You are on page 1of 54

Amalgam 1 & II

Struktur dan Sifat


Pertimbangan Teknis

By
Drg. Nila Kasuma

Defenisi
Amalgam merupakan jenis logam
campur
khusus
yang
mengandung merkuri sebagai
salah satu konstituennya, karena
merkuri bersifat cair dalam
temperatur kamar, merkuri dapat
dicampur dengan logam lain
yang padat.

Proses Amalgamasi
Proses
amalgamasi
modern
dimulai di klinik ketika tetesan
merkuri dikeluarkan dari sebuah
ruangan yang tertutup dalam
kapsul, ke dalam ruang lain yang
mengandung bubuk amalgam;
kedua
komponen
tersebut
kemudian diaduk bersama dalam
alat yang disebut amalgamator.

Terminologi
Amalgam

adalah logam campur merkuri


Amalgamasi
adalah
proses
pencampuran merkuri dalam bentuk
cairan dengan satu atau beberapa
logam
Creep adalah regangan atau deformasi
yang bergantung pada waktu, yang
disebabkan oleh tekanan.
Ekspansi
tertunda adalah ekspansi
amalgam yang mengandung seng yang
berlansung
berangsur-ansur
dalam
waktu beberapa minggu.

Amalgam

gigi merupakan logam


campur dari merkuri, tembaga, dan
timah,
yang
juga
mengandung
palladium, seng, dan unsur-unsur lain
untuk
meningkatkan
karekteristik
manipulasi dan kinerja klinisnya.
Logam campur amalgam gigi logam
campur dari perak, tembaga, timah,
dan unsur-unsur lain yang diformulasi
dan diproses dalam bentuk partikel
bubuk atau pelet yang terkompresi.
Triturasi proses menghaluskan bubuk,
terutama dengan bantuan cairan .

Komposisi Logam Campur


Amalgam mempunyai kandungan utama yakni
timah dan perak, unsur lainya adalah
tembaga, seng, emas dan merkuri dalam
jumlah yang tidak ditentukan.
Logam campur mengandung seng 0,01%.
Secara historis, logam campur amalgam
mengandung perak sekurangnya 65%wt,
timah 29%wt, dan tembaga kurang dari
6%wt, (anjuran G.V. Black) pada tahun1896.
Logam campur juga dipasok sebagai campuran
sebagai campuran dari partikel lathe-cut dan
sferis.
Produk triturasi adalah massa plastis yan mirip
dengan massa yang terjadi pada pencairan
logam campur pada temperatur cair dan
padat .

Faktor-faktor kualitas
amalgam gigi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas


amalgam gigi dapat dibagi menjadi dua
kelompok:
Dapat dikendalikan oleh dokter gigi, dan
Yang dibawah kendali pabrik.
Faktor-faktor yang dikendalikan oleh dokter
gigi mencakup:
Pemilihan logam campur
Rasio merkuri : logam campur,
Prosedur triturasi
Teknik kondensasi
Keutuhan bagian tepi, dan
Hasil akhir

Faktor-faktor yang dikendalikan


oleh Pabrik mencakup:
Komposisi logam campur
Pemanasan logam campur
Ukuran, bentuk, dan metode
pembuatan partikel logam
campur
Manipulasi permukaan partikel,
dan
Bentuk dipasoknya logam
campur tersebut.

Fase Metalguri pada


Amalgam Gigi

Reaksi pengerasaan dari logam


campur untuk amalgam gigi
dengan
merkuri
biasanya
dinyatakan oleh fase metalguri.

Sistem Perak-Timah
Sistem
perak-timah
adalah
diagram keseimbangan fase dari
sistem logam campur Ag-sn.
Karena
perak
dan
timah
membentuk bagian terbesar dari
logam campur amalgam.

Jika
konsentrasi
timah
melebihi
26,8%wt, akan terbentuk campuran
fase y dan fase yang kaya timah. Fase
timah-merkuri kurang tahan terhadap
korosi dan merupakan komponen
amalgam perak yang paling lemah .
Logam campur Ag-sn cukup rapuh dan
sulit di manipulasi merata kecuali bila
sejumlah kecil tembaga mengantikan
perak.
Penggantian
atomik
ini
dibatasi sekitar 4%wt sampai 5%wt,
karena bila melebihi batas tersebut
akan terbentuk Cu3Sn.

