You are on page 1of 13

ALUR PELAKSANAAN DETEKSI

DINI HEPATITIS B PADA BUMIL


DAN KELOMPOK MASYARAKAT
RESIKO
TAHUN 2016
Dalam rangka pemutusan mata rantai
penularan, dari ibu dengan HBsAg
positif kepada bayi yang telah
dikandungnya; kepada populasi berisiko
tinggi tertular dan menularkan hepatitis
B, maka dipandang perlu untuk
melakukan deteksi dini hepatitis B pada
kelompok populasi tersebut di 54 kota di
34 propinsi pada Tahun 2016
ALUR PELAKSANAAN DDHB
ALUR DDHBC, HIV & SYPHILIS PADA BUMIL

KUNJUNGAN RUMAH
(Di Ruangan yang Bisa Digunakan Untuk Konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B, HIV dan Syphilis

BERSEDIA
BERSEDIA TIDAK BERSEDIA
1.Diberikan
1.Diberikan Konseling
Konseling dan
dan Penandatangan
Penandatangan Informed
Informed Concent
Concent ((Tawarkan
Tawarkan Kembali
Kembali pada
pada Saat
Saat
2.Pengambilan dan Pemisahan Darah di Lokasi Kunjungan
2.Pengambilan dan Pemisahan Darah di Lokasi Kunjungan Kunjungan
Kunjungan Ulang)
Ulang)

LABORATORIUM
LABORATORIUM PUSKESMAS TETAP TIDAK BERSEDIA PERKENALKAN KTS
1.Data
1.Data Dicatat
Dicatat dalam
dalam Form
Form 9B 9B dan
dan 9F
9F
2.Pemeriksaan
2.Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis B,
B, HIV
HIV dan
dan Syphilis
Syphilis

Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis BB Reaktif,
Reaktif,
Konfirmasi
Konfirmasi ke
ke Laboratorium
Laboratorium rujukan
rujukan

