You are on page 1of 44

SISTIM RESPIRATORI ACARI

Dr. Bambang Heru Budianto, MS.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 1


PARASITOLOGI
PENDAHULUAN
 Arachnida bernafas : tracheae dan paru buku atau
phyllotrachea
 Invaginasi integumen  stigmata (pneumostomes)
 Scorpion, Amblypygi dan Uropygi : paru-paru buku,
sedangkan Pseudoscorpion, Solifugae, Opiliones,
Ricinuclei dan Acari hanya tracheae.
 Fase nimfa dan dewasa Anactinotrichida dan kebanyakan
Prostigmata terestrial terdiri dari tracheae yang membuka
menuju bagian luar melalui sepasang stigmata (spirakel,
ostia).
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 2
PARASITOLOGI
 Astigmata, Archoribatida dan beberapa Prostigmata
terestrial dan akuatik : tidak didapatkan tracheae 
kutikula atau brachytracheae
 Akhiran “stigmata” yang digunakan pada Mesostigmata
dan Prostigmata, didasarkan pada posisi stigmata.
 Anactinotrichida
 sepasang stigmata pada fase nimfa dan dewasa, misalnya
pada Holothyrida
a) Notostigmata
b) tahap dewasa : sepasang stigmata terletak dibagian dorsal
pada setiap segmen ke dua hingga ke empat opistosoma
(gambar 1 A)
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 3
PARASITOLOGI
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 4
PARASITOLOGI
Mesostigmata
 Pada fase nimfa dan dewasa, didapatkan
sepasang stigmata yang terletak lateral
dalam daerah coxae III-IV atau
sebagaimana pada kebanyakan
Uropodoidea, dalam daerah coxae II-III
(gambar 2 A, B, D dan 3 A).
 Stigmata dan peritreme tidak ada pada
tahap larva.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 5


PARASITOLOGI
Gambar 2. A, B, D
mikrograp scanning
electron stigmata dan
peritreme 3 tungau
mesostigmata. Spinturnix
myoti (A); Platyseius
italicus (B); Cilliba
cassidea (D); C,
mikropapilla peritreme
terbuka P. italicus. ex. =
seludang eksopodal; per. =
peritreme; s. = stigma

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 6


PARASITOLOGI
Gambar 3. A.
Skema penampakan lateral
stigma dan peritreme pada
Dermanyssina; B.
diagram potongan
melewati stigmatik dan
atria trachea tungau
mesostigmatik; C-E.
potongan skematik saluran
peritrematik pada
Platyseius (C),
Pergamasus (D) dan
Thinozercon (E).

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 7


PARASITOLOGI
Holothyrida
Sepasang stigmata pada taksa ini terdapat dibagian
dorsolateral coxae III-IV, sebagaimana pada
kebanyakan Mesostigmata, sedangkan peritreme
meluas hingga bagian anterior dan posterior menuju
stigmata. Seludang peritrematik menyatu dengan
daerah lateral seludang dorsal.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 8


PARASITOLOGI
Actinotrichida
 Pada Actinotrichida : banyak variasi bentuk sistim
respiratori dibandingkan Anactinotrihida.
 Sistim primer tidak dijumpai pada Astigmata dan kurang
berkembang baik pada Oribatida
 Perkembangan mekanisme respiratori sekunder, misal
adanya daerah porose pada kutikula dan struktur berupa
tabung buntu yang pendek (brachytracheae) yang mengarah
ke bagian internal permukaan tubuh dan kaki.
 Sistim respiratori berkembang baik pada Prostigmata
terrestrial, namun terjadi keragaman bentuk.
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 9
PARASITOLOGI
Prostigmata
 Stigmata pada ordo ini terdapat pada bagian
gnathosoma atau sangat jarang didapatkan pada
permukaan dorsal dan anterolateral dari prodorsum.
 Keragaman bentuk komponen sistim respiratori dan
posisi stigmata nampaknya lebih disebabkan oleh
modifikasi gnathosoma, khususnya chelicerae sesuai
dengan metoda makannya (gambar 4 A, B, C dan
D).

