You are on page 1of 41

(ACCOUNTING) STANDARD

SETTING PROCESS

Osra David (1720532007)


Agung Yusena (1720532035)
Lusiani Pratiwi (1720532037)
Dita Prismanisa (1720532043)
WHAT IS STANDARD SETTING?
Standard Setting
adalah regulasi
yang menjadi
tanggung jawab
dari pemerintah
atau badan
Pemerintah
pembuat undang-
biasanya
undang di suatu
mendelegasikan
Negara.
tanggung jawab Tetapi pada
dalam standar akhirnya,
setting kepada Perwakilan dari
perwakilan- pemerintah atau
perwakilan badan
tertentu. menyerahkan
tanggung jawab
kepada badan
semi-otonom
seperti IASB, AsCB
dan FASB
STANDARD SETTING:
ECONOMIC ISSUES
PENDAHULUAN

Pengaturan standar adalah sebuah bentuk


regulasi yang merupakan tanggung jawab
pemerintah atau pihak legislatif suatu negara.
PENYUSUNAN STANDAR: ISU-ISU EKONOMI

Regulasi Aktivitas Ekonomi


Terdapat banyak contoh dalam regulasi ekonomi perusahaan yang
memiliki monopoli seperti perusahaan listrik, telepon, dan transportasi.
Dalam hal ini, regulasi biasanya berbentuk regulasi tingkat tarif,
regulasi tingkat pengembalian modal yang diinginkan atau bahkan
keduanya.
JENIS INFORMASI YANG DIMILIKI MANAJER

Kepemilikan /
Proprietary
Informasi

Non Proprietary
Informasi.
CARA - CARA UNTUK KARAKTERISASI
PEMBUATAN INFORMASI

Informasi yang lebih baik.

Tambahan informasi

Kredibilitas.
PEMBUATAN INFORMASI TERBAIK PERTAMA

Dari sudut pandang masyarakat, hak sosial, atau


pembuatan informasi terbaik pertama, merupakan
jumlah informasi yang memiliki keseimbangan antara
manfaat sosial dengan biaya sosial yang dikeluarkan.
INSENTIF KONTRAK UNTUK PEMBUATAN
INFORMASI

Mekanisme kunci untuk pembuatan informasi


berdasarkan kontrak telah dikembangkan oleh Ronald
Coase (1960). Coase menunjukkan kondisi yang dapat
menginternalisasikan masalah eksternalitas, sehingga
mengurangi kebutuhan terhadap regulasi. Hal ini dikenal
dengan Coase Theorem.
 
KEGAGALAN PASAR DALAM PEMBUATAN
INFORMASI

Eksternalisasi

Free riding

Adverse selection

Moral hazard
UPAYA MEMBATASI KEGAGALAN PASAR
• Pengungkapan
Argumen ini dapat dibuat yang menyarankan bahwa manajer akan mengeluarkan
semua informasi baik itu informasi baik dan buruk. Hal ini disebut sebagai prinsip
pengungkapan.
• Pencarian Informasi Privat
Pemberian insentif privat dalam upaya untuk mengeluarkan informasi dari manajer.
Argumen dalam hal ini yaitu bahwa jika informasi yang dikeluarkan telah cukup,
maka hal ini kan menurunkan biaya modal dari perusahaan.
• Signaling
Hal ini sering terjadi di mana perusahaan atau dengan perusahaan lainnya berbeda
dalam kualitas. Sebagai contoh, mungkin perusahaan yang satu akan memiliki
kesempatan investasi yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain.
STANDARD SETTING:
POLITICAL ISSUES
TEORI REGULASI

Teori regulasi adalah aktivitas seputar peraturan yang


menggambarkan persaudaraan di antara kekuatan politik dari
kelompok berkepentingan (eksekutif / industri) sebagai sisi
permintaan / demand dan legislatif sebagai supply. Teori ini
berpendapat bahwa dibutuhkan aturan-aturan atau ketentuan
dalam akuntansi. Pemerintah dibutuhkan peranannya untuk
mengatur ketentuan-ketentuan terhadap apa yang harus
dilakukan perusahaan untuk menentukan informasi. Ketentuan
diperlukan agar semuanya baik pemakai maupun penyaji
mendapatkan informasi yang sama dan seimbang.
DUA TEORI REGULASI

Dalam isu politik, terdapat 2 tipe dari teori regulasi.


