You are on page 1of 13

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Gangguan Sistem Imunologi


(Systemic Lupus Erythematosus)
DEFINISI
SLE adalah penyakit autoimun yang
terjadi akibat terganggunya regulasi
kekebalan yang menyebabkan
peningkatan autoantibodi yang
berlebihan, sehingga timbul
penumpukan kompleks imun dan
kerusakan jaringan (Brunner &
Suddarth, 2002).
Epidemiologi
SLE terutama terjadi pada wanita usia produktif.
Pada anak – anak SLE terjadi 3 kali lebih
banyak pada wanita daripada laki-laki.
Pada 60% penderita SLE yang mempunyai
onset penyakit pada usia pubertas dan 4 dekade
terakhir kehidupan.
perbandingan rasio wanita dan pria adalah 9 : 1.
Dimana, wanita terbanyak pada usia produktif
Etiologi
• sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti
(unknown).
• Diduga disebabkan oleh faktor predisposisi genetik,
hormon sex (biasanya terjadi selama usia
reproduktif) dan lingkungan (environment triggers)
seperti cahaya matahari, luka bakar termal.
• Selain itu discoid, penggunaan obat – obatan
tertentu (seperti procainamide [Pronestyl],
hydralazine [Apresoline], isoniazid, klorpromazine
dan beberapa preparat antikonvulsan, neonatal
(lupus kongenital),
• ANA (antinuclear antibody) negatif / Ro Lupus juga
terlibat dalam terjadinya penyakit ini.
TANDA DAN GEJALA
• Awitan dapat bersifat perlahan, tidak jelas dan akut.
• 80% px SLE  ggg pergerakan sendi atau kulit.
• Penderita biasanya mengalami ruam/skin rash yang
photosensitive dan nampak dengan pola menyilang
pada wajah (disebut “butterfly rash”), alopecia,
arthralgia atau frank arthritis, demam diikuti
pergerakan single organ seperti inflamasi serositis,
glomerulonephritis, gangguan neuropsychiatric atau
hematologis (misal anemia hemolytic autoimmune
atau trombositopenia).
• Pergerakan multiorgan terjadi pada lupus akut
generalizata atau sistemik atau penderita yang
sudah parah.
EFEK – EFEK SISTEMIK
• Gejala mendasar/utama  fatique
• Muskuluskeletalnyeri sendi
• Mukokutaneusulcer mukosa
• Serositisinflamsi pleura,pericardium, peritonium
• Renal glumeluropaty
• Central Nervous SystemGGO
• Okular (Mata)uveitis, vaskulitis retina
sentral
• Pulmonal
• Gastrointestinalperitonitis
• Haematologicalanemia hemolitik
Penatalaksanaan

• Secara umum penanganan dilakukan untuk


mencegah hilangnya fungsi organ secara progresif,
meminimalkan disabilitas sehubungan dengan
penyakit dan mencegah komplikasi akibat terapi
• Preparat NSAID
• Kortikosteroid digunakan secara topikal
• muskuluskeletal, dan sistemik ringan
• Obat – obat antimalaria merupakan preparat
efektif untuk mengatasi gejala kutaneus,
• Preparat imunosupresan juga penting dalam terapi
penderita SLE.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Laboratorium hitung darah lengkap (CBC),
sedimen eritrosit, urinalisis, biochemical profile dan
ANA test.
• Urinalisis
• Chest X-rays dan chest CT scan
• MRI
• Electrocardiogram (ECG)
• Electroencephalogram (EEG)
• Brain CT Scan , PET dan SPECT Scan of nervous
system
• Skin Biopsi
• Biopsi Nodus Lymphoid
• Biopsi Renal
ASUHAN KEPERAWATAN SLE
Subyektif : Febris kadang-kadang disertai menggigil,
kelemahan, nafsu makan menurun, iritabilitas,
atralgia, nyeri sendi, mual, diare.
Obyektif
• Sistem Muskuluskleletal
• Sistem Integumen
• Sistem Pencernaan
• Sistem Pernapasan
• Sistem Kardiofaskuler
• Sistem Persyarafan
• Sistem Perkemihan
• Sistem Penglihatan
• Pemeriksaan Psikososial
Nx. Diagnoses

Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan


peningkatan kerentanan dermal sekunder terhadapproses
penyakit.
Resiko tinggi inefektif penatalaksanaan regimen teraupeutik yang
berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang
kondisi,istirahat versus kebutuhan aktivitas, factor resiko,
dan sumber komunitas.
Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan perjalanan penyakit
yang tak dapat diperkirakan.
Keletihan yang berhubungan dengan nyeri,mobilitas sendi dan
efek inflamasi sendi.
Resiko tinggi terhadap gangguan konsep dirai yang berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencapai tugas
perkembangan sekunder terhadapketidakmampuan kondisi
dan perubahan dalam penampilan.
Intervensi Dx. Resiko Cedera
• Jelaskan hubungan antara pemajangan matahari dan
aktivitas penyakit
• Identifikasi strategi untuk membatasi pemajangan
matahari pukul 10.00 dan pukul 14.00, gunakan
sabun nondeodoran, gunakan pelindung kulit,
• Gunakan cream kembali setelah berenang atau
latihan.
• Jelaskan untuk menghindari sinar fluoresen
• Ajarkan klien untuk menjaga agar ulkus bersih dan
kulit lembab.
• Ajarkan untuk mengenali tanda dan gejala vaskulitis
dan segera melaporkan pada tenaga kesehatan :
nyeri tekan, bengkak,hangat,kemerahan.
Dx. Inefektif Regiment Therapeutik

• Jelaskan SLE menggunakan alat bantu pengajaran


yang dengan tingkat pengertian klien dan keluarga
• Anjurkan klien untuk menggunakan obat-obatan
dengan tepat dan melaporkan gejala efeksamping
• Ajarkan pentingnya keseimbangan aktivitas dan
istirahat.
• Ajarkan pentingnya perawatan mulut yang cermat
dan hati-hati.
• Ajarkan melaporkan tanda dan gejala komplikasi
• Jelaskan hubungan stress dan gangguan
autoimmune. Diskusikan tehnik penatalaksanaan
stress
• Rujuk ke sumber komunitas yang tepat misalnya
yayasan lupus
Wassalamualaikum

You might also like