You are on page 1of 20

Alzheimer dan Demensia

created by: groups 1


Daftar anggota kelompok:
Yulinar Agustina 1411311011
Ike Sintia Suci 1411312021
Delinda Wulandari 1411311003
Silvika Sari 1411311024
Ranti Anggasari 1411312024
Suci Indah Putri 1411311029
Rani Afdilla p. 1411311014
Adek Aisya Putri 1411311007
Tiara Yalita 1411312028
Hani Oktavia Rahayu 1411311006
Suzia Reviani 1411312004
Tuti Anggraeni 1411312011
Suci Meilisya 1411312017
Lentina Sosomar 1411319001
Zilla Hanifia 1411311017
Dian Novita Putri 1411311013
Ingga Afriyona 1411312013
Rifka Aulia Rahmi 1411312014
Adila Yuliani 1411311026
Alzhaimer
1.Definisi

Alzhaemer merupakan penyakit


dengan gangguan degeneratif yang
mengenai sel-sel otak dan menyebabkan
kerusakan dan menimbulkan kelumpuhan,
terutama menyerang orang berusia 65
tahun keatas.
2. Etiologi
sampai sekarang penyebabnya belum
diketahui, namun ada beberapa alternatif
penyebab yang telah dihipotesa yaitu virus
lambat, proses autoimun, keracunan
aluminium,trauma, neurotransmiter, defisit
formasi sel-sel filament presdiposisi
heriditer.
3. Patofisiologi
Serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan plak seni
atau neuritis (deposit protein beta-amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein
prukesor amiloid (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer pada korteks
serebri dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak.

Secara maskroskopik, perubahan otak pada Alzheimer melibatkan kerusakan berat


neuron korteks dan hippocampus, serta penimbunan amiloid dalam pembuluh darah
intracranial.

Secara mikroskopik, terdapat perubahan morfologik (structural) dan biokimia pada


neuron neuron. Perubahan morfologis terdiri dari 2 ciri khas lesi yang pada akhirnya
berkembang menjadi degenarasi soma dan atau akson dan atau dendrit. sehingga,
menyebabkan colapsnya system transport internal, hubungan interseluler adalah yang
pertama kali tidak berfungsi dan akhirnya diikuti kematian sel. Pembentukan neuron yang
kusut dan berkembangnya neuron yang rusak menyebabkan Alzheimer.
4. Manifestasi Klinis
gejala pada
stadium -kesulitan Gejala berat
ringan ringan dalam
aktivitas
-perubahan
tingkah laku
-gangguan tidur -fungsi
-keluyuran intelektual
-mudah lupa dan
-sulit mengenali sangat
kehilangan ingatan
ringan
keluarga, memburuk
-disorientasi teman, dll. - kekakuan pd
-depresi motorik
-agitasi -bahkan
- mudah tersinggung kehilangan
memori
Gejala pada
Stadium sedang
5. komplikasi
1. Pneumonia dan infeksi lainnya . Kesulitan menelan
dapat menyebabkan orang dengan penyakit Alzheimer
untuk menghirup ( aspirasi ) makanan atau cairan ke
saluran udara dan paru-paru mereka , yang dapat
menyebabkan pneumonia .

2. Cedera karena jatuh . Orang dengan Alzheimer


menjadi semakin rentan untuk jatuh . Terjun dapat
menyebabkan patah tulang . Selain itu, jatuh adalah
penyebab umum dari cedera kepala serius.
6. Pencegahan

Makan diet
Mediterania

Makan seledri
dan
Olahraga
paprika hijau

Pencegahan

Berhenti
Minum kopi
merokok
7. ASKEP
a. pengkajian
1. identitas klien
2. keluhan utama
3. riwayat kesehatan
4. Pengkajian fungsional gordon
5. pemeriksaan fisik
Diagnosa

a. Defisit perawatan diri b.d perubahan


proses berpikir.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d tidak mampu
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor psikologis,
biologis.
c.Kerusakan komunikasi verbal b.d
perubahan proses berpikir
a. Defisit perawatan diri b.d perubahan proses berpikir.

