Alur adalah rangkaian tahapan jalan cerita yang ada pada
sebuah karya tulis seperti novel, cerpen dan naskah drama. Sambung-sinambungnya cerita, alur disampaikan dengan berbagai macam cara. Jenis-jenis Alur Alur Maju atau Progresif Jenis alur ini adalah jenis alur yang lazim ditemui dalam sebuah cerita. Dalam alur ini, cerita diawali dengan pengenalan awal yang terdiri dari pengenalan toko beserta wataknya, pengenalan latar tempat, waktu, dan peristiwa, serta latar suasana yang hendak di bangun dalam suatu cerita. Setelah semua itu diperkenalkan, permasalahan pun tiba-tiba muncul dalam sebuah cerita. Masalah atau konflik tersebut ditandai dengan pertikaian dua tokoh di dalam cerita atau munculnya ketegangan di dalam suatu cerita. Masalah yang muncul itu pun berkembang dan semakin rumit. Tahap merumitnya suatu permasalahan disebut dengan tahap konflik meningkat atau klimaks. Setelah konflik kian merumit atau klimaks, si tokoh pun pelahan-lahan bangkit dan menemukan solusi atas konflik yang dia hadapi. Ditemukannya solusi atas konflik yang dialami sang tokoh biasa disebut sebagai antiklimaks. Setelah solusi ditemukan, masalah atau konflik pun akhirnya terselesaikan, dan cerita pun telah sampai di tahapan penyelesaian. Jika dibentuk ke dalam sebuah pola, maka pola tahapan alur pada alur maju atau progersif akan berbentuk seperti di bawah ini: Pengenalan→Kemunculan Konflik/ Komplikasi→ Konflik Memuncak/ Komplikasi → Konflik Menurun/ Komplikasi → Penyelesaian 2. Alur Mundur atau Regresi Alur ini adalah kebalikan dari alur maju. Di dalam alur ini, cerita justru diawali oleh tahapan penyelesaian yang kemudian terus mundur ke tahapan antiklimaks, klimaks, kemunculan konflik, dan berakhir ke tahap pengenalan. Cerita yang menggunakan alur ini biasanya berisi cerita kilas balik seorang tokoh dalam menjalani kehidupannya. Jika dibentuk ke dalam pola, maka pola tahapan alur pada jenis alur ini adalah sebagai berikut: Penyelesaian→Konflik Menurun atau Antiklimaks→Konflik Memuncak atau klimaks→Kemunculan Konflik→Pengenalan 3. Alur Campuran atau Maju-Mundur Adalah suatu jenis alur yang ceritanya dimulai dari tahap klimaks. Pada alur ini, tahap klimaks yang telah dipaparkan di awal cerita kemudian dimundurkan ke tahap pengenalan masalah. Hal itu bertujuan agar pembaca atau penonton bisa tahu asal mula dari adanya konflik di cerita tersebut. Agar lebih memahami lagi permasalahan atau klimaks tersebut, alur cerita pada jenis alur ini dimundurkan kembali ke tahap pengenalan. Setelah itu, baru dinaikkan ke tahap antiklimaks dan berakhir di tahap penyelesaian. Bila dibentuk pola, tahapan alur pada alur campuran adalah sebagai berikut: Klimaks / Komplikasi→Pengenalan→ Kemunculan Konflik/ Komplikasi → Antiklimaks atau Konflik Menurun/ Komplikasi→Penyelesaian