Penggunaan seng jarang ada


dalam logam campur dalam
jumlah lebih dari 1%wt. Fungsi
utama seng adalah dioksidasi.
Seng berfungsi sebagai pemakan
selama
pencairan,
menggabungkan dengan oksigen
untuk
meminimalkan
pembentukan oksida lain.
Seng mempunyai efek bermamfaat
dalam hubunganya dengan korosi
tahap awal dan keutuhan tepi.

Pembuatan Bubuk Logam


Campur
Bubuk

Lathe-cut. Untuk membuat


bubuk
lathe-cut,
batang
logam
campur yang sudah diannealing
ditempatkan dalam mesin giling atau
alu dan kemudian dipotong dengan
alat potong atau gerinda. Potongan
yang didapat sering berbentuk seperti
jarum, dimana beberapa pabrik masih
memperkecil
ukuran
potongan
tersebut dengan penggilingbulat.

Anneling

untuk Homogenisasi. Karena


kondisisi pendinginan yang cepat dari
keadaan pengecoran, batang logam
campur Ag-Sn mempunyai sruktur inti
dan mengandung butiran nonhomogen
dengan berbagai komposisi. Dilakukan
pemanasan homogenenisasi untuk
mengembalikan
keseimbangan
hubungan fase. Batangan diletakan
pada didalam oven dan dipanaskan
selama 24 jam. Pada akhir siklus
pemanasan
batang
dibawa
ketemperatur kamar untuk menjalani
tahap pembuatan berikutnya.

Manipulasi

Partikel, begitu batang logam


campur
sudah
diperkecil
menjadi
potongan-potongan, banyak pabrik yang
melakukan beberapa jenis manipulasi
permukaan terhadap partikelnya.
Bubuk
yang
Diatomisasi.
Bubuk
atomisasi dibuat dengan melelhkan
unsur-unsur yang dinginkan bersamasama. Logam cair diatomisasi menjadi
tetesan logam yang berbentuk bulat
kecil. Jika tetesan memadat sebelum
menyentuh permukaan, bentuk sferis
atau bulat akan tetap bertahan, dan
bubuk atomisasi ini disebut
bubuk
sferis.

Ukuran

Partikel.
Ukuran
partikel
maksimal dan distribusi ukuran didalam
bubuk logam campur dikontrol oleh
pabrik pembuatnya. Ukuran rata-rata
dari partikel bubuk modern berkisar
antara 15-35 m. Sifat amalgam paling
dipengaruhi oleh distribusi ukuran.
Logam
Campur Lathe-Cut dibanding
Logam Campur Atomisasi. Amalgam
yang dibuat dari bubuk lathe-cut, atau
bubuk campuran dari bubuk lathe-cut
dan
sferis,
cenderung
menahan
kondensasi dengan lebih baik daripada
amalgam yang seluruhnya terbuat dari
bubuk sferis.

Logam

Campur berbentuk sferis


membutuhkan
merkuri
dalam
jumlah lebih kecil dari pada logam
campur lathe-cut, karena partikel
logam campur berbentuk sferis
mempunyai daerah permukaan
yang lebih kecil per volumenya
debandingkan
dengan
logam
campur
lathe-cut.
Amalgam
dengan kandungan merkuri yang
rendah umumnya mempunyai
sifat yang lebih baik.

Amalgamasi dan Struktur


Hasilnya
Logam

campur rendah tembaga.


Amalgamasi terjadi ketika merkuri
berkontak
dengan
permukaan
partikel logam campur Ag-Sn. Jika
bubuk ditriturasi, perak dan timah
dibagian luar partikel akan larut
menjadi
merkuri.
Pada
saat
bersamaan, merkuri difussi kepartikel
logam campur. Merkuti mempunyai
daya larut yang terbatas untuk perak
(0,035%wt) dan timah(0,06%wt).

Skema ini menunjukan urutan perkembangan struktur mikro


amalgam bila partikel lathe-cut yang kandungan tembaganya
rendah dicampuri merkuri.

Jika daya larut ini terlampaui , kristalkristal dari dua senyawa logam biner
akan berpretisipasi menjadi merkuri.
Kedua senyawa ini adalah senyawa
Ag2Hg3 berbentuk kubik dengan
pusat bagian tengah (fase y) dengan
senyawa Sn7-8Hg Hexagonal yang
tersusun rapat (fase y2). Karena
kelarutan perak dalam merkuri lebih
rendah dari pada timah, fase y1
bersipitasi
terlebih
dahulu
sementara fase y2 berpresipitasi
kemudian.

