You are on page 1of 41

PT Antam (Persero) Tbk, UBPE Pongkor

HUBUNGAN AMDAL DAN PASCA TAMBANG


Mining | Processing | Environment | CSR
DASAR HUKUM (UU NO. 4 TAHUN 2009)
Pasal 99
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK
pada ayat (2) diberlakukan apabila
wajib menyerahkan rencana
pemegang IUP atau IUPK tidak
reklamasi dan rencana
melaksanakan reklamasi dan
pascatambang pada saat
pascatambang sesuai dengan
mengajukan permohonan IUP
rencana yang telah disetujui.
Operasi Produksi
Pasal 101
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan
pascatambang dilakukan sesuai Ketentuan lebih lanjut mengenai reklamasi dan
dengan peruntukan lahan pascatambang serta dana jaminan reklamasi
dan dana jamian pascatambang diatur dengan
pascatambang
peraturan pemerintah

Pasal 100
(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib
menyediakan dana jaminan
PP NO. 78 TAHUN 2010
reklamasi dan jaminan
TENTANG
pascatambang
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
(2) Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dapat menetapkan
pihak ketiga untuk melakukan
reklamasi dan pascatambang
dengan dana jaminan tersebut
PP No. 78 Tahun 2010
Tentang
Reklamasi dan Pascatambang
Prinsip-Prinsip Reklamasi & Pascatambang
Prinsip-Prinsip
Reklamasi &
Pascatambang

Lingkungan Hidup Konservasi


a. perlindungan terhadap kualitas a. penambangan yang optimum
air permukaan, air tanah, air dan penggunaan teknologi
laut, dan tanah serta udara; pengolahan yang efektif dan
b. perlindungan keanekaragaman efisien;
hayati; b. pengelolaan dan/atau
c. stabilitas dan keamanan Keselamatan dan pemanfaatan cadangan
timbunan batuan penutup, Kesehatan Kerja marginal kualitas rendah dan
kolam tailing, lahan bekas mineral kadar rendah serta
tambang serta struktur buatan
a. perlindungan mineral ikutan;
(man-made structure) lainnya; keselamatan terhadap c. pendataan sumberdaya
d. pemanfaatan lahan bekas setiap pekerja; cadangan mineral dan
tambang sesuai dengan b. perlindungan setiap batubara yang tidak
peruntukannya; tertambang (yang tidak
pekerja dari penyakit mineable) serta sisa
e. menghormati nilai-nilai sosial
akibat kerja
dan budaya setempat, dan pengolahan atau pemurnian.
.
f. kuantitas air tanah
TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG

IUP EKSPLORASI

Penyelidikan Eksplorasi FS
Umum IUP OPERASI PRODUKSI

Rencana pascatambang memuat:


1. Profil wilayah (kepemilikan, peruntukkan
Pengajuan Bersamaan lahan, rona awal)
dgn Pengajuan IUP OP 2. Deskripsi kegiatan pertambangan
(cadangan awal, sistem dan metode
Rencana Pascatambang penambangan, pengolahan dan
pemurnian serta fasilitas penunjang)
Seumur Tambang
3. Rona Lingkungan akhir (cadangan sisa,
peruntukkan lahan, morfologi, air
Disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL Yang telah permukaan dan air tanah, serta biologi
disetujui
akuatik dan teresterial
4. Program pascatambang
5. Kriteria keberhasilan
6. Rencana biaya
Persetujuan Rencana Pascatambang
Penilaian dan persetujuan rencana pascatambang dilakukan dalam 60 hari
kalender sejak IUP atau IUPK Produksi diterbitkan.

Menteri/Gub/Bup
IUP EKSPLORASI/OP

≤ 60 hari
≤ 30 hari

NOT OK
Evaluasi

PERBAIKAN
OK

PERSETUJUAN

Dalam hal rencana pascatambang belum memenuhi ketentuan, dokumen


rencana pascatambang dikembalikan untuk disempurnakan dan disampaikan
kembali kepada Menteri/Gubernur/Bupati-Walikota dalam waktu paling lama
30 hari kalender.
Perubahan Rencana Pascatambang
 Perusahaan wajib merubah rencana pascatambang
apabila terjadi perubahan:
 sistem penambangan;
 tingkat produksi;
 umur tambang;
 tata guna lahan;
 AMDAL atau UKL dan UPL
 Penilaian dan persetujuan dilakukan dalam 90 hari
kalender.
 Perubahan rencana pascatambang hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua)
tahun sebelum akhir kegiatan penambangan
Pelaksanaan Reklamasi & Pascatambang
Reklamasi dan Pascatambang wajib dipimpin oleh
1 seorang pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan reklamasi dan pascatambang.

Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang


2 dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan
pascatambang

Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang wajib


dilakukan sesuai dengan rencana reklamasi dan
3 rencana pascatambang sampai memenuhi
kriteria keberhasilan

Perencanaan dan pelaksanaan reklamasi di dalam


kawasan hutan, wilayah pesisir, dan pulau-pulau
4 kecil menyesuaikan peraturan perundang-
undangan
PELAPORAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
 Perusahaan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
reklamasi setiap 1 tahun kepada menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
 Laporan pelaksanaan reklamasi dievaluasi paling lama 30
hari kalender sejak laporan diterima untuk kemudian
ditetapkan tingkat keberhasilan reklamasi.

 Perusahaan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan


pascatambang setiap 3 bulan kepada menteri/
gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangan masing-
masing.
 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya memberitahukan tingkat keberhasilan
reklamasi dan pascatambang secara tertulis (berdasarkan
hasil evaluasi) kepada pemegang IUP Operasi Produksi dan
IUPK Operasi Produksi.
JAMINAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
• Perusahaan wajib menyediakan jaminan
reklamasi sesuai perhitungan rencana
reklamasi.
• Jaminan Reklamasi wajib disediakan pada
tahap eksplorasi dan tahap operasi produksi
• Perusahaan wajib menyediakan jaminan
pascatambang sesuai perhitungan rencana
pascatambang.
JAMINAN PASCATAMBANG
BENTUK JAMINAN

DEPOSITO BERJANGKA

• Penempatan jaminan pascatambang tidak menghilangkan


kewajiban perusahaan untuk melakukan penutupan tambang.

• Kekurangan biaya untuk menyelesaikan penutupan tambang


tetap menjadi tanggung jawab perusahaan.

• Jaminan penutupan tambang ditempatkan setiap tahun dan


wajib terkumpul seluruhnya (100%) dua tahun sebelum tutup
tambang.
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG BAGI PEMEGANG IPR

Pemerintah kabupaten/kota sebelum menerbitkan IPR pada


wilayah pertambangan rakyat, wajib menyusun rencana reklamasi
dan rencana pascatambang untuk setiap wilayah pertambangan
rakyat.

Rencana reklamasi disusun berdasarkan dokumen pengelolaan


lingkungan yang telah disetujui.

Bupati/walikota menetapkan rencana reklamasi dan rencana


pascatambang untuk pemegang IPR

Pemegang IPR bersama dengan bupati/walikota wajib


melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan
rencana reklamasi dan rencana pascatambang
PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI DAN LAHAN PASCATAMBANG

Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan lahan yang


telah direklamasi kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Pemegang IUP dan IUPK dapat mengajukan permohonan


penundaan penyerahan lahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) baik sebagian atau seluruhnya kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya apabila lahan yang telah direklamasi masih
diperlukan untuk pertambangan

Pemegang IUP atau IUPK yang telah menyelesaikan


pascatambang wajib menyerahkan lahan pascatambang
kepada yang berhak sesuai peraturan perundang-
undangan melalui Menteri/Gubernur/ Bupati-Walikota
sesuai kewenangannya.
SANKSI ADMINISTRATIF

1 2 3
Penghentian
sebagian atau
Peringatan seluruh Pencabutan
tertulis kegiatan
penambangan
izin
KETENTUAN PERALIHAN
 Rencana reklamasi dan/atau rencana pascatambang
yang disampaikan oleh pemegang KK, PKP2B, KP, SIPD
dan SIPR menyesuaikan PP ini.
 Pemegang KK, PKP2B, KP, SIPD dan SIPR yang belum
menempatkan jaminan reklamasi dan/atau jaminan
pascatambang sebelum Peraturan Pemerintah ini
berlaku, wajib menempatkan jaminan reklamasi
dan/atau jaminan pascatambang sesuai dengan
ketentuan PP
 Pemegang KK, PKP2B, KP, SIPD dan SIPR yang telah
berproduksi wajib menempatkan jaminan pascatambang
sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Aspek sosial ekonomi selama tahap decomisioning juga perlu diperhatikan khususnya
eksistensi dan daya tahan ekonomi masyarakat setempat yang tergantung pada
kegiatan pertambangan. Disamping hilangnya pendapatan, kelanjutan penyediaan
fasilitas sosial seperti sarana air bersih, air limbah, listrik dan pelayanan kesehatan
menjadi tidak jelas. Fasilitas sosial ini biasanya disediakan langsung oleh industri
pertambangan. Dengan selesainya kegiatan pertambangan, perlu diperjelas institusi
yang akan mengelolan fasilitas sosial tersebut. Semua isu-isu di atas harus
dipertimbangkan dalam penentuan rencana penutupan tambang.
• Pertambangan adalah kegiatan penggunaan lahan yang bersifat
sementara, cepat atau lambat akan dilakukan penutupan
tambang.
• Tujuan penutupan tambang (ultimate):
– Mencegah/memininumkan dampak jangka panjang
– Membentuk ekosistem alami yang berkelanjutan
(self-sustaining) atau tata guna lahan pasca tambang yang telah disepakati
• Perhatian perusahaan:
– Penutupan tambang sesuai dengan peraturan
– Biaya penutupan tambang rasional
Kondisi Alam Indonesia
17.500 pulau
Garis pantai 95.181 km,
terpanjang ke empat di
dunia

