You are on page 1of 30

FARMASI KLINIK

METODE ANALISIS KASUS KELOMPOK 2


FARMASI KLINIK
Bestari Rezki (1601091)
Livia Natania (1601
Senti Dwi Suryani (1601117)
PAM, FARM, DAN SOAP Yeni Suryaningsih Utami (1601131)
Zaki Khairi (1701

DOSEN

Ratna Sari Dewi,


APA ITU FARMASI
KLINIK?
Farmasi klinik adalah suatu disiplin ilmu kesehatan di
mana farmasis memberikan asuhan (“care”; bukan
hanya jasa pelayanan klinis) kepada pasien dengan
tujuan untuk mengoptimalkan terapi obat dan
mempromosikan kesehatan, wellness dan prevensi
penyakit.
APA TUJUAN POKOK PROFESI FARMASI?

× Tujuan Melayani masyarakat untuk memastikan pengunaan


obat yang aman dan tepat.
× Pokok sasarannya yaitu meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit.

3
METODE PEMECAHAN MASALAH
FARMASI KLINIK

4
PAM

FARM SOAP
5
1. PAM
(Problem, Assessment/Action, Monitoring)
Let’s start with the first set of slides

6
Metode
Problem~ PAM
Mengumpulkan dan menginterpretasikan semua informasi yang relevan untuk mengidentifikasikan masalah yang
aktual dan potensial.

Assessment/Action~

Mendaftar dan membuat prioritas semua masalah (aktual dan potensial) Berhubungan dengan staf medis,
perawat, pasien untuk menetapkan hasil yang diharapkan.

Menetapkan dan melaksanakan semua tindakan yang perlu dilakukan.


× Yang temasuk dalam assesmant/acion adalah:
Mendaftar dan membuat prioritas semua masalah (actual dan potensial)
Berhubungan dengan staf medis, perawat, pasien untuk menetapkan hasil yang diharapkan
Menetapkan dan melaksanakan semua tindakan yang perlu dilakukan.
7
Monitoring~

Menilai hasil yang diperoleh dari intervensi yang telah dilakukan (jika
perlu, ulangi proses PAM).

8
1. FARM
(Findings, Assessment, Resolution, dan
Monitoring)

9
Langkah pertama dengan Mengidentifikasi masalah
terkait obat seperti :

 obat berlebihan
 tidak mendapat obat yang diperlukan
 obat tidak efektif
 Dosis obat terlalu rendah
 reaksi efek samping obat yang tidak diinginkan,
 dosis obat terlalu tinggi
 pasien tidak patuh.
10
Metode FARM

Suatu pendekatan alternatif khususnya bagi farmasi

Findings Resolution Monitoring

Subjective Objective Plan


Assessment

Assessment
11
Tahap-tahap dalam FARM
1. Finding ~
Identifikasi problem, khususnya DPR.
Disusun secara urut dan terpisah :
• Untreated indication
• Improper drug selection
• Subtherapeutic dosage
• Failure to receive drug
• Overdosage
• ADR
• Drug interaction
• Drug use without indication 12
Con’t . . .

Semua penemuan problem harus didokumentasikan, baik yang


aktual atau potensial.

Informasi yang didokumentasikan haruslah informasi yang


terkait dan diperlukan termasuk data subjectif dan objectif yang
dengan DPR

13
2. Assessment ~
 Berisi evaluasi farmasi.

 Perlu menunjukkan urgensi suatu problem, misalnya dengan menyatakan


bahwa suatu intervensi harus dilakukan dengan hitungan hari, bulan,
atau minggu.

 Perlu menyatakan outcome terapi yang diharapkan, baik jangka pendek


(misalnya : BP > 140/90 mmHg), atau jangka panjang (misalnya :
mencegah kekambuhan stroke)
14
3. Resolution ~
o Berisi tindakan yang diusulkan untuk mengatasi DRP (kepada dokter, pasien, atau
caregiver)

o Rekomendasi bisa berupa terapi non-farmakologi atau terapi farmakologi jika terapi
obat : harus dinyatakan dengan spesifik cara pemberiannya: nama obat, dosis, rute,
waktu, durasi

o Perlu juga menyatakan alasan pemilihan regimen obat tersebut

o Perlu diberikan juga terapi alternatif

o Jika merekomendasikan konseling isi konseling perlu dinyatakan


15
4. Monitoring ~
 Dalam semangat pharmaceutical care, pasien tidak boleh dibiarkan begitu
saja setelah dilakukan intervensi, perlu monitoring
 Meliputi : bertanya pada pasien, mendapatkan data lab, memantau kondisi
fisik pasien
 Parameter pemantauan harus jelas terhadap outcome terapi maupn ADR
 Misalnya : “monitor GI complaint” kurang spesifik, lebih baik tanyai
pasien tentang kemungkinan terjadinya dispepsia, diare, atau konstipasi