Logam

campur yang kandungan


tembaganya
tinggi.
Logam
campur yang tembaganya tinggi
menjadi bahan pilihan karena
sifat mekanisnya yang lebih baik,
juga
ketahanannya
terhadap
korosi dan integritas bagian tepi
serta
kinerjanya
dalam
percobaan klinis yang lebih baik,
bila dibandingkan dengan logam
campur tradisional yang rendah
kandungan tembaganya.

Ada dua macam bubuk logam


campur tinggi tembaga yang
tersedia, yakni yang pertama
bubk logam campur gabungan,
dan yang kedua adalahbubuk
logam
campur
berkomposisi
tunggal.
Kedua
tipe
ini
mengandung tembaga lebih dari
6%wt.

Logam

campur gabungan. Menunjukan


bubuk gabungan partikel lathe-cut
rendah kandungan tembaganya dan
partikel logam campur Ag-Cu sferis
pada gambar 17-6.

Ket : Bubuk logam campur gabungan yang tipikalnya


dengan kandungan tembaga dakam jumlah besar
menunjukan partkel perak-tmah lathe-cut dan perak
tembaga sferis. Pembesaran 500x.

Logam

campur komposisi tunggal.


Setiap partikel pada bubuk logam
campur ini mempunyai komposisi
kimia
yang
sama.
Komponen
utamanya adalah perak, tembaga,
dan timah. Yang mengandung perak
60%wt timah 27%wt dan tembaga
13%wt .
Jadi ringkasan reaksi bubuk logam
campur dengan komposisi tunggal
terhadap merkuri adalah :
Partikel logam campur Ag-Sn-Cu + Hg y1 + n
+ partikel logam campur yang tidak
terkonsumsi.

Stabilitas Dimensional
Idealnya

almagam
harus
mengeras
tanpa
terjadi
perubahan pada dimensi dan
kemudian tetap stabil sepanjang
usia restorasi tersebut.

Faktor

yang mempengaruhi dimensi awal


sewaktu
pengerasan
dan
stabilitas
dimensional jangka panjang :
1. Perubahan dimensional. Amalgam memuai
dan menyusut tergantung pada cara
menipulasinya.
2. Teori
perubahan
dimensi.
Sebagian
amalgam modern menunjukan kontraksi
bersih
sewaktu
ditriturasi
dengan
amalgamator mekanis dan dievaluasi
dengan prosedur ADA.
3. Efek kontaminasi cairan. Semua observasi
yang disajikan sejauh ini dikaitkan dengan
perubahan
dimensional
yang
terjadi
selama 24 jam saja . Beberapa amalgam
sesungguhnya terus berekspansi untuk
setidaknya 2 tahun.

Kekuatan
Persyaratan

utama untuk setiap bahan


restorasi adalah mempunyai kekuatan
yang cukup guna melawan fraktur. Contoh
fraktur dari restorasi amalgam dapat
dilihat pada gambar 17-12.

Ket : Retorasi amalgam yang fraktur kegagalan semacam


ini terjadi karena menipulasi bahan yang tidak benar.

Pengukuran

kekuatan.
Sulit
untuk
mengindentifikasi sifat utama atau sifat-sifat
yang bertangung jawab atas frakturnya
restorasi amalgam yang diperlihatkan pada
gambar 17-12. Kekuatan kompresi dari
amalgam yang memuaskan barangkali harus
setidaknya 310 Mpa.
Efek
Triturasi.
Efek
triturasi
terhadap
kekuatan tergantung pada jenis logam
campur amalgam, waktu triturasi dan
kecepatan amalgamator.
Efek Kandungan Merkuri. Faktor penting
dalam mengontrol kekuatan adalah kadungan
merkuri dari restorasi tersebut. (merkuri
dalam jumlah yang cukup dicampur dengan
logam campur untuk menutupi logam campur
dan memungkinkan terjadinya amalgamasi
yang menyeluruh).

Kekuatan amalgam adalah fungsi dari fraksi


volume dari partikel-partikel logam campur
yang tidak dikonsumsi dan fase yang
mengandung merkuri.
Efek Kondensasi. Tekanan kondensasi, teknik,
dan bentuk partikel logam campur, semuanya
mempengaruhi sifat amalgam. Jika digunakan
teknik kondensasi tipikal dan logam campur
lathe-cut, makin besar tekanan kondensasi,
makin tinggi kekuatan kompresinya terutama
kekuatan awal. Ini akan menghasilkan fraksi
volume dari frase matrik yang lebih kecil.
Efek Porositas. Ruang kosong dan porus adalah
fakto-faktor yang menpengaruhi kekuatan
kompresi dari amalgam yang sudah mengeras.
Efek
laju
pengerasan
amalgam.
Laju
pengerasaan amalgam penting diperhatikan
oleh dokter gigi.

