Professional Documents
Culture Documents
SELMAN YOGYAKARTA
Kelompok 11 :
1. Gita Anggelina
2. Isma Datin Riri Cahya P
3. Desyntha Anggiani
PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta merupakan kota yang kaya budaya. Batik merupakan salah satu budaya warisan daerah
yang menjadi ciri khas Yogyakarta. Pelestarian batik dilakukan sebagian warga Yogyakarta yaitu dengan
mendirikan industri batik.
Industri batik merupakan salah satu usaha industri yang terdapat dalam kehidupan masyarakat
Yogyakarta, adapun proses industri pabrik meliputi proses persiapan, pembatikan, pelepasan lilin dan
finishing. Namun di sisi lain industri juga pasti menimbulkan dampak bagi lingkungan. Untuk industri
batik sendiri dapat dilihat bahwa banyak sekali dampak yang ditimbulkan baik daari proses industrinya
maupun pembuangan lmbahnya.
Disadari bahawa rencana kegiatan pembangunan industri batik tersebut selain akan
menimbulkan dampak positif juga akan menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No.2 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan Kepmen Lingkungan Hidup No.17 tahun 2001 tentang Jenis Usaha/Kegiatan yang
Wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka rencana pembangunan industri batik termasuk kategori jenis
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Industri batik Selman yang berlokasi di desa cangkringan kecamatan pakem kabupaten sleman ,
merupakan salah satu industri dengan skala yang cukup besar. Berdasarkan Keputusan Gurbenur Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta No.281/KPTS/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
Industri di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri
Oleh karena itu, perlunya dianalisis terhadap lingkungan dari kegiatan produksi batik tersebut agar
nantinya tidak menimbulkan dampak serius bagi kesehatan masyarakat sekitar.
Parameter Baku Mutu
BOD 50
COD 100
TSS 200
pH 6-9
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan Manfaat
Tujuan Umum Bagi Ilmu Pengetahuan
Diketahuinya dampak lingkungan secara Men a mb ah kh asan ah k eil mu an teru ta ma pad a san itasi
terperin ci dan bagaiman a pengelolaann ya agar industri dan pengelolaan damp ak lingkungann ya .
tidak men imbu lk an damp ak bagi kesehatan
masyarak at . Bagi pemilik dan Pengelola Industri
Dap at meng etahu i d a mp ak dari ind ustri yang merek a
Tujuan Khusus kelo la d an mer u mu sk an bagaiman a metod e terb aik d al a m
Mengetah u pembu an g an limb ah cait indutri peng elo laan d a mp akn ya seh ingg a p resepsi mas yarak at
batik tersebut. terhadap industri batik tersebut men jad i lebih bagus.
Mengetah u i kualitas air limb ah setelah
dilakukan pengeolah an pada batik tersebu t Bagi Dinas Terkait
(COD dan TSS). Dap at meng etahui b ag ai man a perk e mb ang an indu stri b atik
Mengetah u i damp ak potensial pada industri di Yogyakarta dan dampak n ya bagi lingkungan .
batik dan pengelolaan n ya.
Bagi Masyaraka t
Dap at meng etahui d a mp ak d an b ahaya b ag i keseh atan d ari
pros es industri seh ingg a d ap at me nceg ah d an
mengh ind ar in ya.
RENCANA KEGIATAN
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan yaitu menjelaskan kepada masyarakat, bahwa akan ada
rencana kegiatan pembangunan industri batik di daerah tersebut. Saat sosialisasi pihak pemrakarsa
juga meminta Izin Sementara Mendirikan Bangunan (ISMB) dari pemerintah Kabupaten Sleman
melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UKM.
b.Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan akan dilakukan di lokasi industri dan dilakukan dengan cara/sistem ganti rugi
lahan dan tanam tumbuh. Hanya lahan yang akan terkena kegiatan industri saja yang akan
mengalami pembebasan lahan.
yang merupakan kota terdekat untuk memperoleh material sebagai kebutuhan pembangunan.
b.Pembangunan akses jalan
Akses jalan masuk menuju tapak proyek yang disiapkan untuk 2 arah jalur pengangkutan
dump truck berkecepatan maksimum 40 km/jam, dan kecepatan dump truck bermuatan di
tikungan tidak boleh lebih dari 25 km/jam.
c. Pembangunan industri
tawon, gajih atau lemah binatang, minyak kelapa, dan lilin batik bekas lorodan.
b. Proses pembatikan
c. Pewarnaan
Proses pewarnaan batik dilakukan pada suhu kamar. Pada proses pewarnaan ini zat warna yang digunakan antara
lain indigosol, zat warna reaktif, napthol, indanthrene, dan soga alam.
d. Proses Pelepasan lilin batik
Terdiri dari 2 cara pelepasan, yaitu :
Proses kerokan (proses pelepasan sebagian lilin) adalah proses pelepasan lilin dengan cara dikerok dan untuk
penyempurnaan proses ini diperlukan adanya penyikatan terlebih dahulu dalam larutan kostik soda.