1. Teori Kepentingan Publik (Publik Interest Theory)
2. Teori Kepentingan Kelompok (The Interest Group
Theory)
DUA TEORI REGULASI
PUBLIC INTEREST THEORY
• Pemerintah atau perantaranya memperkenalkan regulasi untuk
mengkompensasi market failure.
• Regulasi dimaksudkan untuk melindungi kepentingan individu maupun
masyarakat secara keseluruhan.
• Pemerintah merupakan pihak yang Independent
• Agen pemerintah akan merespon permintaan dari “enterpenurial politicians”
dan kelompok public interst untuk mengintervensi dalam pasar.
• Walaupun akan muncul perdebatan apakah pihak tersebut hanya
mementingkan kepentingannya, intervensi regulasi diklaim dapat
mempresentasikan kepentingan publik.
DUA TEORI REGULASI

Interest Group Theory


• Dimana pihak yang terkait regulasi akan mencari cara agar regulasi
menguntungkan dirinya sendiri ataupun meminimalisir kerugiannya
atas regulasi tersebut. Pihak tersebut akan berusaha untuk me-lobby
pihak pembuat regulasi agar kepentingan mereka dapat terwujud.
• Selain itu, teori ini juga dapat muncul dari si regulator itu sendiri untuk
mengusung voting power dirinya dengan membawa kepentingan pihak-
pihak terkait.
KONFLIK DAN KOMPROMI: SEBUAH CONTOH
KONFLIK KONSTITUEN
Di Amerika Serikat sekitar bulan November, 2009, 2 anggota DPR mengajukan perubahan yang akan
mengeser pengawasan FASB (Financial Accounting Standard Board) dari SEC (Security Exchange Commission)
ke Financial Services Oversight Council yang terdiri dari perwakilan US Treasury, regulator perbankan US, SEC
dan beberapa badan regulasi lainnya.
Hal ini berarti jika ada dewan yang merasa bahwa prinsip atau standard akuntansi mengancam sistem
stabilitas keuangan US, dewan dapat menginvestigasi dan jika disetujui oleh suara mayoritas dapat memaksa
SEC untuk mengambil tindakan koreksi termasuk modifikasi atau pembatalan dari standard.
Seperti contoh asosiasi banker America yang merupakan konsituen yang penting dan berkuasa prihatin
dengan akuntansi perbankan mengenai dampak dari akuntansi nilai wajar untuk instrument keuangan pada
rasio modal selama tahun 2007-2008 krisis pasar dan prihatin dengan standard baru FASB yang
mengharuskan aktivitas off balance sheet dalam laporan konsolidasi.
Diikuti keberatan yang kuat dari konstituen lainnya seperti kelompok perlindungan investor, kamar dagang
US, pimpinan SEC dan asosiasi accounting America, perubahan ditarik dan diganti dengan Financial Services
Oversight Council untuk review dan komen atas standard akuntansi. Karena SEC berkuasa, maka perubahan
baru secara substansi melemahkan yang asli (awal).
Intinya, konflik antara pembuat standard dan konstituen yang kena dampak bahwa standard tidak dapat
ditentukan dalam kekosongan. Jika perlu, konstituen yang tidak mendapat apa yang mereka harapkan, mereka
dapat banding ke proses politik
KRITERIA DARI STANDARD SETTING

• Decision Usefulness
Kriteria dari kegunaan keputusan menggaris bawahi informasi dan prespektif
pengukuran dan prespepektif pengukuran pelaporan keuangan, dan studi
pasar modal empiris.
• Reduction of Information Asymmetry
Pengurangan dari Information Asymmetry ini dapat meningkatkan operasi
pasar, karena investor akan melihat investasi lebih sebagai tingkat dari sebuah
lapangan bermain. Ini akan memperluas likuiditas pasar dan umumnya
menghasilkan manfaat sosial dari kerja pasar yang lebih baik.
KRITERIA DARI STANDARD SETTING

• Economic Consequences of New Standards


Salah satu biaya dari sebuah standar baru adalah biaya yang dikenakan pada
perusahaan dan manajer untuk memenuhi standar itu. Ini melampaui dari
biaya produksi dari sebuah informasi baru yang diamanatkan. Biaya juga
diciptakan oleh kekakuan kontrak, seperti dalam sebuah probabilitas
peningkatan pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian utang, dan pada
tingkat efek, sertagejolak aliran manajer bonus masa depan.
KRITERIA DARI STANDARD SETTING