TINDAK LANJUT
1.Bila
1.Bila hasil
hasil konfirmasi
konfirmasi hepatitis
hepatitis BB reaktif,
reaktif, pasien
pasien dirujuk
dirujuk ke
ke rumah
rumah sakit
sakit rujukan
rujukan untuk
untuk penanganan
penanganan lebih
lebih lanjut.
lanjut.
2.Penanganan
2.Penanganan selanjutnya
selanjutnya sesuai
sesuai SOP
SOP rumah
rumah sakit
sakit rujukan.
rujukan.
3.Pembiayaan
3.Pembiayaan menggunakan
menggunakan BPJS/asuransi
BPJS/asuransi lainnya
lainnya atau
atau mandiri.
mandiri.
4.Hasil
4.Hasil pemeriksaan,
pemeriksaan, penanganan
penanganan dan dan rekomendasi
rekomendasi tim tim ahli
ahli di
di rumah
rumah sakit
sakit rujukan
rujukan dikirim
dikirim ke
ke puskesmas
puskesmas yangyang merujuk
merujuk untuk
untuk umpan
umpan balik
balik (feedback).
(feedback).
5.Bila
5.Bila hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan hepatitis
hepatitis BB non-reaktif,
non-reaktif, maka
maka ibu
ibu hamil
hamil tersebut
tersebut dianjurkan
dianjurkan pemeriksaan
pemeriksaan anti-HBs
anti-HBs untuk
untuk mengetahui
mengetahui ada
ada tidaknya
tidaknya antibodi.
antibodi.
6.Bila
6.Bila hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan HBsAg
HBsAg dan
dan anti-HBs
anti-HBs non-reakif,
non-reakif, maka
maka dianjurkan
dianjurkan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB sebanyak
sebanyak 33 kali,
kali, dan
dan diberikan
diberikan penyuluhan
penyuluhan (KIE).
(KIE).
7.Bayi
7.Bayi yang
yang dilahirkan
dilahirkan dari
dari ibu
ibu yang
yang hepatitis
hepatitis BB reaktif,
reaktif, diberikan
diberikan HBIg,
HBIg, vitamin
vitamin K,
K, dan
dan vaksinasi
vaksinasi HBHB 00 kurang
kurang dari
dari 12
12 jam
jam setelah
setelah kelahiran,
kelahiran, dan
dan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB
berikutnya
berikutnya sesuai
sesuai program
program imunisasi
imunisasi nasional.
nasional.
8.Setelah
8.Setelah bayi
bayi berusia
berusia didi atas
atas 99 bulan,
bulan, dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan HBsAg
HBsAg dan
dan anti-HBs.
anti-HBs.
9.Bayi
9.Bayi yang
yang dilahirkan
dilahirkan dari
dari ibu
ibu dengan
dengan hepatitis
hepatitis non-reaktif,
non-reaktif, diberikan
diberikan vitamin
vitamin KK dan
dan HBHB 00 kurang
kurang 1212 jam
jam setelah
setelah kelahiran
kelahiran dan
dan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB berikutnya
berikutnya sesuai
sesuai
program
program imunisasi
imunisasi nasional.
nasional.
10.Tindak
10.Tindak lanjut
lanjut hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan HIV HIV dan
dan syphilis
syphilis sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan Kementerian
Kementerian Kesehatan
Kesehatan RI RI (Subdit
(Subdit AIDS
AIDS dan
dan PMS,
PMS, Direktorat
Direktorat P2ML,
P2ML, Ditjen
Ditjen PP
PP dan
dan PLP).
PLP).
ALUR DDHBC AKTIF PD RISTI
ALUR DDHB, HIV DAN SYPHILIS PADA BUMIL
ALUR DDHBC PASIP PADA RISTI LAINNYA.
INFORMED CONSENT
1. Bumil
2. Kelompok Masy Berisiko Tingg
i
Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE)
Informasi yang diberikan kepada sasaran sebelum
pemeriksaan laboratorium (Tes):
Risiko penularan hepatitis
Tes bersifat konfidensial
Sasaran mempunyai hak untuk menolak menjalani
Tes
Bila menolak, sasaran perlu membuat pernyataan
tertulis
Penolakan menjalani Tes, tidak mempengaruhi
layanan selanjutnya
Beri kesempatan kepada sasaran untuk
mengajukan pertanyaan kepada petugas.
Kode atau Labeling
Pengkodean atau labeling mulai dari
informed consent, kuesioner dan tabung
spesimen untuk pemeriksaan hepatitis,
HIV dan syphilis dibuat dalam 1 (satu)
pengkodean
Pengkodean terdiri atas 21 digit dan
tidak boleh kosong
Lili820325HB19-0901-008
Agus941011HB21-0901-008
TATA CARA PELABELAN SPESIMEN
pengkodean terdiri atas 21 digit dan tidak boleh kosong

2 digit tanggal lahir

2 digit bulan lahir


2 digit tahun lahir
4 digit nama
0
8 0 2 H 1 09
Lili - 01 - 0
2 3 5 B 9 8
2 digit jenis pemeriksaan
2 digit jenis populasi
4 digit no. kab/kota
3 digit no. pkm

Jadi pelabelan atas klien tersebut adalah :


DAFTAR NOMOR URUT KELOMPOK BERISIKO TINGGI
Nomor Urut Kelompok Masyarakat Berisiko Tinggi

01 WPS
04 Pengguna Jarum Suntik (Penasun)
06 Waria
09 Lelaki seks dengan lelaki (LSL)/Gay
16 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
19 Ibu Hamil
20 Petugas Kesehatan
21 Mahasiswa Kesehatan
22 Pasangan/Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Hepatitis B
dan C
23 Pasien klinik Infeksi Menular Seksual
24 Orang dengan Infeksi HIV
25 Penerima layanan hemodialisis dan hemofilia
26 Pasien yang mendapatkan transfusi darah lebih dari 1 kali
27 Pasien yang menjalani tindakan bedah umum atau tindakan pada gigi
28 Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C
TERIMA
KASIH

You might also like