 37° Energi kinetik pertikel yang dipercepat dengan beda
Ditanyakan: f ′ potensial setara dengan E = q∆V.
Jawab:
q∆V = mv 2 . . . (1)
λ′ – λ =
(1 – cos θ) Panjang gelombang de Broglie:
– = (1 – cos θ) λ= . . . (2)
′
×
×
×
−
Berdasarkan persamaan 1, kita dapat menyusun
– = persamaan momentum partikel.
′ ×
×
−
×
+ (1 – cos 37°)
q∆V = mv 2
×
–1× 10–11 m = (0,24 × 10–11 m)(0,2)
′
∆
×
v= . . . (3)
= 1,048 × 10–11 m
′ Panjang gelombang de Broglie dapat dijabarkan
×
sebagai berikut.
f′ =
×
−
= 2,86 × 1019 Hz λ =
= = ∆
= =
∆ ∆
Jadi, frekuensi foton setelah tumbukan
2,86 × 10190 Hz. Jadi, panjang gelombang de Broglie sebesar
3. Diketahui: λmin = 40 pm = 4 × 10-11 m .
Ditanyakan: V0 ∆
×
−
Di mana p = m c dan = λ
=
×
−
υ
= 1,58–10 m sehingga momentum foton p = = – λ
= 1,58 Å Momentum elektron partikel berdasarkan de Broglie
= 0,158 nm
Spektrum sinar X memiliki panjang gelombang pada p= λ
orde 1 nm. Berdasarkan perhitungan, proses Jadi, momentum foton dan elektron yang memiliki
tersebut menghasilkan gelombang dengan orde panjang gelombang sama akan bernilai sama.
panjang gelombang 0,1 nm. Orde 0,1 nm adalah 10. Diketahui: Vx = 5 × 103 m/s
kisaran panjang gelombang sinar gamma. Jadi
kesimpulannya proses tersebut tidak menghasilkan Ditanyakan: ∆Xmin
spektrum sinar X tetapi menghasilkan spektrum Jawab:
sinar gamma. P x = m Vx
= (9,1 × 10–31 kg)(5 × 103 m/s)
7. Sinar ultraviolet memiliki frekuensi pada orde = 4,515 × 10–27 kg m/s
1015 Hz. Sementara sinar inframerah memiliki ∆Px = (akurasi)(Px)
frekuensi pada orde 1014 Hz. Energi yang dimiliki
= (0,00003)(4,55 × 10–27 kg m/s)
foton cahaya sebanding dengan frekuensinya
= 1,37 × 10–31 kg m/s
E = hf. Berdasarkan alasan inilah dapat disimpul-
Ketidakpastian minimal:
kan bahwa energi foton radiasi sinar ultraviolet lebih
=
besar apabila dibandingkan dengan energi foton ∆x ∆Px >
sinar inframerah.
=
×
−
8. Berdasarkan grafik dapat ditentukan nilai frekuensi ∆x > ∆
=
×
−
ambang sebesar υ0 = 8 × 1015 Hz Energi ambang
elektron sebesar: = 0,383 mm
W0 = hυ0 Jadi, posisi elektron kira-kira berada pada jarak
0,383 mm.
= (6,63 × 10–34 Js)(8 × 1015 Hz)
= 5,30 × 10–18 J
Tinjau persamaan efek fotolistrik.
Wkmaks = E – W0
= hυ0 – W0
= (6,63 × 10–34 Js)(10 × 1015 Hz) – 5,30
× 10–18 J
= 1,26 × 10–18 J
= 8,29 eV
Jadi, energi kinetik elektron sebesar 8,29 eV.
Teknologi Digital
• Mengamati perbedaan teknologi baru dan • Mengidentifikasi fitur telepon seluler terkini.
lama. • Menuliskan serta melakukan diskusi
• Menuliskan konversi kode biner. tentang perkembangan teknologi digital dan
penerapannya.
5. Jawaban: c B. Uraian
Lompatan teknologi terbesar terjadi dari generasi II
1. Prosesor ponsel merupakan salah satu komponen
ke generasi III. Teknologi 3G telah menjadikan
yang berfungsi untuk memproses perintah-perintah
internet dapat dimanfaatkan untuk transfer data
yang diberikan oleh pengguna ponsel. Contoh
secara optimal.
ketika pengguna ingin menggunakan kamera
6. Jawaban: c ponsel, prosesor bertugas untuk memproses agar
Generasi smartphone memungkinkan ponsel aplikasi dari kamera ponsel segera aktif dan dapat
mempunyai kemampuan kerja yang lebih baik digunakan.
dibanding ponsel generasi sebelumnya.
