Professional Documents
Culture Documents
BIODATA
NAMA : Dr. BAMBANG SUBARNO
TEMPAT/TGL LHR : MADIUN 1965
RIWAYAT PENDIDIKAN : SD PENDOWO 1978
SMP I MADIUN 1981
SMA 2 MADIUN 1984
FK UGM 1991
DOKTER PTT I PUSK BENTOT KAB BARITO SELATAN
KALTENG
DOKTER PENGEBORAN MINYAK LEPAS PANTAI 1995-1997
PNS KANWIL IRJA 1997
PPDS ILMU PENYAKIT PARU FK UNAIR 1998
DOKTER KESGAB PROP.NAD 2004
DOKTER PARU RSU SOEDONO MADIUN 2005-SEKARANG
Negara
2005
2006
Total
kasus
mati
kasus
mati
kasus
mati
Azerbaijan
Cambodia
China
12
21
14
Egypt
14
14
19
12
46
37
65
49
Iraq
Thailand
24
16
Turkey
12
12
Viet Nam
61
19
93
42
Total
97
42
99
66
246
144
Indonesia
Subtypes of Influenza A
Virus
H1
N1
H2
N2
H3
N3
H4
N4
H5
N5
H6
N6
H7
N7
H8
N8
H9
N9
H10
H11
H12
H13
H14
H15
human epidemics
H1N1
H2N2
H3N2
Sub-tipe virus
dan inang alamiahnya
H 1,13
N 2,3,9
H 5,7
N 3,7
H 1-16
H 1,2,3
N 1,2
N 1- 9
H 3,7
N 7,8
Laksmi Wulandari, 2006
H 1,2,3
N 1,2
Penularan virus
Media penularan :
Sekreta dan ekskreta burung,
Leleran hidung unggas sakit,
Debu / tanah yang terkontaminasi,
Partikel yang tersebar di udara,
Peralatan manusia yang terkontaminasi (sarana
transportasi, sangkar, pakaian, sepatu)
Modus penyebaran :
Perdagangan unggas regional / internasional
Migrasi burung liar
Laksmi Wulandari, 2006
Faktor penentu
penularan
Rantai penularan
unggas domestik
inang perantara
inang perantara
manusia
manusia
manusia (?)
Rantai penularan
Virus
H5N1
Antigenic Shift
Terjadi bila 2 galur virus secara simultan
menginfeksi sel inang yang sama
rekombinasi segmen RNA virus baru
Babi dianggap inang perantara yang
penting. Trakea babi memiliki reseptor
baik untuk virus manusia & virus unggas
Munculnya
gejala
penyakit
TRIASE IRD
Seleksi penderita Flu Burung dengan Semua
Petugasnya menerapkan Standard Universal
Precaution
Seleksi oleh Perawat Terlatih dengan pedoman
Gejala2 dan Faktor Risiko Flu Burung
Seleksi oleh Dokter Triage untuk anamnesis
dan pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang Dx: Lab sederhana,
Foto Toraks
Menentukan Dipulangkan atau Dirawat Inap
KASUS OBSERVASI
Seseorang yang masih dalam observasi klinis,
epidemiologi dan pemeriksaan laboratorium,
demam 380C + 1 gejala :
Batuk, Sakit Tenggorokan, Pilek, Nafas Pendek /
Sesak Napas (pneumonia) yang belum jelas
ada atau tidaknya kontak dengan unggas sakit /
mati mendadak yang belum diketahui
penyebabnya atau babi dan produk mentahnya
Tim Penanggulangan Flu Burung Dinas Kesehatah Propinsi Jawa Timur, Februari 2006
Tim Penanggulangan Flu Burung Dinas Kesehatah Propinsi Jawa Timur, Februari 2006
Rapid test
Positive
Flu A
17
Not Flu A
16
Total
33
Negative
18
97
115
Total
35
113
148
KASUS PROBABLE
Kasus Suspek AI + 1 keadaan :
Ditemukan adanya kenaikan titer antibodi H5 sebanyak 4
x pada uji HI terhadap sepasang serum yang
