You are on page 1of 11

Hal: 119-129 Kompetensi Pembimbing Klinik dalam Proses Pembelajaran di Klinik

119

KOMPETENSI PEMBIMBING KLINIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI


KLINIK

CLINICAL COMPETENCE GUIDE IN THE LEARNING PROCESS IN THE


CLINIC

Vitaria Wahyu Astuti*, Wiwik Kusumawati**, Moh. Afandi**


*STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470
**Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: vitariawahyu@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran klinik merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pendidikan
keperawatan karena pembelajaran klinik merupakan proses tranformasi mahasiswa untuk
menjadi perawat yang professional. Pemikiran yang kritis, tindakan dan sikap
profesionalisme diperankan oleh pembimbing klinik, namun pada kenyataanya
pembimbing klinik dilapangan belum memahami kompetensi yang harus dimiliki. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui persepsi pembimbing klinik tentang kompetensi
pembimbing klinik. Penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan
melibatkan 6 pastisipan dalam FGD dan 6 informan dalam wawancara tidak terstruktur.
Responden diteliti dengan menggunakan panduan FGD dan wawancara. analisa data
menggunakan constant comparative method. Penelitian ini menghasilkan 4 makna final
kompetensi pembimbing klinik yaitu kompetensi sebagai perawat professional,
kompetensi dalam membina hubungan interpersonal, kompetensi dalam mengajar
(pedagogic) dan kemampuan dalam manajerial. Kesimpulan didapatkan Kompetensi
pembimbing klinik sesuai presepsi pembimbing klinik

Keyword: Kompetensi, Pembimbing klinik, Kualitatif

ABSTRACT

Clinical learning is very important in nursing education because clinical learning


is transforming process of students become professional nurses. Critical thinking, action
and attitude of professionalism are role played by clinical instructor, but in fact, clinical
instructor in the field do not understand the competencies required. Research objective is
to determine clinical instructor's perception about competency of clinical instructor.
Research design was descriptive with qualitative approach involving 6 participants in
FGD and 6 information givers in unstructured interview. Respondents were examined
using FGD and interview guides. Data analysis used constant comparative method. The
research produced four final meaning competency of clinical instructor such as
competency of professional nurse, competency of interpersonal relationship, competency
of (pedagogic) teaching and ability of management. Conclusions Obtained Competency
of clinical instructor in accordance with clinical instructor’s perception.