Smartphone memungkinkan ponsel melakukan
beberapa kerja dalam waktu yang sama.
• Menyelidiki struktur inti atom dan • Menyelidiki proses peluruhan • Mendiskusikan aplikasi iptek
energi ikat inti. radioaktif. nuklir di bidang energi.
• Mendiskusikan partikel penyusun • Mendiskusikan sifat-sifat sinar • Mendiskusikan aplikasi iptek
inti, nuklida, gaya kestabilan inti, radioaktif. nuklir di bidang industri.
dan energi ikat inti. • Mendiskusikan interaksi sinar • Mendiskusikan aplikasi iptek
• Mendiskusikan jenis-jenis reaksi radioaktif terhadap bahan dan nuklir di bidang hidrologi.
inti. peluruhan radioaktif. • Mendiskusikan aplikasi iptek
• Mendiskusikan deret radioaktif. nuklir di bidang kesehatan.
• Mendiskusikan aplikasi iptek
nuklir di bidang pangan.
• Mendiskusikan aplikasi iptek
nuklir di bidang peternakan.
• Bersyukur kepada Tuhan yang Mahakuasa yang telah menciptakan unsur-unsur radioaktif
sehingga bermanfaat dalam teknologi.
• Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kritis, dan terbuka saat berdiskusi.
• Menghargai kerja individu dan kelompok serta bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
• Menjelaskan partikel penyusun inti, gaya kestabilan inti, dan nuklida.
• Menganalisis energi ikat inti atom.
• Menjelaskan proses peluruhan radioaktif.
• Menjelaskan sifat-sifat sinar radioaktif.
• Menganalisis interaksi sinar radioaktif.
• Menganalisis peluruhan radioaktif.
• Menjelaskan deret radioaktif.
• Menjelaskan aplikasi iptek nuklir pada berbagai bidang.
5. Diketahui: 2
H = 2,009 sma
1
Untuk atom 197
79 Au → Z = 79; A = 197; N = 118
3
H = 3,016 sma
1
Δm = Δ mp + N mn – minti
4
He = 4,003 sma
2
minti = Z mp + N mn – Δm
1
n = 1,009 sma
0
minti = (79)(1,00728) + (118)(1,00867) – (1,672861)
1 sma = 931,5 MeV = 79,57512 + 119,02306 – 1,672861
Ditanyakan: E = 196,925319 sma
Jawab: Jadi, massa inti 197
79 Au adalah sekitar 196,925319
Energi hasil reaksi = (4,003 + 1,009)(931,5 MeV) sma.
= 4.668,678 MeV
Energi pereaksi = (2,009 + 3,016)(931,5 MeV) 8. Diketahui: m 235
92U = 235,0457 sma
= ⎛⎜ ⎞⎟ 2
1. Jawaban: a Nt 1 T1
Zat radioaktif alamiah dapat memancarkan partikel N0 ⎝2⎠
alfa, beta, dan gamma. Neutron hanya dihasilkan 1 t
N
pada reaksi inti buatan. 4 0 ⎛ 1 ⎞ 5.760 tahun
= ⎜ ⎟
N0 ⎝2⎠
2. Jawaban: d t
Berdasarkan daya tembusnya, sinar radioaktif 2
⎛ 1⎞ ⎛ 1 ⎞ 5.760 tahun
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
dapat diurutkan menjadi: ⎝ 2⎠ ⎝2⎠
sinar alfa < sinar beta < sinar gamma. t
2= 5.760 tahun
3. Jawaban: b
Sinar 1= sinar β (beta) t = 11.520 tahun
Sinar 2= sinar γ (gamma) Jadi, umur fosil 11.520 tahun.
