You are on page 1of 77

AMBLIOPIA DAN

KONTAK LENSA

PEMBIMBING; dr Rasti Pramita SpM

Presentan;
Melian Anita
Noor Faraain bt Abd
Gafar
Anatomi mata
Terdiri atas : organ okuli assesoria (alat bantu mata), dan okulus
(bola mata).
Persarafan oleh N-II (N. OPTIKUS)
N. optikus dibentuk dari kumpulan sel2 ganglion pada retina
bergabung membentuk N-II.
MATA BAGIAN LUAR
Bola mata
Organ okuli assesoria
1. CAVUM ORBITA : dibentuk oleh : os frontalis, os zigamatikum, os
sfenoidal, os etmoidalea, os palatum dan os lakrimal.
rongga mata tda : jaringan lemak, fascia, otot, saraf, pembuluh darah,
dan apparatus lakrimalis.
2. SUPERCILIA (ALIS MATA)
Sebagai pelindung dan kosmetik
3. PALPEBRA (KELOPAK MATA)
. Terdiri dari ; palpebra superior et inferior
. Penggerak : m. lavator palpebra
. Terdapat bulu mata (silia)
. Tarsus (bagian kelopak mata yang berlipat2) terdapat kelenjar
tarsalia dan sebaceae.
. FUNGSI : pelindung bola mata
Kelenjar air mata
4. APPARATUS LAKRIMALIS (kelenjar air mata),
air mata dihasilakan o/ gland. Lakrimalis sup et
inf. ductus. Eksretorius lakrimalis sakus
konjungtiva bgn depan bola mata ke sudut
mata kanalis lakrimalis ductus.
Nasolakrimalis meatus nasalis inferior.
5. KONJUNGTIVA
Permukaan bagian dalam kelopak mata
(konjungtiva palpebra), konjungtiva yang
melekat pada bola mata (konjungtiva bulbi).
terdapat banyak kelenjar limfe dan pembuluh
darah.
Otot-otot bola mata
N nama otot Fungsi otot
Otot otot bola mata
o.
1. m. Levator Mengangkat kelopak mata
palpebralis sup,
et. Inf.
2. m.Orbikularis okuli Menutup mata
3. m. Rektus okuli Mengangkat bola mata
inferior kebawah
4. m. Rektus okuli Gerakan mata ke arah medial
medial
5. m. Rektus okuli Gerakkan mata kearah lateral
lateral
6. m. Rektus okuli Mengangkat bola mata keatas
superior
7. m. Oblique inferior Gerakan bola mata kebawah
dan kedalam
OKULUS (MATA)
A. TUNIKA OKULI B.TUNIKA VASKULOSA OKULI

1. Kornea 1. KOROID
tda 5 lapis epitel kornea, memberikan nutrisi
2 lamina elastika pada tunika
anterior (bowman), 3 2. KORPUS SILIARIS
Proses akomodasi
substansia propia, 4
(peranan M. siliaris)
lamina elastika posterior,
3. IRIS
dan 5 endoteluim.
banyak mengandung
tidak mengandung pigmen.
pembuluh darah. ada pupil ditngahnya
sklerokorneal junction (mengatur intensitas
(peralihan antara kornea cahaya yang masuk ke
dan sklera) mata)
2. SKLERA (Bagian putih 2 otot : M. spinkter
mata) pupila, dan m. dilator
pupil
Lapisan dalam
mata Fundus okuli
Tunika nervosa
RETINA ; Pars optika, pars siliaris, dan pars iridika.
10 lapisan retina : lapisan 1 berpigment, lapisan 2, 4,
dan 5 lapisan fotoreseptor, lapisan 5,6,7,8,9 lapisan
neuron dan lapisan 10 sebagai penunjang.
Cairan mata
1. AQUOUS HUMOUR
cairan yang rungga mata bagian depan (COA),
dihasilkan o/ procc. Siliaris, masuk COP
melalui sudut kebali lagi ke COA cannalis
schlemm v. siliaris anterior.
2. LENSA KRISTALINA.
Bentuk bikonkav, terletak antara iriis dan corpus
vitreus, sangat elastis, diikat oleh ligamentum
suspensorium lensa, lensa punya 5 lapisan.
3. CORPUS VITRUES.(cairan bening kental spt
agar, antara lensa dan retina, 80 % dari bulbus
okuli, sehingga bola mata tidak kempes.
Visual pathway (jaras visual)
Chiasma optikum
N. Optikus ( N-II)
sebagian bersilangan (lapangan sisi kanan
setiap mata menyatu menuju ke
geniculatum lateral kanan, sebelah kiri ke
geniculatum lateral kiri)
Ke colliculus superior dan thalamus
korteks visual pada lobus occipitalis
AMBLIOPIA
DEFINISI

