You are on page 1of 33

Keseimbangan Elektrolit

Definisi
• Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan
positif disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion.
Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.
• Pemeliharaan homeostasis cairan tubuh adalah penting bagi
kelangsungan hidup semua organisme. Pemeliharaan tekanan
osmotik dan distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh manusia
adalah fungsi utama empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na+ ),
kalium (K+ ), klorida (Cl- ), dan bikarbonat (HCO3 - ).
Distribusi Cairan Tubuh
• Volume cairan tubuh
- wanita (17-39 th) : 50% BB
- pria (17-39 th): 60% BB

• Distribusi cairan tubuh


- cairan intrasel (CIS) = 2/3 cairan tubuh
- cairan ekstrasel (CES) = 1/3 cairan tubuh
* intravaskular (plasma) = 25% CES
* intersisial = 75% CES
1. CES
- Ion natrium dan klorida serta bikarbonat dlm jumlah besar tapi sedikit
ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat, dan asam organik
- Pd plasma konsentrasi protein lebih banyak
- Pd cairan interstitial mengandung sedikit protein
2. CIS
- Ion kalium intraseluler berkonsentrasi tinggi dan ion natrium
intraseluler berkonsentrasi rendah
- konsentrasi protein dlm sel tinggi yi sekitar 4x konsentrasi dlm plasma
Perpindahan Elektrolit
1. Difusi
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi tinggi ke
tekanan/konsentrasi rendah
2. Osmosis
perpindahan air dari konsentrasi zat terlarut rendah ke konsentrasi
zat terlarut tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan
- isotonus  konsentrasi larutan = plasma darah
3. Transport aktif
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi rendah ke
konsntrasi tinggi dgn menggunakan energi
TEKANAN CAIRAN
1. Tekanan osmotik & onkotik
Tekanan osmotik: tekanan untuk mencegah aliran osmotik cairan
Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar air tetap berada dalam
plasma darah di intravaskular
2. Tekanan hidrostatik ( filtration force)
tekanan yang digunakan oleh air dalam sistem tertutup
Komposisi Ion pada Cairan Tubuh
Normal Elektrolit dalam darah
Kation Konsentrasi (mEq/L) Anion Konsentrasi (mEq/L)
Sodium 135-145 Chloride 95-105
Pottasium 3,5-5,0 Bicarbonate 24-30
Calcium 8,0-10,5 Phospate 2,5-4,5
Magnesium 1,5-2,5 Sulfate 1,0
Organic Acid (Lactate) 2,0
Total Protein 6,0-8,4
PENGATURAN FAAL DARI CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
• Intake cairan yang normal dari seorang dewasa rata-rata sebanyak 2500ml, di mana kira-
kira 300 ml merupakan hasil dari metabolisme substrat untuk menghasilkan energi..
Kehilangan air harian rata-rata mencapai 2500 ml dan secara kasar diperkirakan 1500
hilang melalui urin, 400 ml melalui penguapan di saluran napas, 400 ml melalui
penguapan di kulit, 100 ml melalui keringat, dan 100 ml melalui feses. Osmolalitas ECF
dan ICF keduanya diregulasi hampir sama dalam pengaturan keseimbangan cairan yang
normal dalam jaringan. Perubahan dalam komposisi cairan dan volume sel akan
menyebabkan timbulnya kerusakan fungsi yang serius terutama pada otak. Nilai normal
dari osmolalitas bervariasi antara 280 sampai 290mosm/kg. Rumus menghitung
osmolalitas plasma; Plasma osmolalitas (mosm/kg) = [Na+] x 2 + BUN + Glukosa 2,8 18
Dalam keadaan fisiologis plasma osmolaliti hanya dipengaruhi oleh natrium sementara
jika dalam keadaan patologis urea dan glukosa turutmenentukan osmolalitas plasma. Hal
ini misalnya terlihat pada; ditemukan penurunan natrium tiap 1 mEq/L terhadap
peningkatan glukosa tiap 62mg/dl. Pengaturan keseimbangan cairan dilakukan melalui
mekanisme fisiologis yang kompleks. Yang banyak berperan adalah ginjal,sistem
kardiovaskuler, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal dan paru-paru.
TBW dan konsentrasi elektrolit sangat ditentukan oleh apa yang disimpan di ginjal
• Natrium :
- Mengatur volume cairan dalam tubuh --Berpartisipasi dalam
- membentuk dan transmisi impuls saraf.
• Kalium :
- Sebagai regulator utama bagi aktivitas enzim seluler
- Berperanan penting dalam proses transpisi impuls listrik terutama dalam saraf
- Membantu dalam pengaturan keseimbangan asam basa melalui pertukarannya dengan hydrogen
• Calsium:
- Mempunyai peran penting dalam transmisi impuls saraf dan pembentukan darah
- Sebagai katalis dalam kontraksi otot, kekuatan kontraksi terutama otot jantung secara langsung berhubungan dengan konsentrasi
ion calsium dalam plasma
- Diperluka dalam absorpsi vitamin B12 untuk digunakan oleh sel-sel tubuh
- Berperan sebagai katalis bagi aktivitas beberapa zat kimia tubuh
- Penting untuk menguatkan tulang dan gigi
- Untuk membangun ketebalan dan kekuatan membrane sel
• Magnesium :
- Untuk metabolism karbohidrat danprotein
- Dalam beberapa reaksi yang berhubungan dengan enzim-enzim tubuh
- Untuk sintesa protein dan DNA, transkripsi DNA dan RNA, serta translasi RNA
- Dalam mempertahankan kaliumintrasel
- Membantu dalam mempertahankan aktivitas listrik dalam membrane sel saraf dan sel otot.
• Chloride :
- Bersama-sama dengan natrium berperan dalam mempertahankan tekanan
osmotic darah
- Memegang peranan dalam keseimbangan asambasa
- Sebagai bahan pembentuk asam lambung(HCL)
• Bikarbonat :
- Mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseimbangan asam basa.
Bikarbonat dan asam karbonat merupakan system buffer utama dalam
tubuh.
• Phosphate:
- Membantu mempertahankan keseimbangan asam basa
- Terlibat dalam reaksi kimia yang penting di dalam tubuh seperti
mengefektifkan beberapa vitamin B, membantu meningkatkan aktivitas
saraf dan otot, dan berperan serta dalam metabolism karbohidrat
- Penting dalam pembelahan sel dan transmisi trait heriditer.
Gangguan keseimbangan elektrolit & cairan
Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh
- dg.defisit K+ total
Tanpa defisit:
- terjadi pada Alkalosis Resp. K+  intrasel; juga terjadi pada hipokalemik
periodik paralysis & hiperalimentasi
Dengan defisit:
- asupan K+ kurang : anoreksia& alkoholism
- Kehilangan K+ >>: diare hebat, muntah2, laxans>
- Mel.Ginjal: mineralokortikoid> (hiperaldosteron primer/sekunder pada sirosis,
SN, dekomp.); diuretik berlebihan, pemberian penisilin atau karbenisilin; asidosis
tubular akut, AML, hipomagnesia