Sinar 3= sinar α (alfa)
7. Jawaban: d
4. Jawaban: d Diketahui: N0 = 12,8 mg
Inti tidak stabil yang memiliki jumlah neutron lebih
Nt = 3,2 mg
banyak daripada jumlah protonnya akan me-
mancarkan partikel β. Untuk mencapai kestabilan, T1 = 24 hari
2
inti akan mengubah neutron menjadi proton dengan
memancarkan partikel β. Ditanyakan: t
Jawab:
5. Jawaban: e t
Nt = N0 ⎛⎜ ⎞⎟
t = nT maka 1 T 1
2
t n 2 ⎝ ⎠
⎛ 1⎞
N = N0 ⎛⎜ ⎟ = N0 ⎜ ⎟
1 ⎞T t
3,2 mg = 12,8 mg ⎛⎜ ⎞⎟
⎝2⎠ 1 24 hari
⎝ 2⎠
2 ⎝ ⎠
6. Jawaban: d t
= ⎛⎜ ⎞⎟
3,2 1 24 hari
Diketahui: Nt = 25% N0
12,8 ⎝ ⎠
2
1
= 4 N0 t
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 24 hari
4 ⎝ ⎠
2
T1 = 5.760 tahun 2 t
⎛ 1⎞
= ⎛⎜ ⎞⎟
2 1 24 hari
⎜2⎟
Ditanyakan: t ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
2
= ⎛⎜ ⎞⎟
t 1 1 T 1
2= 2
24 hari 2 ⎝ ⎠
2
t = 48 hari 10
= 1 → T1 = 10 hari
Jadi, torium tersebut telah meluruh selama 48 hari. T1
2
2
8. Jawaban: c
2
Diketahui: N0 = 100 g
N2 = N0 ⎛⎜ ⎞⎟
1 T 1
2
⎝ 2⎠
T1 = 20 hari x
6,25 = 500 ⎛⎜ ⎞⎟
2 1 10
t = 2 bulan = 60 hari ⎝ 2⎠
x
Ditanyakan: Nt
= ⎛⎜ ⎞⎟
62,5 1 10
Jawab: 500 ⎝ ⎠
2
t
⎛ 1 ⎞T 1
x
= ⎛⎜ ⎞⎟
Nt = N0 1 1 10
⎜ ⎟2
⎝2⎠ 8 ⎝ ⎠
2
60 hari
= 100 ⎛⎜ ⎞⎟
x
1 20 hari 3
⎛ 1⎞
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 10
⎝ 2⎠ ⎜2⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
2
3
⎛ 1⎞ x
= 100 ⎜ ⎟ =3
⎝2⎠ 10
⎛ 1⎞ x = 30 hari
= (100) ⎜ 8 ⎟
⎝ ⎠ Jadi, nilai x adalah 30 hari.
= 12,5
Jadi, sisa sampel unsur tersebut setelah 2 bulan 11. Jawaban: a
sebesar 12,5 gram. Diketahui: t = 48 hari
63
9. Jawaban: d ΔN = 64 bagian
Diketahui: I1 = 50% I0
Ditanyakan: T1
x1 = 1 HVL
2
x2 = 3 HVL
Jawab:
Ditanyakan: I2
Nt = N0 – ΔN
Jawab:
I1 = I0 e–μx Nt = 1 –
63
64
50% I0 = I0 e–μ1
1
In 0,5 = – μ =
64
bagian
μ = 0,693 t
Nt ⎛ 1 ⎞T 1
I2 = I0 e–0,693 (3) = ⎜ ⎟2
N0 ⎝2⎠
I2 = I0 (0,125) 1 48
I2 = 12,5% 64 ⎛ 1 ⎞T 1
= ⎜ ⎟2
1 ⎝ 2⎠
Jadi, intensitas yang dilewatkan menjadi 12,5%. 48
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 T 1
10. Jawaban: b 2
64 2⎝ ⎠
Diketahui: N0 = 500 Ci 48
6
N1 = 250 Ci ⎛ 1⎞ ⎛ 1 ⎞T 1
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟2
⎝ 2⎠ ⎝ 2⎠
Nt = 62,5 Ci
48
t1 = 10 hari =6
T1
t2 = x hari 2
Ditanyakan: x T1 = 8 hari
Jawab: 2
t1
Jadi, paruh waktu unsur tersebut adalah 8 hari.
N1 = N0 ⎛⎜ ⎞⎟
1 T1
2
⎝ 2⎠
10
250 = 500 ⎛⎜ ⎞⎟
1 T 1
2
⎝ 2⎠
1
jam
Jadi, umur fosil tersebut adalah 16.800 tahun.