16
Contoh Kasus ASSESSMENT
FINDING  Interaksi gentamicin dan lasix dapat
An . Cen (1bulan / 3,8 kg) meningkatkan risiko nefrotoksik.
 Diagnodid : Decompensatio  Kaptopril dan lasix menyebabkan efek
cordis + Broncopneumonia hipotensi mendadak.
 Terapi : Gentamisin, Lasix,  Stabilitas cloxacillin stlh direkonstitusi
Kaptopril, dan Cloxacillin rendah

RESOLUTION & MONITORING


 Memperpanjang waktu pemberian &
monitoring kadar gentamicin dalam
darah.
 Monitoring vital sign (TD)
 Segera digunakan dlm wkt 30 menit
setelah direkonstitusi 17
1. Metode SOAP (Subjective, Objective,
Assessment, Plan)

18
Subjective

Data yang berupa keluhan pasien yang diperoleh


selama visite merupakan data yang bersifat subjektif.
Ciri-ciri data yang bersifat subjektif adalah tidak
adanya ukuran yang pasti dan persepsi masing-
masing orang bisa saja berbeda terhadap hal yang
sama.

Misalnya pada saat visite pasien mengatakan bahwa setelah minum obat
terasa mual. rasa mual merupakan data subjektif Karena data yang diperoleh
tidak dapat dikonfirmasi dengan bukti tertulis.
19
Objective Data yang bersifat objektif merupakan
data yang dapat dikonfirmasikan
kebenarannya dengan orang lain,
misalnya data hasil pemeriksaan
laboratorium.

Contoh kasus adalah pasien yang mengalami efek samping


hipokalemia akibat penggunaan obat diuretika. Selain hasil
pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan radiologis juga
dapat dijadikan sebagai data objektif. Lingkup data objektif juga
termasuk obat-obatan yang digunakan pasien selama perawatan.
20
Assessment
Farmasis harus dapat menginterpretasikan data
subyektif dan obyektif untuk setiap problem untuk:

1. mengembangkan rekomendasi terapi


2. mengikuti/memonitor respon terhadap suatu
terapi
3. mendokumentasikan adanya adverse drug reaction

Misalnya pasien dengan dataattention


Bring the objektif of
berupa “mual setelah
your audience over minum
a key obat”, data subjektif
berupa “pasien mengalami
concepthipokalemia”
using icons ordanillustrations
“pasien mendapat obat aspirin dan
furosemid”, maka asesmen yang dapat dituliskan adalah “diduga mual karena aspirin” dan
“diduga hipokalemia karena furosemid
21
1. Menentukan rencana terapi, dengan mengamati apakah suatu masalah yang
timbul akibat obat atau tidak
2. Menentukan perlu atau tidaknya terapi obat atau cukup dengan nondrug
theraphy
3. Jika suatu pasien menerima terapi harus dievaluasi ketepatannya.
apakah semua macam obat memang dibutuhkan ?
Assessment dapat apakah ada duplikasi ?
dilakukan : apakah obat tsb merupakan pilihan obat yg tepat (drug of choice) bagi kondisi
pasien ? (usia, fungsi hati dan ginjal, alergi, faktor resiko, dll)
apkh bentuk sediaan dan cara pemberiannya benar ?
apakah jadwal pemberian sudah benar ?
apakah durasi penggunaan obat sudah tepat ?
4. Jika pasien menerima terapi, harus dimonitor hasil terapinya dan diputuskan
apakah respons thd terapi cukup atau tidak
5. Ketidakpatuhan pasien terhadap terapi dpt menyebabkan kegagalan  harus
diatasi
6. Amati adanya interaksi obat dan adverse drug reaction
Plan Plan merupakan rekomendasi yang dibuat
berdasarkan asesmen.
Hal-hal yang akan dilakukan thd pasien, meliputi:
 macam treatment yang diberikan, termasuk obat
yang harus dihindari
 parameter pemantauan (terapi dan toksisitas)
dan endpoint therapy
 informasi pada pasien

Misal Pada kasus ini, plan yang ditulis adalah “gunakan aspirin setelah makan
untuk meminimalkan efek mual” dan “rekomendasikan penggunaan suplemen
kalium selama pasien menggunakan furosemid”.