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 10


PARASITOLOGI
A. Gambaran diagramatis posisi
stigmata dan tracheae
Retetydeus viviparus. B.
Stylophore dan peritrema
Tetranychus. C. Tracheae
Tetranychus urticae D. Bagian
lateral sistim respiratori T.
urticae. ch : chelicerae; CT :
tracheae tengah; DT : tracheae
dorsal; inf. : subcapitulum; itr :
batang trachea bawah; MTR :
batang tracheae (b.t.)
dorsoventral atau b. t. utama;
nst. : neostigmata; oes :
oesophagus; pc. : podocephalic
canal; per. : peritrema; st :
stigma; stl : stylophore; ves :
vestibula; VT : trachea ventral

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 11


PARASITOLOGI
Astigmata

 Sesuai dengan nama ordonya, maka tidak didapatkan sistim trachea


terbuka melalui sepasang stigmata (tidak mempunyai stigma).
 Pada Otodectes cynotis dan Chirodiscoides caviae, dijumpai sistim
sepasang tabung yang disertai dengan taenidia, yang banyak disebut
sebagai tracheae.
 Pada spesies yang disebut terakhir, setiap “tracheae” berasal dari
bagian berlubang yang terdapat lateral antara sepasang kaki pertama
dan ke dua serta meluas hingga posterior dan anus. Organ ini sekarang
dikenal sebagai duktus kelenjar.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 12


PARASITOLOGI
Oribatida
 Oribatida memperlihatkan sejumlah struktur yang dianggap
berfungsi dalam pertukaran gas.
 Pada Oribatida primitif, misalnya Hypochthoniidae dan
Lohmanniidae, pertukaran gas terjadi melalui kutikula
menebal dan dibantu oleh mikropore yang terdapat
melintang sepanjang kutikula.
 Pada beberapa kelompok, mikropore mengumpul bersama
membentuk daerah porose dan hal ini banyak dijumpai di
permukaan podomere kaki. Meskipun demikian, harus
diperhatikan bahwa tidak semua daerah porose mempunyai
fungsi respiratori.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 13


PARASITOLOGI
BAGIAN-BAGIAN MULUT ACARI

 pakan dalam bentuk cairan atau partikulat


 organula sensori kaki bagian anterior dan
pedipalpus : pencarian lokasi sumberdaya pakan
dan seleksinya
 bagian mulut : pemrosesan dan penerimaan pakan
 berbagai jenis substansi pakan dari hewan dan
tanaman : keragaman perilaku makannya dan
dalam adaptasi struktur bagian mulutnya

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 14


PARASITOLOGI
6. Bagian-bagian mulut Arachnida
 chelicherae dan pedipalpus (berkontraksi menjadi palpus) :
organ tambahan
 labrum (=lingual) : bibir anterior; mulut : berlanjut ke
pharinks dan labium (=sternit) : bibir dalam
 Pedipalpus Palpigradi berfungsi sebagai alat gerak
(lokomotori)
 Scorpion dan Opilion : endit atau apophyses coxae dari
sepasang atau banyak pasang kaki terlibat dalam proses
makan
 Fungsi chelicerae : memotong, menyobek, menghancurkan
atau menusuk
 Palpus : mencengkeram dan memegang mangsa selama
makan.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 15


PARASITOLOGI
 feeding coxisternal : pemanfaatan endit coxa pasang kaki pertama
atau pasang kaki pertama dan kedua digunakan untuk melalukan
pakan pada mulut
 feeding rostral : pengembangan bilik preoral atau saluran untuk
menerima makanan.
 Bilik preoral dibentuk dari apophyses coxae palpus (maksilla),
labrum dan labium (gambar 5 A)
 Pembentukan bilik preoral tidak melibatkan fusi palpcoxae. Ini
yang membedakan dengan pembentukan bilik preoral pada Acari
 pembentukan saluran pre-oral atau palung memerlukan perluasan
dan fusi ke arah ventral dari palpcoxae dan apophysesnya
membentuk unit subchelicera, yang disebut subcapitulum
(=infracapitulum) atau hypognathum, bersama dengan labrum,
mulut dan pharynx (gambar 5 B)

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 16


PARASITOLOGI
5a. Arachnida (kiri); 5b. Tungau Acarus
siro (kanan)(Astigmata)