2 2
⎛ 1⎞ ⎛ 1⎞ T1
⎜2⎟ = ⎜2⎟ 15. Jawaban: c
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
2
1
jam
Diketahui: T 1 = 6 hari
A
2
=2 2
T1
2
T 1 = 10 hari
B
1 2
T1 = 4
jam
2
Nt : Nt = 1 : 4
A B
t Ditanyakan: t
⎛1 ⎞T1 Jawab:
Nt = N0 ⎜ ⎟
⎝ 2⎠
2
t
⎛ 1 ⎞T
1 jam
N tA N 0 ⎜ ⎟ 21A
⎛ 1 ⎞ 1 jam ⎝ 2⎠
= (160 gram) ⎜ ⎟4
= t
N tB
⎝2⎠ ⎛ 1 ⎞T
N 0 ⎜ ⎟ 21B
4
⎛ 1⎞ ⎝ 2⎠
= (160 gram) ⎛⎜ ⎞⎟ = (160 gram) ⎜ 16 ⎟ = 10 gram
1
⎝ 2⎠ ⎝ ⎠ t
⎛ 1 ⎞6
Setelah 1 jam, unsur tersebut tinggal 10 gram. ⎜ 2⎟
1 ⎝ ⎠
4
= t
13. Jawaban: d ⎛ 1 ⎞10
⎜2⎟
Diketahui: E k = 5,3 MeV ⎝ ⎠
m 84Pa210 = 209,9829 u ⎜
⎛t
−
t ⎞
⎟
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 ⎝6 10 ⎠
mα = 4,0026 u 4 ⎝ ⎠
2
⎛t t ⎞
1 u= 931 MeV ⎛ 1⎞
2 ⎜ − ⎟
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 ⎝6 10 ⎠
⎜2⎟
Ditanyakan: m 82Po206 ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
2
Jawab: t t
– =2
84Po
210
→ 82Po206 + 42α + Ek 6 10
5t − 3t
Ek = (m 84Po210 – m 82Po206 – m 2α4)(931 MeV/u) =2
30
5,3 MeV 2t
931MeV/u
= 209,9829 u – m 82Po206 – 4,0026 u 30
=2
A−4 ⎝2⎠
Z −2
X →B+ 4
2
α 10 tahun
= (1,5 × 1014) ⎛⎜ ⎞⎟
1 30 tahun
Peluruhan alfa kedua terjadi hal yang sama, ⎝ 2⎠
sehingga: 1
= (1,5 × 1014) ⎛⎜ ⎞⎟
1 3
A −8
B= X ⎝ 2⎠
Z −4
A −8 = (1,5 × 1014)(7,94 × 10–1)
Z −4
X →C+ 0
−1
β + υe
= 1,191 × 1014
Peluruhan beta mengakibatkan nomor atom Jadi, laju radiasi 10 tahun berikutnya adalah
bertambah 1 dan nomor massa tetap, sehingga: 1,191 × 1014 partikel/detik.
A −8 A −8
C= Z − 4+1
X = Z −3
X 5. Diketahui: μ = 0,3465 m–1
A −8 I0 = 10–2 W/m2
Z −3
X →D+ 0
+1
β + υe
x =4m
Peluruhan positron mengakibatkan nomor atom Ditanyakan: I
berkurang 1 dan nomor massa tetap, sehingga: Jawab:
0,693
D=
A −8
X =
A −8
X μ =
Z − 3 −1 Z −4 x1
2
2. a. 11 Na + n → Mg + e
23 1
0
24
12
0
–1 0,3465/m =
0,693
x1
b. 6C
12
+ 2α → 9N 4 15
+ 0
–1 e + 1
0n 2
x1
= 2m
c. 13Al
27
+ 10n → 28 0
14Si + –1 e
2
x 4m 2
I ⎛ 1 ⎞x 1 ⎛ 1 ⎞2 m ⎛ 1⎞ 1
3. Diketahui: T1 = 1.620 tahun I0 = ⎜2⎟ 2 = ⎜2⎟ = ⎜2⎟ = 4
⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
2
= 1620 × 365 hari/tahun 1 1
I = 4 I0 = 4 (10–2 W/m2)
× 24 jam/hari × 3.600 s/jam
= 2,5 × 10–3 W/m2
= 5,1 × 1010 sekon
Intensitas yang keluar 2,5 × 10–3 W/m2.