• The Political Aspects of Standards Setting


Konsekuensi ekonomi mengarah langsung ke kriteria yang terakhir, yaitu
aspek politik atas standar pengaturan. Pembuat standar harus merekayasa
konsensus yang cukup kuat agar konstituensi dapat menerimanya.
BADAN PEMBUAT STANDAR AKUNTANSI
KEUANGANDAN PRODUKNYA
Amerika
• FASB (Financial Accounting Standards Board).
• Produk  USGAAP (United State Generally Accepted Accounting Principle).
Eropa
• IASB (International Accounting Standard Board).
• Produk IAS bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting
Standard).
Indonesia
• IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).
• Produk SAK (StandarAkuntansi Keuangan).
KESIMPULAN
Dalam isu politik terdapat dua teori regulasi yaitu public interest theory dan
interest group theory. Dimana Public Interest Theory dibuat oleh regulator
untuk kepentingan publik, teori ini menimbulkan moral hazard problem
dimana regulator tidak bertindak sesuai kepentingan publik melainkan
kepentingan pribadi. Berbeda dengan Interest Group Theory, dimana pihak
yang terkait akan mencari cara agar regulasi menguntungkan dirinya sendiri
atau meminimalisir kerugiannya atas regulasi.
Di Amerika, pihak yang terlibar dalam pembuatan standar merupakan praktisi
yang sudah pensiun, sedangkan di Indonesia merupakan praktisi yang masih
aktif. Hal ini dapat menimbulkan private incentive dalam regulasi, karena
seseorang yang masih aktif cendrung memaksimalkan keuntungan bagi
perusahaannya sendiri.
PENGARUH POLITIK DALAM
PENGATURAN STANDAR AKUNTANSI:
Sebuah Review Penelitian Empiris
1. PENGENALAN

