You are on page 1of 38

CRS

ACNE VULGARIS
Disusun oleh:
Reva Anggarina Japar
Ayi Abdul Basith

Preseptor:
Deis Hikmawati., dr., SpKK., M.Kes

SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Universitas Islam Bandung
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn E
• Usia : 18 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jatinangor
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Agama : Islam
• Tanggal Periksa : 27 September 2018

2
Keluhan Utama:

Bruntus-bruntus kecil berwarna merah disertai


gatal di daerah pipi kiri dan kanan serta dahi.

3
ANAMNESIS KHUSUS
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RS Al-Islam
Bandung dengan keluhan adanya bruntus-bruntus kecil
berwarna merah dan gatal didaerah pipi kiri dan kanan serta dahi
sejak satu minggu yang lalu. Awalnya hanya muncul kemerahan di
pipi kanan dan kiri serta dahi, keesokan harinya timbul bruntus-
bruntus berwarna merah disertai rasa gatal pada daerah yang
sama dan semakin bertambah dari hari ke hari

4
ANAMNESIS KHUSUS

Pasien mengaku sebelumnya menggunakan dermovate


krim setiap malam untuk menghilangkan jerawat sekitar 1
minggu yg lalu. Pasien mengatakan setelah 3 hari pemakaian
dermovate muncul kemerahan yg diikuti dengan bruntus-
bruntus kecil disertai gatal pada daerah pipi kiri dan kanan
serta dahi.

5
ANAMNESIS KHUSUS
Pasien mengaku telah mengalami keluhan
bruntus sejak pasien kelas 2 SMA (2 tahun yang
lalu) namun keluhan terparah dirasakan saat ini.
Pasien membersihkan muka 2 kali sehari,
bersamaan dengan waktu mandi.
Pasien menyangkal sedang banyak pikiran. Pasien
menyangkal sering mengkonsumsi obat tanpa resep
dokter dalam jangka panjang. Pasien juga
menyangkal sering mengkonsumsi gorengan,
seblak, dan makanan pedas dan tinggi lemak
lainnya.
Pasien belum pernah berobat untuk mengatasi
keluhan saat ini
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Status gizi : gizi baik
• Tanda vital
TD : dalam batas normal
PR : dalam batas normal
RR : dalam batas normal
T : dalam batas normal

7
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks : Bentuk dan gerak simetris, pembesaran


KGB aksila (-)

a) Pulmo : sonor, VBS kiri = kanan,


wheezing -/-, ronkhi -/-

b) Cor: S1 S2 (+) murni reguler, Murmur (-)

8
Abdomen : Datar, lembut, Bising usus : (+)
normal; hepar dan lien tidak teraba
membesar

Ekstremitas : dalam batas normal

9
Status Dermatologikus
 Distribusi : Regional

 Lokasi: a/r pipi kanan dan kiri, dahi dan


 Efloresensi : Makula eritema, papule, pustul.

 Karakteristik lesi
– Jumlah : multiple
– Ukuran : lesi datar 0,1 x 0,1 cm hingga 0,3 x 0,3 cm.
lesi menimbul 0,1 x 0,1 x 0,1 cm hingga 0,5 x 0,4 x 0,2 cm.

– Bentuk : Bulat, irregular


– Pattern : Asimetris
– Penyebaran : sebagian diskrete dan sebagian lagi confluence
– Batas lesi : sebagian berbatas tegas dan sebagian tidak tegas
– Lesi : kering dan basah
– Permukaan : sebagian datar, sebagian elevasi
• Efloresensi :

Ditemukan Terdapat macula eritema, papul-papul


eritematous dan pustula di wilayah pipi kanan-kiri dan dahi.
Jumlah seluruhnya ±100 lesi.

11
FOTO LESI PASIEN

12
FOTO LESI PASIEN

13
DIAGNOSIS BANDING

• Acne vulgaris

• Erupsi akneiformis

14
Usulan pemeriksaan
• Ekstraksi komedo
• Pemeriksaan pus dengan pewarnaan Gram
DIAGNOSIS KERJA

Acne Vulgaris

16
Terapi
• Terapi non-Farmakologis
Menghentikan penggunaan dermovate
Memberi informasi yang cukup pada
penderita mengenai penyabab penyakit,
pencegahan dan cara maupun lama
pengobatan serta prognosisnya.