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 17


PARASITOLOGI
 Subcapitulum, pedipalpus dan chelicerae bersama-sama
membentuk struktur sensori-tropik diskrit, yang disebut
gnathosoma (=capitulum), yang biasanya diakomodasi pada
bagian rongga anterior atau anteroventral prosoma dan
terletak padanya beberapa komponen gerak (gambar 6).
 Pada kebanyakan Acari, rongga ini hanya terdiri atas
gnathosoma sehingga disebut sebagai camerostome, namun
pada Mesostigmata juga mengakomodasi coxae pasang kaki
pertama dan disebut sebagai rongga gnathopodal
 Ditinjau dari kisaran kebiasaan pakan yang luas dari tungau,
tidak mengherankan apabila dijumpai berbagai modifikasi
banyak komponen gnathosoma untuk jenis-jenis makanan
tertentu

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 18


PARASITOLOGI
A

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 19


PARASITOLOGI
SUBCAPITULUM
o Subcapitulum membentuk bagian bawah
gnathosoma
o dinding luarnya dibentuk oleh melebarnya coksa
pedipalpus yang bertemu dan menyatu di bagian
ventral
o Bagian dorsal subcapitulum terdiri atas dinding
mesial coksa yang dihubungkan oleh lempeng
subchelicerae di atas pharinks. Pada bagian dorsal
inilah tempat melekatnya otot dilator dorsal
pharynks, otot labral dan otot ekstrinsik yang
berkaitan dengan pergerakan gnathosoma
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 20
PARASITOLOGI
PEDIPALPUS
 Pada Anactinotrichida hidup bebas, palpus terdiri atas 6 artikel
atau palpomere yaitu trochanter, femur, genu, tibia, tarsus dan
apotele
 Palpus Actinotrichida memperlihatkan berbagai tingkat segmentasi
dan bentuk
 Apotele tidak pernah dijumpai dan jumlah maksimum palpomere
lima (trochanter, femur, genu, tibia dan tarsus). Kondisi ini
dijumpai pada kebanyakan Oribatida, meskipun jumlahnya dapat
berkurang untuk beberapa taksa, misalnya hanya 3 pada
Euphthiracaridae oleh adanya fusi femur, genu dan tibia dan
mencapai 2 artikel pada Epilohmanniidae oleh adanya fusi 4
palpomere proksimal
 Pedipalpus dilengkapi oleh organula mechanoreseptor dan
khemoreseptor
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 21
PARASITOLOGI
7. FEEDING DAN ADAPTASI
BAGIAN MULUT
 Acari menunjukkan kisaran kebiasaan feeding yang luas
dibandingkan kelompok Arachnida dalam hal : menelan
cairan dan partikulat pakan asal tanaman, seperti jaringan
dan isi sel tanaman tingkat tinggi, pollen, fungi dan algae,
dan mengadopsi beberapa cara hidup parasitic.
 Meskipun demikian, kebanyakan Parasitiformes tetap
predator sebagaimana pada Arachnida.
 Oribatida menelan bahan-bahan asal tanaman dan hewan
dibusukkan, bakteri, fungi, algae dan lichen, termasuk
nematoda.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 22


PARASITOLOGI
 Astigmata yang hidup bebas juga makan bahan tanaman tingkat
tinggi hidup atau membusuk dan fungi, algae dan lichen, namun
tidak seperti Oribatida, kebanyakan spesies adalah parasitic dan
makan pada jaringan inang vertebratanya.
 Di antara Prostigmata, dari beragamnya kebiasaan makan, salah
satu kebiasaan yang banyak terjadi adalah fitophagi.
 Kebanyakan informasi mengenai preferensi pakan tungau terpisah-
pisah dan seringkali diduga dari struktur bagian mulut atau
berdasarkan pada perilaku makan pada kondisi laboratorium di
mana tungau terkurung pada wilayah tertentu dengan sumberdaya
pakan tertentu sehingga dapat memberikan hasil yang menyimpang.
 Uji mikroskopis isi perut menghasilkan jenis pakan yang ditelan
tungau berupa pakan padat, seperti pada Sarcoptiformes yang
mendiami tanah.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 23


