You are on page 1of 21

ALVEOPLASTI

Husnul Basyar,drg
Pembimbing:
Drg Nurul Ramadhanty Sp.BM
Latar Belakang

Bedah preprostetik protesa


 Eksostosis adalah suatu pertumbuhan benigna jaringan tulang
yang keluar dari permukaan tulang
 Model dari struktur wajah dapat berperan pada pola resorpsi
dengan dua cara:
 Ketebalan tulang yang ada pada ridge alveolar berbeda-
beda sesuai dengan bentuk wajah
 individu dengan sudut bidang mandibula yang rendah dan
sudut gonial yang berlebih mampu menghasilkan kekuatan
gigitan yang lebih tinggi sehingga memberikan tekanan
yang lebih besar pada daerah ridge alveolar
2
Tujuan Penulisan

mendeskripsikan tentang, indikasi,


teknik pembedahan dari prosedur
alveoplasti sebagai tambahan informasi
untuk para klinisi

3
Bedah Preprosthetik

Dukungan gigi tiruan terbaik memiliki 11 karakteristik berikut:


1. Tidak adanya kondisi patologis intraoral atau ekstraoral
2. Hubungan rahang interarch yang ideal dalam dimensi
anteroposterior, transversal, dan vertikal
3. Konfigurasi dan dimensi dari prosesus alveolar yang baik (Bentuk
ideal prosesus alveolar adalah ridge yang berbentuk U dan luas,
dengan dimensi vertikal sejajar)
4. Tidak ada tonjolan tulang atau jaringan lunak
5. Bentuk palatal yang baik
6. Bentuk tuberositas posterior yang baik
7. Ketebalan mukosa yang memadai pada daerah gigi tiruan primer
8. Kedalaman vestibulum yang memadai untuk perlekatan prostesa
9. Penambahan kekuatan di mana fraktur mandibula dapat terjadi
10. Terdapat perlindungan terhadap jaringan neurovaskular
11. Dukungan tulang yang adekuat dan jaringan lunak yang
menutupinya untuk memfasilitasi penempatan implan bila
diperlukan
4
Alveoplasti

Alveoplasti adalah suatu tindakan bedah untuk


membentuk prosesus alveolaris sehingga dapat
memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan
immediate maupun gigi tiruan yang akan dipasang
beberapa minggu setelah operasi dilakukan
 pembuangan undercut atau cortical plate yang tajam
 mengurangi ketidakteraturan puncak ridge atau elongasi
 menghilangkan eksostosis

5
Prinsip Evaluasi dan Perencanaan
Perawatan Pasien

riwayat menyeluruh dan pemeriksaan fisik pasien


 keluhan utama pasien
 hasil perawatan bedah dan prostetik yang diinginkan
 Aspek estetika dan fungsional pasien
 penyakit sistemik yang berkontribusi pada tingkat resorpsi tulang
 Tes laboratorium seperti kadar serum kalsium, fosfat, hormon paratiroid, dan alkali
fosfatase bermanfaat dalam menentukan potensi masalah metabolisme yang dapat
mempengaruhi resorpsi tulang
 Faktor psikologis dan kemampuan beradaptasi pasien (keberhasilan alat prostetik
sebelumnya)

6
Pemeriksaan intraoral dan
ekstraoral

 hubungan oklusal yang ada jika ada terdapat gigi


yang tersisa
 jumlah dan kontur tulang yang tersisa
 kualitas jaringan lunak di atasnya
 kedalaman vestibulum
 lokasi perlekatan otot
 hubungan rahang
 adanya jaringan lunak atau kondisi patologis pada
tulang
7
Pemeriksaan Jaringan Pendukung
Tulang

 inspeksi visual
 Palpasi
 pemeriksaan radiografi
 evaluasi model (Selektif case)

Evaluasi hubungan interarch

8
Evaluasi Jaringan Lunak Pendukung

 Palpasi dapat menunjukkan adanya


jaringan fibrosa hypermobile yang
tidak adekuat untuk basis gigi tiruan
yang stabil
 Area vestibulum harus bebas dari
inflamasi
 Jaringan pada vestibulum anterior
harus lentur dan teratur untuk retensi
maksimal gigitiruan
 linguovestibular harus dievaluasi
dengan lidah pada beberapa posisi
karena pergerakan lidah disertai
dengan peningkatan otot mylohyoid hypermobile tissue
dan genioglossus
9
Rencana Perawatan

 ketinggian, lebar, dan kontur ridge


 atrofi tulang (koreksi kekurangan tulang dan
perubahan jaringan lunak)
 resorpsi tulang

10
Recontouring Ridge Alveolar

 Simple Alveoloplasty Oleh Karena Pencabutan


Beberapa Gigi
 Intraseptal Alveoloplasty
 Pengurangan Tuberositas maksilaris (Jaringan
Keras)
 Exostosis Buccal dan Undercut Berlebihan
 Exostosis Palatal Lateral
 Pengurangan Ridge Mylohyoid
 Reduksi Tubercle Genial
11
Simple Alveoloplasty Oleh Karena
Pencabutan Beberapa Gigi

Bentuk paling sederhana dari alveoloplasty


adalah kompresi dinding lateral soket
ekstraksi setelah pencabutan gigi sederhana

12
Recontouring of a knife-edge ridge. A, Lateral view of mandible, with resorption resulting in knife-edge alveolar ridge. B, Crestal incision
extends 1 cm beyond each end of area to be recontoured (vertical-releasing incisions are occasionally necessary at posterior ends of initial
13 incision). C, Rongeur used to eliminate bulk of sharp bony projection. D, Bone file used to eliminate any minor irregularities (bone bur
and handpiece can also be used for this purpose). E, Continuous suture technique for mucosal closure.
Intraseptal Alveoloplasty

