You are on page 1of 47

SISTIM RESPIRATORI ACARI

Dr. Bambang Heru Budianto, MS.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

PENDAHULUAN

Arachnida bernafas : tracheae (struktur berbentuk tabung


memanjang) dan vestibula atau atria (paru buku atau
phyllotrachea )
Tracheae dan vestibula berhubungan dengan dunia luar
melalui invaginasi integumen stigmata (pneumostomes)
Scorpion, Amblypygi dan Uropygi : paru-paru buku,
sedangkan Pseudoscorpion, Solifugae, Opiliones, Ricinuclei
dan Acari hanya tracheae.
Fase nimfa dan dewasa Anactinotrichida dan kebanyakan
Prostigmata terestrial bernafas menggunakan tracheae yang
membuka menuju bagian luar melalui sepasang stigmata
(spirakel, ostia).
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

a)
b)

Astigmata, Archoribatida dan beberapa Prostigmata terestrial dan


akuatik bernafas melalui kutikula atau brachytracheae (daerah porose
pada kutikula) dan tracheae genital
Brachytracheae juga terdapat pada beberapa larva Euoribatida
Posisi stigmata dan bentuk sistim tracheae beragam baik pada
Anactinotrichida maupun Actinotrichida klasifikasi Acari
Akhiran stigmata yang digunakan pada Mesostigmata dan
Prostigmata, didasarkan pada posisi stigmata.
Anactinotrichida
Sistim pernafasan : stigmata dan tracheae, kecuali pada tick Ixodida.
Anactinotrichida kecuali Notostigmata, mempunyai sepasang stigmata
pada fase nimfa dan dewasa
Notostigmata : 4 pasang stigmata opisthosoma (1-4)
tahap dewasa : sepasang stigmata terletak dibagian dorsal pada 2/3 dari
opistosoma (gambar 1 A)
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

Mesostigmata
Pada fase nimfa dan dewasa, didapatkan sepasang

stigmata yang terletak lateral dalam daerah coxae


III-IV atau sebagaimana pada kebanyakan
Uropodoidea, dalam daerah coxae II-III (gambar 2
A, B, D dan 3 A).
Stigmata dan peritreme tidak ada pada tahap larva.
Peritreme : alur pada bagian permukaan yang
berhubungan dengan stigmata. Fungsi : menaikkan
efektifitas pengambilan udara terutama pada mite
akuatik

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

Gambar 2. A, B, D
mikrograp
scanning
electron
stigmata
dan
peritreme
3
tungau
mesostigmata. Spinturnix
myoti
(A);
Platyseius
italicus
(B);
Cilliba
cassidea
(D);
C,
mikropapilla
peritreme
terbuka P. italicus. ex. =
seludang eksopodal; per. =
peritreme; s. = stigma

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

Gambar 3. A.
Skema penampakan lateral
stigma dan peritreme pada
Dermanyssina;
B.
diagram
potongan
melewati stigmatik dan
atria
trachea
tungau
mesostigmatik;
C-E.
potongan skematik saluran
peritrematik
pada
Platyseius
(C),
Pergamasus
(D)
dan
Thinozercon (E).

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

Holothyrida
Sepasang stigmata pada taksa ini terdapat dibagian
dorsolateral coxae III-IV, sebagaimana pada
kebanyakan Mesostigmata, sedangkan peritreme
meluas hingga bagian anterior dan posterior menuju
stigmata. Seludang peritrematik menyatu dengan
daerah lateral seludang dorsal.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

Actinotrichida

Pada Actinotrichida : banyak variasi bentuk sistim


respiratori dibandingkan Anactinotrihida.
Sistim primer (tracheae dan stigmata) tidak dijumpai pada
Astigmata dan kurang berkembang baik pada Oribatida
Perkembangan mekanisme respiratori sekunder, misal
adanya daerah porose pada kutikula dan struktur berupa
tabung buntu yang pendek (brachytracheae) yang mengarah
ke bagian internal permukaan tubuh dan kaki.
Sistim respiratori berkembang baik pada Prostigmata
terrestrial, namun terjadi keragaman bentuk.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

