Professional Documents
Culture Documents
Outline
Pendahuluan Permasalahan Penataan Ruang Tujuan Penataan Ruang Klasifikasi Penataan Ruang Penyelenggaraan Penataan Ruang Transmigrasi dan Penataan Ruang Kawasan Transmigrasi menurut UU 29/2009 Arti Penting Perencanaan Kawasan Transmigrasi di dalam RTRW Kesimpulan
Pendahuluan
Kebutuhan akan ruang semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk, sedangkan jumlah lahan atau ruang yang tersedia tetap. Ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia meliputi potensi lautan seluas 3,1 juta km2 dan potensi daratan seluas 1,9 juta km2. Pada tahun 2010, sebanyak 43 % penduduk Indonesia berada di pulau Jawa, padahal luas wilayah pulau Jawa hanya sekitar 7 % dari seluruh wilayah daratan Indonesia. Untuk pemerataan kepadatan penduduk, khususnya di Pulau Jawa, diperlukan kebijakan transmigrasi yang terintegrasi di dalam kebijakan penataan ruang wilayah yang serasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
PRODUKTIF
BERKELANJUTAN
Kws. Lindung
Kws. Budidaya
Wil. Nasional
Wil. Provinsi
PR Kws. Perkotaan
PR Kws. Perdesaan
Pemanfaatan Ruang
PEMBINAAN
PENGAWASAN
Pemanfaatan Ruang
suatu proses untuk menentukan struktur ruang & pola ruang yang meliputi penyusunan & penetapan RTR
upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang yang meliputi peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya
Sumber : UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
RTRW KABUPATEN
Peraturan Daerah Kabupaten
Ps. 26 ayat (7)
Ditetapkan dengan Dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan & administrasi pertanahan
Ps. 26 ayat (3)
RTRWN & RTRWP; pedoman & petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan RPJPD
Ps. 25 ayat (1) Ps. 25 ayat (2)
RTRW Kab.
perkembangan permasalahan provinsi & hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi kabupaten; keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup RPJPD RTRWK yang berbatasan RTR kawasan strategis kabupaten tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah kabupaten Renc. struktur ruang wilayah kabupaten yg meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan & sistem jaringan pras wil kabupaten rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten &
20 tahun
Ps. 26 ayat (5)
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal: perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab. Ps. 26 ayat (6)
Sumber : UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan antarsektor penetapan lokasi & fungsi ruang untuk investasi penataan ruang kawasan strategis kabupaten
Sumber : UU 26/2007
KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Strategis Nasional:
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia
No
1 2 3 4
10 7 2 4
5 7 2 0
5 0 0 4
5
6 7
Sulawesi
Maluku Papua
6 2 2
2 2 0
4 0 2
Status Pulau/ Kepulauan Sdh mendapat Persub Menteri PU Kabupaten (Kota) 67 (12) 8 (2) 2 (0) 38 (4) 21 (4) 1 (2) 17 (1) 154 (25)
No
Rekomendasi Gubernur Kabupaten (Kota) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (1) 0 (1)
1 2 3 4 5 6 7
117 (34) 91 (30) 28 (3) 46 (9) 62 (11) 16 (4) 38 (2) 398 (93)
Pemanfaatan Ruang
Dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dgn memperhatikan SPM dlm penyediaan sarana & prasarana
Ps. 32 ayat (1)
Pembangunan prasarana & sarana bagi kepentingan umum memberikan hak prioritas pertama bagi pemerintah utk menerima pengalihan hak atas tanah dari pemegang hak atas tanah
Ps. 33 ayat (3)
Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun pemanfaatan ruang di dalam bumi
Ps. 32 ayat (2)
dikembangkan
Ps. 33 ayat (1)
Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya, termasuk jabaran dari indikasi program utama yg termuat di dlm RTRW
Ps. 32 ayat (3)
Penatagunaan Tanah
Neraca Penatagunaan Tanah Neraca Penatagunaan Air Neraca Penatagunaan Udara Penatagunaan SDA lainnya
Ps. 34 ayat (2)
Diselenggarakan secara bertahap sesuai dgn jangka waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang yg ditetapkan dlm RTR
Ps. 32 ayat (4)
Penatagunaan Air
Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkronisasikan dgn pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah administratif sekitarnya Ps. 32 ayat (5)
Ps. 34 ayat (1)
dilakukan
standar kualitas lingkungan daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
melalui
Pemanfaatan Ruang
(lanjutan)
Ps. 35
Ps. 36
Ps 37
Ps. 38
Ps. 62-63
Ps. 69-75
Perizinan
Pengenaan Sanksi
Sumber : UU 26/2007
Pembangunan Kawasan Transmigrasi dirancang secara holistik dan komprehensif sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam bentuk Wilayah Pengembangan Transmigrasi atau Lokasi Permukiman Transmigrasi.
Kawasan Transmigrasi
Mendukung perwujudan program kawasan strategis berorientasi sosial dan ekonomi melalui pemerataan investasi di pusat-pusat pelayanan yang dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan; Mendukung perwujudan program kawasan strategis nasional berorientasi pertahanan keamanan melalui penyebaran sumber daya manusia di pulau terluar dan wilayah perbatasan;
Kesimpulan
1. Pengembangan wilayah berbasis penataan ruang, mengharuskan keberadaan dan potensi kawasan transmigrasi di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), khususnya RTRW Kabupaten dan rencana rincinya. 2. RTRW beserta rencana rincinya merupakan acuan dalam penyusunan rencana Satuan Kawasan Pengembangan dan Satuan Permukiman dalam Kawasan Transmigrasi, dimana Kawasan Transmigrasi merupakan bagian dari Rencana Pola Ruang, berupa Pengembangan Kawasan Budidaya (Permukiman dan Lahan Usaha). 3. Pengembangan Kawasan Transmigrasi (tidak bisa sendiri) membutuhkan dukungan antar-wilayah dan antar-sektor untuk dapat mewujudkan tujuan pembangunan transmigrasi.
TERIMA KASIH