m = 100 gram
Ar Ra = 226 1
6. Diketahui: T1 = 15 menit = 4 jam
m NA (10 )(6,025 × 10 )
2 23
2
N = = t = 2 jam
Ar Ra 226
Nt = 5,0 mg
= 2,67 × 1023 partikel
Ditanyakan: R Ditanyakan: N0
Jawab: Jawab:
R =λN t
= ⎛⎜ ⎞⎟
Nt 1 T 1
2
=
0,693
N =
0,693
(2,67 × 10 ) 23 N0 ⎝ ⎠
2
T1 5,1× 1010
Nt
2
N0 = ⎛ 1⎞ t
= 3,628 × 1012 partikel/sekon ⎜ ⎟
⎝ 2 ⎠ T1
2
Jika 1 Bq = 1 peluruhan/s dan 1 Ci = 3,7 × 1010 Bq,
5,0 mg 5 mg 5 mg
maka: = ⎛ 1⎞ 2
= 8 = 1
⎜ ⎟ 1 ⎛ 1⎞
⎝ 2⎠ ⎜ ⎟ 256
3,628 × 1011 4
⎝ 2⎠
R=
3,7 × 1010 N0 = 1.280 mg = 1,28 g
R = 9,8054 Ci Jadi, massa awal unsur tersebut adalah 1,28 g.
⎝ 2⎠
30 96 jam
= 10 g ⎛⎜ 1 ⎞⎟ Nt = 100% ⎛⎜ ⎞⎟
10 1 8 jam
⎝2⎠ ⎝ 2⎠
3 12
⎛ 1⎞ ⎛ 1⎞
= 10 g ⎜ ⎟ = 100% ⎜ ⎟
⎝2⎠ ⎝ 2⎠
⎛ 1⎞ ⎛ 1 ⎞
= (10 g) ⎜ 8 ⎟ = 100% ⎜ 4.096 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Nt = 1,25 gram = 0,0244%
Jumlah sampel yang meluruh Setelah 4 hari unsur yang tersisa tinggal
ΔN = N0 – Nt 0,0244%.
= 10 g – 1,25 g 9. Diketahui: m 88Ra226 = 226,02536 u
= 8,75 g mα = 4,00260 u
8. Diketahui: ΔN = 87,5% E = 4,87 MeV
t = 24 jam Ditanyakan: a. unsur yang dihasilkan
b. massa atom unsur yang dihasil-
Ditanyakan: a. T1 kan
2
b. λ Jawab:
c. Nt setelah 4 hari a. 88Ra226 → 2α4 + ZXA
Jawab: Z = 88 – 2 = 86
a. ΔN = N0 – Nt A = 226 – 4 = 222
Nt = N0 – ΔN Unsur yang dihasilkan 86X222 = 88Rn222
= 100% – 87,5% b. E = (mR – mα – mR )(931,5 MeV/u)
a n
= 12,5% 4,87 MeV
1 = (226,02536 u – 4,00260 u – mR )
931,5 MeV/u n
= 8
0,00523 u = 222,02276 u – mR
t n
Nt ⎛ 1 ⎞T 1 mR = 222,01753 u
= ⎜ ⎟2 n
N0 ⎝2⎠ Massa atom unsur yang terbentuk 222,01753 u.
1 24 jam
= ⎛⎜ ⎞⎟
8 1 T1
2 10. Diketahui: t = 10 tahun
1 ⎝ 2⎠
24 jam 1
R = 5 R0
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 T1
2
8 2 ⎝ ⎠ t2 = 10 + 10 = 20 tahun
24 jam
3
⎛ 1⎞
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 T1
Ditanyakan: R saat t = 20 tahun
⎜ ⎟ 2
⎝2⎠ 2 ⎝ ⎠
Jawab:
24 jam t
=3
R = R0 ⎛⎜ ⎞⎟
1 T 1
T1 2
2 ⎝2⎠
10 tahun
T1 = 8 jam
= R0 ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 T1
R 2
2 5 0 ⎝ 2⎠
Jadi, waktu paruh unsur tersebut 8 jam. 10 tahun
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 T1
2
5 ⎝ ⎠
2
= R0 ⎛⎜ ⎞⎟ ⎛⎜ ⎞⎟
1 1T1 T1
2 2
⎝ 2⎠ ⎝ 2⎠
Ditanyakan: N0
120 menit Jawab:
=4 t
T1
= ⎛⎜ ⎞⎟
Nt 1 T 1
2 2
120 menit N0 ⎝ ⎠
2
T1 = = 30 menit
4 Nt
2
N0 = t
Jadi, waktu paruh unsur tersebut 30 menit. ⎛ 1 ⎞T 1
⎜ ⎟ 2
17. Jawaban: c ⎝2⎠
Diketahui: x = 1 cm 2,5 mg 2,5 mg 2,5 mg
μ = 0,693/cm = 2 jam = 4 = 1
⎛ 1⎞
⎛ 1⎞ 1 ⎜ ⎟
Ditanyakan: ΔI jam ⎝ 2⎠ 16
⎜ ⎟ 2
⎝ 2⎠
Jawab:
N0 = 40 mg
I = I0 e–μ x
Jadi, massa awal unsur tersebut adalah 40 mg.