Keywords: Competency, Clinic Instructor, Qualitative


120 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232

Pendahuluan pembimbing klinik identik dengan


sebuah kompetensi dimana menurut UU
RI No 14 tahun 2005 dijelaskan
Pembelajaran klinik merupakan kompetensi merupakan seperangkat
hal yang sangat penting dalam sebuah pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
pendidikan keperawatan (Hsu, 2015), yang harus dimilliki oleh seseorang,
karena pembelajaran klinik merupakan dihayati, dan dikuasai oleh seorang
proses belajar mahasiswa untuk menjadi pendidik dalam melaksanakan tugas dan
seorang perawat yang professional profesinya.
(Mahanani, 2014). Keunggulan belajar Kualitas pendidik perawat
dilingkungan klinik salah satunya adalah dianggap penting dalam kaitannya
pembelajaran yang berfokus pada dengan kompetensi perawat pendidik.
masalah nyata sehingga dapat Brown (1981), Knox & Morgan (1987)
memotivasi mahasiswa untuk menyatakan kemampuan mengajar,
berpartispasi aktif dalam pencapaian melakukan sebuah evaluasi, kemampuan
kompetensi, sedangkan pemikiran yang hubungan interpersonal serta
kritis, tindakan dan sikap profesionalisme sifat/kepribadian merupakan dasar
diperankan oleh pembimbing klinik kompetensi yang harus dimiliki oleh
(Nursalam, 2014), namun pada perawat pendidik (Higgins, 2012).
kenyataanya pembimbing klinik Melihat pentingnya sebuah kompetensi
dilapangan belum memahami kompetensi pembimbing klinik yang berguna dalam
yang harus dimiliki. Dampak daritidak memfasilitasi mahasiswa, sehingga perlu
pembimbing klinik dengan kompetensi diketahui persepsi pembimbing klinik
yang tidak sesuai adalah mutu pendidikan tentang kompetensi yang harus dimiliki
keperawatan yang dibawah standar untuk dapat melakukan tugasnya dengan
(Higgins, 2012) baik, dari hal tersebut peneliti tertarik
Melalui observasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
oleh peneliti pada saat di rumah sakit pengetahuan pembimbing klinik tentang
tempat mahasiswa praktik, masih banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh
didapatkan pembimbing klinik yang pembimbing klinik. Dari latar belakang
belum optimal dalam melakukan diatas peneliti memiliki tujuan penelitian
tugasnya, pembimbing klinik hanya adalah untuk mengetahui presepsi
sekedar membagi pasien untuk menjadi pembimbing klinik tentang kompetensi
kelolaan mahasiswa dan melakukan pembimbing klinik.
rutinitas pekerjaan sebagai perawat, dan
belum adanya umpan balik secara
langsung yang diberikan kepada Metodologi Penelitian
mahasiswa terhadap pencapaian
kompetensi yang didapat.
Peran perawat pendidik di Rumah Desain Penelitian adalah deskriptif
Sakit merupakan faktor utama dalam dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
mendukung mahasiswa dalam ini dilakukan di Rumah Sakit Baptis
mengaplikasikan pengalamannya diklinik Kediri pada Bulan Mei 2016. Populasi
(Conway, Jane., & Elwin, Carolyn., dan Sampel Penelitian adalah
2006). Pembimbing klinik mempunyai pembimbing klinik di RS Baptis Kediri.
tanggung jawab yang besar untuk Penelitian ini melibatkan 6 partisipan dan
mengelola, mendidik dan mendukung 6 informan. Partisipan dalam penelitian
mahasiswa selama praktik klinik, hal ini yaitu pembimbing klinik dengan
yang terpenting adalah memfasilitasi kualifikasi pendidikan minimal S1
pembelajaran, sehingga perilaku dan Keperawatan (Ners), pernah mengikuti
ketrampilan yang baik sebagai pelatihan pembimbing klinik,
pembimbing klinik sangat diperlukan pengalaman sebagai perawat klinik dan
(Mohamed, 2015). Ketrampilan sebagai bersedia menjadi partisipan. Informan
Hal: 119-129 Kompetensi Pembimbing Klinik dalam Proses Pembelajaran di Klinik
121

dalam penelitian ini merupakan constant comparative method. Penelitian


penanggungjawab dari pengelolaan ini dilakukan dengan memperhatikan
praktik klinik mahasiswa baik dari lahan etika penelitian, sebelum melakukan
praktik atau institusi pendidikan, dan penelitian peneliti mengajukan surat
seseorang yang terlibat langsung pada permohonan dari Universitas
proses bimbingan klinik yang terdiri dari Muhammadiyah Yogyakarta kepada
mahasiswa Profesi Ners, mahasiswa Direktur Rumah Sakit Baptis Kediri.
Keperawatan Diploma III, Koordinator Penelitian ini dilakukan setelah mendapat
praktik profesi dan praktik klinik, wakil surat balasan dari tempat penelitian dan
kepala HRD dan Diklat dan Kepala setelah dinyatakan lolos uji etik oleh
Bidang keperawatan di Rumah Sakit Komisi Etik Penelitian Fakultas
Baptis Kediri. Tehnik pengumpulan data Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
adalah dengan Focus Group Discussion Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
(FGD) dan wawancara tidak terstruktur. Penelitian ini juga memperhatikan hak –
Peneliti membuat panduan untuk hak responden sehingga sebelum
melakukan FGD dan wawancara tidak dilakukan penelitian partisipan dan
terstruktur, dalam proses pengambilan informan diberikan penjelasan tentang
data peneliti recorder untuk merekam tujuan penelitian, apabila partisipan dan
semua proses diskusi dan membuat informan setuju akan mengisi lembar
catatan. Proses diskusi dengan kisaran persetujuan/informed consent dengan
waktu 60-90 menit, sedangkan proses tidak mencatumkan nama, serta peneliti
wawancara dengan kisaran waktu 30 akan menjamin kerahasiaan dari
menit. Analisa data ini menggunakan responden.