Ambliopia adalah keadaan turunnya


visus unilateral atau bilateral
walaupun dengan koreksi terbaik,
Tanpa kelainan struktur yang tampak
pada mata atau lintasan visus bagian
belakang.
EPIDEMIOLOGI

INSIDENS DAN PREVALENSI :

Amerika sekitar 2 % dari keseluruhan populasi


menderita ambliopia.
Indonesia, anak kelas 1 SD di Bandung pada tahun
1989 yaitu1,56 %. Tahun 2002, pada anak anak
SD di perkotaan Jogja sebesar 0,25 % sedangkan di
daerah perdesaan sebesar 0,20 %.

JENIS KELAMIN DAN RAS :

Tidak ada perbedaan


KLASIFIKASI
Ambliopia strabismik

Paling sering
Disebabkan karena
kompetisi atau
terhambatnya interaksi
antara neuron yang
membawa input yang tidak
menyatu (fusi) dari kedua
mata,
Akhirnya terjadi dominasi
pusat penglihatan kortikal
oleh mata yang berfiksasi
dan lama kelamaan terjadi
penurunan respon terhadap
Ambliopia anisometropik

Terdapat kelainan refraksi yang berbeda jauh


pada kedua mata > 2 D
Adanya perbedaan dioptri menyebabkan
ditangkapnya gambaran yang berbeda bentuk
dan ukuran gangguan pembentukan
bayangan bayangan yang suram
disupresidiabaikan

Ambliopia ametropik

Disebabkan kelainan refraksi (miopia,


hipermetropia, astigmatisma) yang begitu
besar yang tidak dikoreksi.
Hiperopia lebih dari 5 D atau miopia lebih
dari 10 D.
Ambliopia deprivasi

Bersifat kongenital
Terdapatnya kekeruhan media refraksi
Jarang, tetapi paling merusak dan sulit untuk di
tangani.
Klasifikasi
PATOFISIOLOGI
Dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ambliopia
yaitu :
1) Supresi
Supresi yang terjadi pada proses kortikal yang akan
mengakibatkan terdapatnya skotoma absolut pada penglihatan
binokular untuk mencegah terjadinya diplopia pada mata yang
juling, atau sebagai hambatan binokular atau monokular
kortikal inhibisi pada bayangan retina yang kabur
2) Non use
Akibat tidak dipergunakan elemen visual retinokortikal pada
saat kritis perkembangannya terutama pada usia sebelum 9
tahun
MANIFESTASI KLINIK
Mengkerutkan mata
Memiringkan kepala untuk melihat objek
Duduk terlalu dekat dengan objek
Menutup sebelah mata saat membaca
Mata merasa lelah
Memanfaatkan telunjuk saat membaca
Peka terhaap cahaya
Sering mengeluh sakit kepala
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Terdapat penurunan tajam penglihatan yang tidak dapat di
jelaskan
Terkait riwayat keluarga, ambliopia sering ditemukan dalam
hubungan keluarga

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan kedudukan mata, dan reaksi pupil
Beberapa uji khusus yang dapat dilakukan pada pasien yang
diduga ambliopia yaitu :
Uji crowding phenomenon
Uji densiti filter netral
Visuskop
Tes Tutup Alternat untuk Fiksasi Eksentrik Bilateral
Uji crowding phenomenon
Tujuan :
Untuk mengetahui kemungkinan adanya ambliopia pada mata
pasien.