CREEP
Peran

creep pada kinerja amalgam. Tingkat


creep terbukti mempunyai hubungan dengan
kerusakan tepi, dan makin tinggi creep
makin besar derajat kerusakan tepi.
Pengaruh struktur mikro terhadap creep.
Fase y1 ini terbukti mmberi pegaruh penting
pada tingkat creep untuk amalgam dengan
kandungan tembaga yang rendah. Tingkat
creepnya meningkat apabila volume faksi y1
lebih besar dan menurun apabila ukuran
butiran y1 lebih besar.
Efek variabel manipulasi pada creep. Jadi
rasio
merkuri logam campur harus
diminimalkan,
tekanan
kondensasi
dimaksimalkan untuk logam campur lathecut atau logam campur gabungan.

Kinerja Klinis dari Restorasi


Amalgam
Kinerja

klinis yang sangat baik dari


amalgam gigi dapat di hubungkan
dengan
kecendruangan
untuk
terjadinya kebocoran tepi yang minimal.
Salah satu bahaya terbesar yang terjadi
dengan
merestorasi
gigi
adalah
kebocoran mikro yang terjadi antara
dinding-dinding gigi dan restorasi.
Pengunaan bahan bonding dentin dengan
amalgam adalah salah satu metode lain
yang relatif baru untuk mengurangi
kebocoran mikro .

Kebocoran
kecil
dibawah
restorasi
amalgam adalah kejadian yang unik. Bila
restorasi
dipasang
dengan
benar,
kebocoran akan berkurang dengan makin
tuanya umur restorasi tersebut. Ini
mungkin disebabkan oleh produk krosi di
antar muka antara gigi dan restorasi
yang menutup daerah antar muka dan
karena
itu
mencegah
terjadinya
kebocoran. Adanya kalsium dan fosfor
serta demineralisasi dari struktur gigi
didekat
restorasi
amalgam
jenis
menunjukan adanya interaksi biologi
pada proses korosi ini.

Karat

dan korosi. Restorasi


amalgam sering mengalami
pembentukan karat dan korosi di
lingkungan rongga mulut.
Efek Komposisi terhadap
ketahanan restorasi amalgam. Ini
akan berdampak pada ketahan
jangka panjang dari restorasi
amalgam yang dibuat dengan
baik.

Faktor-Faktor yang
Mepengaruhi Kualitas
Tambalan
Amalgam
Logam campur
amalgam modern dapat

diperlakukan sedemikian rupa hingga


restorasi dapat bertahan sekitar 12
sampai 15 tahun. Kerusakan tambalan
seringkali disebabkan oleh dokter gigi,
perawat gigi, atau pasien dan bukan
karena bahan tambalanya meskipun
amalgam bersifat rapuh dan harus
diperlakukan dengan
mempertimbangkan sifat ini. Adapun
faktor operator berpengaruh besar
bagi daya tahan restorasi.

Pengadukan Mekanis
Pada

awalnya air raksa dan logam


campur diaduk, atau ditriturasi
dengan
tangan
mngunakan
lumpang dan alu. Tetapi sekarang
ini diproses amalgamasi mekanis
sudah banyak menghemat waktu
dan membakukan prosedur.
Tujuan
dari
truturasi
adalah
amalgamasi yang benar dari air
raksa dengan logam campur.

Konsistensi

dari
adukan.
Sudah terbukti bahwa kombinasi
yang benar dari logam campur
dan air raksa adalah faktor
pertimbangan yang utama.
Pada tahap inilah komposisi dari
tambalan amalgam ditentukan
dan komposisi adalah penentu
utama dari sifat fisik amalgam.

Pemadatan (Kondensasi)
Tujuan pemadatan adalah memadatkan logam
campur
kedalam
kavitas
yang
sudah
deprepasi
sehingga
tercapai
kepadatan
maksimal, dengan cukup air raksa yang
tertinggal untuk menjamin kelanjutan tahap
matriks
diantara
partikel-partikel
logam
campur yang ada.
Kalau ini tercapai maka kekuatan amalgam akan
bertambah.
Hilangnya
kekuatan
akan
tergantung
pada
kecepatan
pengerasan
amalgam. Karena diperlukan kekeringan pada
daerah kerja, pemadatan harus dilakukan
diantara 4 dan sisi dinding dan satu lantai;
satau atau lebih dinding bisa terdiri dari
selembar logam anti karat tipis, yang disebut
pita matriks atau strip matriks.