= I0 e–(0,693/cm)(1 cm) = I0 e–0,693 = I0(0,5)
20. Jawaban: d
ΔI = I0 – I Diketahui: x = 1,5 cm
= I0 – 0,5 I0 = 0,5 I0 I = 3,125% I0
Intensitas sinar γ yang diserap lapisan sebesar Ditanyakan: μ
0,5 I0 .
1,5 cm 6,1menit
7,525 × 1021 ⎛ 1 ⎞ 3,05 menit
3,125% I 0 ⎛ 1⎞ x1
=
= ⎜2⎟ N0 ⎜2⎟
I0 ⎝ ⎠
2
⎝ ⎠
⎛ 1⎞ ⎛ 1⎞ x1
N0 = ⎜2⎟
⎜2⎟ = ⎜2⎟ ⎝ ⎠
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
2
N0 = (7,525 × 1021)(4) = 3,01 × 1022
1,5 cm m0
5= N0 = NA
x1 Ar Po
2 (3,01× 1022 int i)(218 g/mol)
x 1 = 0,3 cm m0 = = 10,9 g
6,02 × 1023 g/mol
2
Massa awal inti 84Po218 sebanyak 10,9 g.
0,693 0,693
μ= = = 2,31/cm
x1 0,3 cm 23. Jawaban: e
2 Diketahui: N0 = 1 kg
Jadi, koefisien pelemahan bahan 2,31/cm.
T 1 = 3 menit
21. Jawaban: d 2
Diketahui: T 1 = 56 hari t = 1 jam = 60 menit
2 Ditanyakan: Nt
ΔN = 87,5% Jawab:
t
Ditanyakan: t ⎛ 1 ⎞T
Jawab: Nt = N0 ⎜ ⎟ 21
⎝ 2⎠
Nt = N0 – ΔN 60 menit
20
⎛ 1 ⎞ 3 menit
= (1 kg) ⎛⎜ ⎞⎟ = 9,5367 × 10–7 kg
= 100% – 87,5% 1
= (1 kg) ⎜ ⎟
1 ⎝2⎠ ⎝ 2⎠
= 12,5% = 8 Nt ≈ 1 mg
t
Nt ⎛ 1 ⎞T 1 Jadi, dalam waktu 1 jam tinggal tersisa sekitar 1 mg
= ⎜ ⎟2
N0 ⎝2⎠ 218
t 84 Po .
1
= ⎛⎜ ⎞⎟
8 1 56 hari
24. Jawaban: b
1 2 ⎝ ⎠
t
Diketahui: T1 = 22 tahun
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 1 56 hari
2
8 2 ⎝ ⎠
3 t t = 44 + 22 = 66 tahun
⎛ 1⎞
= ⎛⎜ ⎞⎟
1 56 hari Ditanyakan: Nt
⎜2⎟
⎝ ⎠ 2 ⎝ ⎠ Jawab:
t t 66 tahun
=3 ⎛ 1⎞
3
N0 ⎛⎜ ⎞⎟ 21 N0 ⎛⎜ ⎞⎟
56 hari 1 T 1 22 tahun 1
Nt = = = N0 ⎜ ⎟ = 8 N0
t = 168 hari ⎝ ⎠
2 ⎝ ⎠
2 ⎝2⎠
210
Jadi, waktu yang diperlukan untuk meluruh 87,5% Jadi, sisa 82Pb pada 22 tahun yang akan datang
adalah 168 hari. 1
adalah 8
dari massa awalnya atau sebesar 12,5%.