15
Gejala hipokalemi
- aritmi: terutama bila mendapat digitalis
- EKG: T mendatar, gel.U, ST depresi, QT melebar, kepekaan berkurang
- Ileus paralitik, kelemahan otot/kuadriplegi, hipotensi ortostatik
- Kronik: vakuolisasi sel tub.proksimal, fibrosis interstitial, atrofi/dilatasi
tubulus, poliuri&polidipsi, osmol.urine menurun
- NH3 meningkat  ekskresi NH4 urine meningkat
- Keasaman berkurang  H+ menurun reabs. HCO3- metabolik
alkalosis

16
Pengobatan
- dapat peroral/ parenteral
- Alkalosis : K+ dalam bentuk KCl
- Alkalosis : bikarbonat, sitrat, glukonat
- Parenteral: 10 meq/jam dengan pemantauan kadar K+ plasma
- Pemberian dalam larutan NaCl/dextrose

17
Hiperkalemia
Etiologi :
- asupan berlebih peroral/enteral
- Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis
- Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg.
Lekositosis/trombositosis ok.proses koagulasi/hemolisis.
Gejala:
- kelemahan otot s/d paralisa
- Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron, insulin,
epinephrin, glukagon u/ menstabilkan gula darah
- Jantung: aritmia/arrest; gambaran EKG: tall T, QRS >, interval P >,
hilangnya P, QRS menyatu dg.T dan disebut sine-wave