Pemadatan

secara
manual.
Adukan
amalgam
tidak
boleh
disentuh dengan tangan telanjang.
Tekanan pemadatan. Area ujung
alat pemadat dan tekanan yang
diberikan oleh tangan operator akan
mengatur
besarnya
tekanan
pemadatan.
Pemadatan mekanis. Prosedur dan
prinsip dari pemadatan mekanis
sama dengan pemadatan dengan
tangan,
termasuk
perlunya
penambahan lapisan amalgam dalam
jumlah yang kecil.

Pengukiran dan Penyelesain


Akhir

Setelah
amalgam
selesai
dipadatkan
kedalam kavitas yang sudah di preparasi,
tambalan
diukir
untuk
memprodusi
anatomi gigi yang benar. Jika digunakan
teknik yang benar, amalgam seharusnya
sudah siap untuk diukir segera setelah
pemadatan selesai.
Pemburnisan
anatomi
oklusal
dapat
dilakukan dengan burniser berujung bulat.
Alat dengan ujung bilahnya kaku
dan
datar
paling
baik
digunakan
pada
permukaan yang halus.

Penghalusan akhir dapat diakhiri


dengan menggosok permukaan
menggunakan bola kapas yang
agak basah atau memoles ringan
dengan
mengunakan
magkuk
karet pemoles, serta pasta poles.
Walaupun langkah itu telah kita
lakukan,
tapi
ditingkat
mikroskopik permukaan ini tetap
kasar. Apabila ini tidak di perbaiki
maka akan mengalami korosi jenis
konsentrasi sel.

Akibat Klinis dari Perubahan


dimensi

Setelah amalgam ditempatkan, terjadi


berbagai perubahan di tingkatstruktur
mikro maupun visual. Amalgam memang
mengalami perubahan bentuk dan
banyak yang akhirnya dianggap gagal.
Penyebab utama dari kegagalan ini
termasuk :
1.Karies skunder,
2.Patahnya tepian tambalan,
3.Pecahnya tambalan,
4.Dan patahnya gigi.

Perubahan yang terjadi pada tingkat


struktur mikro disebabkan oleh :
1.Korosi dan karat
2.Perubahan y1 menjadi 1
3.Tekanan yang berkaitan dengan daya
kunyah.
Mungkin semua faktor ini saling berkaitan,
jadi dokter gigi boleh menduga akan
terjadinya perubahan tambalan amalgam
dalam jangka waktu yang tertentu.
Amalgam
modern
seharusnya
mempunyai angka ketahanan sedikitnya
90% setelah 5 tahun.

Kontraksi.

Kurangnya triturasi berakibat


kurangnya kekuatan dan ekspansi
selama pengerasan. Selain itu, terjadi
sedikit
kontraksi
pada
banyak
amalagam modern apabila ditribusi
dengan benar.
Sulit
untuk memperkirakan apakah
tambalan amalgam didalam mulut telah
berkontraksi atau berekspansi dalam
batas perubahan dimensional 20 m.
Spesifikasi
No.1
dari
ADA
telah
memperluas batas perubahan dimensi
yang
diperolehkan
pada
proses
pengerasan tambalan, seperti yang
diukur pada contoh yang tidak dibatasi.

Efek Samping Air Raksa


Keberadaan
tambalan
amalgam
hanya
dimungkinkan oleh karakteristik yang unik
dari air raksa. Logam ini memberikan
massa plastis yang dapat ditempatkan dan
diselesaikan
di
dalam
gigi,
mengeraskannya sedemikian rupa sehingga
didapatkan struktur yang bertahan kuat
terhadap lingkungan didalam mulut, tetapi
juga merupakan unsur yang sangat
mempengaruhi sifat-sifat dasar layanan
klinis. Penggunaan air raksa didalam mulut
telah menimbulkan kekhawatiran dari segi
keamanan selama lebih dari 160 tahun.

