Professional Documents
Culture Documents
JAMINAN SOSIAL
Kelompok 6
FILOSOFI PENYELENGGARAAN
JAMINAN SOSIAL
Pelaku Pasar adalah pihak-pihak yang memiliki kebebasan untuk bertransaksi jual-beli.
Jumlah pelaku pasar yang banyak memungkinkan terjadinya persaingan (sehat) yang
meningkatkan kualitas barang/produk/jasa dan menurunkan harga barang barang/jasa.
Atas dasar kepentingan bersama, untuk mendapatkan laba, sekelompok orang
bergabung dan setuju membagi laba secara proporsional sesuai besar sahamnya.
Sebuah Perusahaan dibentuk untuk bekerja dan berfungsi dalam mekanisme
pasar dengan tujuan mendapatkan laba bagi pemegang saham. Perusahaan sama
sekali tidak dibentuk untuk menjamin semua orang memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya atau membeli produk atau jasa yang dihasilkannya.
Sebuah PT (Persero) seperti PT (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes) dan
PT (Persero) Jamsostek secara hukum adalah Perseroan Terbatas sebagaimana diatur
dalam UU nomor 40/2007. hanya saja, saham atau pemilik PT (Persero) tersebut adalah
Pemerintah. Tujuannya tetap untuk mencari laba, bukan menjamin kebutuhan dasar
rakyat atau melindungi seluruh rakyat.
Sayangnya tidak semua orang bisa mengenali kebutuhan dirinya.,
khususnya dalam bidang asuransi, dan kebutuhan jaminan sosial sebagaimana
yang diatur dalam UU SJSN. Tidak ada perusahaan yang akan menolong semua
orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Memang bukan
tugasnya. Jadi jika semua hal diserahkan ke mekanisme pasar, pasti ada orang
yang tidak bisa hidup normal, bahkan mungkin tidak hidup. Itulah salah satu
contoh kegagalan pasar (market failure).
Pasang surut kehidupan merupakan hukum alam. Ada saat lapar, ada
saat kenyang. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang miskin lalu kaya
dan ada yang kaya lalu miskin. Itulah siklus kehidupan. Sebuah sistem jaminan
sosial dirancang untuk mampu menjaga agar siklus kehidupan tersebut tidak
menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Kita bisa menghimbau orang harus menabung ketika sehat dan
menggunakan tabungan ketika sakit. Tetapi manusia umumnya berpikiran
pendek sehingga mekanisme swasta atau mekanisme pasar tidak mampu
mengatasi masalah sosial seperti itu.
Karena mekanisme pasar gagal, maka mekanisme wajib harus mengambil
alih. Awalnya asuransi bersifat sukarela. Sayangnya, tidak semua orang mau dan
mampu membeli asuransi.
Bukti kegagalan asuransi kesehatan dapat dipelajari dari sistem asuransi
kesehatan di Amerika, satu-satunya negara maju dimana hampir 50 juta
penduduknya tidak memiliki jaminan kesehatan. Sampai Obama bertarung
meloloskan Obama Care, yang juga sampai tahun 2014 masih mengganjal. Di
tahun 2012 Amerika menghabiskan USD 2,8 trilliun atau USD 8.915 per orang per
tahun, tetapi banyak orang Amerika tidak bisa membeli asuransi kesehatan yang
memadai. Literatur ekonomi telah mebuktikan bahwa layanan kesehatan (health
care) bukanlah komoditas pasar normal. Lobi politik dan bisnis di Amerika
menggagalkan upaya JKN bagi seluruh penduduk Amerika. Padahal, Amerika telah
memulai memperkenalkan asuransi kesehatan lebih dari 150 tahun yang lalu. Tetapi
keadilan sosial, cakupan semesta (universal health coverage) di Amerika tidak
terjadi. Kini Obama berhasil menghasilkan sebuah UU untuk mencapai cakupan
universal, tetapi masih bertumpu pada mekanisme pasar. Karenanya, Obama Care
masih mengalami banyak kendala.
KEGAGALAN BUMN INDONESIA