You are on page 1of 46

APENDISITIS

Hida Rosalia
Leonardo Grevi Tamara
Anita Prima Kusumadewi
Lilie Fransiska
Anggita Nur Widya F
M. Gractya Nurfiantoro
M. Ramadhan Al Reno

Laporan Dokter Muda


RSUP Dr. Sardjito
Identitas Pasien
Nama : Ny. AF
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Berbah
Pekerjaan : IRT
Tgl. Masuk RS : 30/11/2016
Keluhan Utama

Nyeri perut kanan bawah yang semakin


memberat sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
3HSMRS Os mengeluhkan nyeri perut kanan bawah, hilang timbul (+). Nyeri
perut berawal dari ulu hati kemudian berpindah ke kanan bawah. Keluhan
demam (+), membaik dengan obat penurun panas yang dibeli di apotek, pusing
(+), mual (+) muntah (+) 2 kali, isi makanan dan air, dan tidak nafsu makan.

1HSMRS: Keluhan menetap disertai diare campur ampas 8 x/hari, lemas (+).
Diare ampas dengan lendir (-), darah (-), nyeri perut kanan bawah (+), demam
(+) periksa ke klinik dikatakan gejala usus buntu, diterapi paracetamol dan
ranitidin, kemudian dipulangkan.

HMRS keluhan nyeri kanan bawah, disertai demam dan mual memberat. Os.
masuk ke UGD RSS. Disangkal gangguan BAK, penggunaan KB (P1A0) (-),
menstruasi terakhir 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa disangkal
Riwayat maag disangkal
Riwayat keganasan disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat Alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga dan lingkungan
sekitar disangkal
Riwayat keganasan disangkal
Resume Anamnesis
Pasien wanita usia 29 tahun dengan keluhan nyeri perut berawal dari
ulu hati berpindah ke kanan bawah disertai demam, mual muntah, tidak
nafsu makan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. 2 hari sebelum
masuk RS keluhan menetap ditambah diare campur ampas 8x sehari,
lemas.
Menstruasi terakhir 1 minggu yang lalu.
Riwayat keluhan serupa, maag, keganasan, hipertensi, DM, alergi
disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemas
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
TD : 126/73 mmHg RR : 24 x/menit Skala Nyeri : 7-8
N : 110 x/menit T : 39,6oC
Kepala : conjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), mata cowong (-)
Leher : Limfonodi tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax :
I : simetris, ketertinggalan gerak (-), retraksi (-),
P : Fremitus taktil kanan=kiri
P : sonor (+/+), cardiomegaly (-)
A : Vesikuler (+/+), suara tambahan paru (-/-), S1-S2 regular, murmur (-)
Status Lokalis Abdomen
I : Distensi (-), dinding perut sejajar dinding dada
A : BU (+), 20 x/menit
P : timpani(+) pada seluruh lapang perut
P : supel (+), NT (+) RLQ, rebound tenderness (+), rovsing sign (+)

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, nadi kuat, psoas sign (-),
obturator sign (-)

RT : TMSA baik, mukosa licin, ampulla tidak kolaps, massa (-), NT(-),
lendir (-), STLD (-), feses (+).
Foto Thorax