Teknik :
Pasien diminta menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 meter
Pasien diminta membaca huruf pada kartu Snellen sampai huruf
terkecil yang dibuka satu persatu, atau pasien diminta membaca
huruf isolasi
Kemudian diminta membaca huruf yang terletak dalam satu
baris huruf yang dibuka seluruhnya (tidak diisolasi)
Ditentukan tajam penglihatan pada kedua pemeriksaan ini, yaitu
tajam penglihatan sewaktu seluruh huruf dibuka,dan tajam pengli
hatan dengan huruf-huruf isolasi

Nilai :
Bila terjadi penurunan tajam penglihatan dari pembacaan huruf
isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebabkan adanya crowding
phenomena pada mata tersebut, dan mata ini menderita ambliopia
Uji densiti filter netral

Pada saat mata yang sehat


ditutup, filter ditempatkan di
depan mata yang ambliopik
selama 1 menit sebelum
periksa visusnya.
Tanpa filter pasien bisa
membaca 20/40.
Dengan filter, visus tetap 20/40
( atau membaik 1 atau 2 baris)
pada ambliopia fungsional.
Filter bisa menurunkan visus 3
baris atau lebih pada kasus -
kasus ambliopia organik.

sehat ditutup, filter


ditempatkan di depan
mata yang ambliopik
selama 1 menit sebelum
periksa visusnya.

B. Tanpa filter pasien bisa


membaca 20/40.

C. Dengan filter, visus


tetap 20/40 ( atau
membaik 1 atau 2 baris )
pada ambliopia fungsional.

D. Filter bisa menurunkan


visus 3 baris atau lebih
pada kasus kasus
ambliopia organik.
Uji menggunakan
visuskop

Oftalmoskop yang
telah dimodifikasi
yang memproyeksikan
target fiksasi ke
fundus ( gambar ).
Mata yang tidak diuji
ditutup.
Pemeriksa
memproyeksikan
target fiksasi ke dekat
macula, dan
Tes Tutup Alternat untuk Fiksasi
Eksentrik Bilateral

Tujuan
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah mata
melihat dengan binokuler.

Teknik
Pasien melihat jauh 6 meter atau dekat 30 cm
Okuler dipindah dari satu mata ke mata lain bergantian
Pada setiap penutupan mata diberikan waktu cukup
untuk mata lain berfiksasi

Nilai
Bila tidak terdapat pergerakan mata berarti mata
ortoforia atau ortotropia yaitumata normal
Pemeriksaan ini membantu pemeriksaan cover dan
cover uncover
Bila terjadi pergerakan berarti ada tropia atau foria
yaitu mata tersebut julingatau terdapat juling laten
PENATALAKSANAAN

