You are on page 1of 21

Matakuliah : S0432/Drainase Perkotaan

Tahun : 2006
Versi :

Pertemuan 1
Pendahuluan

1
Learning Outcomes

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa


akan mampu :
Mahasiswa dapat menerangkan
kedudukan drainase perkotaan dalam
infrastruktur perkotaan

2
Outline Materi

Materi 1: Prasarana dan Sarana-


Infrastruktur Air Perkotaan
Materi 2: Permasalahan Drainase
Perkotaan

3
Prasarana dan Sarana (infrastruktur)

Prasarana dan sarana atau infrastruktur diartikan


sebagai fasilitas fisik suatu kota atau negara yang sering
disebut pekerjaan umum (Grigg, 1988). Pekerjaan umum
(public works) telah didefinisikan oleh American Public
Works Association (APWA) sebagai berikut (Stone, 1974)
:

Public works are the physical structures and facilities that


are developedor acquired by the public agencies to
house governmental functions and provide water, power,
waste disposal, transportation, and similars services the
achievement of common social and economic objectives.

4
Definisi yang lain diberikan oleh AGCA (Associated
General Contractors of America), untuk membuat aset
yang berumur panjang yang dimiliki oleh pemerintah
daerah, maupun pusat dan utilitas yang dimiliki oleh
pengusaha (Kwiatkowski, 1986).
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
(Depkimpraswil) mendefini sikan prasarana dan sarana
sebagai berikut (CBUIM, 2002) :
Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang
sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia
yang hidup bersama-sama dalam ruang yang terbatas
agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan
dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan
cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat
berinteraksi satu dengan lainnya dalam
mempertahankan hidupnya.
5
Sebagai suatu sistem, komponen infrasruktural pada
dasarnya sangat luas dan banyak, namun secara umum
terdiri dari 12 komponen sesuai dengan sifat dan
karakternya,
yaitu :
1. Sistem air bersih, termasuk bendungan, waduk,
trasmisi, instalasi pengolah air dan fasilitas
distribusinya.
2. Sistem manajemen air limbah, termasuk pengumpulan,
pengolah, pembuangan (disposal),dan sistem pakai
ulang (reuse).
3. Fasilitas manajemen limbah padat atau persampahan.
4. Fasilitas trasportasi, termasuk jalan raya, rel kereta api,
dan lapangan terbang.
5. Sistem transit publik.

6
6. Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan disribusinya.
7. Fasilitas gas alam.
8. Fasilitas drainase / pengendalian banjirr.
9. Bangunan umum, seperti pasar, sekolahan, rumah
sakit, kantor polisi,dan fasilitas pemadam kebakaran.
10. Fasilitas perumahan.
11. Taman, tempat bermain, fasilitas rekreasi dan stadion.
12. Fasilitas telekomunikasi.

7
Dari keduabelas komponen tersebut, dapat
dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) grup
infrastruktur, yaitu :

1. Kelompok air; meliputi air bersih, sanitasi, drainase,dan


pengendalian banjir.
2. Kelompok jalan; meliputi jalan raya, jalan kota dan
jembatan.
3. Kelompok sarana transportasi; meliputi terminal, jaringan
rel dan stasiun kereta api, pelabuhan dan pelabuhan
udara.
4. Kelompok pengolahan limbah; meliputi sistem manajemen
limbah padat (persampahan).
5. Kelompok bangunan kota, pasar, dan sarana olah raga
terbuka (putdoor sports).
6. Kelompok energi; meliputi produksi dan distribusi listrik
dan gas.
7. Kelompok telekomunikasi. 8
Infrastruktur Air Perkotaan

Infrastruktur air perkotaan meliputi tiga


sistem, yaitu sistem air bersih (urban
water supply), sistem sanitasi (waste
water), dan sistem drainase air hujan
(strom water system

9
Secara alamiah terdapat 3 penyebab
banjir / genangan, yaitu hujan lebat,
topografi yang datar dan kurangnya
peresapan. Penyebab ini tidak dapat
dihindari, tapi dapat dikontrol.

10
Curah Hujan

Hampir seluruh Indonesia mendapat hujan


tahunan lebih dari 3000 mm, bahkan
banyak yang mendekati 4000 mm. Hujan
harian berkisar antara 100-200 mm,
bahkan pernah mencapai 700 mm.
Sedangkan angka tertinggi kedua pernah
tercatat 300 mm.

11
Hampir seluruh Indonesia mendapat hujan
tahunan lebih dari 3000 mm, bahkan
banyak yang mendekati 4000 mm. Hujan
harian berkisar antara 100-200 mm,
bahkan pernah mencapai 700 mm.
Sedangkan angka tertinggi kedua pernah
tercatat 300 mm.

12
Intensitas hujan lebat (individual storm)
jarang terukur karena me-merlukan alat
pengukur hujan otomatis

13
Topografi Datar

Daerah permukaan datar ini umumnya


dijumpai di kota-kota pantai, namun
demikian berbagai kota di pedalaman atau
di dataran tinggi juga mempunyai daerah
datar yang padat penduduknya. Masalah
lebih besar dijumpai pada daerah
pemukiman yang dibangun di daerah-
daerah rendah, bahkan di atas rawa-rawa
(lebak), misalnya
Palembang,Banjarmasin,Samarindadan
lain-lain.
14
Kapasitas Infiltrasi

Kapasitas infiltrasi dipengaruhi oleh


kondisi geologi permukaan. Daerah-
daerah tertentu mempunyai kondisi
geologi yang poreous, sehingga dapat
merupakan daerah potensial untuk
peresapan air.

15
Kapasitas infiltrasi dapat diperbesar
ataupun diperkecil dengan adanya
bangunan-bangunan buatan manusia

16
Ledakan Penduduk kota

Meningkatnya urbanisasi menye-babkan


bertambah tingginya aliran permukaan, tetapi
tidak dibarengi dengan pertambahan fasilitas
drainasi yang memadai.
Kurang baiknya perencanaan kota dalam
mengantisipasi ledakan pen-duduk, dan tidak
adanya pembagian zona-zona (zoning) di dalam
daerah urban mengakibatkan timbulnya
pemukiman kumuh disepanjang aliran sungai
yang mengurangi kapasitas aliran sungai
tersebut
17
Fungsi hutan sebagai penampung air
hujan, diganti dengan bangunan dengan
daya tampung air hujan yang rendah.
Run-off akan mening-kat, dan apabila
saluran alamiah tidak dibesarkan, akan
menyebab-kan banjir/ genangan

18
Pertumbuhan prasarana dan
sarana kota

Prasarana dan sarana kota, apabila


dibangun dengan tidak memperhati-kan
pola dan kebutuhan drainasinya, akan
merupakan penyebab terjadinya
banjir/genangan air. Hal ini dapat
diterangkan sebagai berikut ini:

19
Bangunan Jalan
Pembangunan jalan kadang-kadang
memotong daerah pengaliran tanpa
memperhitungkan adanya aliran
permukaan yang terganggu.
Jaringan Drainasi yang ada
Jaringan terbuka mengalami penyempitan
akibat sampah dan berbagai benda
buangan, lumpur dan pasir.
20
Bangunan lainnya
Berbagai bangunan melintasi saluran
drainasi dibuat tanpa mem-perhitungkan
gangguan terhadap fungsi saluran.
Pondasi jembatan mempersempit
penampang saluran, demikian juga pipa
pipa jaringan air minum, listrik, gas,
telepon, dll.

21

You might also like