Peneliti akuntansi telah lama tertarik pada sejauh mana politik mempengaruhi
penetapan standar akuntansi. Dimulai dengan Watts (1977) dan Watts dan
Zimmerman (1978), para periset telah berusaha mengembangkan dan
menguji teori penetapan standar berbasis ekonomi yang menangkap kekuatan
politik ini. Tujuan penelitian adalah untuk mensintesis penelitian empiris yang
ada mengenai peranan politik dalam penetapan standar di Badan Standar
Akuntansi Keuangan A.S. (FASB).
Standarisasi akuntansi berbeda dalam hal-hal penting dari bentuk peraturan
lainnya, yang berarti bahwa model peraturan, seperti yang dikembangkan
dalam literatur ekonomi, hanya berlaku terbatas pada akuntansi.
Keterbatasan penelitian sebelumnya adalah
(1)Jumlah topik akuntansi yang terlalu sedikit
(2)Jumlah penyusun yang terlibat dalam proses, beberapa di antaranya terlibat
secara berkelanjutan,
(3)Jumlah surat komentar dan dokumen proses lainnya yang patut.
(4)Kemajuan teknologi informasi dan analisis tekstual berarti bahwa
dimungkinkan untuk menggunakan pemprosesan dengan komputer untuk
menganalisis data dengan volume yang besar
2. LATAR BELAKANG KONSEPTUAL
2.1 Pengertian Pengaruh Politik
Kami mendefinisikan pengaruh politik atas penetapan standar sebagai "intervensi
yang bertujuan dalam proses penetapan standar oleh entitas ekonomi dengan
tujuan mempengaruhi hasil proses tersebut untuk meningkatkan nilai ekonomi
atau kekayaan entitas tersebut atau mencapai tujuan yang menarik lainnya yang
tidak konsisten dengan misi FASB. “
Definisi ini mencakup intervensi langsung dan tidak langsung oleh Kongres (tidak
mungkin anggota parlemen Kongres ikut campur dalam proses kecuali konstituen
yang berpengaruh secara politis mencari bantuan Kongres untuk mempengaruhi
FASB), lembaga pemerintah seperti Departemen Keuangan, serta lobi langsung
oleh para manajer, perusahaan (preparers), asosiasi industri, dan pihak lain yang
termotivasi oleh kepentingan kelompok ini.
Hal ini juga dapat mencakup lobi oleh KAP meskipun insentif entitas ini kurang
jelas dan cenderung rumit. Perusahaan akuntansi cenderung berpartisipasi dalam
proses untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan (misalnya, dengan lebih
jelas menentukan akuntansi di bidang pelaporan yang telah menjadi ambigu).
Alasan KAP melobi standar akuntansi:
(a)Memperbaiki pelaporan keuangan untuk alasan altruistik (karena demi
kepentingan terbaik profesinya),
(b)Untuk mencapai kepentingan sendiri (untuk Contohnya, untuk memperjelas
dan memperkuat panduan di area tertentu untuk mengurangi biaya audit,
termasuk biaya litigasi yang diharapkan, atau melobi peraturan yang
meningkatkan permintaan untuk pekerjaan audit);
(c)Melobi atas nama klien audit mereka untuk kepentingan klien yang
dipentingkan sendiri.
2.2 MODEL PROSES PENETAPAN STANDAR
Teori regulasi ekonomi umumnya membayangkan regulator sebagai
penunjukan politik langsung yang membuat keputusan yang mempengaruhi
alokasi kekayaan antara produsen di industri tertentu dan pelanggan terkait.
Misalnya, regulator utilitas listrik menetapkan harga yang konsumen bayar
untuk listrik. FASB, bagaimanapun, diatur sebagai penyusun standar
"independen" yang tidak terpengaruh secara langsung oleh proses politik. Baik
Kongres maupun SEC mendukung posisi ini. SEC menegaskan kembali peran
FASB sebagai standar akuntansi untuk perusahaan publik pada tahun 2003,
dan Kongres memperkuat independensi FASB dengan membentuk mekanisme
pendanaan wajib sebagai bagian dari undang-undang Sarbanes-Oxley yang
disahkan pada tahun 2002. Ini berarti bahwa standar akuntansi seperti FASB
berbeda dari jenis regulator lain dalam beberapa hal penting, yang
mempengaruhi penerapan dan deskriptif teori ekonomi umum peraturan.
3. AGENDA PENETAPAN STANDAR
Sejauh yang kami ketahui, hanya dua penelitian yang menggunakan bukti
empiris sampel besar untuk menyelidiki bagaimana agenda FASB ditetapkan
(Leftwich, 1995; Allen, 2013)
Leftwich(1995) menunjukkan bahwa topik agenda potensial berasal dari
setidaknya empat sumber:
i) Komite Penasehat Standar Akuntansi Keuangan (FASAC) melalui survei
tahunan;
ii) The Emerging Issues Task Force (EITF);
iii) Pertemuan dewan dengan kelompok penyusun, termasuk SEC, dan
iv) Korespondensi yang tidak diminta dari berbagai pihak.
Allen mendokumentasikan dua temuan utama :
• Pertama, dia menemukan bahwa penyusun (anggota FASAC) memang
mempengaruhi agenda FASB: dia mendapati bahwa hasil survei FASAC
terkait dengan keputusan agenda FASB. Ini mungkin tidak mengherankan
namun berguna untuk diketahui (mungkin saja FASB mengabaikan FASAC,
seperti yang ditunjukkan oleh anekdot Leftwich tentang kombinasi bisnis).
• Kedua, setelah mengklasifikasikan anggota FASAC ke dalam tiga kelompok -
auditor, preparer, dan keuangan - dia menemukan bahwa auditor dan
konstituen keuangan berpengaruh pada tahun 1982-2001 dan bahwa
konstituen keuangan berpengaruh selama tahun 2002-2006. Temuan ini
terkait dengan hal tersebut di Allen dan Ramanna (2013), yang dibahas di
bawah, mengenai pengaruh komunitas keuangan mengenai penetapan
standar.
4. PENELITIAN TENTANG LOBI SELAMA
PROSES PENETAPAN STANDAR
4.1 Komentar dari pihak yang berkepentingan
Watts dan Zimmerman menguji gagasan ini dengan menggunakan surat komentar
yang menanggapi sebuah memorandum diskusi FASB pada bulan Februari 1974
yang mengusulkan untuk melaporkan dampak perubahan tingkat harga umum
(GPLA) dalam laporan keuangan (sebagai pengungkapan tambahan).