Prostigmata

Stigmata pada ordo ini terdapat pada bagian gnathosoma


atau sangat jarang didapatkan pada permukaan dorsal dan
anterolateral dari prodorsum (bagian permukaan dorsal dari
propodosoma).
Keragaman bentuk komponen-komponen sistim respiratori
dan posisi stigmata nampaknya lebih disebabkan oleh
modifikasi gnathosoma, khususnya chelicerae sesuai dengan
metoda makannya (gambar 4 A, B, C dan D).
Umumnya stigmata dijumpai pada bagian bawah chelicerae
dan bagian infraparaksial antar chelicerae
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

10

A. Gambaran diagramatis posisi


stigmata
dan
tracheae
Retetydeus
viviparus.
B.
Stylophore
dan
peritrema
Tetranychus. C.
Tracheae
Tetranychus urticae D. Bagian
lateral sistim respiratori T.
urticae. ch : chelicerae; CT :
tracheae tengah; DT : tracheae
dorsal; inf. : subcapitulum; itr :
batang trachea bawah; MTR :
batang
tracheae
(b.t.)
dorsoventral atau b. t. utama;
nst. : neostigmata; oes :
oesophagus; pc. : podocephalic
canal; per. : peritrema; st :
stigma; stl : stylophore; ves :
vestibula; VT : trachea ventral

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

11

Astigmata

Sesuai dengan nama ordonya, maka tidak didapatkan sistim trachea


dan stigmata (tidak mempunyai stigma).
Pada Otodectes cynotis dan Chirodiscoides caviae, dijumpai sistim
sepasang tabung yang disertai dengan taenidia (penebalan melingkar
pada dinding tabung), yang banyak disebut sebagai tracheae.
Pada spesies yang disebut terakhir, setiap tracheae berasal dari
bagian berlubang yang terdapat lateral antara sepasang kaki pertama
dan ke dua serta meluas ke arah posterior (pseudotracheae : struktur
silindris pendek atau bulat seperti tracheae). Organ ini sekarang
dikenal sebagai duktus kelenjar.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

12

Oribatida

Oribatida memperlihatkan sejumlah struktur yang dianggap


berfungsi dalam pertukaran gas.
Pada Oribatida primitif, misalnya Hypochthoniidae dan
Lohmanniidae, pertukaran gas terjadi melalui kutikula
menebal dan dibantu oleh mikropore yang terdapat
melintang sepanjang kutikula.
Pada beberapa kelompok, mikropore mengumpul bersama
membentuk daerah porose dan hal ini banyak dijumpai di
permukaan podomere kaki. Meskipun demikian, harus
diperhatikan bahwa tidak semua daerah porose mempunyai
fungsi respiratori.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

13

BAGIAN-BAGIAN MULUT ACARI

pakan dalam bentuk cairan atau partikulat (remah)


organula sensori kaki bagian anterior dan
pedipalpus : pencarian lokasi sumberdaya pakan
dan seleksinya
bagian mulut : pemrosesan dan penerimaan pakan
berbagai jenis substansi pakan dari hewan dan
tanaman : keragaman perilaku makannya dan
dalam adaptasi struktur bagian mulutnya

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

14

6. Bagian-bagian mulut Arachnida


(termasuk subclass Acari)

2 segmen tubuh pertama dari organ tambahan adalah chelicherae


dan pedipalpus (biasanya berkontraksi menjadi palpus),
labrum (=lingula) : bibir anterior dan mulut : berlanjut ke
pharinks, yang juga disebut labium pada beberapa taksa (=sternit)
: bibir dalam
Namun pada Palpigradi, pedipalpus berfungsi sebagai alat gerak
(lokomotori)
Scorpion dan Opilion : endit atau apophyses coxae dari sepasang
atau banyak pasang kaki terlibat dalam proses makan
Fungsi chelicerae : memotong, menyobek, menghancurkan atau
menusuk
Palpus : mencengkeram dan memegang mangsa selama makan.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

