You are on page 1of 5

Ambroxol

• Jenis obat : Ekspektoran

• Golongan Obat : Mukolitik

• Efek Samping : Ambroxol kadang dapat menyebabkan efek samping berupa


gangguan pada sistem pencernaan, seperti rasa mual, muntah dan nyeri ulu hati.
Namun efek samping ini umumnya tergolong ringan.
Farmakokinetik
• Absorpsi : Diabsorpsi dengan baik dan cepat setelah pemberian oral (70-80%). Puncak konsentrasi dalam plasma dicapai dalam
waktu 0.5 sampai 3 jam.

• Distribusi : Dalam dosis terapi, sekitar 90% dari ambroxol yang berikatan dengan protein plasma di dalam darah. Distribusi
setelah per oral, IM dan IV dari darah ke organ berlangsung cepat dengan konsentrasi maksimal dalam paru-paru. T 1/2 = 3
jam.

• Metabolisme : Sekitar 30% setelah pemberian oral dieliminasi melalui first pass effect. Penelitian pada mikrosom hati manusia
menunjukkan enzim CYP3A4 berperanan penting terhadap metabolisme ambroxol di hati. Ambroxol pertama kali
dimetabolisme di hati melalui proses glukuronidasi dan beberapa sisanya (sekitar 10% dari dosis) dimetabolisme menjadi
metabolit kecil yakni asam dibromanthranilik.

• Ekskresi :Jumlah ekresi ginjal adalah sekitar 90%.

• Eliminasi : Diekskresikan terutama melalui ginjal, urin (5-6%) sebagai bentuk utuh tidak berubah.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja obat ambroxol adalah dengan menstimulasi sel serous dari tonsil pada mukous membran saluran
bronchus, sehingga meningkatkan sekresi mukous 4 didalamnya dan merubah kekentalan komponen serous dan
mukous dari sputum menjadi lebih encer dengan menurunkan viskositasnya. Hal ini menginduksi aktivasi sistem
surfaktan dengan bertindak langsung pada pneumocyte tipe II dari alveolus dan sel clara di bagian saluran udara
kecil serta menstimulasi motilitas siliari. Dari hasil aksi tersebut meningkatkan aliran mukous dan transport oleh
mucous siliari clearance. Peningkatan sekresi cairan dan mukous siliari clearance inilah yang menyebabkan
pengeluaran dahak dan memudahkannya

keluar bersamaan batuk. Efek ini telah dibuktikan dalam kultur sel dan in vivo pada berbagai spesies. Berdasarkan
penelitian secara in vitro dan in vivo, efek farmakologi dari ambroxol yang lainnya adalah netralisasi oksidatif dan
nitrosative stress, penekanan replikasi virus pernapasan, pengurangan sitokin proinflamasi, kemotaksis, dan
peroksidasi lipid jaringan, serta efek anestesi lokal.
Interaksi
Pemberian bersama dengan antibiotik (Amoxiillin, Sefuroksim, Eritromisin,
Doksisiklin menyebabkan peningkatan antibiotik ke dalam jaringan paru-paru.
Sumber
• Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Prodi D3
Keperawatan Sidoarjo Tahun Ajaran 2014-2015.
• Bagian Ilmu Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman, Samarinda.

You might also like