Dasar :
Menghilangkan ( bila mungkin ) semua
penghalang penglihatan seperti katarak.
Koreksi kelainan refraksi.
Menggunakan mata yang lebih lemah
dengan membatasi penggunaan mata
yang lebih baik.
Pengangkatan katarak
Pengangkatan katarak kongenital pada
usia 2 3 bulan pertama kehidupan
Katarak bilateral, interval operasi pada
mata yang pertama dan kedua
sebaiknya tidak lebih dari 1 2 minggu.
Katarak traumatika berat dan akut pada
anak dibawah umur 6 tahun harus
diangkat dalam beberapa minggu
setelah kejadian trauma karena bersifat
ambliopiogenik.
Kegagalan dalam menjernihkan media,
memperbaiki optikal dan penggunaan
regular mata yang terluka, akan
mengakibatkan ambliopia berat
Koreksi Refraksi
Disebabkan kelainan refraksi atau
anisometropia
Ukuran kaca mata untuk mata ambliopia
diberi dengan koreksi penuh dengan
penggunaan siklopegia.
Koreksi afakia pada anak dilakukan
segera mungkin untuk menghindarkan
terjadinya deprivasi penglihatan akibat
keruhnya lensa menjadi defisit optikal
berat.
Oklusi
Full time
a) Menggunakan adalah penutup adesif ( adhesive
patches)
b) Penutup ( patch ) dapat dibiarkan terpasang pada
malam hari atau dibuka sewaktu tidur.
c) Kacamata okluder ( spectacle mounted ocluder )
atau lensa kontak opak, atau Annisas Fun Patches
( gambar ) dapat juga menjadi alternative full time
patching bila terjadi iritasi kulit atau perekat patch
nya kurang lengket.
d) Standar penggunaan full time patching diberi
selama 1 minggu untuk setiap tahun usia untuk
menghindarkan terjadinya ambliopia pada mata
yang sehat.

Part time
a) Oklusi selama 1 6 jam per hari
b) Terapi ambliopia diteruskan sehingga terjadi fiksasi
Degradasi optikal
Dengan menurunkan kualitas bayangan
( degradasi optikal ) pada mata yang lebih baik
hingga menjadi lebih buruk dari mata yang
ambliopia, sering juga disebut penalisasi
Keuntungan : Tidak mengiritasi kulit dan lebih
bagus dilihat dari segi kosmetik. Dengan
atropinisasi, anak sulit untuk menggagalkan
metode ini. Evaluasinya juga tidak perlu
sesering oklusi.
KOMPLIKASI
Terjadinya ambliopia pada mata yang baik.
Oklusi full time adalah yang paling beresiko
tinggi dan harus dipantau dengan ketat, terutama
pada anak balita.

Waktu yang diperlukan untuk lamanya terapi


tergantung pada hal berikut :
Derajat ambliopia
Pilihan terapeutik yang digunakan
Kepatuhan pasien terhadap terapi yang dipilih
Usia pasien
KEKAMBUHAN

Setengah pasien akan kambuh bila


penatalaksanaan ambliopia dihentikan setelah
perbaikan penuh/sebagian tercapai.
Kegagalan dapat dicegah dengan memakai
patching selama 1 3 jam per hari, penalisasi
optikal dengan kacamata atau penalisasi
farmakologik dengan atropine selama 1 atau 2
hari per minggu.
Selama penglihatan tetap stabil follow up dapat
dilakukan tiap 6 bulan.
PROGNOSIS

73% pasien berhasilsetelah terapi oklusi I


Bila penatalaksanaan dimulai sebelum usia 5
tahun, visus normal dapat tercapai.

Faktor resiko gagalnya penatalaksanaan


ambliopia adalah sebagai berikut :
a) Jenis ambliopia
b) Usia
c) Dalamnya ambliopia pada saat terapi dimulai :
KONTA
K
LENSA
DEFINISI

Lensa kontak adalah penutup dari


kaca atau plastik yang melengkung
digunakan langsung diatas bola mata
atau kornea mata untuk
memperbaiki kesalahan refraksi
mata
KLASIFIKASI KONTAK
LENSA

Rigid gas -permeable


(RGP)
Daily wear soft lens
Extended wear lens
Extended wear
disposable
Planned replacement
RGP
Terbuat dari plastik tipis yang fleksibel yang
mempermudah masuknya oksigen ke mata.
Kebaikan kerugian
penglihatan lebih baik, lebih mudah terlepas
waktu berdaptasi pada pusat mata
pendek, nyaman, daripada tipe yang lain,
mengoreksi hampir debris lebih mudah
seluruh kelainan refraksi menempel pada lensa,
mata, mudah digunakan memerlukan penggunaan
dan disimpan, jangka yang konsisten dan
penggunaannya relatif pemeriksaan kesehatan
lama, tersedia dalam mata.
berbagai warna, dan
Daily wear soft lens Terbuat dari plastik yang lembut dan
fleksibel, yang mempermudah masuknya oksigen ke
mata.