15

feeding coxisternal : pemanfaatan endit coxa pasang kaki pertama


atau pasang kaki pertama dan kedua digunakan untuk melalukan
pakan pada mulut
feeding rostral : pengembangan bilik preoral atau saluran untuk
menerima makanan.
Bilik preoral dibentuk dari apophyses coxae palpus (maksilla),
labrum dan labium (gambar 5 A)
Pembentukan bilik preoral tidak melibatkan fusi palpcoxae. Ini
yang membedakan dengan pembentukan bilik preoral pada Acari
pembentukan saluran pre-oral atau palung memerlukan perluasan
dan fusi ke arah ventral dari palpcoxae dan apophysesnya
membentuk unit subchelicera, yang disebut subcapitulum
(=infracapitulum) atau hypognathum, bersama dengan labrum,
mulut dan pharynx (gambar 5 B)
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

16

5a. Arachnida (kiri); 5b. Tungau Acarus


siro (kanan)(Astigmata)

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

17

Subcapitulum, pedipalpus dan chelicerae bersama-sama


membentuk struktur sensori-tropik diskrit, yang disebut
gnathosoma (=capitulum), yang biasanya diakomodasi pada
bagian rongga anterior atau anteroventral prosoma dan
terletak padanya beberapa komponen gerak (gambar 6).
Pada kebanyakan Acari, rongga ini hanya terdiri atas
gnathosoma sehingga disebut sebagai camerostome, namun
pada Mesostigmata juga mengakomodasi coxae pasang kaki
pertama dan disebut sebagai rongga gnathopodal
Ditinjau dari kisaran kebiasaan pakan yang luas dari tungau,
tidak mengherankan apabila dijumpai berbagai modifikasi
banyak komponen gnathosoma untuk jenis-jenis makanan
tertentu
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

18

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

21

Tick capitulum

Mite capitulum

SUBCAPITULUM
o
o

Subcapitulum
membentuk
bagian
bawah
gnathosoma
dinding luarnya dibentuk oleh melebarnya coksa
pedipalpus yang bertemu dan menyatu di bagian
ventral
Bagian dorsal subcapitulum terdiri atas dinding
mesial coksa yang dihubungkan oleh lempeng
subchelicerae di atas pharinks. Pada bagian dorsal
inilah tempat melekatnya otot dilator dorsal
pharynks, otot labral dan otot ekstrinsik yang
berkaitan dengan pergerakan gnathosoma
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

23

PEDIPALPUS

Pada Anactinotrichida hidup bebas, palpus terdiri atas 6 artikel atau


palpomere yaitu trochanter, femur, genu, tibia, tarsus dan apotele
Palpus Actinotrichida memperlihatkan berbagai tingkat segmentasi
dan bentuk
Apotele tidak pernah dijumpai dan jumlah maksimum palpomere
lima (trochanter, femur, genu, tibia dan tarsus). Kondisi ini
dijumpai pada kebanyakan Oribatida, meskipun jumlahnya dapat
berkurang untuk beberapa taksa, misalnya hanya 3 pada
Euphthiracaridae oleh adanya fusi femur, genu dan tibia dan
mencapai 2 artikel pada Epilohmanniidae oleh adanya fusi 4
palpomere proksimal
Pedipalpus dilengkapi oleh organula mechanoreseptor dan
khemoreseptor
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

24

7. FEEDING DAN ADAPTASI


BAGIAN MULUT

Acari menunjukkan kisaran kebiasaan feeding yang luas


dibandingkan kelompok Arachnida dalam hal : menelan
cairan dan partikulat pakan asal tanaman, seperti jaringan
dan isi sel tanaman tingkat tinggi, pollen, fungi dan algae,
dan mengadopsi beberapa cara hidup parasitic.
Meskipun demikian, kebanyakan Parasitiformes tetap
predator sebagaimana pada Arachnida.
Oribatida menelan bahan-bahan asal tanaman dan hewan
dibusukkan, bakteri, fungi, algae dan lichen, termasuk
nematoda.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

25

Astigmata yang hidup bebas juga makan bahan tanaman tingkat


tinggi hidup atau membusuk dan fungi, algae dan lichen, namun tidak
seperti Oribatida, kebanyakan spesies adalah parasitic dan makan
pada jaringan inang vertebratanya.
Di antara Prostigmata, dari beragamnya kebiasaan makan, salah satu
kebiasaan yang banyak terjadi adalah fitophagi.
Kebanyakan informasi mengenai preferensi pakan tungau terpisahpisah dan seringkali diduga dari struktur bagian mulut atau
berdasarkan pada perilaku makan pada kondisi laboratorium di mana
tungau terkurung pada wilayah tertentu dengan sumberdaya pakan
tertentu sehingga dapat memberikan hasil yang menyimpang.
Uji mikroskopis isi perut menghasilkan jenis pakan yang ditelan
tungau berupa pakan padat, seperti pada Sarcoptiformes yang
mendiami tanah.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