Hasil Penelitian

1. Karakteritik Partisipan dan Informan

Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik partisipan FGD tentang kompetensi pembimbing klinik


di RS Baptis Kediri n = 6
Partisipan Usia Ruang Jenis Kelamin
P1 33 Kelas II Perempuan
P2 31 IGD Perempuan
P3 42 Anak Perempuan
P4 38 Kelas 3 Perempuan
P5 36 ICU Perempuan
P6 35 Poliklinik Perempuan

Tabel 2. Karakteristik informan wawancara tidak terstruktur tentang kompetensi


pembimbing klinik di RS Baptis Kediri n = 6
Informan Usia Bagian Jenis Kelamin
I1 20 Mahasiswa DIII Perempuan
I2 30 PJ Profesi Perempuan
I3 40 SDM dan Diklat Perempuan
I4 48 Kabid Kep Perempuan
I5 26 PJ Praktik Laki-laki
I6 23 Mahasiswa Profesi Laki-laki
122 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232

2. Hasil Analisa Data

a. Kompetensi sebagai perawat professional


Koding makna Kategori makna Makna Final

Menguasai ilmu keperawatan

Kemampuan secara praktik


teoritis dan praktik sebagai
perawat
Kemampuan dalam teori
dan praktik
Kemampuan yang baik secara
kognitif, afektif dan
psikomotor

Menguasai teori dan praktik

Kompeten sebagai perawat

Kompeten sebagai perawat Kompetensi


khusus sebagai perawat
Kemampuan sebagai
profesional
perawat
Mampu menjadi perawat yang
baik yaitu sabar, telaten, care
kepada pasien

Ketrampilan sesuai tempat


kerja

Kemampuan sebagai role


Kemampuan sebagai role
model
model
Mampu menjadi contoh

Bagan 1 Makna final komptensi sebagai perawat professional

b. Kompetensi dalam membina hubungan interpersonal

Koding makna Kategori makna Makna Final

Mampu membina hubungan


saling percaya dengan pasien
Kompetensi dalam
Berhubungan baik dengan membina hubungan
pasien, dokter, teman sejawat Kompetensi dalam
dan mahasiswa membina hubungan
interpersonal
Mampu mengenalkan kepada
dunia kerja
Kompetensi dalam
Kemampuan dalam membina hubungan
berkomunikasi

Gambar 2 Makna final kompetensi dalam membina hubungan interpersonal


Hal: 119-129 Kompetensi Pembimbing Klinik dalam Proses Pembelajaran di Klinik
123

c. Kompetensi dalam mengajar (pedagogic)


Koding makna Kategori makna Makna Final

Kemampuan dalam
mentranfer ilmu

Mampu menyampaikan

Mampu memotivasi Kemampuan sebagai


pengajar
Meningkatkan motivasi

Terlibat dalam Kompetensi dalam


perencanaan kurikulum melakukan evaluasi

Kemampuan dalam
mengevaluasi
Kompetensi dalam
Mampu menyampaikan melakukan evaluasi
pint pencapaian
kompetensi

Gambar 3 Makna final kompetensi dalam mengajar (pedagogic)

d. Kemampuan manajerial
Koding makna Kategori makna Makna Final

Kemampuan dalam
manajerial
Kemampuan dalam
Kemampuan dalam manajemen
berorganisasi
Kemampuan manajerial

Kemampuan dalam Manajemen waktu


membagi waktu

Gambar 4 Makna final kompetensi dalam mengajar (pedagogic)