4.2 Melobi pihak lain, termasuk perusahaan audit


Puro (1984) juga memberikan bukti empiris tentang lobi oleh auditor. Untuk
melakukan ini, dia menyelidiki dua prediksi luas, Pertama, dia memeriksa prediksi
apakah perusahaan audit melobi kepentingan diri mereka sendiri (regulatory
capture). Kedua, dia memeriksa prediksi bahwa auditor melobi atas kepentingan
kepentingan ekonomi klien mereka berdasarkan rumusan konsekuensi ekonomi
konvensional.
• 4.3 Bentuk lobi politik lainnya
Memeriksa peran Komite Aksi Politik (PAC) dalam penetapan standar akuntansi.
Farber, Johnson, dan Petroni (2007) memeriksa penggunaan PAC untuk melobi
Kongres. Farber dkk. memeriksa 400 perusahaan dengan total 449 PAC aktif.
Antara lain, mereka menemukan bahwa tagihan tersebut sangat didukung oleh
Partai Republik. Mereka tidak menemukan hubungan antara jumlah karyawan
yang bekerja di perusahaan sampel yang berkantor pusat di konstituensi
perwakilan dan di kuartil teratas opsi yang dikeluarkan pada tahun 2003 dan
pemilihan politisi mengenai RUU tersebut. Mereka menemukan hubungan antara
kontribusi PAC dan pemungutan suara tapi ini bisa terjadi karena orang-orang
Republik menerima lebih banyak kontribusi pada umumnya. Temuan utama
mereka dalam analisis multivariat adalah bahwa kontribusi PAC terkait dengan
posisi pilihan keseluruhan perusahaan (yaitu, keseluruhan dampak dari biaya),
sehingga perusahaan berkontribusi lebih banyak bila ada lebih banyak taruhan.
4.4 KETERBATASAN PENELITIAN TENTANG
LOBI POLITIK
Penyederhanaan dalam beberapa cara:
• Variabel proxy sederhana tunduk pada interpretasi alternatif; misalnya, anggapan bahwa ukuran
secara jelas mengukur biaya politik (Ball and Foster, 1982; Leftwich, 1990).
• Dengan beberapa pengecualian, studi mengambil pandangan proses politik yang relatif sempit,
yang seringkali berfokus pada satu aspek proses FASB karena misalnya melontarkan surat komentar
pada satu draf paparan tunggal.
• Karakterisasi dokumen proses FASB yang terlalu sederhana. Karena periset perlu memberi kode
tanggapan perusahaan untuk memfasilitasi uji empiris, mereka sering menyederhanakan dokumen
yang relatif rumit untuk menyaring satu pertanyaan besar.
• Karakterisasi komentar komentar dokumen FASB yang terlalu sederhana. Mirip dengan titik
sebelumnya, untuk memudahkan analisis empiris, periset biasanya memberi kode tanggapan
perusahaan secara sederhana sepanjang dimensi kecil (seringkali satu) dimensi.
• Seleksi. Sebagian besar penelitian melihat variasi lintas penampang di antara perusahaan yang
melobi atau membandingkan perusahaan yang melobi beberapa sampel patokan perusahaan yang
tidak melobi. Namun, ada kemungkinan perusahaan yang memilih melobi secara sistematis berbeda
dari perusahaan yang tidak. Penelitian ini terhambat oleh kurangnya teori yang menjelaskan
mengapa beberapa perusahaan melobi sementara yang lain tidak, keduanya dalam masalah tunggal
dan secara berkelanjutan (Amershi et al 1982).
5. PENELITIAN EMPIRIS LAINNYA TENTANG POLITIK
PENETAPAN STANDAR
Allen dan Ramanna (2013) mengambil pendekatan yang berbeda untuk memahami
standarisasi dengan menganalisis bagaimana karakteristik individu anggota dewan FASB dan
komisaris SEC mempengaruhi penetapan standar akuntansi.
Bischof et al. (2013) merancang sebuah studi empiris sampel besar seputar perubahan utama
dalam standar akuntansi yang terjadi selama krisis keuangan baru-baru ini. Mereka
menggambarkan bagaimana pada bulan Oktober 2008, di bawah tekanan kuat dari UE dan
tanpa proses normal, IASB mengubah IAS 39 untuk memungkinkan entitas untuk secara
retroaktif mengklasifikasi ulang instrumen keuangan sedemikian rupa sehingga tidak
melaporkan kerugian nilai wajar
Menurut Andre et al. (2009), IASB dipaksa untuk mengambil tindakan ini untuk menghindari
tindakan yang segera dilakukan oleh UE, yang sedang mempersiapkan undang-undang yang
akan mengukir bagian yang relevan dari IAS 39, sesuatu yang dianggap oleh IASB berpotensi
merusak kredibilitasnya karena standar bertanggung jawab untuk standar akuntansi global.
Menurut Beresford (2001), kedua majelis Kongres memulai undang-undang yang akan
membebaskan perusahaan dari peraturan FASB yang mengharuskan mereka membebankan
nilai wajar ESO. Selain itu, undang-undang tersebut mewajibkan SEC untuk memulai
peraturannya sendiri-membuat proses untuk semua penetapan standar akuntansi di masa
depan, sebuah ketentuan yang akan secara efektif mengakhiri FASB.
6. KESIMPULAN DAN SARAN

