You are on page 1of 21

SEDIAAN CAIR : SIRUP

AMBROXOL HCL

Kelompok 4
Komponen Sirup
 Zat aktif
 Sukrosa atau Pemanis Buatan
 Pengawet
 Perisa
 Pewarna
 Air yang terpurifikasi

(FASTtrack, 2008)
Alasan Pemilihan BSO
 Sirup merupakan sediaan larutan oral yang
mengandung sukrosa atau gula lain dengan kadar
tinggi, dimana kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-
66% kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
 Mengandung pemanis dan flavor/perasa sehingga
dapat menutupi rasa obat yang pahit dan merupakan
bentuk sediaan yang disukai oleh anak-anak
 Bentuk sediaan cair dapat memudahkan penggunaan
pada pasien yang memiliki kesulitan dalam menelan
obat oral berbentuk padat
Alasan Pemilihan BSO
 Segera diabsorsi karena zat aktif sudah
dalam bentuk terlarut
 Zat aktif terdistribusi homogen dalam sediaan

 Fleksibilitas dalam penakaran dosis untuk


penggunaan pada anak-anak
 Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh

zat-zat yang bersifat iritan karena larutan


akan segera diencerkan oleh isi lambung
Alasan Pemilihan BSO

Chemicalbook.com, Product Chemical Properties


DATA PREFORMULASI
Ambroxol Hidroklorida
Nama IUPAC: Trans4-2 amino-3, 5
dibromo benzyl amino cyclohexanol
hydrochloride
Rumus Molekul:
C13H18Br2N2O.HCL
Berat Molekul: 414,6 g/mol
Organoleptis: Kristal Putih, tidak
berbau, agak pahit
Ambroxol Hidroklorida

Data Preformulasi Keterangan


Pemerian Serbuk putih atau hampir putih tidak
berbau atau hampur tidak berbau
Kelarutan Larut dalam metanol, agak mudah larut
dalam air dan etanol, praktis tidak larut
dalam kloroform dan benzene
Kelarutan dalam air 0.0185mg/mL
Penyimpanan Lindungi dari cahaya dan suhu tidak lebih
dari 30 derajat celcius
Kategori Terapi Mukolitik
Data Farmakokinetika

Aspek Farmakokinetika Keterangan


Absorbsi Cepat diabsorbsi di saluran
gastrointestinal
Distribusi Jaringan tubuh secara luas
Metabolisme First pass metabolism di hati
Ekskresi Sekitar 85% obat dieeksresikan sebagai
metabolit
Waktu Paruh 6,5 jam, waktu paruh terminal sekitar 12
jam
Konsentrasi Puncak dalam Plasma 1 jam setelah pemberian oral
Data Farmakodinamika
Aspek Farmakodinamika Keterangan
Indikasi Trakeobronkitis, empisema dengan pneumoconiasis bronkitis,
bronkiesctasis, bronkitis dengan bronchospasm asma

Mekanisme Kerja Ambroxol Hidroklorida adalah mukolitik dan mukokinetik


kuat yang mampu menginduksi sekresi bronkial.
Efek samping Hipersensitivitas
Kontraindikasi Pasien gastritis
Peringatan Hindari penggunaan pada trisemester pertama kehamilan
Posologi Dewasa : 30 hingga 120 mg secara oral dibagi dalam 2-3
dosis.
Anak dibawah 12 tahun : 1,2 – 1,6 mg / KgBB / hari
Anak ≤ 2 tahun : setengan sendok teh, 2 kali sehari
Anak 2-5 tahun : setengah sendok teh, 3 kali sehari
Anak > 5 tahun : satu sendok teh, 2-3 kali sehari
FORMULASI
Rencana Formula Sirup Ambroxol HCl
No Bahan Jumlah (g) Fungsi
1 Ambroxol HCl (15 mg/5 ml) 0,18 Zat Aktif
2 Sukrosa (50% b/v) 30,00 Sweetening agent
3 Sorbitol (15% b/v) 18,00 Sweetening agent, Anti
cap looking agent
4 Natrium Benzoat (0,15%) 0,09 Antimicrobial agent
5 Mixed Fruit Essence q.s. Flavouring & Colouring
agent
5 Air Terpurifikasi Ad 60 ml -
Sukrosa
Kategori fungsional dalam sediaan: sweetening agent;
viscosity-increasing agent.
Penggunaan dalam formulasi sediaan farmasi:
Formulasi sirup (67% b/b), sweetening agent (67% b/b),
pengikat tablet, coating.
Kelarutan dalam air:
RM =  1 bagian dalam 0,5 bagian air (20 ˚C)
C12H22O11  1 bagian dalam 0,2 bagian air (100˚C)
MW= 342.30
Kestabilan: kestabilan baik pada suhu kamar dan
g/mol
kelembapan relative sedang (≤ 60%)