PARASITOLOGI
 Metoda ini lebih sesuai untuk menganalisis jenis
pakan. Meskipun demikian, terbatas
penggunaannya untuk materi yang mudah dicerna,
sehingga tidak sesuai untuk studi feeding pada
tungau yang bersifat predator, yang menelan
makanan dalam bentuk cairan atau tahap partikulat
halus.
 Pada kasus predator, analisis preferensi mangsa
menggunakan elektroforesis lebih memberikan
informasi yang berguna.
 Kisaran kebiasaan feeding pada Acari dapat
diklasifikasi menjadi 4 kategori utama yaitu :

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 24


PARASITOLOGI
1. Zoophagus (atau karnivor) : mengkonsumsi bagian-bagian
hewan yang hidup
2. Phytophagus(atau herbivor) : memakan pada materi
tanaman hidup termasuk fungi (mycetophagy) dan algae.
3. Omnivor : menggunakan baik tanaman dan hewan sebagai
sumber pakan
4. Saprophagus (atau detritivor) : menelan bahan tanaman
atau hewan yang telah mengalami pembusukan.
 Penempatan suatu taksa dalam kategori-kategori di atas
seringkali tidak mudah.
· Sebagai contoh, tungau oribatid yang mengkonsumsi
materi tumbuhan membusuk (saprophagus) juga menelan
dan memanfaatkan bakteri dan fungi (mikrophytophagus)
yang terlibat dalam dekomposisi jaringan tanaman.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 25


PARASITOLOGI
NOTOSTIGMATA DAN
HOLOTHYRIDA
 Uji isi perut Opilioacarus menunjukkan
adanya campuran berbagai butiran pollen,
spora fungi dan fragmen organ tambahan
(appendages) arthropoda.
 Belum dapat dipastikan, apakah adanya
fragmen arthropoda ini sebagai indikasi adanya
predasi (dalam makna menangkap dan
mengkonsumsi mangsa hidup) atau hasil
mengkonsumsi detritus yang mengandung
potongan-potongan halus organ tersebut.
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 26
PARASITOLOGI
MESOSTIGMATA

 Zoophagy termasuk predasi dan parasitisme merupakan


jenis feeding predominan pada Mesostigmata meskipun
juga dijumpai adanya fitophagi dan omnivore.
a. Predasi
 Kebanyakan Dermanyssina dan Parasitina adalah
predator bersama yang sedikit atau tanpa preferensi jenis
mangsa
 melakukan feeding pada hewan ukuran kecil yang masih
dapat dikalahkan.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 27


PARASITOLOGI
 Biasanya, tungau ini mempunyai pergerakan yang cepat
dan memegang substrat dengan palpusnya, disertai dengan
melintangkan pasang kaki pertama di atas korban.
 Palpus kaya akan sensilli tactil dan khemosensori.
 Predator mengetahui kehadiran mangsanya melalui kontak
acak atau sarana kimiawi yang dihasilkan oleh mangsa.
 Predator bersama adalah pemakan cairan, dan umumnya
didapatkan, misalnya bersama dalam tanah atau akumulasi
debris organic seperti kompos dan sarang burung dan
mammalia,
 diwakili oleh anggota-anggota Ascidae, Cyrtolaelapidae,
Laelapidae, Macrocheliidae, Ologamasidae,
Pachylaelapidae, Parasitidae, Rhodacaridae dan Veigaidae.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 28


PARASITOLOGI
 Mangsanya meliputi hewan-hewan collembola,
nematode, enchytraeid, larva serangga dan berbagai
jenis tungau yang lain.
 Meskipun demikian, beberapa spesies tidak obligate
sekali, seperti misalnya ascid Protogamasellus mica
yang pada kondisi laboratorium, berhasil berkembang
dari larva hingga dewasa dengan menggunakan jenis
pakan fungi.
 Beberapa anggota famili Eviphididae adalah predator
eksklusif terhadap nematode (nematophagus), misalnya
spesies Eropa dari genus Alliphis.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 29