23
Contoh kasus

× Ny. WTS (75 th), pasien rawat inap


× Keluhan utama MRS: anoreksia, mual, muntah, lemah, dan sakit kepala
× Riwayat penyakit sekarang: Beberapa hari yang lalu, pasien mengeluh mual, muntah, tidak mau makan, lemah
dan sakit kepala
× Riwayat penyakit dahulu: gagal jantung kongestif sudah 2 tahun, gagal ginjal kronis
× Riwayat keluarga/sosial: tinggal bersama anak bungsunya, suami sudah meninggal
× Riwayat pengobatan: digoksin 250 g sekali sehari dan furosemid 80 mg 2 kali sehari.
× Umum : perkembangan fisik baik, cukup gizi
× Tanda vital: BP 140/100; HR 80, RR 20, T 37oC, BB 50 kg, TB 155
× HEENT (Head, eyes, ear, nose, throat) : normal
× Pembuluh darah: normal
× Dada : auskultasi dan perkusi jernih
24
× Abdomen: lunak, tidak ada massa atau organ yang membesar
Genitourinaria: normal
Rektal : normal
Anggota badan: normal
Syaraf : normal, syaraf cranial utuh, refleks tendon normal

Hasil pemeriksaan biokimia darahnya menunjukkan Potassium


2,5 mmol/L (3,5 – 5 )
Urea 40 mmol/L (3,0 – 6,5)
Kreatinin serum 3,4 mg/dL (0,6 –
1,3)
Digoksin 3,5 g/L(1-2)
Daftar problem ?
Intoksikasi digoksin
Gangguan ginjal kronis
Hipokalemia
Hipertensi
CACATAN SOAP
Subjective:
“ Saya merasa mual, beberapa kali muntah, dan tidak ada nafsu makan
Catatan lain:
-Patuh pada pengobatan
Objective:
 Tanda vital : stabil, dalam rentang normal

 Data lab :spt di atas

26
Assessment

Problem 1 ?
Intoksikasi digoksin  terlihat dari kadar digoksin darah yang >>, gejala-gejala subyektif, dapat
diperparah oleh kondisi hipokalemia (mengapa ?)  perlu diatasi segera
Problem 2 ?
Gangguan ginjal kronis. Bisa bersifat patologis atau fisiologis karena usia lanjut  perlu diatasi dan
menjadi pertimbangan
Problem 3 ?
Hipokalemia  bisa terjadi pada penggunaan loop diuretic dalam jangka waktu lama  perlu
diatasi
Problem 4 ?
Hipertensi  belum tertangani  perlu diatasi
Plan

Problem 1: Intoksikasi digoksin


Rekomendasikan ke dokter untuk segera menghentikan penggunaan digoksin, sampai gejala
intoksikasi menghilang dan kadar digoksin darah mencapai level normal
DIskusikan dengan dokter untuk penyesuaian dosis digoksin jika terapi digoksin akan dilanjutkan
berdasarkan kondisi ginjalnya
Rekomendasikan pemantauan kadar digoksin darah
Problem 2: Gangguan ginjal kronis
Diskusikan dgn dokter mengenai kondisi ginjal pasien sebagai pertimbangan dosis obat yang diberikan
Rekomendasikan terapi untuk gagal ginjalnya  diuretik kuat
Alternatif : Furosemid, HCT  dosis ?
Sampaikan pada perawatour untuk memantau volume urin dan BB  kalau terjadi odema atau kondisi
officeutk segera melapor ke dokter
fisik memburuk  instruksikan
Rekomendasikan untuk pemantauan fungsi ginjal secara rutin
Pertimbangkan kemungkinan hemodialisis
Problem 3 : hipokalemia
Rekomendasikan untuk memberi suplementasi Kalium  preparat Kalium
Konsel untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung K seperti pisang
Rekomendasikan pemantauan kadar K darah

Problem 4 : hipertensi
Rekomendasikan untuk memulai terapi terhadap 29
hipertensinya  AIIRA, beta-blocker
Rekomendasikan pemantauan tekanan darah
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
@username
user@mail.me

30

You might also like