Pembahasan oleh individu, yang memiliki suatu


hubungan kausal atau hubungan sebab
akibat dengan kriteria yang dijadikan
Kompetensi berasal darai bahasa acuan atau standar yang dijadikan suatu
inggris competence yang mempunyai arti acuan ditempat kerja atau pada situasi
kemampuan atau kecapakan. Kompetensi tertentu.
dalam sebuah cakupan yang luas dapat Makna final yang didapatkan dari
juga dideskripsikan sebagai suatu proses FGD dan wawancara tidak
karakteristik yang mendasari kehidupan terstruktur pada penelelitian ini adalah
individu yang berkaitan dengan sebuah empat makna final kompetensi
kemampuan seseorang dalam melakukan pembimbing klinik. kompetensi
pekerjaannya yang mencakup motivasi, pembimbing klinik yang harus dimiliki
sifat, sikap, konsep diri, pengetahuan dan dan yang digunakan untuk memfasilitasi
perilaku (Taylor, Ian., 2007). Nursalam mahasiswa pada saat praktik klinik,
(2008) menyatakan, kompetensi adalah makna final kompetensi pembimbing
suatu karakteristik dasar yang dimiliki klinik yang dimaksud adalah sebagai
124 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232

berikut Pertama Kompetensi pembimbing “Kompetensi yang harus dimiliki oleh


klinik sebagai perawat professional. pembimbing klinik itu harus menguasai
Pengertian profesional menurut Kamus semua kompetensi sebagai perawat…,
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Kompetensi sebagai perawat yang
suatu kemampuan yang memerlukan professional yang mempunyai
keahlian khusus dalam melakukan suatu kemampuan yang baik dari segi
tugas dan tanggung jawab. Sebagai pengetahuan dan ketrampilan…”(I1)
sebuah profesi, keperawatan dituntut
untuk memiliki kemampuan intelektual, “…..memiliki kemampuan yang baik
teknis dan moral (Nursalam, 2014). secara kognitif, afektif maupun
Perawat harus mempunyai kemampuan psikomotor jadi mereka bisa menjadi
dalam melakukan professional yang unik, perawat terampil dan professional….,
pekerjaan perawat dikatakan suatu harus mempunyai kemampuan sebagai
pekerjaan yang unik adalah karena role model karena mahasiswa akan
perawat selain dituntut harus mampu mencontoh ….(I2)
kemampuan klinik tetapi juga harus
mampu diluar klinik misalnya dalam hal “….kompetensi sesuai bidangnya
berhubungan dengan teman sejawat, misalnya pembimbing klinik yang ada di
sehingga perlu menyelaraskan ICU brarti juga harus mempunyai
kemampuan tersebut dengan mengikuti pengalaman pelatihan sebagai perawat
pelatihan atau seminar dan pendidikan ICU…”(I5)
lebih lanjut untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan unik Dari pernyataan di atas dan
tersebut (Harber, 2014). Kompetensi berdasarkan teori yang ada dapat kita
pembimbing klinik sebagai perawat lihat bahwa kompetensi pembimbing
menurut Salminen (2012) adalah bahwa klinik sebagai perawat professional yang
pembimbing klinik itu harus mempunyai diharapkan adalah pembimbing klinik
kemampuan secara teoris dan praktik mampu menunjukkan kepada mahasiswa
dalam melakukan tindakan keperawatan, dalam melakukan tugas sebagai seorang
pembimbing klinik harus mampu perawat harus mampu mengaplikasikan
mengitegrasikan kemampuan teori dan teori kedalam sebuah praktik, dalam
praktik, menggunakan ilmu pengetahuan melakukan sebuah praktik harus
sebagai dasar dalam mengajar atau berdasarkan standar yang berlaku atau
membimbing mahasiswa pada saat di sesuai dengan SOP, mampu membagi
klinik, serta mampu bekerjasama dengan ilmu kepada mahasiswa tentang teori dan
semua yang terlibat dalam praktik yang tidak didapatkan saat
pekerjaannnya. mahasiswa di akademik, serta hal yang
Dalam proses FGD dan wawacara paling ditekankan adalah kemampuan
terstruktur kepada partisipan dan pembimbing klinik untuk dapat
informan didapatkan informasi yang mengevaluasi diri, mengembangkan
menyatakan bahwa seorang pembimbing kompetensinya melalui pelatihan,
klinik harus mempunyai kompetensi seminar dan melalui pendidikan yang
sebagai perawat yang profesional, hal ini lebih tinggi.
dapat dilihat dari pernyataan yang Kedua Kompetensi dalam
disampaikan sebagai berikut: membina hubungan interpersonal. Dicks
“….karena kita membimbing calon (1951) dan Heider (1958) mendefinisikan
perawat jadi kita harus kompeten hubungan interpersonal sebagai
terhadap tugas perawat itu hubungan erat yang terjadi diantara dua
sendiri….”(P5) individu atau lebih, Johnson (1986) untuk
menciptakan, mengembangkan dan
“….pembimbing klinik itu harus mempertahakan suatu hubungan
menguasai teori dan praktik..”(P3) interpersonal diperlukan empat
kemampuan yang harus dimiliki individu
Hal: 119-129 Kompetensi Pembimbing Klinik dalam Proses Pembelajaran di Klinik
125