kebaikan Kelemahan
waktu beradaptasi tidak mengoreksi
sangat pendek, lebih semua kelainan
nyaman dan tidak refraksi mata,
mudah terlepas penglihatan tidak
seperti RGP, tersedia setajam seperti
dalam berbagai menggunakan lensa
warna dan bifokal, RGP, lensanya mudah
baik untuk yang berminyak dan harus
selalu menjaga diganti, dan
penampilan. memerlukan
Extended wear:Digunakan pada malam hari,
tersedia dalam jenis soft lens dan RGP.

Keuntungan kelemahan
bisa dipakai selama 7 tidak mengoreksi
hari tanpa dilepas. semua kelainan
refraksi mata, risiko
komplikasi meningkat,
memerlukan
pemeriksaan
kesehatan mata yang
rutin, dan pelayanan
yang profesional
Extended wear disposable:Digunakan dalam
waktu terjangka, dari hari pertama sampai 6
hari kemudian dgnti
keuntungan kerugian

tidak perlu Penglihatan tidak


dibersihkan, setajam seperti
memiliki risiko menggunakan
yang rendah jika lensa RGP, tidak
digunakan sesuai mengoreksi semua
petunjuk, tersedia kelainan refraksi
dalam berbagai mata, dan
warna, bifokal, dan perawatannya
sebagai lensa lebih sulit
Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai
pengganti dari soft lens, kebanyakan digunakan

lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4bulan

Keuntungan Kerugian
mudah dibersihkan penglihatan tidak
dan tidak mudah setajam seperti
terkena infeksi, baik menggunakan lensa
untuk mata yang RGP, tidak
sehat, tetapi harus mengoreksi semua
dengan resep dokter. kelainan refraksi
mata, dan
perawatannya lebih
sulit.
Kelebihan kontak
lensa:

kontak
memberikan
lapang
pandangan yang
terkoreksi yang
lebih luas
dibanding
kacamata.
lensa kontak
meningkatkan
kebutuhan
akomodasi pada
penderita myopia
dan menurunkan
kebutuhan
akomodasi pada
penderita
hipermetropia
. Jika dibandingkan dengan
pemakai kaca mata,
dengan koreksi lensa
kontak,
penderita myopia memiliki
bayangan yang lebih besar
di retina, sedangkan pada
penderita hipermetropia
bayanganmenjadi lebih
kecil.
LENSA KONTAK LUNAK LENSA KONTAK KERAS