Proses lorotan (proses pelepasan seluruh lilin) adalah proses pelepasan lilin batik dengan cara direbus dalam air
mendidih yang diberi kanji atau soda atau natrium silikat tergantung jenis bahan zat warna yang digunakan
supaya proses pelepasan lilin secara keseluruhan dapat sempurna.
e. Finishing
Pada proses ini dilakukan perbaikan penampilan produk batik yang dihasilkan, termasuk menignkatkan
ketahanan warna dan pengemasan.
RONA LINGKUNGAN HIDUP
1. Komponen abiotik
a. Kondisi iklim
Kondisi curah hujan dan pola musim didaerah proyek yang didasarkan pada curah hujan rerata bulanan
sebagai berikut :
Proyek terjadi musim hujan dimulai pada bulan oktober sampai maret sedangkan musim kemarau
dimulai pada bulan april sampai september. Pola musim ini berkaitan dengan pengelolaan dalam
analisis dampak lingkungan sehingga penyesuaian dengn kondisi iklim didaerah proyek sehingga
meminimlkan dampak dampak penting yang bersifat negatif.
b.Kualitas udara
Parameter yang diteliti dan cara pengambilan sampel udara mengacu pada SNI 19-7119.9-2005
tentang penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien, hasil
analisis kemudian dibandingkan dengan baku mutu lingkungan udara berdasarkan PP no.41 th
1999 tentang pengendalian pencemaran udara kadar debu di 4 titik pengamatan pada daerah
yang diteliti asih dibawah nilai batas ambang, demikian juga kadar emisi gas seperti SOx, COx
dan HC. Hasil pengukuran kualitas udara disajikan pada tabel berikut :
Dari tabel tersebut tampak bahwa kondisi semua parameter kualitas udara disekitar wilayah
studi mempunyai angka masih berada dibawah baku mutu lingkungan, sehingga dapat
dikategorikan masih baik.
C. Kualitas air
Kegiatan industri batik terutama pada saat proses pewarnaan adanya bahan-bahan sintetik
yang sukar larut atau sukar diuraikan, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh
dan pekat sehingga berdampak pada penurunan kualitas air.
Kualitas air yang diamati adalah kualitas air sungai, dan air sumur gali. Untuk mengetahui
kualitas air tersebut disekitar lokasi wilayah studi, maka dilakukan pengukuran terhadap
kualitas air sungai dan air sumur warga. Berdasarkan hasil pengamatan kualitas ir untuk
komponen fisik-kimia secara umum berada dalam kiarn dibawah baku mutu lingkungan .
2. Komponen biotik
a. Flora darat
b. Fauna darat
3. Komponen sosial
A. Sosial : kependudukan
Wilayah kajian proyek berada dikecamatan pakem desa cangkringan yang memiliki kepadatan
penduduk 0-999. hal ini mengidentifikasikan bahwa kepadatan penduduk didaerah kajian
rendah.pertumbuhan penduduk disekitar proyek tidak secepat di kecamatan lainnya .
Berikut mengenai luas wilayah jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per kecamatan pada
tahun 2010
RUANG LINGKUP STUDI
Kegiatan industri batik Selman ini dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup,
baik yang bersifat positif maupun negatif serta bersifat penting maupun tidak penting.
3. Tahap Operasi
Pada tahap operasi ini mungkin akan banyak terjadi prakiraan dampak dibidang pencemaran
lingkungan.
Industri batik menggunakan beberapa bahan yaitu parafin, gondorukem, damar, microwax dan lemak
hewan. Untuk membuatn motif batik pada kain bahan -bahan tersebut dipanaskan sehingga keluar asap
yang mengandung polutan dan menimbulkan pencemaran lingkungan kerja. Suatu hasil analisa kualitatif
polutan tersebut terdiri dari NO, CO, CH, C, H, S. Tentunya hal tersebut akan menurunkan tingkat
kualitas udara di area tersebut .
Kemudian industri batik merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari proses
pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik juga mengandung bahan-bahan
sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah
cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna yang
digunakan.
Parameter dominan dalam limbah industri batik adalah COD dan TSS.
EVALUASI DAMPAK PENTING