yaitu adanya rasa percaya dan mau tugas untuk membimbing atau mengajar
mengenal satu sama lain, komunikasi mahasiswa dalam pelayanan nyata
yang baik, kemampuan menerima dan sehingga untuk dapat menjadi
memberikan dukungan dan termasuk pembimbing klinik yang baik diperlukan
mengendalikan emosi (Moningka dan kemampuan dalam membina hubungan
Widyarini, 2006). Kemampuan yang interpersonal yang baik dengan pasien,
dibutuhkan untuk dapat membina mahasiswa, rekan kerja, dokter, dan
hubungan interpersonal adalah tenaga medis yang lain dalam melakukan
komunikasi, karena komunikasi adalah tugas dan tanggungjawabnya. Selain itu
dasar dari seseorang untuk dapat pembimbing klinik juga harus mampu
bekerjasama dengan orang lain, mengenalkan kepada mahasiswa tentang
komunikasi merupakan hal yang paling bagaimana bersikap dalam lingkungan
integral dalam setiap profesi, komunikasi pekerjaan ketika dihadapkan dengan
yang buruk dapat menyebabkan sebuah sebuah kerjasama baik dengan pasien,
konflik. Perawat merupakan salah satu dokter, teman sejawat dan tenaga medis
profesi yang membutuhkan kemampuan yang lain.
komunikasi yang baik, karena perawat Ketiga Kompetensi dalam
merupakan pekerjaan dapat melibatkan mengajar (pedagogic). Menurut Bailie
berbagai disiplin ilmu, hal ini yang (1994) dalam Martono (2009)
mengharuskan perawat harus mampu pembimbing klinik (clinical teacher)
membina hubungan dan berkomunikasi adalah pembimbing / guru perawat (nurse
yang baik dengan semua pihak (Grover, teacher), sehingga kompetensi
2005). pembimbing klinik dalam mengajar
Dari hasil FGD dan wawancara (pedagogic) ini mengacu pada UU RI No
tidak terstruktur didapatkan informasi 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
yang menyatakan bahwa seorang menyebutkan salah satu kompetensi yang
pembimbing klinik harus mempunyai harus dimiliki seorang pendidik adalah
kompetensi dalam membina hubungan kemampuan dalam mengajar (pedagogic)
interpersonal seperti pernyataan dibawah dimana seorang pendidik harus mampu
ini : memahami peserta didik secara baik,
mampu merancang dan melaksanakan
“…harus kompeten dalam membina sebuah pembelajaran, merancancang dan
hubungan saling percaya baik itu dengan melaksanakan sebuah evaluasi dan
pasien atau dengan mahasiswa…. mampu mengembangkan peserta didik
kemampuan dalam berkomunikasi yang untuk mengaktualisasi kemampuannya.
baik berkaitan dengan membina Hsu (2015) menerangkan tentang 4 faktor
hubungan saling percaya tadi Bu…”(P1) kompetensi mengajar diklinik yaitu
evaluasi siswa, penetapan tujuan dan
“Terus juga yang memiliki komunikasi kemampuan mengajar seseorang, strategi
yang baik, karena biasanya kalau pembelajaran dan mampu
pembimbing klinik yang mengerikan mendemonstrasikan pengetahuan yang
(sambil bercanda) mahasiswa tidak ada terorganisir.
yang berani mendekat dan mahasiswa Pada proses FGD dan wawancara
juga tidak akan pernah mendapatkan tidak terstruktur didapatkan informasi
ilmu sesuai harapan.”(I2) dari partisipan dan informan tentang
kompetensi dalam mengajar (pedagogic)
“…pembimbing klinik itu harus bisa seperti pada pernyataan dibawah ini :
berhubungan baik dengan pasien, dokter,
teman sejawat termasuk pada “….yang tidak kalah penting adalah
mahasiswa…”(I3) kemampuan dalam mentranfer ilmu
Bu, kadang ada orang pinter tapi tidak
Pembimbing klinik (clinical mampu mengkomunikasikan kepada
teacher) adalah perawat yang diberikan
126 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232