26

Metoda ini lebih sesuai untuk menganalisis jenis


pakan.
Meskipun
demikian,
terbatas
penggunaannya untuk materi yang mudah dicerna,
sehingga tidak sesuai untuk studi feeding pada
tungau yang bersifat predator, yang menelan
makanan dalam bentuk cairan atau tahap partikulat
halus.
Pada kasus predator, analisis preferensi mangsa
menggunakan elektroforesis lebih memberikan
informasi yang berguna.
Kisaran kebiasaan feeding pada Acari dapat
diklasifikasi menjadi 4 kategori utama yaitu :

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

27

1.

2.
3.
4.

Zoophagus (atau karnivor) : mengkonsumsi bagian-bagian


hewan yang hidup
Phytophagus(atau herbivor) : memakan pada materi
tanaman hidup termasuk fungi (mycetophagy) dan algae.
Omnivor : menggunakan baik tanaman dan hewan sebagai
sumber pakan
Saprophagus (atau detritivor) : menelan bahan tanaman
atau hewan yang telah mengalami pembusukan.
Penempatan suatu taksa dalam kategori-kategori di atas
seringkali tidak mudah.
Sebagai contoh, tungau oribatid yang mengkonsumsi
materi tumbuhan membusuk (saprophagus) juga menelan
dan memanfaatkan bakteri dan fungi (mikrophytophagus)
yang terlibat dalam dekomposisi jaringan tanaman.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

28

NOTOSTIGMATA DAN
HOLOTHYRIDA

Uji isi perut Opilioacarus menunjukkan


adanya campuran berbagai butiran pollen,
spora fungi dan fragmen organ tambahan
(appendages) arthropoda.
Belum dapat dipastikan, apakah adanya
fragmen arthropoda ini sebagai indikasi adanya
predasi (dalam makna menangkap dan
mengkonsumsi mangsa hidup) atau hasil
mengkonsumsi detritus yang mengandung
potongan-potongan halus organ tersebut.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

29

MESOSTIGMATA
Zoophagy termasuk predasi dan parasitisme merupakan
jenis feeding predominan pada Mesostigmata meskipun
juga dijumpai adanya fitophagi dan omnivore.
a. Predasi
Kebanyakan Dermanyssina dan Parasitina adalah
predator bersama yang sedikit atau tanpa preferensi jenis
mangsa
melakukan feeding pada hewan ukuran kecil yang masih
dapat dikalahkan.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

30

Biasanya, tungau ini mempunyai pergerakan yang cepat


dan memegang substrat dengan palpusnya, disertai dengan
melintangkan pasang kaki pertama di atas korban.
Palpus kaya akan sensilli tactil dan khemosensori.
Predator mengetahui kehadiran mangsanya melalui kontak
acak atau sarana kimiawi yang dihasilkan oleh mangsa.
Predator bersama adalah pemakan cairan, dan umumnya
didapatkan, misalnya bersama dalam tanah atau akumulasi
debris organic seperti kompos dan sarang burung dan
mammalia,
diwakili oleh anggota-anggota Ascidae, Cyrtolaelapidae,
Laelapidae,
Macrocheliidae,
Ologamasidae,
Pachylaelapidae, Parasitidae, Rhodacaridae dan Veigaidae.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

31

Mangsanya meliputi hewan-hewan collembola,


nematode, enchytraeid, larva serangga dan berbagai
jenis tungau yang lain.
Meskipun demikian, beberapa spesies tidak obligate
sekali, seperti misalnya ascid Protogamasellus mica
yang pada kondisi laboratorium, berhasil berkembang
dari larva hingga dewasa dengan menggunakan jenis
pakan fungi.
Beberapa anggota famili Eviphididae adalah predator
eksklusif terhadap nematode (nematophagus), misalnya
spesies Eropa dari genus Alliphis.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