22. Jawaban: c
T 1 = 3,05 menit 25. Jawaban: a
Diketahui:
2
Bagian reaktor yang berfungsi menurunkan
kecepatan neutron adalah moderator. Moderator
t = 6,1 menit
menurunkan energi neutron hasil reaksi (4,9 MeV)
Nt = 7,525 × 1021
menjadi neutron termal (0,025 MeV). Uranium-235
Ar Po = 218 g/mol
merupakan bahan bakar reaktor fusi. Batang
Ditanyakan: m0
kendali/bahan pengendali berfungsi menyerap neu-
tron untuk mengendalikan reaksi. Pengungkung
reaktor berfungsi menjaga reaktor agar tidak
berhubungan dengan lingkungan.
m 32He = 3,0169 sma Jadi, jumlah inti radium sebanyak 1,204 × 1022
inti.
m 42He = 4,0089 sma
Ditanyakan: E
b. T1 = (1.622 tahun)(365 hari/tahun)(24 jam/hari)
2
Jawab: (3.600 s/jam)
= 5,12 × 1010 s
3
2He + 32He → 4
2He + 2 11H + E R =λN
Sebelah kiri: ⎛ 0,693 ⎞
m0 = 2 m 32He = ⎜ T ⎟N
⎜ 1 ⎟
= 2(3,0169 sma) = 6,0388 sma ⎝ 2 ⎠
0,693
= (12,04 × 1021) = 1,63 × 1011 Bq
5,12 × 1010
4. Jawaban: c
A. Pilihan Ganda
Teknologi biodiesel memiliki beberapa kelebihan
1. Jawaban: c sebagai berikut.
Beberapa kelebihan sel surya sebagai berikut. 1) Menguatkan (security of supply) bahan bakar
1) Tidak memerlukan bahan bakar. diesel yang indepen dalam negeri.
2) Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. 2) Mengurangi impor BBM atau Automatic
3) Tidak memerlukan biaya perawatan yang tinggi. Diesel Oil .
4) Cara pemakaiannya mudah. 3) Meningkatkan kesempatan kerja orang
5) Berbentuk sederhana dan dapat digunakan Indonesia di dalam negeri.
dalam waktu lama. 4) Meningkatkan kemampuan teknologi
pertanian dan industri di dalam negeri.
2. Jawaban: a
5) Memperbesar basis sumber daya bahan bakar
Lampu TL menghasilkan 67 lumen/watt,
minyak nabati (BBN).
sedangkan lampu bohlam menghasilkan 15 lumen/
6) Meningkatkan pendapatan petani kacang
watt. Lampu bohlam harus memanaskan filamen
tanah.
terlebih dahulu agar dapat memancarkan cahaya.
7) Mengurangi pemanasan global dan
Akibatnya, lampu bohlam menghasilkan energi
pencemaran udara karena biodiesel ramah
panas terlalu besar dan sedikit cahaya sehingga
lingkungan.
tidak efisien untuk penerangan.
5. Jawaban: d
3. Jawaban: e
Dalam seminggu dapat dihasilkan biogas sebanyak
Penggunaan teknologi hemat energi misalnya
14 kg. Gas elpiji yang dibutuhkan 21 kg per minggu.
menggunakan lampu TL dan mulai meninggalkan
Jika ditarik harga rata-rata maka harga 1 kg elpiji
lampu bohlam. Setiap elemen harus menerapkan
Rp 6.000,00. Uang yang dapat dihemat adalah =
dan sadar sudah saatnya menghemat energi.
(7 kg)(Rp 6.000,00/kg) = Rp 42.000,00.
Penghematan bahan bakar fosil dapat dilakukan
dengan konversi energi yaitu berpindah ke energi 6. Jawaban: d
alternatif misal mulai menggunakan bioenergi. Subsidi energi meliputi subsidi BBM dan listrik.
Pengawasan pemerintah terhadap penggunaan Kedua subsidi ini memiliki kelemahan. Harga yang
energi bahan bakar fosil diperlukan agar telah disubsidi otomatis menjadi lebih murah
masyarakat tidak boros dalam menggunakannya. sehingga penggunaan menjadi berlebihan dan
3m = 50 rotasi
Jadi, gerinda berputar 50 kali dalam waktu 10 detik.
v2 (1,5π m/s)2
A 1234567
1234567
D′
B as = = = 15π 2 m/s2
1234567
4m 1234567
R (0,15 m)
