You are on page 1of 32

 Alat bantu jalan (walking aids) digunakan untuk membantu

klien dengan masalah nyeri, keseimbangan, kelemahan atau


ketidaknormalan muskuloskeletal.
 Fungsi:
 Meningkatkan keseimbangan & konfidensi
 Mentransfer beban ke UE & LE sehingga mengurangi nyeri
dan beban pada area yang lemah
 Macam (secara garis besar)
 Walker (frames)
 Krek (crutch)
 Tongkat (sticks/cane)
 Merupakan cara tumpuan BB dalam berjalan
 WB diperlukan utk memulai mobilisasi dini yg aman
(protektif)
 Tingkatan protective WB ditentukan oleh:
 Kondisi klien orthopaedic
 Prosedur pembedahan
 Physician recomendation
Status Weight Bearing Description
Non-Weight Bearing (NWB) • Tidak ada beban pada kaki yang sakit
• Berat badan ditumpu-kan pd kaki yg sehat
• Pada kondisi cedera akut, kelemahan otot
Touch-Down Weight Bearing • Kaki menyentuh lantai, tetapi tidak ada pembebanan pada
(TDWB) kaki yang sakit
• Berat badan ditumpu-kan pd kaki yg sehat
Partial Weight Bearing (PWB) • Pembebanan 50% (atau <100%) pada kaki yang sakit
• Pada kondisi recovery post fracture, kelemahan
Weight Bearing as Tolerated • Besarnya pembebanan pada kaki yang sakit ditentukan
(WBT) oleh toleransi klien
Full Weight Bearing (FWB) • Pembebanan penuh (100%) pada kaki yang sakit
• Pada kondisi recovery post fracture fase konsolidasi,
perbaikan kelemahan otot (nilai min.3)
 Rigid Frames
 Folding Frames
 Reciprocal Frames
 Forearm Supporting Frames
 Wheeled frames
 Rollators
 Axillary Cructches
 Biasanya digunakan jika kondisi klien masih non weight bearing dan membutuhkan
kestabilan lateral ekstra
 Energy cost kurang efisien
 Sering ditumpukan pada axilla sehingga beresiko menyebabkann nerve palsy
 Elbow Cructches
 Bisa digunakan untuk kondisi klien non weight bearing maupun partial weight bearing
untuk penggunaan yang lama
 Keuntungannya klien mudah dalam melakukan aktivitas dengan tangan tanpa melepas
tongkat
 Tidak dapat dipakai pada pasien dengan kontraKtur fleksi siku > 45o
 Forearm Cructches
 Diindikasikan untuk klien yang tidak mempunyai handgrip yang baik atau yang
mempunyai kontraktur fleksi siku
 Harus disesuaikan agar tidak terlalu bertumpu ke shoulder
 Cane
 Tongkat biasa untuk kondisi klien dengan
keseimbangan tinggi
 Tripod
 Tongkat dengan 3 kaki
 Quadripod/ Tetrapod
 Tongkat dengan 4 kaki
 Susah untuk dipakai naik tangga
 Mengukur axilla crutches
 77% dari tinggi badan atau TB – 16 inchi ATAU
 Posisi ps berbaring/berdiri: 2-3 jari axilary bar, grisp bar
selevel wrist joint, elbow flexi 200
 2-point gait w/ 1 stick (Ipsilateral)
 Tongkat dan kaki yang sakit berada pada satu sisi
 Tongkat dan kaki yang sakit maju dulu diikuti kaki yang sehat

 2-point gait w/ 1 stick (Contralateral)


 Tongkat berada pada tangan sisi sehat
 Tongkat pada tangan sehat dan kaki yang sakit maju dulu diikuti kaki yang sehat

 3-point gait
 Pada kondisi dengan menggunakan 2 tongkat
 Tongkat maju dulu diikuti kaki yang sakit kemudian baru kaki yang sehat