PARASITOLOGI
 Nematoda merupakan pakan pilihan kebanyakan jenis Dermanyssina,
khususnya spesies euedaphic dari genera Rhodacarus, Rhodacarellus
dan Gamasellodes. Beberapa tungau uropodoid seperti Uroobovella
marginata dan U. rackei dan Uropoda orbicularis dan U. sellnicki
menggunakan jenis pakan nematode.
 Banyak tungau predator tidak makan nematoda namun hanya
memakan arthropoda sebagai mangsanya.
 Ini sebagian benar untuk Phytoseiidae arboreal, yang makan terutama
pada tungau fitophagus seperti misalnya tungau laba-laba
(Tetranychidae), tungau eriophyid dan tungau tarsonemid, meskipun
juga mengkonsumsi mikroflora jika tidak tersedia atau kepadatan
mangsa rendah.
 Phytoseius persimilis, yang seringkali dipergunakan sebagai agen
biokontrol dalam pengelolaan hama Tetranychidae, kebanyakan
makan tungau laba-laba.
 Pencarian mangsa dan perilaku lokasi phytoseiid pada daun tanaman
telah banyak dipelajari di laboratorium.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 30


PARASITOLOGI
 Perilaku mencari thigmotactic diperlihatkan oleh phytoseiid
sepanjang tulang daun dan tepi-tepi daun yang disebut sebagai
pencarian berorientasi-tepi dan merupakan komponen dasar
perilaku mencari mangsa.
 Pola berjalan-tepi Amblyseius potentillae pada daun mawar
memperlihatkan bahwa jika predator tersebut sampai pada tepi
bawah daun melalui batang, gugus pencarian berikutnya adalah
mengikuti tulang utama daun hingga ujung daun, setelah itu
berlekak-lekuk disepanjang tepi daun (gambar 7 a, b dan c).
 Kedatangan pada sisi teratas daun biasanya dihasilkan oleh
predator yang langsung mencari dan mengikuti tepi daun tanpa
mengikut tulang utama daun atau mengembara untuk
mendepositkan pheromone sebagai penanda wilayah yang telah
dijelajahi sehingga bisa menghindari perjalanan melewati wilayah
tersebut.
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 31
PARASITOLOGI
 Apabila kepadatan mangsa tinggi, maka
peluang kontak secara fisik akan lebih
tinggi dan pola mendapatkan mangsa
disebut pola berjalan acak (gb. 7 d)
 Sedangkan, bila kepadatan mangsa sangat
rendah, maka pola mendapatkan mangsa
merupakan pola yang lebih linier dan teratur
(gb. 7 e), yang merupakan pola berjalan
berorientasi tepi.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 32


PARASITOLOGI
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 33
PARASITOLOGI
b. Parasitisme
 Kebanyakan Mesostigmata parasitic adalah Dermanyssoidea
 Berasosiasi dengan arthropoda yang lain, reptilia, burung dan
mamalia. Bentuk parasitic ini kemungkinan besar berasal dari
bentuk kehidupan spesies yang hidup bebas.
 Bentuk kehidupan parasitisme adalah pemakan darah obligate
(haematophagy)
 Haematophagy dijumpai pada Dermanyssidae, Hirstionyssinae,
Hystrichonyssidae, Macronyssidae, Rhinonyssidae, Spinturnicidae
dan kemungkinan juga pada Halarachnidae dan
Spelaeorhynchidae.
 Adaptasi menjadi bentuk haematophagy berupa berkurangnya
sklerotisasi pada bagian idiosoma sehingga mengijinkan acari ini
untuk menelan dalam jumlah besar pakan cair.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 34


PARASITOLOGI
 Adaptasi structural yang lain adalah pemanjangan
ukuran artikel basal (Hystrichonyssidae) dan juga
kecekungan bagian paraksial lembaran chelicerae
tersebut sehingga jika dua chelicerae menjalani
kontak akan terbentuk suatu saluran yang
mengalirkan haemolimfa menuju hipostoma dari
gnathosoma.
 Adaptasi daerah hipostoma gnathosoma
nampaknya mengarah pada penambahan ukuran
saluran preoral untuk tujuan resepsi haemolimfa,
penurunan labrum dan dinding saluran preoral,
serta modifikasi corniculi menjadi struktur seperti
lobus atau semi-membran.
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 35
PARASITOLOGI
c. Phytophagus
 Dengan kekecualian pada beberapa Phytoseiidae yang
makan cairan daun tanaman tingkat tinggi, tungau
mesostigmata yang menelan jaringan tanaman hidup
disebut microphytophagus, yang makan terutama pada
fungi dan pollen.
 Pada Dermanyssina, sangat sedikit taksanya yang
bersifat mikrophytophagus, kebanyakan adalah
omnivore yaitu memakan mikroflora dan jaringan
hewan.
 Mikrophytopagus obligate nampaknya hanya terbatas
pada spesies dari famili Ameroseius, Kleemannia dan
Epicriopsis.
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 36
PARASITOLOGI
 Pada pemakan pollen seperti Neocypholaelaps,
modifikasi terdapat pada chelicerae dan corniculi.
 Kedua alat tersebut kurang menebal dengan jumlah
gigi yang tetap.
 Corniculi relatif menyempit, menyatu, dengan
artikulasi yang dapat digerakkan menuju hipostoma
dan terbungkus membrane.
 Corniculi dan membrane yang berasosiasi dengannya,
menyebabkan lebih lebarnya hipostoma untuk resepsi
darah dan memberi dukungan dalam mengatur posisi
butiran pollen melalui palpus.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 37