Foto thorax PA, posisi erect, asimetris,


inspirasi dan kondisi cukup, hasil:
1. Tampak kedua apex pulmo
tenang
2. Tampak corakan bronkovaskular
normal
3. Tampak kedua sinus
costophrenicus lancip
4. Tampak kedua diafragma licin
dan tak mendatar
5. Cor CTR <0,56
6. Sistema tulang yang tervisualisasi
intak
Kesan:
Pulmo tak tampak kelainan
Besar cor normal
Foto Abdomen
Foto abdomen 3 posisi, kondisi cukup, hasil:
1. Tak tampak distensi cavum abdomen
2. Preperitonal fat line dekstra et sinistra tegas
3. Distribusi udara usus merata dan fecal material prominen
4. Psoas line dekstra et sinistra tegas
5. Renal outline dekstra et sinistra samar
6. Tampak gambaran ground glass pada cavum pelvis (posisi supine), pada posisi LLD
tampak udara usus bagian sinsitra tertutup opasitas ground glass
7. Tak tampak distensi sistema usus halus, tampak gambaran udara di proyeksi cavum
pelvis (+) (di region rectum)
8. Tak tampak penebalan dinding usus maupun pneumatisasi intestinal, tak tampak
gambaran coiled spring, tak tampak gambaran air-fluid level
9. Tak tampak gambaran udara bebas subdiafragma pada posisi semierect dan tak
tampak gambaran udara bebas di tempat tertinggi pada posisi erect maupun LLD
10. Sistema tulang yang tervisualisasi intak
Kesan:
1 Asites
2. Tak tampak tanda-tanda peritonitis, pneumoperitoneum, maupun ileus
Darah Rutin
Parameter Hasil Rujukan
Hb 12,7 12.0-16.0 g/dL
AE 4.26 4.20-5.50.10^6/uL
AL 8. 42 4.8-10.8.10^3/uL
AT 315 150-450.10^3/uL
HMT 38.1 37-52 %
MCV 90.2 80.0-99.0 fl
MCH 30.8 27-31 fl
MCHC 34.1 33.0-37.0 g/dL
Neutrofil 91,4 50-70 %
Limfosit 4 18-42 %
Eosinofil 0,1 1-3%
Monosit 4,4 2-11%
Basofil 0,1 0.7%
NS1 Negative negative
IgM anti dengue Negative Negative
IgG anti dengue
Parameter Hasil Rujukan
Albumin 4.38 3.5 5 g/dL
Ureum 14.0 15-40 mg/dL
Creatinine 0.8 0.6-0.9 mg/dL
BUN 7.9 7-18 mg/dL
ALP 4.2 7-31 U/L
AST 11.9 7-31 U/L
Na 133 136-142 mmol/L
K 3,17 3.5-5.1 mmol/L
Cl 102 98-107 mmol/L
HBsAg Non reaktif
Urinalisa
Parameter Hasil Rujukan
Bakteri 1414
Leukosit 21 Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Kesan: hiponatremia, hipokalemia, Neutrofil dominan
Kesan urinalisis : Bakteriuria, leukosituria
DIAGNOSIS

Appendicitis Akut
Diare cair akut dengan dehidrasi ringan
Bacteriuria asimptomatik
PLAN
Appendectomy CITO
Inj. Ceftriaxone 1gr/12j
Inj. Ranitidine 50mg/12j
Inf. Paracetamol 1gr/12 jam
Aspar K 2x1
Analisis ALVARADO SCORE
29 November 2016 30 November 2016
1 M 1
1 A 1
1 N 1
2 T 2
? R 1
1 E 1
- L 0
- S 1
MINIMAL 6 9
APENDISITIS
APPENDISITIS TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Appendicitis adalah peradangan pada appendiks.


ETIOLOGI

Kurangnya makan makanan yang berserat


(dietary fiber)
Obstruksi dari lumen appendix :
Fecal stasis & fecalith
Parasites (Oxyuris vermicularis)
Foreign bodies
Neoplasms
(Bailey & Loves, Short Practice of Surgery, 2008)
PATOFISIOLOGI
Obstruksi pada lumen appendiks

Meningkatkan tekanan pada lumen appendiks (yang disebabkan oleh


peningkatan sekresi cairan dan mucus )