17
• Terapi Farmakologis
 Topikal Combination therapy :
 Retinoid cream
Tazaroten cream/gel 0,1% dioleskan secara tipis menutupi seluruh lesi 1x1
setiap malam
 Benzoyl Peroxide + Clindamycin (antibiotic)
As gel (Clindamycin 1% dan Benzoyl peroxide 5%) oleskan secara tipis
pada area lesi 1x1 pada malam hari setelah membersihkan muka
 Sistemik:
 Antibiotik: Erythromycin
250 mg daily. Untuk kasus berat membutuhkan up to 500 mg bid

18
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : ad bonam

• Quo ad functionam : ad bonam

• Quo ad sanationam : ad bonam

19
ACNE
Definisi :

Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan


menahun folikel polisebasea yang di tandai dengan
komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat
predileksinya.

Sinonim :

Jerawat

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Fakultas kedokteran UI edisi 6 tahun 2013 hal 253
Klasifikasi Plewig dan Kligman
acne morphogenesis and treatment
A. Akne vulgaris : terjadi karena perubahan jumlah dan konsistensi lemak kelenjar
akibat pengaruh berbagai faktor resiko. Variasinya :
akne topikalis
akne fulmanis
pioderma fasiale
akne mekanika
dan lain –lain
B. Akne venenata akibat kontaktan eksternal : pada akne ini terjadi penutupan massa
eksternal. variasinya :
akne kosmetik
pomade acne
akne klor
akne akibat kerja
akne deterjen
C. Akne komedonal akibat agen fisik : pada akne ini saluran menyempit akibat radiasi
sinar ultraviolet, sinar ,matahari, dan sinar radioaktif. Variasinya :
Solar comedones
akne radiasi (sinar X)

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 6 tahun 2013 hal 253
Definisi
Akne vulgaris merupakan penyakit yang dapat sembuh
sendiri, berupa peradangan kronis folikel pilosebasea
dengan penyebab multifaktor

Manifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodul


serta kista. Dalam kasus yang lebih berat, nodul, pustul
dalam, dan pseudokista diikuti oleh berbagai derajat
jaringan parut terlihat.

Pada umumnya akne dianggap tidak berbahaya, tetapi akne


dapat menyebabkan masalah psikologis yang berat atau
bekas jerawat yang dapat bertahan selama seumur hidup.

Firzpatricks Dermatology in General Medicine 8Ed. Hal 897


Etiologi dan Faktor Resiko
• Hiperplasia adrenal kongenital, Sindrom ovarium polikistik,
Gangguan endokrin  kelebihan hormonal androgen dapat
memicu perkembangan acne vulgaris.
• Cuaca : Sinar matahari yang berlebihan dapat meningkatkan atau
menyamarkan jerawat. Bagaimanapun, paparan ultraviolet menua
kulit.
• Stres psikis yang dapat memicu kegiataan kelenjar sebasea
• Usia : terutama saat remaja
• Makanan : yang menggandung lemak
• Obat-obatan yang dapat mempromosikan perkembangan jerawat
termasuk steroid, lithium, beberapa antiepilepsi, dan iodida.

Davis EC, Callender VD. A review of acne in ethnic skin: pathogenesis, clinical manifestations,
and management strategies. J Clin Aesthet Dermatol. 2010 Apr. 3(4):24-38.
Momin SB, Peterson A, Del Rosso JQ. A status report on drug-associated acne and acneiform
eruptions. J Drugs Dermatol. 2010 Jun. 9(6):627-36.
Epidemiologi
Acne sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun
sebelum menarkhe atau haid pertama.
Onset acne perempuan lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas
perempuan umumnya lebih dulu daripada laki-laki.

Prevalensi acne masa remaja : 47-90% selama masa remaja.


Perempuan ras
1. Afrika Amerika dan Hispanik 37% dan 32%.
2. Asia 30%
3. Kaukasia 24%,
4. India 23%.
Pada ras Asia, lesi infl amasi lebih sering dibandingkan lesi komedonal, yaitu
20% lesi inflamasi dan 10% lesi komedonal.

Perkins AC, Cheng CE, Hillebrand GG, Miyamoto k, Kimball AB. Comparison of the epidemiology of acne vulgaris among
Caucasian, Asian, Continental Indian and African American women. J Eur Acad Dermatol Venerol. 2011;25(9):1054-60.
Gradasi
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan bagi
pilihan pengobatan.

Gradasi akne menurut Pillbury.

