You are on page 1of 28

ALZHEIMER

CHANDRA NOVITA M. (1041411041)


CHINDY PUTRI A. (1041411042)
CHRISTIA ARINDHITA (1041411043)
DANIEL OKTABRIANTO (1041411044)
DARA LIGYAN K. (1041411045)
DEA AJENG S. F. (1041411046)
Definisi

Alzheimer merupakan suatu jenis penyakit yang


mengganggu otak secara progresif dan tidak dapat kembali
lagi, yang dicirikan dengan kemerosotan otak secara
perlahan mulai dari ingatan, fungsi penalaran bahasa dan
fungsi fisik.

Mekanisme patofisiologis yang mendasari AD tidak


sepenuhnya diketahui, dan tidak ada pengobatan
yang dapat menyembuhkannya. Meskipun obat dapat
mengurangi gejala AD untuk sementara waktu, penyakit ini
akhirnya berakibat fatal. AD sangat mempengaruhi
keluarga serta pasien. Kebutuhan untuk meningkatkan
pengawasan dan bantuan meningkat sampai tahap akhir
dari penyakit, ketika pasien AD menjadi sangat tergantung
pada anggota keluarga, pasangan, atau pengasuh lainnya
untuk semua kebutuhan dasar mereka.
Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa


alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah
intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi
virus, polusi udara/industri, trauma,
neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament,
presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi
penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal,
kematian daerah spesifik jaringan otak yang
mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan
penurunan daya ingat secara progresif.
Patogenesis

Pasien umumnya mengalami


atrofi kortikal dan berkurangnya
neuron secara signifikan,
terutama saraf kolinergik
Kerusakan saraf kolinergik terjadi
terutama pada daerah limbik
otak (terlibat dlm emosi) dan
korteks (terlibat dlm memori dan
pusat pikiran/ advanced
reasoning center)
terjadi penurunan jumlah enzim
kolin asetiltransferase di korteks
serebral dan hippocampus
penurunan sintesis
asetilkolin di otak
lanjutan

di otaknya juga dijumpai lesi yang disebut senile


(amyloid) plaques dan neurofibrillary tangles, yang
terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi defisit
kolinergik plak tsb berisi deposit protein yang disebut
-amyloid
Amyloid = istilah umum untuk fragment protein yang
diproduksi tubuh secara normal.
Beta-amyloid = fragment protein yang terpotong dari
suatu protein yang disebut amyloid precursor protein
(APP), yang dikatalisis oleh -secretase
Pada otak orang sehat, fragmen protein ini akan
terdegradasi dan tereliminasi.
-amyloid sendiri juga dijumpai pada geriatri yang
normal, tetapi tidak terkonsentrasi pada cortex atau
sistem limbik
Pada pasien Alzheimer, fragmen ini terakumulasi
membentuk plak yang keras dan tidak larut
-amyloid membentuk plak karena berikatan
dengan suatu protein yang disebut apolipoprotein E4
(ApoE4) menjadi insoluble
Karena itu, ApoE4 terlibat dalam patofisiologi
Alzheimer disease
Diagnosis

Ada beberapa kriteria untuk menyatakan diagnosis


Alzheimer : dementia rating scale, test lab, test
neuropsikologi, dll.
Setelah itu, stage penyakit dan perkembangannya
dapat diukur menggunakan GDS (Global
Deterioration Scale), atau Mini-Mental State
Examination, dll.
Algoritma
Faktor Resiko

Umur
Riwayat Keluarga
Genetik
Jenis Kelamin
Penyakit Diabetes
Penyakit Kardiovaskuler
Luka di kepala
Patofisiologi

Pasien AD umumnya mengalami atrofi kortikal dan


berkurangnya neuron secara signifikan, terutama saraf
kolinergik. Kerusakan saraf kolinergik terjadi terutama
pada daerah limbik otak (yang terlibat dalam emosi) dan
korteks ( yang terlibat dalam memori dan pusat pikiran
atau advanced reasoning center). Selain itu juga terjadi
penurunan jumlah enzim kolin asetiltransferase di
korteks serebral dan hippocampus, dimana enzim kolin
asetiltransferase tersebut berfungsi untuk mensintesis
asetilkolin. Sehingga apabila konsentrasi enzim tersebut
menurun maka akan berakibat pada penurunan sintesis
asetilkolin di otak.
Gejala

KOGNITIF NON-KOGNITIF
Kehilangan memori (susah mengingat, kehilangan
Depresi
barang)
Disphasia (aphasia) Gejala psikotik (halusinasi, dan delusi)
Gangguan perilaku (secara fisik dan perkataan
yang kasar, hiperaktif, tidak bisa bekerjasama,
Dispraxia (apraxia)
berjalan kesana-sini, melakukan hal yang diulang-
ulang, dan bersemangat)
Disorientation: waktu, tempat, tidak
mengenal keluarga, teman, diri sendiri
Gangguan dalam mengambil keputusan dan
penyelesaian masalah
Tujuan Terapi