orang lain…..,kemampuan dalam apabila seorang pembimbing memiliki


mengevaluasi…”(P4) ketrampilan dalam manajerial, dimana
pembimbing klinik mampu
“…mampu menyampaikan pada mengorganisasikan proses pembelajaran
mahasiswa dan mampu untuk yang baik. Ketrampilan manajemen
mengevaluasi…”(P3) individu dapat diidentifikasi melalui
tindakan yang dilakukan oleh individu
“….pembimbing klinik itu juga harus mengarah kepada hasil yang didapatkan,
bisa memberikan evaluasi atau penilaian keberhasilan ini dinilai oleh orang lain.
secara objektif… pembimbing klinik Indikator dari kemampuan manajerial
mampu memberi masukan terkait yang harus dimiliki oleh individu yang
evaluasi kurikulum… harus mempunyai dalam penelitian ini pembimbing klinik
kemampuan untuk mengajar karena ada diantaranya adalah mampu berkoodinasi
orang yang pinter tapi sulit untuk dengan baik, mampu membuat
mentranfer ilmu dengan harapan kita keputusan, mampu mendelegasikan
(dosen dan pembimbing klinik) bisa sebuah tugas, mampu bekerja dalam
sejalan jadi gayung bersambut begitu team, mampu memberikan motivasi
Bu…”(I2) kepada yang lain untuk meningkatkan
kemampuan dan mampu memanajemen
“….selanjutnya adalah pembimbing waktu (Whetthen dan Cameron, 2011).
klinik harus mampu mengembangkan Dalam kemampuan manajerial
ilmu keperawatan dalam hal ini adalah pembimbing klinik menurut partisipan
member masukan kepada pendidikan dan informan dalam melakukan tugas dan
untuk perencanaan kurikulum…”(I6) perannya sesuai dengan pernyataan
dibawah ini :
Pembimbing klinik pada tempat “…mampu membagi waktu…memotivasi
praktik adalah perawat yang tugasnya kami untuk aktif dalam mencari dan
sama dengan seorang guru/dosen dalam melakukan tindakan untuk memenuhi
lingkungan akademik dimana tugas yang kompetensi kami…”(I1)
dilakukan adalah memfasilitasi
pembelajaran, untuk dapat memfasilitasi “…mampu mengkoordinasikan dengan
sebuah pembelajaran modal utama yang pihak institusi tentang perkembangan
harus dimiliki adalah kemampuan anak didik kami...”(I2)
pembimbing klinik dalam merancang
sebuah pembelajaran yang cocok “…..kemampuan dalam manajerial hal
diterapkan diklinik, mampu memberikan ini berhubungaan dengan kemampuan
evaluasi atau umpan balik secara dalam berkoordinasi baik dengan pihak
berkesinambungan serta yang tidak kalah rumah sakit atau pendidikan…”(I3)
penting adalah mampu memberikan
motivasi kepada mahasiswa untuk terus “…mampu dalam manajerial waktu
meningkatkan kemampuannya baik dari supaya dalam kinerjanya tidak tumpang
segi kognitif, afektif dan psikomotor. tindih…”(I4)
Keempat Kemampuan Manajerial.
Dalam beberapa dekade terakhir ini Pembimbing klinik adalah perawat
dibuktikan dengan banyak penelitian yang diberi tugas untuk memfasilitasi
menujukkan bahwa sebuah pengaturan mahasiswa dalam pembelajaran klinik.
manajemen yang baik terutama kompeten Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dalam pengelolaannya merupakan suatu dalam proses bimbingan pembimbing
kunci penting penentu keberhasilan klinik harus mempunyai kemampuan
dalam sebuah organisasi (. Hal ini juga dalam bekerja dengan team, mampu
dapat terjadi dalam sebuah pembelajaran berkoordinasi baik dengan mahasiswa
diklinik, dimana suatu proses atau pihak institusi mengenai evaluasi
pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketercapaian pembelajaran, mampu
Hal: 119-129 Kompetensi Pembimbing Klinik dalam Proses Pembelajaran di Klinik
127