Rowe RC, Sheskey PJ, and Quinn ME. (edt). (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Hal. 703
Sorbitol
 Kategori fungsional dalam sediaan: stabilizing
agent (anti-cap locking agent); sweetening agent
 Penggunaan dalam formulasi sediaan farmasi:

Anti cap looking pada sirup dan eliksir (15-30%)


MF = Kelarutan dalam air:
C6H14O6  1 bagian dalam 0,5 bagian air (20 ˚C)
MW= 182.17 Kestabilan:
g/mol
 Secara kimia relative inert dan kompatibel
dengan bahan tambahan lain pada umumnya
 Stabil pada temperatur kamar

 Tidak terdekomposisi pada temperatur kamar


dan adanya senyawa amina

Rowe RC, Sheskey PJ, and Quinn ME. (edt). (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Hal. 679
Natrium Benzoat

 Kategori fungsional dalam sediaan: Antimikroba


(Pengawet)
 Penggunaan dalam formulasi sediaan farmasi: 0.02–
0.5% untuk sediaan larutan oral
Kelarutan dalam air:
 1 bagian dalam 1,8 bagian air (20 ˚C)
MF =  1 bagian dalam 1,4 bagian air (100˚C)
C7H5NaO2 Kestabilan:
MW= 144.11  Dapat teroksidasi pada temperatur tinggi dan terkontak
g/mol dengan udara luar
 Stabil ketika bercampur dengan air

 Bersifat higroskopis

Penyimpanan:
Diwadah tertutup rapat, pada ruangan dengan suhu sejuk dan
kering

Rowe RC, Sheskey PJ, and Quinn ME. (edt). (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Hal. 627
Air terpurifikasi
Kategori fungsional dalam sediaan: Pelarut
Untuk aplikasi pada sedian-sediaan farmasi, portable/purified
water harus dipurifikasi melalui proses detilasi, perlakuan
dengan ion exchange, reverse osmosis (RO) atau proses-proses
lainnya yang sesuai untuk memproduksi Purified Water

Rowe RC, Sheskey PJ, and Quinn ME. (edt). (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Hal. 766
Alur Proses Pembuatan Sirup
30 g sukrosa 0,18 g Ambroxol HCl 0,09 g Natrium Benzoat
+ + +
25 ml purified water 10 ml purified water 2 ml purified water
Panaskan hingga suhu 80°C
Aduk hingga terlarut sempurna

Larutan Sukrosa Larutan 1 Larutan 2


Tambahkan 18 g sorbitol
Panaskan hingga suhu 80°C
Aduk hingga terlarut sempurna Larutan 12
Dinginkan hingga suhu 40°C Mixed fruit essence +
Saring larutan bila perlu purified water

Larutan 3 Cukupkan volume larutan hingga 60 ml


Aduk hingga campuran homogenb

SEDIAAN AKHIR
Alur Proses Pembuatan Sirup
Penimbangan
Cek IPC :
Organoleptis
Pencampuran (Mixing) Kadar zat
aktif
Ph
Penyaringan (Filtrasi) BJ Cek IPC :

Viskositas Penampilan
Kebocoran
Pengisian dan Penutupan Botol ( filling & cropping) Volume

Cek IPC :
Penampilan
Labelling
Kelengkapan
Penandaan

Pengemasan Sekunder Gudang Obat Jadi


EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi
Uji Pemerian
 Warna
 Rasa
 Bau
 Kelarutan
 Identifikasi dan penetapan kadar zat aktif dalam
sediaan akhir.
 Pemeriksaan bobot jenis
 Menggunakan metode piknometer
 Pemeriksaan pH
 Pemeriksaan viskositas
Evaluasi Biologi
 Uji batas mikroba
 Uji efektivitas Pengawet

You might also like