noc:
Klien tampak tidak sulit melakukan kegiatan sehari-hari
Klien dapat melakukan aktivitas tanpa kesulitan
Klien mampu melakukan aktivitas motorik dengan sendirinya
Klien merasa nyaman dengan lingkungan yang dimodifikasi
Klien dapat buang air besar tanpa kesulitan
nic:
1. Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADL
2. Ajarkan dan mendukung klien dalam melakukan aktivitas
3. Rencanakan tindakan untuk defisit motorik seperti tempatkan
makanan dan peralatan didekat klien agar mampu mengambil
dengan sendirinya
4. Modifikasi lingkungan
5. Kolaborasi dalam pemberian supositoria dan pencahar
DEMENSIA
1. PENGERTIAN
Demensia merupakan sindrom yang ditandai
oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan
kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara lain pada
intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan
masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan
konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan
bersosialisasi. (Arif Mansjoer, 1999)
Demensia adalah penurunan kemampuan
mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa
terjadi kemunduran kepribadian. Penyakit yang dapat
dialami oleh semua orang dari berbagai latar belakang
pendidikan maupun kebudayaan.
2. Etiologi
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan
besar :

1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu :
terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada
metabolisme

2.Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati, penyebab utama
dalam golongan ini diantaranya :

a. Penyakit degenerasi spino-serebelar.

b. Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert

c. Khorea Huntington

3.Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini diantaranya :

a. Penyakit cerebro kardiofaskuler

b. Penyakit- penyakit metabolik

c. Gangguan nutrisi

d. Akibat intoksikasi menahun


3.Patofisiologi
Secara ringkas bahwa proses demensia
adalah terjadinya perubahan neuro kimiawi
yang tersebut dibawah ini :
1. pengurangan neurotransmitter klasik : asetil
kolin, nor adrenalin dan
metabolitnya, dopamine, 5 HT
2. pengurangan amino acid neurotransmitter :
Glu., Gly., GABA
3. pengurangan enzim enzim : AchE, DOPA
decarboksilase, GAD., CAT
4. pengurangan neuro peptide : somatostatin, dll.
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala dari Penyakit Demensia antara lain :
1. Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif.
2. Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.
3. Gangguan kepribadian dan perilaku (mood swings).
4. Defisit neurologi dan fokal.
5. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang.
6. Gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham, dan paranoid.
7. Keterbatasan dalam ADL (Activities of Daily Living)
8. Kesulitan mengatur penggunaan keuangan.
9. Tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian.
10. Lupa meletakkan barang penting.
11. Sulit mandi, makan, berpakaian dan toileting.
12. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk.
13. Tidak dapat makan dan menelan.
14. Inkontinensia urine
15. Dapat berjalan jauh dari rumah dan tidak bisa pulang.
5. komplikasi
1. Peningkatan risiko infeksi di seluruh bagian tubuh :
Ulkus Dekubitus
Infeksi saluran kencing
Pneumonia
Thromboemboli, infark miokardium
Kejang
Kontraktur sendi
Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan kurang dan
kesulitan menggunakan peralatan
Kehilangan kemampuan berinteraksi
Harapan hidup berkurang
6. ASKEP DEMENSIA
a. pengkajian
1. identitas klien
2. keluhan utama
3. riwayat kesehatan
4. pengkajian fungsional gordon
5. pemeriksaan fisik
B. Diagnosa
a. Perubahan proses pikir b/d perubahan fisiologis (degenerasi neuron
ireversibel)

tujuan : Klien mampu mengingat nama perawat dengan kriteria tidak menanyakan
nama perawat setelah tindakan keperawatan

intervensi :

- Lakukan pendekatan kepada klien secara verbal dan tindakan

- Panggil klien dengan namanya.

- Tatap wajah klien ketika berbicara

- Tuliskan nama perawat di sebuah kertas dan di tempelkan pada salah satu tempat
yang mudah dilihat klien.

- Sebutkan nama perawat tiap bertemu dan menanyakan kembali ketika akan
berpisah
Thank you!

You might also like