Tujuan utama dari pengobatan Alzheimer adalah


untuk mempertahankan fungsi kognitif pasien
selama mungkin .
Tujuan sekunder adalah untuk mengobati kejiwaan
dan perilaku gejala sisa yang terjadi sebagai akibat
dari penyakit
Sasaran Terapi

Memperbaiki fungsi fungsi normal pasien


Mencegah perkembangan penyakit
Mencegah gangguan / kelakuan yang tidak
diinginkan
Strategi Terapi

Non farmakologi Farmakologi


Terapi non- Terapi untuk
farmakologi mengatasi gejala
melibatkan pasien, penurunan kognisi
keluarga, atau atau menunda
pengasuh khusus progresivitas penyakit
untuk mensupport, dan terapi
menghadapi dan simptomatik
memahami kondisi
pasien
Tata Laksana Terapi

Terapi

Non
Farmakologi
Farmakologi

Gejala Gejala Non


Kognitif Kognitif
Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi melibatkan pasien, keluarga, atau


pengasuh untuk mensupport, menghadapi dan memahami
kondisi pasien. Hidup pasien dengan penyakit Alzheimer harus
menjadi semakin lebih sederhana, terstruktur, dan keluarga
pasien perlu dipersiapkan untuk menghadapi perubahan dalam
kehidupan yang akan terjadi sepanjang penyakit menjadi lebih
parah.

Melatih fungsi otak dan senam otak, olahraga fisik dan


pengaturan pola / menu makanan sehat sangat dianjurkan
untuk menghindari munculnya penyakit Alzheimer.

Terapi secara non farmakologi dilakukan untuk mengurangi


gangguan sikap (behavioral problems) dan
ketidaksesuaian mood (mood disorders) pada penderita
Alzheimer.
Terapi Farmakologi
Golongan tacrine, donepezil,
Inhibitor rivastigmine, dan
Kolinesterase galantamine

Golongan
Kognitif Antagonis Memantine
Reseptor NMDA

Estrogen, Agen
Golongan Obat Antiradang, Lipid-
Non Konvensional Lowering Agents,
Antioksidan
Terapi
Farmakologi
Risperidone,
Antipsikosis Olanzepin ,
Quetiapine

Non Kognitif Antidepresan SSRI

Terapi Lainnya
KASUS
SUBJEKTIF Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik jiwa RSUD Ciamis diantar oleh