Penerimaan Negara
Local Expanditure
Pengembangan Masyarakat
Pembangunan Daerah
Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia : 2000–5000 mm
Brazil : 1000 mm
Chili : 0,77 mm
Australia : 600 mm
Dampak Pascatambang
SOCIAL EFFECTS ECONOMIC EFFECTS
• Kehilangan manfaat kesejahteraan sosial
Closure of
Service & • Hilangnya nilai rumah dan tanah
• Kehilangan hak politik untuk mengatur
Supply • Mengurangi mobilitas untuk mencari pekerjaan
• Kehilangan manfaat pendidikan Industries baru
• Merasa ketidakberdayaan
• Hilangnya pendapatan
• Alkoholisme, narkoba
• Kehilangan permintaan keterampilan
• kekerasan domestik
• Hilangnya permintaan untuk kebutuhan
• Kesehatan dan kesejahteraan
• Berkurangnya sumberdaya yang membatasi
• Relokasi populasi
potensi untuk kembali berinvestasi
• Bahaya yang terkait dengan timbunan
• Berkurangnya pemeliharaan atas transportasi
yang tidak aman / peralatan pabrik
Closure of dan infrastruktur sipil
Mining Project

BIO-GEOPHYSICAL EFFECTS
Local effects on bio-geophysical bases of livelihood

3
5
Prinsip Penutupan Tambang
Prinsip Lingkungan Hidup

Prinsip
Lingkungan Hidup
a. Perlindungan terhadap kualitas air
permukaan, air tanah, air laut, dan tanah
serta udara;
b. Perlindungan keanekaragaman hayati;
c. Stabilitas dan keamanan timbunan
batuan penutup, kolam tailing, lahan
bekas tambang serta struktur buatan
(man-made structure) lainnya;
d. Pemanfaatan lahan bekas tambang
sesuai dengan peruntukannya;
e. Menghormati nilai-nilai sosial dan
budaya setempat, dan
f. Kuantitas air tanah

3
ALUR PIKIR
PENGEMBANGAN WILAYAH PASCA TAMBANG
Penutupan Tambang

Aspek Lingkungan Aspek Ekonomi Aspek Sosial-Budaya

INVENTARISASI MASALAH OUTPUT


• SWOT dan competitive advantage
1. Koordinasi dg STAKEHOLDER • Rekomendasi alternatif pemanfaatan lahan pasca tambang

2. Analisis data dan potensi wilayah dan lahan


Dibahas bersama dgn stakeholder (tms calon investor)
menyepakati pemanfaatan lahan pasca tambang.
3. Penelitian Lapangan (fisik sosekbud) dan
perencanaan detil • Koordinator: FASILITATOR INDEPENDEN
• Sektor terkait Pempus, Pemda, masyarakat

Penyusunan Rencana Detil Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang

Road Show untuk pendanaan (Investor, Perusda, Yayasan, dsb)

3
Konsep
Pembangunan Berkelanjutan di Pertambangan
Potensi GEOGRAFIS Pembangunan Berkelanjutan

Sumber Daya Alam Sumber Daya Alam Sumber Daya Alam


TAK TERBARUKAN TAMBANG TERBARUKAN

Modal SD Buatan
(INFRASTRUKTUR)

Eksploitasi

Modal Sumber
Daya MANUSIA
Dampak Negatif Dampak Positif
(Manfaat)

Lingkungan Lingkungan
Langsung Tidak Langsung
Fisik Sosial

Mitigasi Pengembangan

Penutupan Tambang Re-Investasi


Pelaksanaan Pascatambang Menuju Pembangunan
Berkelanjutan
1. Ekonomi
 Mengedepankan kemitraan
 Mendorong kemandirian ekonomi
 Menitik beratkan pada kegiatan yang bersifat “bottom up”
2. Sosial
 Mengedepankan pemberdayaan masyarakat
 Menghormati tatanan sosial dan budaya yang sudah ada
3. Lingkungan
 Mengubah non-renewable resources menjadi renewable resources
 Keberlanjutan fungsi-fungsi ekologis
TERIMA KASIH

You might also like