pengambilannya berjarak 10-14 hari, menggunakan
eritrosit kuda atau ELISA
Hasil laboratorium secara terbatas terdeteksi 1) antigen
virus H5N1 atau 2) bahan genetika virus A H5N1 (rRTPCR atau gel-based RT-PCR) atau 3) adanya antibodi
spesifik virus A H5N1 yang sangat tinggi dalam spesimen
serum tunggal menggunakan uji netralisasi
Dalam waktu singkat menjadi pneumonia berat / gagal
nafas / meninggal yang berada dalam 1 cluster dengan
kasus AI Confirm dan tidak terbukti adanya penyebab lain
Tim Penanggulangan Flu Burung Dinas Kesehatah Propinsi Jawa Timur, Februari 2006
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Desember 2005
KASUS CONFIRMED
Kasus Suspek atau Probable + 1 keadaan :
Isolasi Virus H5N1
PCR (+) H5 dengan 2 target berbeda; spesifik untuk Influenza A
dan H5 HA
Pada Imunofluorosen test (IFA) ditemukan antibodi positif
menggunakan antibodi monoklonal Avian Influenza (H5N1)
Kenaikan Titer 4 x Antibodi Spesifik H5N1 dengan test
Neutralisasi sebesar 4 X dalam serum akut (7 hari) dan konvalesen
( 1:80)
WHO (29 Aug 2006): Mikroneutralisasi Ab H5N1 1:80 dari serum
pada 14 hari dan assai serologi berbeda (+); hemaglutinasi
inhibition Eri kuda ( 1:160) atau Western blot spesifik H5
Tim Penanggulangan Flu Burung Dinas Kesehatah Propinsi Jawa Timur, Februari 2006
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Desember 2005
Ancaman
pada
Manusia
Penularan
antar
Manusia ?
Clusters in Indonesia
Cluster
Cases
Fatal
3 (2 confirmed, 1
pending)
Inconclusive
Cannot be
ruled out
Blood-related
family
2 (2 confirmed)
Fertilizer
Cannot be
ruled out
Blood-related
family
3 (3 confirmed)
Direct (sick
chicken)
Unlikely
Blood-related
family
2 (2 confirmed)
Exposure (sick
chicken)
Unlikely
Blood-related
family
4 (2 confirmed, 2
suspect)
Direct (sick
chicken)
Unlikely
Blood-related
family
8 (7 confirmed, 1
suspect)
Pending
Cannot be
ruled out
Blood-related
family
2 (2 Confirmed)
Source
H to H
Cannot be
ruled out
Type of cluster
Blood-related
family
1
22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
April
alive
died
5
4
4
lab-confirmed
7
6
5
Village investigation
3
2
3
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
May
Ancaman
munculnya
Pandemi
Tahapan pandemi
Periode Interpandemi
Fase 1 : Tidak ditemukan virus baru pada manusia
Virus hanya pada hewan, resiko infeksi rendah
Fase 2 : Tidak ditemukan virus baru pada manusia
Virus pada hewan, resiko infeksi cukup besar
Periode
Pandemi:
Fase 6
Epidemiological signal
Virological signal
Detection of a virus with new genetic
and antigenic feature
Isolation of a virus from a human case
showing a number of mutations not seen
in avian isolates
Source:WHO pandemic influenza draft protocol for rapid response and contatinment
Bagaimana
menanggulangi
Penyakit ?
