Professional Documents
Culture Documents
2
Faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke
pelabuhan:
Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan memberikan
keuntungan:
Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan
lebih besar
Berkurangnya batasan gerak dari kapalkapal yang mempunyai draft besar
Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
Mengurangi waktu penungguan kapalkapal yang hanya dapat masuk ke
pelabuhan pada waktu air pasang
Mengurangi waktu transito barangbarang
3
STANDAR DAN KRITERIA DESAIN ALUR PELAYARAN
1. Dasar Perencanaan
Keselamatan navigasi, kemudahan operasi kapal, topografi, cuaca dan fenomena laut serta koordinasi
dengan fasilitas harus menjadi pertimbangan dalam merencanakan alur pelayaran.
2. Layout Alur Pelayaran
Sudut dari garis pusat pada perpotongan alur pelayaran berbentuk kurva tidak boleh melebihi 30
derajat. Radius kurva tidak boleh kurang dari 1500m atau 4 kali atau lebih keseluruhan panjang kapal,
sedangkan lebarnya harus cukup untuk kapal bermanuver.
Meski begitu hal ini tidak berlaku jika alur pelayaran hanya dikhususkan untuk kapal dengan
kemampuan berputar tinggi seperti kapal pesiar dan perahu motor atau ketika keselamatan dan
kelancaran operasi kapal dapat dibantu oleh kendali lalulintas seperti marka dan sinyalKetentuan dalam
merencanakan trace alur pelayaran:
4
LEBAR ALUR PELAYARAN
5
Cara lain untuk menentukan lebar alur ( OCDI, 1991), yaitu :
6
Untuk mengetahui kedalaman untuk alaur pelayaran ialah menggunakan rumus
H=d+G+R+P+S+K
d = draft kapal (m)
G = gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat (m)
R = ruang kebebasan bersih (m)
P = ketelitian pengukuran (m)
S = pengendapan sedimen antara dua pengerukan (m)
K = toleransi pengukuran
7
Kedalaman air di alur pelayaran yang ideal harus:
cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah (LWL)
dengan kapal bermuatan maksimum atau
memperhatikan jarak toleransi dari gerakan kapal yang disebabkan oleh
gelombang, angin dan arus
Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat ditentukan sbb :
8
5. Jarak Pemberhentian
Panjang alur pelayaran pada gerbang masuk pelabuhan dan daerah kolam tambatan
harus memperhitungkan jarak pemberhentian kapal.
6. Ketenangan Alur
Ketenangan alur harus ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi keselamatan
kapal, tempat keberangkatan dan pemakaian tugboat. Terutama pada daerah kolam,
perlu diambil tindakan-tindakan untuk membuat ketenangan sesuai dengan ukuran serta
jenis kapal, dan ukuran tugboat ketika digunakan.
6. Perawatan Alur
Kedalaman serta lebar alur harus dirawat secara menyeluruh untuk efisiensi pelabuhan
dan keselamatan navigasi kapal.
9
STANDAR DESAIN DAN KRITERIA KOLAM BASIN
1. Dasar Perencanaan
Syarat untuk kolam antara lain sebagai berikut:
Perairan harus cukup tenang, yaitu daerah yang terlindung dari angin, gelombang, dan arus sehingga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan kapal di pelabuhan tidak terganggu.
Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.
Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (maneuver). Areal harus cukup luas sehingga
menampung semua kapal yang datang berlabuh dan kapal masih dapat bergerak dengan bebas.
Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar dengan leluasa dan
sebaiknya memiliki lintasan gerakan memutar melingkar yang tidak terputus.
Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi muka air surut
terendah.
10
LUAS KOLAM UNTUK MANUVER KAPAL
a. Kolam Putar
Luas kolam untuk berputar haluan harus melebihi luas lingkaran dengan radius 1,5 kali
panjang keseluruhan kapal. Agar dapat berputar haluan (putar haluan) dengan
menggunakan jangkar ataupun tugboat, luas kolam harus melebihi luas lingkaran
dengan radius panjang keseluruhan kapal. Namun untuk kolam yang sangat tenang dan
kapal dengan kemampuan putar haluan tinggi, luas dapat dikurangi dengan jarak yang
tidak menyulitkan putar haluan.
b. Kolam Tambat
Ukuran kolam tambat harus ditentukan dengan hati-hati mempertimbangkan
pemakaian tugboat, pendorong haluan dan buritan, serta pengaruh angin dan arus.
11
c. Kedalaman Kolam
Kedalaman kolam harus 1,05 1,15 kali draft dengan beban penuh dari kapal yang
direncanakan dibawah level chart datum, mempertimbangkan gerak oscilatoris dari
kapal akibat kondisi alam seperti gelombang, angin dan arus pasang
d. Ketenangan Kolam
Kolam harus memiliki air yang tenang, untuk manuver kapal dan kegiatan
pelabuhan. Untuk memperoleh ketenangan tersebut, rencana menyeluruh harus
dibuat dengan memperhatikan pengaturan panjang dan tinggi puncak
breakwater, dan pembuatan penyerapan gelombang untuk mengurangi pengaruh
fenomena kapal seperti difraksi, overtopping dan refleksi
12
PENGERUKAN ALUR PELAYARAN
Untuk mempertahankan kedalaman dan lebar alur pelayaran sebagaimana dikehendaki
perlu dilakukan pengerukan. Pengerukan secara reguler penting khususnya
dipelabuhan-pelabuhan yang sedimentasinya tinggi ataupun disungai-sungai yang
banyak membawa material erosi atau sampah dari hulu sungai.
Menurut SNI 19-6471.3-2000 tentang Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Pantai
Bagian 3: Pemilihan Pantai; Pengerukan adalah pemindahan tanah, batuan atau debris
dari bawah air dan diangkat melalui air keatas.
Pengerukan agitasi adalah pengerukan endapan dari dasar laut dan dengan
pengadukan ember bila diisi pada elevasi ujung pemotongan.
Kapal Keruk adalah peralatan mekanik, hidraulik atau listrik yang digunakan untuk
pengerukan.
Karakteristik Jenis kapal Keruk, antara lain:
a. Kapal Keruk Hisap berpalka bergerak;
b. Kapal Keruk Hisap Stationer Berpalka;
c. Kapal Keruk Potong Hisap;
d. Kapal Keruk Hisap
e. Kapal Keruk Roda Berember;
f. Kapal Keruk Grab Hopper
13
KESIMPULAN
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan playaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
.
oleh kapal di laut, sungai atau danau
14
15