memberikan motivasi pada mahasiswa Identity For Clinical Nurse


khususnya dalam ketercapaian Educator Practice. Journal
kompetensi dan manajemen waktu. Nurse Education in Practice, 7,
187-194.

Simpulan Cresswell, J.W. (2014). Research Design


Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
Dan Mixed, Alih Bahasa Achmad
Berdasarkan hasil analisis yang Fawaid. Yogyakarta: Pustaka
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pelajar.
kompetensi yang harus dimiliki oleh
pembimbing klinik untuk dapat Dahlke, Sherry, Baumbush, Jennifer.,
memfasilitasi mahasiswa dalam proses Affleck, Frances., and Kwon, Jae-
pembelajaran diklinik adalah kompetensi Young. (2012). The Clinical
sebagai perawat professional, kompetensi Instructor Role in Nursing
dalam membina hubungan interpersonal, Education: A Structure Literature
kompetensi dalam mengajar (pedagogic), Review. Journal of Nursing
dan kemampuan manajerial. Education, Vol. 51. No 12, 692-
696.

Saran Delgado-Rico, Elena, Carretero-Dios,


Hugo., & Ruch, Wllibald.
(2012). Content Validity
Saran dalam penelitian ini adalah Evidences in Test
Bagi Lansia dan Keluarga diharapkan Development: An Applied
untuk meningkatkan motivasi perspective. International
nonfarmakologi dalam mengkonsumsi Journal of Clinical and Health
garam, pola penggunaan garam sehari- Psychology, Vol 12, 449-460.
hari. Lansia dalam kehidupan sehari-hari
dapat menciptakan hidup rileks untuk Gaberson, Kathleen B., & Oerman,
mencegah serta mengontrol peningkatan Marilyn H (2010). Clinical
tekanan darah. Lansia membutuhkan obat Teaching Strategies in Nursing.
secara rutin dan mengikuti posyandu New York: Springer Publishing
lansia dalam penatalaksanaan hipertensi Company, LLC.
dapat mengkontrol tekanan darah.
Griscti, Odette., Jacono, Brenda., &
Jacono, Jhon. (2005). The Nurse
Daftar Pustaka Educator’s Clinical Role. Journal
Of Advanced Nursing, 50 (1), 84-
92.
Chang, Shu-Yuan. (2006). An
Exploration of Job Stress Impacts Grover, Susan M. (2005). Shaping
and The Organizational Effective Communication
Commitment of Cilincal Nursing Skills and Therapeutic
Instructor at one University in Relationships at Work. AAOHN
Taiwan. Dissertation. The Journal, Vol 53. No 4, 179-182.
University o f the Incarnate Word.
Amerika Serikat. Harber, Philip., Alongi, Gabriela., Su,
Jing. (2014) Professional
Conway, Jane, & Elwin, Carolyn. (2007). Activities of Experienced
Mistaken, Misshapen and Occupational Health Nurses.
Mytichal Images Of Nurse AAOHN Journal Vol 62. No 6,
Education : Creating A Shared 233-242
128 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232