Pemakai lensa kontak pertama Gagal dengan lensa kontak


kali lunak
Pemakai sementara Iregularitas pada kornea

Bayi dan anak-anak Alergi dengan bahan lensa


kontak lunak

Orangtua Dry eye

Terapi terhadap kelainan Astigmatisme


kornea (sebagai bandage) Keratoconus
Pasien dengan overwearing
problem
INDIKASI KONTAK LENSA
diagnostik
selama menggunakan gonioskopi, elektroretinografi, pemeriksaan fundus
KONTRAINDIKASI KONTAK
LENSA
GANGGUAN mental
dan tidak ada gairah
hidup, blepharitis
kronik dan styes
rekuren,
konjungtivitis kronis,
dry-eye syndrome,
distrofi dan
degenarasi kornea
mata, penyakit yang
rekuren seperti
CARA
MEMAKAI
KONTAK
LENSA
YANG
BENAR???!!
1. CUCI TANGAN
DENGAN SABUN DAN
BILAS
2.KERINGKAN TANGAN
DENGAN HANDUK
ATAU PENGERING
UDARA
3.BERSIHKAN KONTAK LENSA
MENGIKUT BEKAS MASING-
MASING
4. HATI-HATI JIKA LENSA
BERBEDA MINUS
TEMPATKAN
LENSA PADA JARI
TELUNJUK ANDA
YANG PALING
NYAMAN
PINDAHKAN
KONTAK
LENSA KE
MATA DENGAN
TENANG DAN
MANTAP
KEDIPKAN
MATA
PERLAHAN-
LAHAN
ULANGI PROSES
PADA MATA
SEBELAH
LAINNYA.
TUANGKAN AIR CUCIAN
KONTAK LENSA TADI KE
BAK CUCI DAN MENUTUP
BEKAS KONTAK LENS
SEMULA
KOMPLIKASI
LOKASI NONIKFEKSI INFEKSI
PALPEB Alergi, toksisitas blepharitis
RA
KONJUN Injeksi, edema, giant Konjugtivitis
GTIVA papillar bakteri
konjungtivitis Konjungtivitis
viral
KORNEA Hipoxia, Microba
Abrasi kornea corneal
Infiltrasi kornea infection
Edema kornea Ameobic
Dry eye Viral
Bacterial
Giant paplillar
konjungtivitis
keratokonjungtivitis
Defek epitel
kornea yang
terlihat pada
pewrnaan
floresin
Keratitis ec
Acanthamoeba
PENATALAKSANAAN:
medikamentosa
Jika terjadi reaksi kornea mata terhadap
larutan lensa kontak, maka hentikan
segera penggunaan lensa kontak, obati
dan lakukan monitoring (langsung dokter
mata yang melakukannya) serta sebagai
tambahan berikan topikal steroid atau
NSAID jika diduga tidak ada infeksi pada
mata
Jika penyebab bakteri tidak teridentifikasi,
tetapi ada ulkus yang diduga sebagai
akibat dari infeksi bakteri, ; moxifloxacin,
gatifloxacin, atau tobramycin dengan
cefazolin.
Terapi alternatifnya adalah ciprofloxacin,
levofloxacin, oxfloxacin, gentamicin,
ceftadizime, atau ceftacidime.
Gram-positif kokus; kapsul berbentuk
tajam = S. Pneumponia.
Inisial terapi: moxifloxacin, gatifloxacin,
atau cefazolin.
Terapi alternatifnya adalah levofloxacin,
oxfloxacin, penicillin G, vancomycin, atau
ceftaxidim.
Gram-positif kokus; methacilin-resistant S.
aureus (MRSA). Inisial terapinya adalah
vancomycin.
Batang gram negatif = Pseudomonas.
Inisial terapi adalah moxifloxacin,
gatifloxacin, ciprofloxacin, tobramycin,
atau gentamicin.
Terapi alternatifnya adalah golongan
fluoroquinolones, polymyxin B, atau
carbenicillin.
Batang gram negatif, besar, square-ended
diplobasil = Moraxella.
Inisial terapinya adalah moxifloxacin,
gatifloxacin, atau ciprofloxacin
Terapi alternatifnya adalah tobramycin
atau gentamicin dengan cefazolin, atau
penisilin G.
Jika penyabab mikroba tidak teridentifikasi, tetapi
ada ulkus yang diduga sebagai akibat dari infeksi
jamur, maka diberi; natamycin atau voriconazole.
Terapi alternatif; amphotericin B, nystatin,
miconazole, atau flucytosine.
Ulkus jamur adalah organisme mirip seperti hifa
(benang halus).
Inisial terapi adalah natamycin atau
voriconazole.
Terapi alternatifnya adalah amphotericin B atau
nystatin
Kista, tropozoit = Acanthamoeba
Inisial terapi; propamidine dan/atau
polyhexamethylene biguanide.
Terapi alternatifnya adalah chlorhexidine
atau neomycin
Jika mata mengalami keratitis, maka
malam hari dapat diterapi dengan baik
dan lindungi kornea mata dari kekeringan.
Sebagai tambahan berikan lubrikasi pada
kornea mata berupa tetes mata atau salap
mata sebelum tidur.
Terima Kasih

You might also like