1234567
1234567
5m
1234567 Jadi, percepatan sentripetal gerinda 15π 2 m/s2.
5. Jawaban: a
AD = AD′2 + DD′2
Diketahui: mA = mB = 5 kg
= (4 m)2 + (3 m)2 F = 90 N
g = 9,8 m/s–2
= 16 m2 + 9 m2 Ditanyakan: a
Jawab:
= 25 m2 = 5 m
Perpindahan mobil mainan sejauh 5 m. 3 cm
1,25 cm
1
3 t 1,25 cm
3. Jawaban: e y2
Jarak yang ditempuh merupakan luas kurva v – t. y1 2 cm
Q
LI = Ltrapesium
12,5 cm
⎛ (6 − 2) + (8 − 0) ⎞
= ⎜ ⎟ s (4 m/s)
⎝ 2 ⎠
∑F = m a
= 24 m F – wA = (mA + mB) a
⎛ (12 − 8) + (12 − 10) ⎞ F – mA g = (mA + mB) a
LII = ⎜ ⎟ s (4 m/s)
⎝ 2 ⎠ F − mA g
= 12 m a=
(mA + mB )
Ltotal = LI + LII 90 N − (5 kg)(9,8 m/s2 )
= (5 kg + 5 kg)
= 24 m + 12 m = 36 m
Jadi, jarak yang ditempuh benda selama 12 sekon 90 N − 49 N
= = 4,1 m/s2
sejauh 36 m. 10 kg
Jadi, percepatan balok adalah 4,1 m/s2.
4. Jawaban: e
Diketahui: ω = 300 rpm 6. Jawaban: b
Diketahui: m = 60 kg
⎛ 2π ⎞
= 300 ⎜ 60 ⎟ rad/s = 10π rm/s N = 723 N
⎝ ⎠
g = 9,8 m/s2
R = 15 m
Ditanyakan: a
Ditanyakan: v, n, as, α, f
1 1 h g Jawab:
(10)2 = (10)(2,5) + (vt)2
2 2 Qserap = Qlepas
50 = 25 + 2 vt2
1 m1c1ΔT1 = m2c2ΔT2
1
(60)(1)(T1 – Tc) = (40)(1)(Tc – T2)
50 – 25 = 2 vt2 (60)(90 – Tc) = (40)(Tc – 25)
1 5.400 – 60 Tc = 40 Tc – 1.000
25 = 2 vt2
100 Tc = 6.400
v t = 2(25) = 5 2
Tc = 64,0
Kecepatan benda pada ketinggian 2,5 m di atas
Jadi, suhu akhir campuran 64,0°C.
posisi saat melempar adalah 5 2 m/s.
17. Jawaban: b
13. Jawaban: c Kalor merambat pada logam dengan cara
konduksi. Laju perambatan kalor pada peristiwa
konduksi dituliskan dalam persamaan berikut.
vo vo Q ΔT
M M H= = kA
t L
Sesudah Sebelum Keterangan:
Q = kalor yang diberikan ke logam
Impuls = perubahan momentum t = waktu perambatan
I = Δp H = konduktivitas termal
= p2 – p1 A = luas permukaan
= (Mv0) – (M (–v0)) = 2Mv0 ΔT = perubahan suhu
Jadi, besar impuls yang diberikan dinding pada bola L = panjang penghantar
Jadi, faktor yang memengaruhi laju perambatan kalor
adalah 2Mv0.
adalah nomor (1), (2), dan (4).
14. Jawaban: a
18. Jawaban: c
Diketahui: h1 = 130 cm = 1,3 m
Diketahui: p1 = p
h2 = 50 cm = 0,5 m
p2 = 2p1 = 2p
g = 10 m/s2
Ditanyakan: v T1 = T2
Jawab: V1 = V
Ditanyakan: V2
v = 2g (h1 − h2 ) Jawab:
p1V1 = p2V2
= 2(10)(1,3 − 0,5) = 16 = 4
pV = (2p) V2
Jadi, kecepatan air keluar dari lubang sebesar
4 m/s. 1
V2 = 2 V
15. Jawaban: b 1
Jadi, volumenya menjadi 2 kali semula.
C1 A1 d2
1
A2 (3d1 ) = 6 × 10–6 T
2
C2
= = A2 d1 Btotal = B2 + B1
A2 d1
= (6 + 2) × 10–6 T
C1 3
= 2 = 8 × 10–6 T
C2
Jadi, induksi magnetik yang dialami titik P sebesar
Jadi, C1 : C2 bernilai 3 : 2.
8 × 10–6 T.
31. Jawaban: a
33. Jawaban: d
Diketahui: R1 = R2 = 4 Ω
Diketahui: = 80 cm = 0,8
R3 = 8 Ω
I = 1,5 A
V = 40 V
B = 2 × 10–3 T
Ditanyakan: I1
Ditanyakan: F
Jawab:
Jawab:
1 1 1 F = BI
= +
R12 R1 R2 = (2 × 10–3)(1,5)(0,8) N
=
1
+
1
=
2 = 2,4 × 10–3 N
4Ω 4Ω 4Ω