18
Pengobatan hiperkalemia
1. Menurunkan K+ plasma:
- pemberian D 10% 500ml/infus ½ jam  insulin endogen  mendorong K+ masuk sel; pada
DM perlu ditambah 15 U insulin
- pada asidosis: K+ luar sel meningkat  dg. Pemberian Na.Bic. 44-88 meq enteral  K+
terdorong masuk dalam sel
- Sod.Polystirene Sulfonat (kayexalate)
- hemodialisis: bila cara2 diatas gagal
2. Menurunkan ambang rangsang neuromuskuler:
- 10 cc Gluonas Calc.10% I.v. Diberikan dlm. 2-3 menit
dapat diulang setelah 5 menit bila gbr. EKG tak berubah
- Terapi cepat dilakukan bila K+ > 8 meq/L atau K+> 6,5 meq/L
disertai perubahan EKG yang lanjut.

19
Gangguan keseimb.Natrium
- Na+: ion utama diluar sel; N: 145 meq/L
- Intrasel 10 meq/L
- Dipertahankan oleh sistim Na-K-ATP ase
- Amat menentukan osmolalitas extrasel selain kadar glukosa dan
ureum.
osmol.=2X Na plasma+ gluc/18+ BUN/2,8
N: osmol.efektif= 2X kadar Na plasma
- hipoNa : akibat hilangnya Na+/ retensi cairan
- hiperNa: hilangnya cairan/ retensi ion Na.

20
Hiponatremi
Etiologi:
1. Deplesi volume sirkulasi:ADH naik haus  retensi cairan 
hiponatremi
2. GGK( LFG rendah): air>  hiponatremi insuff.adrenal  diare,
mual, muntah, hilangnya Na mel.ginjal  hipo Na
3. Sindr.Inappropriate ADH (SIADH) secr.:
Ggn.neuro: infeksi, tumor, vaskuler, GBS
Obat2an : klorpropamid, vincristin,siklofosf.
karbamazepin, tiotiksen.
Infeksi paru: TBC, aspergilosis, pneumonia
Pasca bedah: idiopatik, ADH ektopik, karsinoma, pemberian ADH,
vasopresin, oksitosin
4. Hiponatremi esensial

21
Gejala hiponatremi
- G/ timbul o.k edema otak
- Hipoosm.otak terjadi 24 jam setelah plasma
- Na.< 125 meq/L nausea, malaise
- Na. 110-120 : letargi dan sakit kepala
- Na. < 110 meq/L: kejang2 dan koma
Pengobatan:
- menjaga agar kadar Na > 120 meq/L
- Rumus: kehilangan= 0,6X BBX (140-Na plasma)
- Bila disertai kehilangan cairan:
Kehilangan Na= 0,6XBBX (140-Na.Pl) + 140X turunnya BB
- Pemberian NaCl: deplesi cairan, Insuf.adrenal, ok. Diuretik
- Restriksi cairan: edema, SIADH, GGK, polidipsi psikogen.

22
Hipernatremia
Etiologi :
1. Fluid-loss: insensibel loss (demam, ISPA, luka bakar, didaerah suhu
tinggi); diabetes insipidus; pemberian diuretik; ggn.hipotala mus
hipodipsi ok ggn. Osmoreseptor
2. Intake Na+ >: pemberian NaCl hipertonik Na.Bik.> atau NaCl
peroral >, sindroma Cushing dan hiperaldosteronism

23
Gejala hipernatremi:
Berupa G/ neurologis: letargi, kelemahan otot, kedutan (twitching), kejang2 dan
koma..
Terjadi ok keluarnya cairan dari sel otak
Dapat terjadi perdarahan otak

PENGOBATAN:
def.cairan= 0,6XBBX (Na/140 – 1)
( pada wanita 0,5)
Dg. Cairan glukosa isotonik peroral atau enteral; pada diabetes insipidus diberikan
diuretik (Hct) dg. diet rendah Na, atau pemberian klofibrat, klorpropamid,
asetaminofen, karbamasepin, pitresin dalam minyak