 4-point gait
 Pada kondisi dengan menggunakan 2 tongkat
 Tongkat pada tangan kanan maju dulu diikuti kaki kiri kemudian baru tongkat pada
tangan kiri diikuti kaki kanan
 Reciprocal 2-point gait
 Pada kondisi dengan menggunakan 2 tongkat
 Tongkat pada tangan kiri dan kaki kanan maju bersama dulu diikuti
tangan kanan dan kaki kiri
 Swing-to gait
 Pada kondisi dengan menggunakan 2 tongkat
 Kedua tongkat dibawa maju bersama dulu diikuti kaki kanan dan kiri
dianyun sampai sejajar tongkat
 Swing-through gait
 Pada kondisi dengan menggunakan 2 tongkat
 Kedua tongkat dibawa maju bersama dulu diikuti kaki kanan dan kiri
dianyun sampai melebihi tongkat
Mincer, A.B. (2007). Orthopaedic Nursing Journal; 26, 4.
 Fleksi & ekstensi
 Dorsifleksi & plantarfleksi
 Adduksi & abduksi
 Inversi & eversi
 Internal & eksternal rotation
 Pronasi & supinasi
1. Passive ROM: oleh petugas/cpm machine
2. Active ROM (AROM)
3. Active Assistive ROM (AAROM)
4. Active Resistive ROM (ARROM):
a) Isometric exercise
b) Isotonic exercise
c) Isokinetik exercise
 Kontraksi aktif otot melawan beberapa bentuk
resistensi.
 Resistensi terhadap otot dapat ditingkatkan dengan
beban, peralatan, resistensi manual, atau weight
bearing.
 Utk meningkatkan kekuatan dan stabilitas otot.
 Latihan active resistive terapeutik dapat dilakukan
dengan cara terbuka atau tertutup.
 Latihan active resistive terbuka:
 Dilakukan pada posisi non-weight bearing.
 Contoh latihan terbuka: kaki lurus lalu naikan dimana pasien dlm
posisi supine.
 Indikasi: utk fase awal rehabilitasi karena ada penurunan otot dan
artikular.

 Latihan active resistive terutup:


 Dilakukan pada posisi weight bearing.
 Contoh latihan tertutup: setengah jongkok dimana pasien dalam
posisi berdiri.
 Indikasikan: pada pasien yg dapat mentoleransi weigth bearing.
 Terdapat 3 jenis:
1. Latihan isometrik.
2. Latihan isotonik.
3. Latihan isokenetik.
 Latihan isometrik
 Latihan isometric (same length) adalah kontraksi
aktif otot dimana sendi tidak bergerak atau tidak
ada pergerakan fungsional.
 Meningkat ukuran otot
 Kekuatan yang sama terhadap resistensi.
 Kontraksi isometrik adalah hasil dari
pengembangan ketegangan otot, dan itu bukan
kontraksi eksentrik (memanjang) atau konsentrik
(memendek).
 Latihan isometrik (lanjutan)
 Indikasi latihan isometrik:
▪ Digunakan ketika ROM dari sendi terbatas karena
cedera dan imobilisasi seperti oleh gips atau brace.
▪ Ketika ROM dari sebuah sendi timbul rasa nyeri.
▪ Utk pasien dengan inflamasi akut sendi.
 Contoh latihan isometrik: kontraksi quadrisep.
 Kontraksi quadrisep dilakukan dengan menganjurkan klien
mengencangkan/merapatkan tempurung lutut (patela)
dan mengkontraksikan otot quadrisep tanpa ada
pergerakan sendi lutut.
 Latihan isometrik (lanjutan)
Keuntungan dan Kerugian Latihan Isoetrik
Keuntungan Kerugian
• Tidak membutuhkan peralatan. • Peningkatan kekuatan
• Risiko minimal thd provokasi otot terbatas pada
iritasi sendi. area/bagian di mana
• Cocok untuk otot apapun. mereka dilakukan.
• Meminimalkan potensi • Tidak berdampak pada
terjadinya atropi otot. ketahanan (endurance)
• Menstimulasi mekanoreseptor otot
sendi.
 Latihan isometrik (lanjutan)
 Perlu penduan utk meningkatkan kekuatan
otot
 Latihan isometrik dilakukan maksimal 6
detik kontraksi isometrik, diikuti 20 detik
istirahat. Latihan ini dilakukan berulang
sebanyak 20 kali per hari.
 Latihan isotonik
 Latihan isotonik (kontraksi isotonik) tejadi ketika
otot memendek (concentric) atau memanjang
(eccentric) melawan sejumlah resistensi yang
tetap, dan menghasilkan gerakan sendi.
 Contoh fleksi dan ekstensi siku dengan beban
 Dilakukan 3-4 kali perminggu
 Latihan isotonik (lanjutan)
 Keuntungan dan Kerugian Latihan Isotonik

Keuntungan Kerugian
• Kekuatan otot meningkat melalui • Diperlukan banyak peralatan
ROM
• Meningkatkan kekuatan otot
• Ukuran otot meningkat
• Mudah dilakukan dan low cost.
• Performan dapat diukur secara
objektif
29
30
CPM machine for lower extremities
Terimakasih

You might also like