Untuk memahami efek samping amalgam gigi,


terlebih dulu harus dirumuskan perbedaan
antara alergi dan keracunan.
Alergi. Secara khas, respons alergi mewakili
reaksi antigen dengan antibodi yang ditandai
oleh rasa gatal, ruam, bersin, kesulitan
barnafas, pembengkakan atau gejala lainya.
Keracuanan.
Sejak
awal
pengunaannya,
kemungkinan efek samping dari air raksa sudah
mulai dipertanyakan. Kadang-kadang masih
ada dugaan bahwa keracunan air raksa dari
tambalan gigi adalah penyebab dari berbagai
penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya
tidak jelas dan bahwa bagi dolter gigi atau
asistennya ketika uap air raksa terhirup selama
pengadukan, penempatan dan pembuangan.
Sebenarnya hanya ada sekitas 100 dokumen
laporan tentang keracunan dan alergi air raksa
yang berkaitandengan tambalan gigi amalgam
yang telah dipublikasikan kedalam literatur
ilmiah selama 60 tahun terakhir.

Resiko dari air raksa dapat dikurangi


dengan
memperhatikan
beberapa
tindakan pengamanan;
1. Ruang perawatan gigi harus memiliki
ventilasi yang baik.
2. Semua kelebihan air raksa, termasuk sisa
buangan, kapsul disposibel dan amalgam
yang
dibuang
selama
prosedur
pemadatan, harus dikumpulkan dan
disimpan dalam wadah yang berpenutup
ketat.
3. Jika air raksa berkontak dengan kulit, kulit
harus segera dicuci dengan air dan
sabun.

Pengaruh

kandungan air raksa pada kualitas


restorasi. Air raksa sangat penting bagi sifat
fisik dari restorasi amalgam. Analisis dari
restorasi klinis menunjukan adanya variasi
yang besar didalam kandungan air raksanya.
Restorasi yang mempunyai kandungan air
raksa yang terlalu tinggi dianggap tidak
memuaskan secara klinis melalui secara
visual.
Oleh karena tingginya kandungan air raksa
memiliki efek yang sama pada kekuatan dan
pengeroposan
logam
campur
dengan
kandungan tembaga tinggi maupun logam
campur lama dengan dengan kandungan
tembaga rendah, bisa diduga bahwa
restorasi amalgam tinggi tembaga dan tinggi
kandungan
air
raksanya
juga
akan
menunjukan insidens kehancuran tepi dan
efek lain yang besar.

Kerusakan Tepi
Seperti berulang kali disebutkan salah satu
jenis kerusakan amalgam yang paling
sering terjadi adalah apa yang disebut
tambalan berparit seperti terlihat pada
gambar 18-11. Meskipun parit belum
berlanjut sampai kebentuknya karies
skunder.

Preparasi

kavitas atau penyelesaian yang


tidak baik. Bila ada email yang mengantung
tanpa dukungan daerah tepi preparasi kavitas
maka suatu saat struktur gigi itu dapat patah,
jadi amalgam yang berparit itu bisa
mengakibatkan patahnya email didekatnya
atau
tepi
amalgam.
Pengukiran
dan
penyelesaian akhir yang kurang benar dapat
meninggalkan ledge amalgam yang tipis yang
meluas keatas email. Gambar(18-12).
Kelebihan air raksa. Efek dari kandungan
akhir yang tinggi dari air raksa pada
kerusakan tepi sudah dibahas sebelumnya.
Pengendalian rasio air raksa; logam campur,
prosedur triturasi yang menyeluruh dan
pemadatan yang benar akan mengurangi
kemungkinan kegagalan seperti ini.

Keropos.

Jika keroposnya logam campur


sangat tinggi atau jika manipulasi
cenderung
meningkatkan
keropos
kemungkinan patahnya bagian tepi akan
sangat meningkat.
Sepertinya hanya sedikit kolerasi antara
keropos dan patahan tepi pada logam
campur yang mempunyai nilai keropos
lebih rendah dari 1%. Tetapi jika nilai
keroposnya lebih tinggi dari angka ini
restorasi dari logam campur ini umumnya
mengalami kepatahan tepi yang lebih
besar dari pada restorasi dari logam
campur yang rendah nilai kroposnya.
Gambar (18-13)

Perbaikan Tambalan
Amalgam

Memperbaiki restorasi amalgam mungkin


masuk kedalam kategori prosedur yang
membahayakan. Perbaikan ini hanya
boleh diupayakan jika area yang perlu
diperbaiki hanya kecil, tidak terkena
tekanan tinggi, mampu mampu
mendukung dan menahan dua bagian
tambalan.

Give the perfect smile

Terima Kasih

You might also like