65 tahun
100 mg / hari
Rimantadine
13 s/d 64 tahun
2 x 100 mg / hari
65 tahun
100 mg / hari
Zanamivir (inhalasi)
13 s/d 64 tahun
2 x 10 mg / hari
Oseltamivir
13 s/d 64 tahun
2 x 75 mg / hari
65 tahun
2 x 10 mg / hari
65 tahun
2 x 75 mg / hari
Amantadine
13 s/d 64 tahun
2 x 100 mg / hari
65 tahun
75 mg / hari
65 tahun
100 mg / hari
Rimantadine
13 s/d 64 tahun
2 x 100 mg / hari
Laksmi Wulandari, 2006
65 tahun
100 mg / hari
Inhibitor Neuraminidase
Efektif untuk strain virus influenza A & B
Menghambat pelepasan virus-virus baru
dari sel inang
menghambat
penyebaran infeksi ke sel-sel lain
Replikasi virus memuncak 24 - 72 jam
setelah onset penyakit
obat harus
diberikan sesegera mungkin (< 48 jam
setelah onset penyakit)
Laksmi Wulandari, 2006
Vaksinasi Influenza
Intramuscular inactivated vaccine
Fluzone , Fluvirin , Vaxigrip
Available in whole virus or split product
Both are equivalent in producing reactions
Dose : 1 x 0.50 mL IM
Prioritas vaksinasi
Usia 65 tahun
Mengidap penyakit (jantung / paru)
kronis
Peternak unggas dan anggota
keluarganya
Penghuni panti perawatan
Petugas kesehatan yang terlibat
langsung perawatan pasien flu burung
Laksmi Wulandari, 2006
Manfaat vaksinasi
Vaksinasi dengan human influenza
vaccine tidak akan mencegah Flu burung
tetapi dapat mengurangi kemungkinan
Antigenic Shift melalui proses
reassortment pada tubuh manusia
Vaksin yang tersedia adalah :
Virus Influenza A H1N1, H3N2, dan
virus Influenza B
Laksmi Wulandari, 2006
Upaya Pencegahan
Untuk kelompok risiko tinggi
Gunakan alat pelindung perorangan saat
bekerja di lokasi peternakan atau
penampungan unggas
Menjaga kebersihan kandang
Hindari kontak langsung dengan unggas yang
sakit / terinfeksi
Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja
Cuci tangan dan mandi sebelum pulang
Imunisasi (vaksinasi)
Laksmi Wulandari, 2006
Upaya Pencegahan
Untuk masyarakat umum
Jaga stamina, makanan bergizi, cukup istirahat
Olah daging dan telur unggas dengan benar
Pilih unggas yang sehat
Masak daging
suhu 80oC, 1 menit
rebus telur
suhu 64oC, 5 menit
Jauhi daerah wabah
Bila ada gejala flu segera berobat ke dokter
GLOVES
BOOTS
CAPS
CLOTHES
GOGGLES
MASKS
Penggunaan APP
Meningkatkan
kewaspadaan
masyarakat
Dapatkah pandemi
dicegah ?
Ancaman pandemi influenza ada di
depan mata
Kewaspadaan masyarakat dan tindakan
pencegahan adalah satu-satunya cara
untuk menghindari terjadinya pandemi
avian influenza
Peran media massa sangat penting
Prepare for
the next Flu pandemic
Contoh Kasus
Nama : AM
Umur : 5 th
Kelamin: laki
Berat badan : 19 kg
Alamat : Ds Pakis Wonogondo
Kebonagung Pacitan
MRS di RSU Soedono : 30-9-2006 jam
14.05
Laboratorium
Hb : 12,5
Lekosit : 4,8 (normal 4,0 11,3)
Trombosit : 87 (normal 150 400)
Diff count : limfosit 19.7 (normal 25 35)
Malaria : negatif
Kesan : trombositopenia, limfositopenia
Pemeriksaan di RSU
Soedono Madiun
Kesadaran : menurun
T : 80/palp N : 120/m RR : 26/m t : 38,5
Conj : anemis - ict : Thorax : ronki +/+
Abd : supel H/L ttb
Extr : oedem -/-
Laboratorium
Hb : 10,7
Lekosit : 3,1
Trombosit : 57
Diff count limfosit : 23
Kesan : lekositopenia, trombositopenia,
limfositopenia
Thorax foto : infiltrat ke 2 paru
Evaluasi
Tgl 3-10 2005
Kesadaran : membaik (GCS 456)
T : 85/55 N : 97 RR : 26 t : 36,7
Thorax foto : infiltrat lebih luas
Tgl 14-10-2005
Klinis ; membaik
Lab : Hb :11,1 L : 7,4 Trb : 403 Limf : 33
Thorax foto : infiltrat berkurang
Tgl 21-10-2005 dipulangkan (kontrol RSU
Pacitan)
TERIMA KASIH