PARASITOLOGI
d. Omnivor
 Karakter omnivore banyak dijumpai pada Phytoseiidae dan berbagai
spesies yang mengambil cairan pollen, terutama selama kepadatan
mangsa rendah.
 Bagian mulut phytoseiid ini menunjukkan struktur yang tipikal
mikrophytophagi daripada predasi. Contoh, Neocypholaelaps, yang
corniculinya langsing, agak menyatu, sedangkan dinding saluran
preoral halus dan mekanisme “penyaringan” yang biasa didapati pada
predator, tidak ada.
 Jenis acari yang memakan baik mangsa maupun fungi, dapat dijumpai
pada beberapa spesies Ascidae, misalnya genera Proctolaelaps dan
Lasioseius. Chelicerae biasanya mempunyai barisan gigi yang rapat
pada bagian yang tidak dapat digerakkan. Contoh lain adalah
beberapa spesies Amblyseius.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 38


PARASITOLOGI
Ixodida
 Tick merupakan parasit eksternal obligat pada
vertebrate terrestrial
 instar aktif menelan darah dan cairan jaringan
inangnya. Infestasi berat dapat membunuh inang
 tick memperlihatkan appetence (perburuan dan
penyergapan), eksplorasi, penetrasi dan
perlekatan, ingesti (malam hari), pelepasan dan
istirahat (pagi hari)

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 39


PARASITOLOGI
Prostigmata

 Kebiasaan feedingnya paling beragam dibandingkan ordo Acari


yang lain
 Merupakan zoophagus yaitu predasi, parasit hewan dan parasitoid
Astigmata
 Spesies yang hidup bebas, kebanyakan adalah mikrophytophagus
atau saprophagus
 Spesies yang berasosiasi dengan hewan dapat kommensal (makan
eksudat atau epidermis dan debris lain dari tubuh inangnya) dan
parasit (meng-ingesti jaringan dan cairan jaringan inang)

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 40


PARASITOLOGI
Oribatida
 Makrophytophagus : mengkonsumsi jaringan
tanaman tingkat tinggi
 Mikrophytophagus : makan mikroflora
 Panphytophagus : pemakan tanaman yang tidak
tetap
 Zoophagus : makan jaringan hewan hidup
 Coprophagus : makan pada faeces
 Necrophagus : makan pada materi hewan mati.

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 41


PARASITOLOGI
Adaptasi struktur chelicerae pada Acari
A. Chelicerae pemakan nematoda : pendek, kuat, sedikit gigi
namun dalam jumlah yang sama (Dermanyssina dan
Parasitina)
B. Chelicerae pemakan Collembola dan tungau yang bergerak
cepat : lebih langsing dengan bagian meruncing ke arah
belakang (Paragamasus sp.)
C. Chelicerae polifagus : kuat, gigi pada digit tetap mempunyai
sederet gigi yang rapat
D. Chelicerae pemakan nematoda : digit bergerak mempunyai
sejumlah kecil gigi berukuran besar serta gigi berukuran kecil
pada digit tetap
E. Chelicerae dengan gigi seperti gergaji pada digit tetap
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 42
PARASITOLOGI
Adaptasi struktur chelicerae pada Acari

16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 43


PARASITOLOGI
16/10/2018 LAB. ENTOMOLOGI- 44
PARASITOLOGI

You might also like