Nomor Med Rec: 389 263
anak dengan keluhan sering lupa yang dirasakan sejak 2 bulan yang lalu,
Tanggal Masuk : 6 Januari 2015
DATA PASIEN menurut keterangan dari anaknya pasien lupa terhadap kegiatan sehari-
Nama Pasien: Ny. Al hari seperti, makan, mandi dan cara sholat. Pasien juga terkadang marah-
Jenis Kelmin : Perempuan marah jika kemauan pasien tidak dituruti. Pasien juga mengalami lupa
Umur : 70 Tahun terhadap sesuatu yang disimpannya dan tidak ingat terhadap waktu dan
Keluhan Utama tempat. Pernah sesekali pasien lupa terhadap jumlah anak dan namanya.
Pasien sering lupa sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien juga sering bicara sendiri dan nyanyi-nyanyi di kamar. Pasien
PENGOBATAN susah tidur dan suka terbangun pada malam hari (Insomnia). Keluhan
Psikofarmako : diperberat dengan pasien sering melamun dan berdiam diri (Depresi).
Donepezil HCl10 mg 2 x 1 sehari Pasien tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu,
Vitamin E 1000 IU per hari memasak, mencuci dan bekerja seperti biasanya yaitu bertani. Keluhan
Fluoksetin 10 mg 2 x 1 hari
seperti ini dirasakan mulai 3 tahun yang lalu, seperti lupa menyimpan
barang dan nama orang, tetapi semakin berat sejak 3 bulan terakhir.
Selama 3 tahun kebelakang pasien tidak pernah berobat sekalipun karena
keluarga menganggap hanya penyakit orang tua biasa.
OBJEKTIF
STATUS PSIKIATRIKUS Pikiran
Bentuk pikir : Realistis
Roman Muka : Tumpul Isi pikiran : Lambat
Kesadaran : Compos mentis Jalan pikir : Koheren
Kontak : Ada Persepsi :
Halusinasi : Negatif
Rapport : Adekuat Ilusi : Negatif
Orientasi Emosi pasien
Tempat : Buruk Mood : Mood labil
Afek : Afek labil
Waktu : Buruk Keserasian : Kurang Serasi
Orang : Buruk Dekorum
Perhatian : Buruk Penampilan : Baik
Sopan santun : Baik
Ingatan Kebiasaan : Buruk
Daya ingat jangka panjang : Buruk Sikap : Kooperatif
Daya ingat jangka pendek : Buruk Tingkah laku : Kaku
Penilaian :Sadar diri bahwa
Daya ingat segera : Normal Pasien sedang sakit.
Intelegansia : Buruk
Tes Mini-Mental State Exam (MMSE)
Pedoman score kognitif global (secara
umum):
Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan
kognitif
Nilai 0- 16 : definite gangguan kognitif
Tahap penyakit alzheimer :
Nilai 18 26 : ringan
Nilai 10 17 : moderat
Nilai 0 9 : parah
Kesimpulan: Dari hasil tes MMSE
diatas Pasien hanya bisa mendapatkan
score 14, maka Pasien termasuk
dalam definitive gangguan kognitif
alzheimer tahap moderat.
ASSESMANT
PENYAKIT SO OBAT ANALISIS DRP
Alzheimer Pasien sering Donepezil Tidak Donepezil spesifik dan reversibel
lupa. tepat menghambat Asetilkolinesterase
tahap Nilai MMSE = 10 mg dosis dosis sehingga dapat meningkatkan kadar
moderat 14 2 kali sehari asetilkolin di otak . Terapi ini
digunakan untuk mengatasi gejala
disertai gangguan kognitif , anxietiv dan
gangguan menunda progesivitas dari penyakit.
Dipantau pemakaiannya, pada dosis
kognitif 5 mg/hari selama 4 minggu
pertama. Jika tidak berespon baik
ditingkatkan menjadi 10 mg/hari.
Jika pasien tidak responsiv maka
dignti rivastigmin.
Vitamin E Terapi Antioksidan meningkatkan fungsi
dosis 1000 tepat kognitif. Maka Vitamin E mendukung
IU/Hari kerja dari Donepezil dan
menghambat perkembangan
penyakit alzheimer
Depresi Pasien sering Fluoksetin Terapi Bekerja sebagai antidepresan
10 mg 2 tepat golongan SSRI dengan mekanisme
melamun dan kali sehari kerja menghambat re-uptake 5-HT
berdiam diri secara selektif.
PLAN

Penggunaan donepezil dimulai dari dosis awal 5 mg/hari


pengobatan alzheimer setelah 4 minggu dapat
ditingkatkan menjadi 10 mg / hari. Jika pasien tidak
responsiv maka dignti rivastigmin.
Melakukan psikoterapi meliputi :
1. Supportif
2. Konseling keluarga
3. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai
kondisi pasien serta kesadaran akan kewajiban
menjalankan pengobatan dan pemeriksaan teratur
demi kesembuhan pasien.
TERIMA
KASIH
NOTULENSI

1. Pada assesment mengapa donepezil diganti dengan rivastigmin bukan


golongan inhibitor kolinesterase yang lain seperti galantamine dan
takrin?
Jawab :
Pada suatu penelitian diperoleh hasil bahwa 50% pasien tidak responsif
terhadap donepezil berespon baik terhadap rivastigmin. Ada beberapa
kemungkinan untuk switching :
donepezil ke rivastigmin
donepezil ke galantamin
rivastigmin ke galantamin
tetapi yang sudah banyak diteliti dan dipublikasikan tentang guideline
nya adalah switching ke rivastigmin.
takrin memiliki banyak efek samping termasuk hepatotoksisitas
sehingga dibatasi penggunaannya, sedangkan donepezil, rivastigmin,
galantamine menunjukkan efikasi serupa dengan efek samping yang
dapat ditoleransi.
2. Adakah terapi antioksidan lain selain vitamin E ? Apa
terapi non farmakologi yang bisa dilakukan?
Jawab :
Terapi antioksidan lain dapat digunakan ekstrak ginko
biloba.
Terapi non farmakologi melibatkan pasien, keluarga,
atau pengasuh khusus untuk mendukung, menghadapi,
dan memahami kondisi pasien. Terapi non farmakologi
yang bisa dilakukan yaitu diet mediterania (makan
buah, sayur, daging), supportif, konseling keluarga,
mendengarkan musik klasik, membuat catatan kecil
untuk optimalkan daya ingat, senam lidah dll.
3. Lini pertama pengobatan alzheimer ?
Jawab :
Lini pertama pengobatan alzheimer yaitu donepezil
dengan dosis 5mg/hari.
Pengobatan alzheimer biasanya dengan donepezil /
rivastigmin, antioksidan, antidepresan.
Vit E hanya digunakan sebagai terapi adjuvan saja
bersamaan dengan terapi utama.

You might also like