 Teknik Dean, yang melibatkan


pengangkatan tulang intraseptal dan
reposisi tulang kortikal labial
 keunggulan: Kelebihan labial dari
ridge alveolar dapat dikurangi tanpa
mengurangi ketinggian ridge
 Kerugian utama dari teknik ini adalah
penurunan ketebalan ridge
 Teknik ini paling baik digunakan
pada daerah ridge dengani kontur
yang relatif teratur dan tinggi yang Intraseptal alveoloplasty. A, Oblique view of alveolar ridge, demonstrating
slight facial undercut. B, Minimal elevation of mucoperiosteal flap, followed
memadai tetapi terdapat undercut by removal of intraseptal bone using fissure bur and handpiece. C, Rongeur
used to remove intraseptal bone. D, Digital pressure used to fracture
pada ruang labial karena konfigurasi labiocortex in palatal direction. E, Cross-sectional view of alveolar process.
F, Cross-sectional view of alveolar process after tooth removal and
ridge alveolar intraseptal alveoloplasty. By fracturing labiocortex of alveolar process in
palatal direction, labial undercut can be eliminated without reducing vertical
14 height of alveolar ridge.
Pengurangan Tuberositas maksilaris
(Jaringan Keras)

 Kelebihan horizontal atau


vertikal dari daerah tuberositas
maksila merupakan akibat dari
kelebihan tulang, peningkatan
ketebalan jaringan lunak yang
menutupi tulang, atau keduanya
 Akses ke tuberositas untuk
pengangkatan tulang dilakukan
dengan membuat insisi yang Bony tuberosity reduction. A, Incision extended along crest of alveolar
ridge distally to superior extent of tuberosity area. B, Elevated
meluas hingga aspek posterior mucoperiosteal flap provides adequate exposure to all areas of bony
excess. C, Rongeur used to eliminate bony excess. D, Tissue

area tuberositas
reapproximated with continuous suture technique. E, Cross-sectional
view of posterior tuberosity area, showing vertical reduction of bone and
reapposition of mucoperiosteal flap. (In some cases, removal of large

15 amounts of bone produces excessive soft tissue, which can be excised


before closure to prevent overlapping.)
Exostosis Buccal dan
Undercut Berlebihan

 lebih sering terjadi pada rahang atas


dibanding rahang bawah
 area yang sangat besar dari eksostosis
tulang umumnya membutuhkan
pengangkatan, area dengan potongan
kecil paling baik dirawat dengan diisi graft
tulang autogen atau alogenik

Removal of mandibular buccal undercut. A, Cross-sectional view of anterior portion Removal of buccal exostosis. A, Gross irregularities of buccal aspect of
of mandible, which, if corrected by removal of labiocortical bone, would result in alveolar ridge. After tooth removal, incision is completed over crest of
knife-edge ridge. B, Vertical incision is made and subperiosteal tunnel developed in alveolar ridge. (Vertical-releasing incision in cuspid area is demonstrated.)
16 depth of undercut area. C, Cross-sectional view after filling defect with graft material.
The material is contained within the boundaries of the subperiosteal tunnel.
B, Exposure and removal of buccal exostosis with rongeur. C, Soft tissue
closure using continuous suture technique.
Exostosis Palatal Lateral

 Aspek lateral palatum


yang tidak teratur karena
eksostosis menyebabkan
adanya undercut dan
penyempitan palatum

Removal of palatal bony exostosis. A, Small palatal exostosis that


interferes with proper denture construction in this area. B, Crestal
incision and mucoperiosteal flap reflection to expose palatal
exostosis. C, Use of bone file to remove bony excess. D, Soft tissue
closure
17
Pengurangan Ridge Mylohyoid

 Ketika ridge ini sangat tajam, tekanan gigi tiruan akan


menyebabkan nyeri di daerah ini
 Dalam kasus resorpsi parah, kemiringan eksternal dan daerah
ridge mylohyoid sebenarnya dapat membentuk area yang paling
menonjol dari mandibula posterior, dengan bagian tengah dari
ridge mandibula yang ada terbentuk struktur cekung.

Mylohyoid ridge reduction. A, Cross-sectional view of posterior


aspect of mandible, showing concave contour of the superior
aspect of ridge from resorption. Mylohyoid ridge and external
oblique lines form highest portions of ridge. (This can generally
best be treated by alloplastic augmentation of mandible but, in
rare cases, may also require mylohyoid ridge reduction.) B,
Crestal incision and exposure of lingual aspect of mandible for
removal of sharp bone in mylohyoid ridge area. Rongeur or bur in
rotating handpiece can be used to remove bone. C, Bone file
used to complete recontouring of mylohyoid ridge

18
Reduksi Tubercle Genial

 Ketika mandibula mulai resorpsi, area perlekatan


otot genioglossus di bagian anterior mandibula
semakin menonjol
 Jika augmentasi adalah solusi, tuberkel harus
dipertahankan dengan menambahkan graft

19
Penutup

 Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan


maksilofasial yang bertujuan untuk mempersiapkan
rongga mulut baik jaringan lunak dan jaringan keras
sebelum pemasangan protesa oleh karen adanya eksostosi
 Alveoplasti adalah suatu tindakan bedah untuk
membuang prosesus alveolaris yang menonjol baik
sebagian maupun seluruhnya
 pembuangan undercut atau cortical plate yang tajam,
mengurangi ketidakteraturan puncak ridge atau elongasi,
dan menghilangkan eksostosis

20
TERIMA KASIH

35

You might also like