Tahapan Alur dalam Drama Prolog Pendahuluan dalam lakon drama Berperan menyiapkan pikiran penonton agar mengikuti lakon cerita yang akan disajikan Contoh : Drama Andhe-Andhe Lumut PANGGUNG KOSONG TERLIHAT DEKORASI DENGAN NUANSA PEDESAAN. TERDENGAR MUSIK GENDING JAWA. MBOK MENAH MASUK DENGAN MEMBAWA TAMPAH BERISI BERAS, KEMUDIAN MEMPERKENALKAN DIRI KEPADA PENONTON. Tahap Pengenalan (Eksposisi atau Orientasi) Adalah tahapan pertama dalam alur cerita. Dalam tahap ini, unsur- unsur dasar cerita seperti tokoh, latar tempat, waktu, dan suasana dihadirkan di tahap ini. Dengan begitu, pembaca atau penonton dapat mengetahui siapa saja yang menjadi tokoh sebuah cerita, di mana dan kapan cerita itu berlangsung, serta suasana apa yang hendak dibangun oleh pengarang di dalam cerita itu. Contoh: Mbok Menah :”Para penonton, perkenalkan nama saya Mbok Menah. Saya ini, simboknya para klenting. Perlu saudara-saudara ketahui bahwa saya sangat bangga mempunyai anak yang cantik-cantik, pinter-pinter, sehat- sehat, berbakti pada orang tua, penurut lagi. Pokoknya tidak ada yang menandingi mereka di seluruh desa ini. Sudah banyak para pemuda desa yang melamar mereka. Eh, sudah ya penonton, saya permisi mau masak dulu. Soalnya anak- anak saya belum sarapan. Tahap Kemunculan Konflik (Rising Action) Merupakan tahap munculnya konflik / komplikasi. Konflik biasanya muncul dari pertentangan antartokoh, atau si tokoh utama mengalami masalah yang tidak diduga. Dengan adanya tahap ini, pembaca atau penonton akan mengetahui konflik apa yang akan dialami tokoh selama cerita berlangsung. Tahap ini kemudian akan mengantarkan pembaca atau penonton menuju tahap selanjutnya yang lebih rumit dan menegangkan. Contoh: TETAPI KLENTING KUNING TETAP MEMAKSA SAMPAI TERJADI KERIBUTAN. MBOK MENAH DATANG DARI ARAH DALAM. Mbok Menah :”Anak-anaku…ada apa toh ini, kedengarannya ribut-ribut!ada apa?”(Kemudian Mbok Menah menghampiri Klenting Kuning) “Lho… siapa ini? Cantik sekali kamu nduk…?” K.Kuning :”Mbok…saya ini seorang penggembara…saya tidak punya orang tua tidak punya rumah…saya hidup sebatang kara…jadi tolonglah mbok, saya ingin menjadi keluarga disini, please……” Mbok Menah :”Plis…? Plis iku opo to nduk?” PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG DIIRINGI MUSIK KERAS. KLENTING KUNING MENERUSKAN MENYAPUNYA. KEMUDIAN MBOK MENAH DATANG MEMBANTU KLENTING KUNING. KEMUDIAN DATANGLAH SEORANG PENYIAR TV MEMBAWA PENGUMUMAN. Py.TV : “Pengumuman-pengumuman…….Barangnya siapa yang merasa perempuan dan memenuhi persyaratan,seorang pemuda dari dusun seberang mencari jodoh untuk dijadikan pendamping hidupnya.” SEMUA KLENTING JADI RIBUT MENCARI PERAHU,TIBA-TIBA DATANG YUYU KANGKANG MENAWARKAN JASA. Yuyu K :”Duh kanak…nona-nona yang cantik-cantik ini mau kemana ta iya?”