24
Gangguan keseimb.kalsium
- 40% Ca serum terikat albumin
- 55-60% difusabel berupa ion Ca++/ kompleks Kalsium
- Kebutuhan kalk 0,5 g/hari (DepKes); saat hamil perlu tambahan 0,5 g/hari
- Diet rata2 mengandung 0,4-1,4 g dg susu  2,8 g/hari
- Diabsorbsi usus halus proksimal secara difusi pasif; abs. Menurun ok oksalat,
sitrat atau fitat; peristaltik meningkat atau def.protein; Abs.naik pada pemberian
vit.D3 (kolekalsiferol), hormon PTH
- Ekskresi melalui urine secara filtrasi & reabsorbsi ( 99%) melalui tub.prox.(20-
30%), Loop Henle (10-15%); tub.distal (2-8) ; reabsorbsi ini seimbang dengan abs.
Na.

25
Hipokalsemia :
Etiologi :
1. Def.vit.D: makanan kurang lemak, sindrom malabsorbsi( gastrektomi,
pankreatitis, obat pencahar), ggn.metab.vit.D (vit.D deficient Rickets=
kel.otosomal resesif), renal insuf., ggn.fgs.hati, obat anti kejang
2. Hipoparatiroidism
3. Pseudohipoparatiroidism
4. Keganasan
5. Hipofosfatemia
Pengobatan : koreksi defisiensi dg kalsium iv( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau
peroral (Ca.Gluconas/karbonat); dpt. Disertai pemberian vit.D dosis besar

26
Hiperkalsemia
Etiologi:
1. Hiperparatiroidisme
2. Tumor ganas yg mengeluarkan PTH
3. Intoksikasi vit.D
4. Intoksikasi vit. A
5. Hipertiroid
6. Insufisiensi adrenal
7. Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid disertai pemberian susu>
pada ulkus peptikum atau pemberian tiasid lama bersama vit.D.

27
Pengobatan:
1. Fosfat: meningkatkan deposisi kalk tulang & menghambat resorbsi
tulang; hati2 pada GGK
2. Indometasin : berguna pada hiperkalsemia akibat keganasan
3. Meningkatkan ekskresi dg. Lar. NaCl.
4. Diet rendah kalsium
5. hemodialisis

28
Gangguan keseimb.fosfor
HIPOFOSFATEMIA:
Etiologi:
1. Antasid pengikat fosfat dosis besar
2. Luka bakar yg luas & berat
3. Diet rendah fosfat
4. Alkalosis respiratorik
5. Ketoasidosis diabetik
6. alkoholisme

29
Gejala :
1. Kerusakan eritrosit
2. Gangguan fungsi lekosit
3. Gangguan fungsi trombosit
4. Gangguan fingsi saraf pusat
5. Rabdomiolisis
PENGOBATAN:
Pemberian garan fosfat peroral/intravena

30
Hiperfosfatemia
Etiologi:
Pemberian fosfat> peroral/enema/ enteral, pada gagal ginjal
akut/kronik
Pemberian sitostatik sitolisis  fosfor keluar kedalam darah
Gejala: tetani ok penekanan kadar kalsium, pengendapan kalsium pd
jar.lunak

31
Hipomagnesemia:
Etiologi:
1. Ggn.abs.: primer, steatorea, reseksi usus,
2. Alkoholism kronik
3. Ketoasidosis diabetik
4. Pemberian diuretik, sindr.Barter, SIADH, Hiperaldosteron, vit.D>,
hiper PTH
G/: otot lemah, fasikulasi, tremor, tetani, tanda Chovstek, tanda
Trosseau; gelisah, psikosis
Terapi: pemberian magnesium p.o/I.v
32
Hipermagnesemia
E/: GGK atau insuf.hormon korteks adrenal
G/: ggn.saraf pusat& neuromusk. A.l. gangguan menelan,
quadriplegi,ggn.bicara, kelumpuhan pernafasan
Tx/: pemberian kalsium 5-10 meq I.v
diuretik bila fungsi ginjal baik
hemodialisis

33

You might also like