Derajat 1 Komedo yang terbatas pada wajah

Derajat 2 Komedo, papul, pustul dan peradangan yang terbatas pada wajah

Derajat 3 Banyak komedo, papul kecil dan besar yang meradang dan pustul,
mengenai area yang lebih luas di muka, dada, punggung

Derajat 4 Akne Konglobata


Gradasi akne menurut Plewig dan Kligman

Derajat Komedonal Papulopustular

1 < 10 komedo 1 sisi muka < 10 lesi inflamasi 1 sisi muka

2 Antara 10-24 komedo Antara 10-20 lesi inflamasi

3 Antara 25-50 komedo Antara 20-30 lesi inflamasi

4 > 50 komedo > 30 lesi inflamasi


Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo membuat gradasi akne vulgaris
1. Ringan, bila :
– beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
– beberapa lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi
– sedikit lesi beradang pada 1 predileksi

2. Sedang, bila :
– Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
– beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
– beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
– sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi

3. Berat, bila :
– Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
– Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi

Catatan : Sedikit <5, beberapa 5-10, banyak >10 lesi


Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul
Beradang : pustule, nodus, kista
Patogenesis
1. Produksi sebum yang meningkat
2. Hiperproliferasi folikel polisebasea
3. Kolonisasi Propionibacterium acnes (PA)
4. Proses inflamasi

Firzpatricks Dermatology in General Medicine 8Ed. Hal 899


Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 7 tahun 2018 hal 288
Firzpatricks Dermatology in General Medicine 8Ed. Hal 899
Patofisiologi
Sign and Symptoms
1. Non inflammatory acne (comedo : black head
& white head)
2. Inflammatory acne (papul, pustul,nodul,kista)
3. Predileksinya di muka, bahu, dada bagian
atas, dan punggung bagian atas

Firzpatricks Dermatology in General Medicine 8Ed. Hal 899


Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 7 tahun 2018 hal 288
Differensial Diagnosis
• Erupsi akneiformis
• Folikulitis
• Folikulitis pityrosporum
• Dermatitis perioral
• Rosasea
• Dermatitis seboroik
• Agne agminata
• Adenoma sebaseum

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 7 tahun 2018 hal 288
Treatment
Tujuan:
1. Memprcepat penyembuhan
2. Mencegah pembentukan akne baru
3. Mencegah jaringan parut yang permanen

Tatalaksana umum:
• Mencuci wajah minimal 2 kali sehari;
• Memberikan dukungan berupa aspek psikologis;
• Edukasi faktor pencetus dan penyebab akne

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 7 tahun 2018 hal 288
Tatalaksana khusus
Ringan Sedang berat

Nodular/conglob
Komedo Papular/pustular Papular/pustular Nodular
ata

Pilihan pertama Retinoid topical Retinoid topical + Antibiotik oral + Antibiotik oral + Isotretinoin oral
antimikroba retinoid topical retinoid topical
topical +/- BPO +/- BPO

Alternatif Alt. retinoid Alt. agen anti Alt. anti biotik Isotretinoin oral Antibiotik oral
topical atau mikroba tokpikal oral + Alt. atau Alt. dosis tinggi +
azelaic acid atau + Alt. retinoid retinoid topical antibiotic oral + retinoid topical +
asam salisilat topical atau +/- BPO Alt. retinoid BPO
azelaic acid topical +/- BPO/
azelaic acid
Alternatif untuk Lihat pilihan Lihat pilihan Anti androgen Anti androgen Anti androgen
perempuan pertama pertama oral + topical oral + retinoid oral dosis tinggi +
retinoid/azeleix topical +/- retinoid topical
acid topical +/- antibiotic oral +/- +/- Alt.
antimikroba Alt. antimikroba antimikrobatopik
topikal al
Terapi Retinoid topikal Retinoid topical +/- BPO
maintanance

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 7 tahun 2018 hal 288
Tindakan
Kortikosteroid intrasel (KIL), ekstravasasi komedo, electrosurgery,
krioterapi, terapi ultraviolet, blue light, red light.

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 7 tahun 2018 hal 288
komplikasi
1. Gejala sisa : eritema makula setelah resolusi.
2. Di kulit yang lebih gelap  hiperpigmentasi
postinflammatory mungkin menetap bulan setelah resolusi
lesi jerawat.
3. Di beberapa individu, lesi jerawat dapat menyebabkan
permanen jaringan parut.
4. Acne vulgaris juga bisa menjadi korban psikologis banyak
pasien. Diperkirakan bahwa 30% -50% dari remaja
mengalami gangguan kejiwaan karena acne.

Firzpatricks Dermatology in General Medicine 8Ed. Hal 904


Prognosis
• Umumnya prognosis penyakit baik
• Pria 5% masih memiliki jerawat pada usia 25 tahun.
• Wanita 12% wanita masih memiliki jerawat pada usia 25
tahun.
• Wanita 5% masih memiliki jerawat pada usia 45 tahun
• Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia
30-40 an
• Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai
tua/mencapai gradasi sangat berat

Kligman AM. Postadolescent acne in women. Cutis. 2015 Jul. 48(1):75-7


Ilmu penyakit kulit dan kelamin, fakultas kedokteran UI edisi 6 tahun 2013 hal 253

You might also like