KEMUDIAN MASUK KLENTING KUNING DENGAN BINGUNG
MENCARI PERAHU.KEMUDIAN YUYU KANGKANG LANGSUNG MENAWARKAN JASA. Yuyu K :”Hei …! Nona cantik! Sampeyan pasti mau nyebrang ya? Sudah nggak ada perahu disini, semua perahu karam ke dasar laut! Bagaimana kalau saya sebrangkan? Tapi upahnya cium pipi kanan kiri, bagaimana?” KLENTING KUNING BINGUNG SEJENAK, KEMUDIAN MENYETUJUINYA. K .Kuning :”Baiklah saya setuju.” Yuyu K :”Oke…!Oke…!” Tahap Konflik Memuncak (Turning Point atau Klimaks) Permasalahan yang sudah diperkenalkan di tahap sebelumnya kemudian memuncak di tahap ini. Hal itu membuat sang tokoh mengalami ketegangan dan kesulitan dalam menghadapi konflik yang dia hadapi. Akibatnya, pembaca atau penonton pun menjadi ikut tegang menyimak cerita yang disajikan kepada mereka. SEMUA KLENTING MAJU SATU PER SATU DI TES OLEH MBOK RONDO DADAPAN. Asisten :”Saatnya Pengumuman!” SEMUA KLENTING – KLENTING RIBUT , MERASA DIRINYA YANG TERPILIH KEMUDIAN DATANG KLENTING KUNING DENGAN BERSAHAJA. K.kuning :”Permisi…spada…permisi…saya…mau mendaftarkan diri.” Asisten :” Silakan…silakan…,tapi seperti peserta lain, nona harus memenuhi beberapa persyaratan seperti peserta lain, persyaratannya sbb: Syarat 1: Harus cantik,nilai matematika minimal 8. Syarat 2: Harus bersuara merdu alias bisa menyanyi dan nilai A Syarat 3: Harus mengikuti test kesehatan, bisa lari 100 m tanpa bernapas Syarat4: Bibir harus lengkap dan tidak sumbing,artikulasi harus jelas. Mbok ini ada gadis yang mau melamar lagi, tapi ini lain mbok baunya mak nyoss… Apa kamu siap.” KEMUDIAN MBOK RONDO MELAKUKAN TES TERHADAP KLENTING KUNING. M.Rondo :” Aduh bau apa ini, nduk lihat kakimu, mungkin kamu nginjak tahi kucing, eh ternyata baumu yang nggak enak.” Tahap Konflik Menurun (Antiklimaks) Permasalahan yang memuncak di dalam suatu cerita mulai menurun di tahap ini. Dalam tahap ini, sang tokoh mulai mengetahui cara mengatasi konflik yang tengah dia hadapi. Ketegangan yang dialami oleh pembaca atau penonton pun menurun di tahap ini. Ketegangan tersebut pelahan berubah menjadi kekaguman. Hal itu terjadi karena para pembaca atau penonton terkesima karena sang tokoh berhasil menyelesaikan masalah yang tengah dia hadapi dengan cara yang tak terduga. Contoh : KEMUDIAN MBOK RONDO , ASISTEN DAN ANDE-ANDE LUMUT RAPAT, GADIS MANA YANG AKAN DIPILIH ANDE-ANDE LUMUT. Asisten :”Saatnya pengumuman,berdasarkan hasil rapat segitiga antara saya,mbok rondo dan juragan ande-ande lumut, maka hasil keputusannya adalah……. Klenting abang : Dari hasil pengetesan, kamu terkena virus HIV. Klenting Biru : Dari hasil pengetesan kamu sering merokok dan minum- miniman keras, akibat salah pergaulan. Klenting Ijo : Dari hasil pengetesan , dan…sudah terlihat dari fisik kamu yang kurus dan perutmu besar,kamu terkena penyakit cacingan. Klenting Ungu : Dari hasil pengetesan, kamu terkena anemia…. Dan terlihat dari wajahmu yang pucat. Jadi kesimpulannya, semua tidak bisa menjaga kesehatan,jadi semuanya tidak bisa diterima dan pipinya terlihat bekas sun yuyu kangkang. Klenting kuning… dari hasil pengetesan kamu bebas penyakit, jadi kamulah yang terpilih.” Tahap Penyelesaian (Resolution) Di tahap ini, semua masalah yang tersaji di dalam cerita sudah terselesaikan. Tidak ada konflik lanjutan karena semua konflik sudah diselesaikan oleh sang tokoh di dalam cerita yang disajikan. Di tahap ini, pembaca atau penonton bisa menyimpulkan kesan yang mereka dapat dari cerita tersebut, sekaligus pesan atau amanat di balik cerita tersebut. Contoh: KLENTING KUNING LANGSUNG BERDIRI DISAMBUT OLEH ANDE-ANDE LUMUT. A. lumut :”Diajeng…akhirnya kau kutemukan. Epilog Bagian penutup yang isinya inti sari cerita atau kesimpulan/ akhir drama Contoh: TERDENGAR MUSIK DENGAN LAGU “ AKHIRNYA KUMENEMUKANMU”