32

Nematoda merupakan pakan pilihan kebanyakan jenis Dermanyssina,


khususnya spesies euedaphic dari genera Rhodacarus, Rhodacarellus
dan Gamasellodes. Beberapa tungau uropodoid seperti Uroobovella
marginata dan U. rackei dan Uropoda orbicularis dan U. sellnicki
menggunakan jenis pakan nematode.
Banyak tungau predator tidak makan nematoda namun hanya
memakan arthropoda sebagai mangsanya.
Ini sebagian benar untuk Phytoseiidae arboreal, yang makan terutama
pada tungau fitophagus seperti misalnya tungau laba-laba
(Tetranychidae), tungau eriophyid dan tungau tarsonemid, meskipun
juga mengkonsumsi mikroflora jika tidak tersedia atau kepadatan
mangsa rendah.
Phytoseius persimilis, yang seringkali dipergunakan sebagai agen
biokontrol dalam pengelolaan hama Tetranychidae, kebanyakan
makan tungau laba-laba.
Pencarian mangsa dan perilaku lokasi phytoseiid pada daun tanaman
telah banyak dipelajari di laboratorium.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

33

Perilaku mencari thigmotactic diperlihatkan oleh phytoseiid


sepanjang tulang daun dan tepi-tepi daun yang disebut sebagai
pencarian berorientasi-tepi dan merupakan komponen dasar
perilaku mencari mangsa.
Pola berjalan-tepi Amblyseius potentillae pada daun mawar
memperlihatkan bahwa jika predator tersebut sampai pada tepi
bawah daun melalui batang, gugus pencarian berikutnya adalah
mengikuti tulang utama daun hingga ujung daun, setelah itu
berlekak-lekuk disepanjang tepi daun (gambar 7 a, b dan c).
Kedatangan pada sisi teratas daun biasanya dihasilkan oleh
predator yang langsung mencari dan mengikuti tepi daun tanpa
mengikut tulang utama daun atau mengembara untuk
mendepositkan pheromone sebagai penanda wilayah yang telah
dijelajahi sehingga bisa menghindari perjalanan melewati wilayah
tersebut.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

34

Apabila kepadatan mangsa tinggi, maka


peluang kontak secara fisik akan lebih
tinggi dan pola mendapatkan mangsa
disebut pola berjalan acak (gb. 7 d)
Sedangkan, bila kepadatan mangsa sangat
rendah, maka pola mendapatkan mangsa
merupakan pola yang lebih linier dan
teratur (gb. 7 e), yang merupakan pola
berjalan berorientasi tepi.

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

35

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

36

b. Parasitisme

Kebanyakan Mesostigmata parasitic adalah Dermanyssoidea


Berasosiasi dengan arthropoda yang lain, reptilia, burung dan
mamalia. Bentuk parasitic ini kemungkinan besar berasal dari
bentuk kehidupan spesies yang hidup bebas.
Bentuk kehidupan parasitisme adalah pemakan darah obligate
(haematophagy)
Haematophagy dijumpai pada Dermanyssidae, Hirstionyssinae,
Hystrichonyssidae, Macronyssidae, Rhinonyssidae, Spinturnicidae
dan
kemungkinan
juga
pada
Halarachnidae
dan
Spelaeorhynchidae.
Adaptasi menjadi bentuk haematophagy berupa berkurangnya
sklerotisasi pada bagian idiosoma sehingga mengijinkan acari ini
untuk menelan dalam jumlah besar pakan cair.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

37

Adaptasi structural yang lain adalah pemanjangan


ukuran artikel basal (Hystrichonyssidae) dan juga
kecekungan bagian paraksial lembaran chelicerae
tersebut sehingga jika dua chelicerae menjalani
kontak akan terbentuk suatu saluran yang
mengalirkan haemolimfa menuju hipostoma dari
gnathosoma.
Adaptasi
daerah
hipostoma
gnathosoma
nampaknya mengarah pada penambahan ukuran
saluran preoral untuk tujuan resepsi haemolimfa,
penurunan labrum dan dinding saluran preoral,
serta modifikasi corniculi menjadi struktur seperti
lobus atau semi-membran.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

