Antipiretik menyebabkan hipotalamus hambat peningkatan interleukin yang kerjanya menginduksi suhu tubuh. Tubuh kemudian akan bekerja untuk menurunkan suhu tubuh dan hasilnya adalah pengurangan demam. Obat-obat yang memiliki efek antipiretik adalah : AINS (anti inflamasi non steroid ) seperti ibuprofen, naproxen, dan ketoprofen Aspirin paracetamol (Asetaminofen) Nabumetone Nimesulid Beberapa AINS dibawah ini umumnya bersifat anti- inflamasi, analgesik dan antipiretik. Efek antipiretiknya baru terlihat pada dosis yang lebih besar daripada efek analgesiknya AINS relatif lebih toksik daripada antipiretik klasik, maka obat-obat ini hanya digunakan untuk terapi penyakit inflamasi sendi seperti artritis reumatoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa. Contoh obat : 1. Ibuprofen : merupakan derivat asam propionat 2. Ketoprofen : Derivat asam propionat 3. Naproksen : derivat asam propionat Bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam produksi prostaglandin Asam Asetilsalisilat: Aspirin Aspirin adalah obat antiinflamasi yang menghambat pembentukan prostaglandin. Aspirin bekerja dengan cara menghambat enzim COX (siklooksigenase). Absorpsi: Cepat diserap dari saluran pencernaan (oral) diserap melalui kulit (topikal). Konsentrasi plasma puncak setelah 1-2 jam. Distribusi: Didistribusikan secara luas; melintasi plasenta; memasuki ASI. Protein-binding: 80-90%. Metabolisme: Hepar Ekskresi: Melalui urin Paracetamol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam). Obat ini dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah, serta menurunkan demam. Onset: Oral: <1 jam. IV: 5-10 menit (analgesia); dalam 30 menit (antipiretik). Durasi: 4-6 jam (analgesia). IV: ≥6 jam (antipiretik). Absorpsi: Mudah diserap dari saluran pencernaan. Waktu untuk memuncaknya konsentrasi plasma: Sekitar 10- 60 menit (oral). Distribusi: Didistribusikan ke sebagian besar jaringan tubuh; melintasi plasenta dan memasuki ASI. Metabolisme: Hepatik Ekskresi: Terutama melalui urin, Waktu paruh eliminasi: Sekitar 1-3 jam. Nabumetone Termasuk golongan NSAID Indikasi : Nyeri dan peradangan yang terkait dengan osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. MOA : menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan 2 menghasilkan penghambatan sintesis prostaglandin. Onset: Beberapa hari. Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan. Bioavailabilitas: Sekitar 35%. Waktu untuk memuncaknya konsentrasi plasma: Sekitar 3 jam. Distribusi: Berdifusi ke dalam cairan sinovial, plasenta dan memasuki ASI. Metabolisme: di hepar. Ekskresi: Melalui urin Nimesulide merupakan suatu obat anti-inflamasi non- steroid turunan sulfonanilida yang mempunyai efek antiinflamasi, antipiretik dan analgesik dengan mekanisme kerjanya adalah menghambat enzim cyclooxygenase-2 secara selektif. Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan setelah pemberian oral. Kadar plasma puncak: 1-3 jam. Distribusi: 99% terikat pada protein plasma. Metabolisme: Biotransformasi hati. Ekskresi: Eliminasi paruh waktu: 2-5 jam. Metabolit dalam urin: 80%, feses: 20% dari dosis yang diberikan.9% yang terikat pada protein plasma. 1. DBD dengan syok dengan atau tanpa perdarahan. 2. DBD dengan perdarahan masif dengan atau tanpa syok 3. DBD tanpa perdarahan masif dengan. Hb, Ht, normal dengan trombosit < 100.000/pl Hb, HT yang meningkat dengan trombositpenia < 150.000/pl Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik Nafsu makan membaik secara klinis tampak perbaikan Hematokrit stabil Tiga hari setelah syok teratasi Trombosit > 50.000/uL Tidak dijumpai distres pernafasan Ringer Laktat (RL) Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq/l. Kemasan : 500, 1000 ml. Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan. Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat. Pemilihan larutan ini dalam terapi DBD ialah dengan pertimbangan pada DBD perbedaan tekanan osmotik infra dan ekstra vaskuler menurun sehingga bila diberikan larutan isotonik atau hipotonik dapat memperberat terjadinya cairan ekstravaskuler (efusi pleura). Pemberian larutan RL secara bolus (20 ml/kg BB) akan menyebabkan penambahan volume vaskuler hanya dalam waktu yang singkat karena larutan tersebut akan segera didistribusikan ke seluruh kompartemen interstisial (ekstravaskuler) dengan perbandingan 1:3, sehingga dari 20 ml bolus tersebut hanya 5 ml yang tetap berada dalam ruang intravaskuler dan 15ml masuk ke dalam ruang interstisial