Bakteri pada usus akan bermultiply leukosit akan menuju tempat


tersebut pus formation meningkatkan tekanan intraluminal

Obstruksi aliran vena dinding appendiks akan menjadi ischemic

Invasi bakteri melewati muscularis propria & submucosa


ACUTE APPENDICITIS

PERIAPPENDICULAR MASS/ ABSCESS


GANGRENOUS PERFORATED & PERITONITIS
APPENDICITIS
Greenfields
Surgery - scientific
principles &
practice 5th ed.
Greenfields
Surgery - scientific
principles &
practice 5th ed.
DIAGNOSIS: ANAMNESIS
Nyeri perut
Terjadi karena hiperperistaltik apendiks, distensi lumen apendiks, ataupun tarikan dinding
apendiks yang meradang. Awalnya terjadi nyeri visceral (hilang timbul seperti kolik) di
daerah epigastrik dan periumbilikal. Hal tersebut terjadi karena umbilikus dan usus halus
memiliki persarafan yang sama.
Nyeri daerah epigastrik terjadi selama 4 6 jam dan seterusnya akan menetap di kuadran
kanan bawah sebagai nyeri somatik akibat rangsangan peritoneum parietal.
Mual dan muntah
Akibat rangsangan n. Vagus.
DIAGNOSIS: ANAMNESIS
Obstipasi
Karena penderita takut mengejan. Pada appendiks pelvikal, dapat
timbul diare akibat rangsangan pada daerah rektum
Demam (> 37,5oC)
Tanda infeksi akut. Bila demam lebih tinggi, kemungkinan sudah terjadi
perforasi.
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Inspeksi
Distensi (+) bila terjadi perforasi
Tampak benjolan (+) di kuadran kanan bawah abses appendikuler
Auskultasi
BU (+) normal / meningkat peradangan
BU (-) / menurun ileus paralitik akibat peritonitis umum akibat
perforasi appendiks
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
Perkusi
Hipertimpani peritonitis

Palpasi
Nyeri tekan Mc Burney (+) kunci diagnosis
Rebound tenderness (+) rangsangan peritoneum
Defans muskuler (m. Rektus abdominis) rangsangan
peritoneum parietal
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
Rovsing
sign (+) tekanan sisi berlawanan merangsang peristaltik
menggerakkan peritoneum yang meradang
Psoas sign (+) rangsangan m. Psoas oleh radang appendiks
Obsturator sign (+) pada peradangan appendiks pelvica

Rectal touche: nyeri pada arah jam 9 - 12


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin Leukositosis (> 10.000) dengan pergeseran


ke kiri (> 70 % neutrofil)
C reactive protein (CRP) meningkat
Urinalisa untuk menyingkirkan kelainan urologi yang
menyebabkan nyeri abdomen
Foto polos abdomen gambaran peritonitis bila sudah
perforasi (udara bebas, lemak preperitoneal menghilang,
pengkaburan bayangan psoas, distensi usus, air fluid level)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG tampak peradangan apendiks sebagai distensi


lumen, diameter > 6 mm, penebalan dinding apendiks
dengan / tanpa appendicolith
Laparoskopi untuk diagnosis dan terapi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Histopatologi gold standard


DIAGNOSTIC SCORING
ALVARADO score

SYMPTOMS SCORE
Score
- Migratory RIF pain 1
1-3 : Observation (3.6 %
- Anorexia 1 incidence of appendicitis)
- Nausea and Vomiting 1
4-6 : antibiotic therapy
SIGNS
(32 % incidence of
- Tenderness (RIF) 2 appendicitis)
- Rebound Tenderness 1
7-10 : operation (78 %
- Elevated Temperature 1 incidence of appendicitis)
LABORATORY
- Leucocytosis 2
- Shift to the left 1
TOTAL 10
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Bed rest total posisi Fowler
(anti Tredelenburg)
Konservatif, Diet tinggi serat
kemudian operasi
Appendektomi elektif (appendikuler infiltrat)
Antibiotik spektrum luas
CITO akut, abses, dan Metronidazol
perforasi Monitor: tanda2 peritonitis,
tanda vital, angka leukosit
Elektif kronis bila baik mobilisasi
pulang
APPENDECTOMY
Indikasi:
Appendisitis akut
Appendisitis kronis
Periappendikuler infiltrat dalam stadium tenang (a
Froid)
Appendisitis perforata
APPENDECTOMY

Macam incisi:
Gridiron incision (Mc Burney incision)
Incisi paramedian kanan
Incisi transversal
TERIMA KASIH

You might also like