Higgins. S, Toinette. . (2012). Sragen. Tesis. Program


Evaluation of Competencies of Pascasarjana Universitas
Clinical Educator in Associate Sebelas Maret.
Degree Nursing Program.
Dissertation. Cappela University. Mohamed-Nabil Ismai, Lamia.,
Amerika Serikat. Mohamed-Nabil Aboushady,
Reda., Eswl, Abeer. (2016).
Hsu, Li-Ling, Hsieh, Shuh-Ing, Chiu, Clinical Instructor’s Behaviour:
Hsiu-Win, & Chen, Ya-Lin. Nursing Student’s Perception
(2014). Clinical Teaching Toward Effective Clinical
Competence Inventory for Nursing Instructor’s Characteristics.
Preceptors: Instrumental Journal of Nursing Education
Development and Testing. Journal and Practice, Vol 6 (2), 96-105.
Contemporary Nurse, Vol. 46 (2),
214-224. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
Penelitian Kualitatif, Edisi
John Maltby. (2010). Research Methods Revisi. Bandung: PT Remaja
For Nursing And Healthcare, Rosdakarya.
Pearson: England,
www.Personed.Co.Uk. Moningka dan Widyarini. (2005).
Pengaruh Hubungan
Kelly P, Stephanie. (2007). The Interpersonal, Self Monitoring
Exemplary Clinical Instructor: A dan Minat terhadap Performasi
Qualitative Case Study. Journal of Kerja pada Karyawan.
Physical Therapy Education, Procceding, Seminar Nasional,
21(1), 63-69 ISSN 185822559, Hal 144-158.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Moyer, Barbara Ann., & Wittman-Price,


Kontekstual: Konsep dan Ruth A. (2008). Nursing
Aplikasi. Bandung: PT Refika Education: Foundation for
Aditama. Practice Excellence.
Philadelphia: F.A Davis
Levin, Rona F, & Feldman, Harriet R. Company.
(2006). Teaching Evidence-
Based Practice In Nursing: A National League for Nursing (2005).
Guide For Academic and Nurse Educator Core Comptency.
Clinical Setting. New York: Washington, DC 20037: Wolters
Springer Publishing Company. Kluwer.

Mahanani, Srinalesti (2014). Analisis Nursalam, Effendi. (2008). Pendidikan


Kinerja Perawat Pembimbing Dalam Keperawatan. Jakarta:
Klinik Dengan Pendekatan Teori Salemba Medika.
Kinerja Dan Indikator The
Competence Of Nurse Esucators. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Tesis. Universitas Airlangga. Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Surabaya. Salemba Medika.

Martono, H. (2009). Pengaruh Salminen (2012). The competence dan


Kompetensi dan Motivasi the cooperation of nurse educators.
Pembimbing Klinik Terhadap Journal Nurse Ecucation Today
Kinerja Pembimbing Praktek 2012.
Klinik di RSUD Kabupaten
Hal: 119-129 Kompetensi Pembimbing Klinik dalam Proses Pembelajaran di Klinik
129

Sedgwick., M., Harris ., S. (2012).


Review Article A Critique of
the Undergraduate Nursing
Preceptorship Model. Nursing
Research and Practice, Volume
2012, Article ID 248356.

Sekaran. (2006). Metodologi Penelitian


untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono, (2015). Metode Panalitian


Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Whetten and Cameron. (2011).


Developing Management Skills.
USA: Prentice Hall

WHO. (2015). A Guide to Nursing and


Midwifery Education
Standards. Eastern
Mediterranean Series: WHO
Regional Publication.

Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja


Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

You might also like