• Pertama, kita memiliki sedikit bukti formal mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
bagaimana standar akuntansi menetapkan agenda mereka. Sementara bukti anekdot
menunjukkan bahwa kekuatan politik dapat dalam beberapa kasus secara langsung
mempengaruhi agenda, seperti halnya dengan akuntansi minyak dan gas di tahun 1970an,
tidak jelas seberapa penting kekuatan politik yang lebih umum dalam pengaturan agenda.
• Kedua, terlepas dari sejumlah besar penelitian tentang lobi surat komentar dalam proses
penetapan standar, yang kita tahu terbatas. Sebagian besar penelitian ini menganalisis surat
komentar yang disampaikan oleh preparers (perusahaan dan manajer). Ada bukti jelas bahwa
perusahaan besar lebih cenderung mengirimkan surat komentar meski interpretasi hasil ini
kurang jelas. Tampaknya juga penting untuk memahami apakah lobi oleh perusahaan dan
industri bergantung pada apakah mereka berada dalam atau keluar dari bantuan politik pada
suatu waktu tertentu, dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi variasi waktu dan
variasi crosssectional dalam keterlibatan politik.
• Ketiga, walaupun jelas ada situasi di mana politik mempengaruhi hasil penetapan standar
akuntansi, seperti halnya ESO pada tahun 1990an, kita tidak memiliki banyak bukti
sistematis tentang peran yang dimainkan oleh politik dalam penetapan standar di luar surat
komentar, walaupun beberapa Penelitian terakhir mulai berubah (misalnya, Ramanna, 2008).
EKONOMI POLITIK
STANDAR AKUNTANSI
EKONOMI STANDARDISASI

Ada dua alasan mengapa standardisasi jarang dilakukan secara ekstrem.


• Menghemat biaya bukanlah satu-satunya motivasi yang harus dibakukan
oleh industri; Standardisasi juga bisa digunakan sebagai mekanisme untuk
membatasi persaingan dan menahan perdagangan.
• Standarisasi dapat menghemat biaya, hal itu mungkin akan memaksakan
orang lain.
MEKANISME UNTUK MEMBUAT
KEPUTUSAN SOSIAL

Standar akuntansi saat ini meninggalkan banyak aspek


pelaporan keuangan dengan pertimbangan orang-
orang yang mempersiapkan, mengaudit, atau
membaca hasilnya. Jika badan penetapan standar
menggunakan bukti tentang pilihan yang dibuat oleh
entitas pelaporan sebagai masukan atas keputusan
mereka, mungkin dikatakan telah menggunakan
mekanisme pasar.
PENGATURAN STANDAR DI
AMERIKA SERIKAT

Merekomendasikan penerapan metode akuntansi baru


yang kompleks yang sebelumnya tidak pernah
diujicobakan di lapangan. Pada pertengahan tahun
tujuh puluhan, Dewan tampaknya telah cukup yakin
akan kemampuannya untuk meniru metode akuntansi
yang sebelumnya tidak dipuji secara sosial lebih
disukai daripada yang telah dicoba.
PETUNJUK MASA DEPAN

• Setting standar bukan sekadar masalah


teknis.
• Tidak ada standar yang sangat diperlukan.
• Mekanisme kelembagaan untuk
menetapkan standar akuntansi.
TERIMAKASIH

You might also like