38

c. Phytophagus
Dengan kekecualian pada beberapa Phytoseiidae yang

makan cairan daun tanaman tingkat tinggi, tungau


mesostigmata yang menelan jaringan tanaman hidup
disebut microphytophagus, yang makan terutama pada
fungi dan pollen.
Pada Dermanyssina, sangat sedikit taksanya yang
bersifat
mikrophytophagus,
kebanyakan
adalah
omnivore yaitu memakan mikroflora dan jaringan
hewan.
Mikrophytopagus obligate nampaknya hanya terbatas
pada spesies dari famili Ameroseius, Kleemannia dan
Epicriopsis.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

39

Pada pemakan pollen seperti Neocypholaelaps,


modifikasi terdapat pada chelicerae dan corniculi.
Kedua alat tersebut kurang menebal dengan jumlah
gigi yang tetap.
Corniculi relatif menyempit, menyatu, dengan
artikulasi yang dapat digerakkan menuju hipostoma
dan terbungkus membrane.
Corniculi dan membrane yang berasosiasi dengannya,
menyebabkan lebih lebarnya hipostoma untuk resepsi
darah dan memberi dukungan dalam mengatur posisi
butiran pollen melalui palpus.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

40

d. Omnivor

Karakter omnivore banyak dijumpai pada Phytoseiidae dan berbagai


spesies yang mengambil cairan pollen, terutama selama kepadatan
mangsa rendah.
Bagian mulut phytoseiid ini menunjukkan struktur yang tipikal
mikrophytophagi daripada predasi. Contoh, Neocypholaelaps, yang
corniculinya langsing, agak menyatu, sedangkan dinding saluran
preoral halus dan mekanisme penyaringan yang biasa didapati pada
predator, tidak ada.
Jenis acari yang memakan baik mangsa maupun fungi, dapat dijumpai
pada beberapa spesies Ascidae, misalnya genera Proctolaelaps dan
Lasioseius. Chelicerae biasanya mempunyai barisan gigi yang rapat
pada bagian yang tidak dapat digerakkan. Contoh lain adalah
beberapa spesies Amblyseius.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

41

Ixodida
Tick merupakan parasit eksternal obligat pada
vertebrate terrestrial
instar aktif menelan darah dan cairan jaringan
inangnya. Infestasi berat dapat membunuh inang
tick memperlihatkan appetence (perburuan dan
penyergapan),
eksplorasi,
penetrasi
dan
perlekatan, ingesti (malam hari), pelepasan dan
istirahat (pagi hari)

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

42

Prostigmata

Kebiasaan feedingnya paling beragam dibandingkan ordo Acari


yang lain
Merupakan zoophagus yaitu predasi, parasit hewan dan parasitoid
Astigmata
Spesies yang hidup bebas, kebanyakan adalah mikrophytophagus
atau saprophagus
Spesies yang berasosiasi dengan hewan dapat kommensal (makan
eksudat atau epidermis dan debris lain dari tubuh inangnya) dan
parasit (meng-ingesti jaringan dan cairan jaringan inang)

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

43

Oribatida
Makrophytophagus

: mengkonsumsi jaringan
tanaman tingkat tinggi
Mikrophytophagus : makan mikroflora
Panphytophagus : pemakan tanaman yang tidak
tetap
Zoophagus : makan jaringan hewan hidup
Coprophagus : makan pada faeces
Necrophagus : makan pada materi hewan mati.
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

44

Adaptasi struktur chelicerae pada Acari


A.

B.

C.
D.

E.

Chelicerae pemakan nematoda : pendek, kuat, sedikit gigi


namun dalam jumlah yang sama (Dermanyssina dan
Parasitina)
Chelicerae pemakan Collembola dan tungau yang bergerak
cepat : lebih langsing dengan bagian meruncing ke arah
belakang (Paragamasus sp.)
Chelicerae polifagus : kuat, gigi pada digit tetap mempunyai
sederet gigi yang rapat
Chelicerae pemakan nematoda : digit bergerak mempunyai
sejumlah kecil gigi berukuran besar serta gigi berukuran kecil
pada digit tetap
Chelicerae dengan gigi seperti gergaji pada digit tetap
29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

45

Adaptasi struktur chelicerae pada Acari

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

46

29/11/16

LAB. ENTOMOLOGIPARASITOLOGI

47

You might also like